You are on page 1of 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Narkotik Anti Psikotik dan Zat Adiktif (NAPZA)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas keperawatan komunitas


pada Program Profesi Ners

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

ATIKAH LOVIANI
SOFARIAH RAHMAWATY
AI SITI RAHMAH
RANITYA HARDIAN YUNITA
ERVIANA ANGGI PUTERI
MUCHIBBATURRACHMAH
RIZKIANI DWI PUTRI
SELVIA RAHMAYOZA

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Bahasan : NAPZA


Sasaran & Kriteria : Remaja RW 03
Hari/Tanggal : Minggu, 18 Maret 2018
Waktu : 09.00 WIB
Pelaksana : Mahasiswa Kelompok 3 PPN 34 Unpad

I. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan, klien mampu memahami dan tau
mengenai penyakit menular seksual
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit di


harapkan klien mampu:

a. Mengetahui pengertian NAPZA dan macamnya


b. Mengetahui faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA
c. Mengetahui tanda dan gejala ketergantungan obat
d. Mengetahui bahaya penggunaan NAPZA
e. Mengetahui cara pencegahan penggunaan NAPZA

II. Pokok Bahasan


Narkotika Anti Psikotik dan Zat Adiktif (NAPZA)
III. Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian NAPZA dan macamnya
b. Faktor Penyebab penyalahgunaan NAPZA
c. Tanda dan gejala ketergantungan obat
d. Bahaya penggunaan NAPZA
e. Cara pencegahan penggunaan NAPZA
IV. Materi
( Terlampir )
V. Alokasi Waktu
Penkes dilakukan selama 30 menit (09.00-09.30 WIB)
VI. Strategi Instruksional
1. Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluh

2
2. Di dalam penyampaian materi, penyuluh menggunakan media dengan
tulisan dan video yang menarik
3. Fasilitator dilibatkan secara aktif untuk mencegah peserta
meninggalkan tempat penyuluhan sebelum waktunya
4. Mengadakan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pengetahuan
peserta sebelum diberikan penyuluhan
5. Menjelaskan materi penyuluhan:
a. Pengertian NAPZA dan macamnya
b. Faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA
c. Tanda dan gejala ketergantungan obat
d. Bahaya penggunaan NAPZA
e. Cara pencegahan penggunaan NAPZA
6. Memberikan kesempatan bertanya kepada peserta
7. Mengadakan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
peserta terhadap materi “NAPZA”

VII. Proses Belajar Mengajar


Kegiatan
Waktu Metode Media
Pemberi Materi Peserta
3 menit Pembukaan :
 Moderator membuka kegiatan  Memperhatikan dan Ceramah
dengan mengucapkan salam. menjawab salam
Ceramah
 Moderator memperkenalkan diri  Memperhatikan
dan memperkenalkan
narasumber kepada pesera
 Moderator menjelaskan tujuan  Memperhatikan Ceramah
dari penyuluhan Ceramah
 Moderator menyampaikan  Memperhatikan
kontrak waktu 1x30 menit
 Moderator menyebutkan materi  Memperhatikan
Ceramah
yang akan diberikan
4 menit Pretest
 Moderator bertanya seputar  Menjawab pertanyaan Tanya Jawab
pemahaman peserta mengenai sesuai dengan pengetahuan
NAPZA yang dimiliki
15 menit Pelaksanaan :

 Menjelaskan Pengertian  Memperhatikan Ceramah Video


NAPZA dan macamnya,
faktor penyebab
penyalahgunaan NAPZA,
tanda dan gejala

3
ketergantungan obat bahaya
penggunaan NAPZA, cara
pencegahan penggunaan
NAPZA
 Memberi kesempatan  Bertanya pada pemberi tanya jawab
kepada pesera untuk bertanya materi dan mengutarakan
Tanya jawab
. pendapatnya
 Menjawab pertanyaan peserta  Memperhatikan
7 menit Evaluasi :
 Menanyakan kembali kepada  Menyebutkan poin-poin Tanya jawab
peserta tentang materi yang telah bahasan yang telah
diberikan. disampaikan
 Menyebutkan macam-
 Meminta peserta mengulang macam PMS, penyebab,
kembali materi yang telah cara mendeteksi, dan Tanya Jawab
disampaikan. manfaat melakukan
deteksi PMS

2 menit Terminasi :
 Mengucapkan terimakasih  Mendengarkan Ceramah
atas peran serta peserta
 Mengucapkan salam penutup  Mendengarkan dan
menjawab salam Ceramah

VIII. JOB DESKRIPSI


Job Deskripsi
1. Penyaji : Menyampaikan materi tentang NAPZA kepada peserta
2. Moderator : Memandu jalannya penyuluhan
3. Notulen : Mencatat pertanyaan dan jawaban selama penyuluhan
berjalan
4. Fasilitator : Memotivasi peserta penyuluhan untuk mengajukan
pertanyaan

IX. EVALUASI
Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta setelah mendapatkan
pendidikan kesehatan selama 30 menit, maka Peserta diberikan pertanyaan :
a. Sebutkan pengertian dari NAPZA dan macamnya
b. Sebutkan faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA
c. Sebutkan tanda dan gejala dari ketergantungan obat
d. Sebutkan bahaya penggunaan NAPZA
e. Sebutkan cara pencegahaan penggunaan NAPZA

4
X. KRITERIA EVALUASI
.1. Evaluasi Stuktur
a. Satuan pengajar sudah siap satu hari sebelum dilaksanakannya
kegiatan
b. Alat dan tempat siap sebelum kegiatan dilaksanakan.
c. Struktur organisasi atau pembagian peran sudah dibentuk sebelum
kegiatan dilaksanakan.
d. Penyuluh sudah siap sebelum kegiatan dilaksanakan.
2. Evaluasi Proses
a. Alat dan tempat bisa digunakan sesuai rencana.
b.Klien mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah
direncanakan.
3. Evaluasi Hasil
a. 75% peserta dapat menyebutkan pengertian NAPZA dan macamnya
b. 75% peserta dapat menyebutkan faktor penyebab penyalahgunaan
NAPZA
c. 75% peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala ketergantungan
obat
d. 75% peserta dapat menyebutkan bahaya penggunaan NAPZA
e. 75% peserta dapat menyebutkan cara pencegahan penggunaan
NAPZA

5
Lampiran 1 (Materi)

Narkotika Anti Psikotik dan Zat Adiktif (NAPZA)

A. PENGERTIAN

NAPZA merupakan singkatan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif


lainnya yang bekerja pada pusat penghayatan kenikmatan otak
sebagaimana kenikmatan sensasi, makan, dan stimulasi seksual. Karena itu
bagi yang sudah menghayatinya selalu muncul dorongan kuat untuk
menggunakan napza guna memperoleh kenikmatan lahir batin atau eforia.
Semakin kuat napza mempengaruhan pusat-pusat penghayatan maka
semakin kuat pula potensi ketergantungan yang akan ditimbulkan.
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika,
dan Zat Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba
(Narkotika, Psikotropika dan Bahan-bahan berbahaya lainnya).
NARKOTIKA: zat-zat alamiah maupun buatan (sintetik) dari
bahan candu/kokaina atau turunannya dan padanannya – digunakan secara
medis atau disalahgunakan yang mempunyai efek psikoaktif.
ALKOHOL : zat aktif dalam berbagai minuman keras,
mengandung etanol yang berfungsi menekan syaraf pusat
PSIKOTROPIKA: adalah zat-zat dalam berbagai bentuk pil dan
obat yang mempengaruhi kesadaran karena sasaran obat tersebut adalah
pusat-pusat tertentu di sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang). Psikotropik meliputi : Ecxtacy, shabu-shabu, LSD, obat
penenang/ tidur, obat anti depresi dan anti psikosis.
ZAT ADIKTIF lainnya yaitu zat-zat yang mengakibatkan
ketergantungan (aseton, thinner cat, lem). Zat-zat tersebut sangat
berbahaya karena bisa mematikan sel-sel otak. Zat adiktif juga termasuk
nikotin (tembakau) dan kafein (kopi).

NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh


manusia, baik secara oral (melalui mulut), dihirup (melalui hidung)

6
maupun intravena (melalui jarum suntik) sehingga dapat mengubah
pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Penggunaan
NAPZA berlanjut akan mengakibatkan ketergantungan secara fisik dan/
atau psikologis serta kerusakan pada sistem syaraf dan organ-organ
otonom. NAPZA terdiri atas bahan-bahan yang bersifat alamiah (natural)
maupun yang sintetik (buatan). Bahan alamiah terdiri atas tumbuhan dan
tanaman, sedangkan yang buatan berasal dari bahan-bahan kimiawi.

B. BERBAGAI FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN


NAPZA
Pada setiap kasus, ada berbagai penyebab yang khas mengapa
seseorang menyalahgunakan NAPZA dan ketergantungan. Artinya,
mengapa seseorang akhirnya terjebak dalam perilaku ini merupakan
sesuatu yang unik dan tidak dapat disamakan begitu saja dengan kasus
lainnya. Beberapa faktor yang berperan pada penyalahgunaan NAPZA
adalah :
1. Faktor Keluarga
Faktor orangtua atau keluarga yang ikut menjadi pencetus remaja
menjadi penyalahgunaan napza adalah orang tua yang:
 Kurang komunikatif dengan anak dan terlalu menuruti kemauan
anak (permisif).
 Terlalu sibuk dan kurang memberi perhatian pada anak, Tidak
sepaham dalam mendidik anak.
 Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orangtua) mengalami
ketergantungan NAPZA
 Keluarga dengan manajemen keluarga yang kacau, yang terlihat
dari pelaksanaan aturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan
ibu.
Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada
upaya penyelesaian yang memuaskan semua pihak yang berkonflik.
Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan
anak, maupun antar-saudara.

7
Keluarga dengan orangtua yang otoriter. Di sini peran
orangtua sangat dominan, dengan anak yang hanya sekadar harus
menuruti apa kata orang tua dengan alasan sopan santun, adat istiadat,
atau demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa diberi
kesempatan untuk berdialog dan menyatakan ketidaksetujuannya.
Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut
anggotanya mencapai kesempurnaan dengan standar tinggi yang harus
dicapai dalam banyak hal.
Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi
kecemasan dengan alasan yang kurang kuat, mudah cemas dan curiga,
dan sering berlebihan dalam menanggapi sesuatu.
2. Faktor Kepribadian
Kepribadian penyalahguna NAPZA juga turut berperan dalam
perilaku ini. Pada remaja, biasanya penyalahguna NAPZA memiliki
konsep diri yang negatif dan harga diri yang rendah. Perkembangan
emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidak mampuan
mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif agresif
dan cenderung depresi, juga turut mempengaruhi.
Selain itu, kemampuan remaja untuk memecahkan masalahnya
secara adekuat berpengaruh terhadap bagaimana ia mudah mencari
pemecahan masalah dengan melarikan diri. Hal ini juga berkaitan
dengan mudahnya ia menyalahkan lingkungan dan lebih melihat faktor-
faktor di luar dirinya yang menentukan segala sesuatu. Dalam hal ini,
kepribadian yang dependen dan tidak mandiri memainkan peranan
penting dalam memandang NAPZA sebagai satu-satunya pemecahan
masalah yang dihadapi.
Sangat wajar bila dalam usianya remaja membutuhkan pengakuan
dari lingkungan sebagai bagian pencarian identitas diri. Namun bila ia
memiliki kepribadian yang tidak mandiri dan menganggap segala
sesuatunya harus diperoleh dari lingkungan, akan sangat memudahkan
kelompok teman sebaya untuk mempengaruhinya menyalahgunakan

8
NAPZA. Di sinilah sebenarnya peran keluarga dalam meningkatkan harga
diri dan kemandirian pada anak remajanya.
3. Faktor Kelompok
Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok,
yaitu cara teman-teman atau orang-orang seumur untuk mempengaruhi
seseorang agar berperilaku seperti kelompok itu. Tekanan kelompok
dialami oleh semua orang bukan hanya remaja, karena pada
kenyataannya semua orang ingin disukai dan tidak ada yang mau
dikucilkan.
Kegagalan untuk memenuhi tekanan dari kelompok teman
sebaya, seperti berinteraksi dengan kelompok teman yang lebih
populer, mencapai prestasi dalam bidang olah raga, sosial dan
akademik, dapat menyebabkan frustrasi dan mencari kelompok lain
yang dapat menerimanya. Sebaliknya, keberhasilan dari kelompok
teman sebaya yang memiliki perilaku dan norma yang mendukung
penyalahgunaan NAPZA dapat muncul.
4. Faktor Kesempatan
Ketersediaan NAPZA dan kemudahan memperolehnya juga
dapat dikatakan sebagai pemicu. Indonesia yang sudah menjadi tujuan
pasar narkotika internasional, menyebabkan zat-zat ini dengan mudah
diperoleh. Bahkan beberapa media massa mendapat informasi bahwa
para penjual narkotika menjual barang dagangannya di sekolah-sekolah,
termasuk sampai di SD. Penegakan hukum yang belum sepenuhnya
berhasil tentunya dengan berbagai kendalanya juga turut menyuburkan
usaha penjualan NAPZA di Indonesia.
5. Faktor lingkungan
Lingkungan masyarakat yang bayak berperan dalam menentukan
karakteristik seseorang, sifat serta perilaku seseorang akan sangat
berpengarug terhadap penyalah gunaan obat tersebut karena kondisi
lingkungan yang kurang aktiv dalam upaya pemberantasan peredaran
obat- obatan tersebut atau sikap tak acuh seolah membiarkan
penyalahgunaan napza.

9
C. TANDA DAN GEJALA KETERGANTUNGAN OBAT
Tanda-tanda umum untuk mengenali apakah anak sudah mulai
terlibat dalam penyalahgunaan NAPZA:
1. Perubahan Fisik
a. Badan kurus
b. Tampak mengantuk
c. Mata merah, cekung
d. Bekas suntikan/goresan di lengan /kaki
2. Perubahan Perilaku
a. Emosi labil
b. Takut sinar/air
c. Menyendiri
d. Bohong/mencuri.
e. Menjual barang
f. Pergi tanpa pamit
g. Halusinasi
h. Paranoid
D. BAHAYA PENGGUNAAN NAPZA.
Semua jenis obat dan zat dapat membahayakan tubuh bila
digunakan tidak sesuai dengan aturan pemakaiannya. Efek obat akan
sangat tergantung pada berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seberapa
besar efeknya bagi tubuh tergantung pada jenis obat yang digunakan,
berapa banyak dan sering digunakan, bagaimana cara menggunakan obat
itu, dan apakah digunakan bersama obat lain. Efek obat terhadap tubuh
manusia juga tergantung dari berbagai faktor psikologis seperti
kepribadian, harapan atau perasaan saat memakai, dan faktor biologis
seperti berat badan, kecenderungan alergi, dll. Secara fisiologis organ
tubuh yang paling banyak dipengaruhi adalah sistem syaraf pusat (SSP) ,
termasuk otak dan sumsum belakang organ-organ otonom seperti
jantung, paru-paru, hati, ginjal, dan pancaindera. Kerusakan pada organ-
organ tubuh itu menghilangkan dan merusak fungsi-fungsi tubuh

10
pemakai sebagai manusia normal, sehingga selanjutnya pemakai tidak
dapat lagi hidup normal.
Ketergantungan fisik menyebabkan timbulnya rasa sakit luar biasa
bila ada usaha untuk mengurangi pemakaiannya atau bila pemakaian
akan dihentikan. Ketergantungan secara psikologis menimbulkan tingkah
laku yang kompulsif (berkeras, ngotot) untuk memperoleh obat-obatan
tersebut Ketergantungan ini menyebabkan perilaku orang tersebut
menjadi aneh dan kadang-kadang tak terkendali.
Keadaan ini semakin buruk manakala tubuh sang pemakai menjadi
kebal, sehingga kebutuhan tubuh akan zat yang biasa dipakainya tersebut
meningkat untuk dapat sampai pada efek yang sama “tingginya” (disebut
toleransi). Dosis yang tinggi dan pemakaian yang sering diperlukan
untuk menenangkan keinginan yang besar. Semakin tinggi dosis dan
semakin sering pemakaian, semakin besar kemungkinan pemakai
mengalami over dosis (takaran melebihi kemampuan tubuh
menerimanya) yang menyebabkan kematian.
Penyalahgunaan NAPZA menimbulkan berbagai perasaan enak,
nikmat, senang, bahagia, tenang dan nyaman pada pemakainya. Tetapi
perasaan positif ini hanya berlangsung sementara, yaitu selama zat
bereaksi dalam tubuh. Begitu efek NAPZA habis, yang terjadi adalah
justru rasa sakit dan tidak nyaman sehingga pemakai merasa perlu
menggunakannnya lagi. Hal ini terus berulang sampai pemakai menjadi
tergantung. Ketergantungan pada NAPZA inilah yang mengakibatkan
berbagai dampak negatif dan berbahaya, baik secara fisik, psikologis
maupun sosial.
a. Fisik : sistim syaraf pusat yaitu otak dan sum-sum tulang
belakang, organ-organ otonom (jantung, paru, hati, ginjal)
dan pancaindera.
b. Psikologis atau kejiwaan : Perasaan tertekan bila tidak
memakai obat tersebut, percobaan bunuh diri karena tidak
dapat mendapatkan obat yang dibutuhkan, melakukan
tindak kekerasan.

11
c. Sosial dan Ekonomi : Merugikan keluarga, sekolah,
lingkungan, masyarakat bahkan bangsa.
d. Hukum Dan Keamanan : Pemakai NAPZA seringkali
tidak dapat mengendalikan diri dan bersikap sesuai
dengan norma-norma umum masyarakat dan hal itu
melanggar hukum yang berlaku di negera Indonesia.
e. Lingkungan : pengguna NAPZA akan cenderung
berperilaku tidak sesuai dengan norma dalam masyarakat.
E. CARA PENCEGAHAN PENGGUNAAN NAPZA
Penyembuhan ketergantungan Napza di bagi menjadi tiga bagian
yaitu pencegahan, terapi (pengobatan) dan rehabilitasi. Terapi di bagi
menjadi dua tahapan, detoksifikasi (membersihkan Napza dari tubuh ) dan
pasca detoksifikasi ( pemantapan ), yang dalam pengobatannya bermaksud
bukan hanya fisik pasien yang disembuhkan tetapi juga kejiwaan, sosial dan
keimanannya
1. Peranan Diri Sendiri
a. Jangan pernah mencoba
b. Bergaul dengan selektif
c. Jadi diri sendiri
d. Melakukan kegiatan yang positif
e. Pendirian yang teguh
f. Kenali lingkungan dengan benar
g. Kenali dengan benar informasi tentang Napza
h. Mendekatkan diri dengan Tuhan
2. Peranan Orang Tua
a. Menciptakan keluarga yang harmonis
b. Menanamkan rasa tanggung jawab dan percaya diri
c. Menciptakan komunikasi secara terbuka dan harmonis
d. Menyalurkan hobi dan bakatnya secara positif
e. Memperlakukan anak secara adil
3. Peranan Masyarakat
a. Gerakan kampanye anti Napza

12
b. Bekerjasama dengan orang yang berpengaruh
4. Peranan Pemerintah
a. UU tentang Narkotika dan Psikotropika
b. Pembentukan LSM
c. Pembentukan Tempat Rehabilitasi
Meskipun kita harus bergaul dengan sesama teman tanpa memilih-
milih, namun kita harus tetap menjaga agar pergaulan tidak merugikan dan
membahayakan diri kita. Sedekat apapun hubungan pertemanan kita, kita
harus selalu berani menolak ajakan yang :
 Tidak bermanfaat (misalnya nonkrong sambil mengisap ganja
sampai malam).
 Jelas merugikan atau melanggar aturan (misalnya permintaan
untuk menjualkan obat/NAPZA).
 Menakutkan atau mencurigakan (misalnya menemui bandar
NAPZA).
 Menolak ajakan teman tidak perlu dilakukan dengan kasar atau
marah, tetapi dapat dilakukan dengan halus dan sopan tetapi harus
tegas, dan dengan alasan yang masuk akal. Dengan cara yang baik
tetapi tegas, teman yang mengajak dapat mengerti dan berhenti
merayu atau memaksa kita. Carilah alasan yang tepat untuk
menolak seperti : “terima kasih, tapi saya tidak mau karena saya
tidak suka nongkrong”, “terima kasih, tapi saya tidak mau terlibat
dalam kegiatan yang merugikan saya”, “saya tidak mau karena
saya harus mengerjakan hal penting di rumah”.
 Bentengi dirimu dengan iman dan mendekatkan diri kepada
Tuhan. Karena dirimu sungguh berarti. Masa depan yang cerah
menantimu selalu. Say No To Drug.

13
Lampiran II

DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

NO. NAMA PARAF

14
DAFTAR PUSTAKA

BNN-RI. 2017. Info data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI

Badan Narkotika Nasional (2014). Terapi KomunitasDalam Rehabilitasi Sosial


Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta : Departemen Sosial RI

Joewana, Satya (2005) Pencegahan Dan Penanggulanagan Penyalahgunaan


Narkoba Berbasis Sekolah. Jakarta : PT Balai Pustaka

15

You might also like