Professional Documents
Culture Documents
PERCOBAAN I
PENERAAN VOLUMETRI
OLEH:
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bermanfaat baik dalam skala laboratorium maupun dalam skala industri. Pemisahan
pada dasarnya memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur. Proses
pengetahuan dan keterampilan yang cukup maka hasil dari proses pemisahan dapat
beberapa jenis metode dalam ekstraksi sperti maserasi, refluks, ekstraksi cair-cair dan
lain sebagainya. Metode-metode ekstraksi tersebut memiliki prinsip dasar yang sama
Ekstraksi adalah proses pemisahan satu atau lebih komponenn dari suatu campuran
Ekstraksi dapat dipakai untuk memisahkan dari kadar rendah sampai dengan kadar
tinggi
Sebuah hukum menyatakan bahwa bahwa “bila dua pelarut dimasukkan zat
terlarut (solut) yang tidak dapat tercampur dalam kedua pelarut tersebut, akan terjadi
pembagian kelarutan”. Hukum ini disebut hukum distribusi Nernst. Kedua pelarut
biasanya pelarut organik dan air. Cara mengetahui larutan terdistribusi dengan ke
dalam dua pelarut tersebut dilakukan dengan cara dikocok dan dibiarkan terpisah.
Tetapan distribusi atau koefisien distribusi merupakan perbandingan
konsentrasi solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap dan merupakan suatu tetapan
pada suhu tetap. Sehingga pada suatu ekstraksi dapat ditentukan tetapan distribusinya.
Berdasarkan latar belakng tersebut maka dilakukan percobaan ini untuk menentukan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini adalah untuk menentukan nilai
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh pada percobaan ini adalah dapat menentukan nilai
pelarut. Komponen yang dipisahkan dalam ekstraksi dapat berupa padatan dari suatu
sistem campuran padat-cair, berupa cairan dari suatu sistem campuran cairan-cairan,
atau padatan dari suatu sistem padatan-padatan. Ekstraksi dapat dilakukan dengan
mempengaruhi ekstraksi antosianin yaitu jenis pelarut, pH dan suhu (Isnaini, 2010)
proses pemisahan fasa cair yang memanfaatkan perbedaan kelarutan zat terlarut yang
akan dipisahkan antara larutan asal dan pelarut pengekstrak (solvent). Aplikasi
ekstraksi cair-cair terbagi menjadi dua kategori yaitu aplikasi yang bersaing langsung
dengan operasi pemisahan lain dan aplikasi yang tidak mungkin dilakukan oleh
operasi pemisahan lain. Apabila ekstraksi cair-cair menjadi opersai pemisahan yang
bersaing dengan operasi pemisahan lain, maka biaya akan menjadi tolak ukur yang
fase cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk
pemisahan secara cepat dan bersih baik untuk zat organik maupun zat anorganik.
Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis makro maupun mikro. Selain itu untuk
logam seperti lantanida, karena faktor pemisahan antara lantanida begitu kecil banyak
stage ekstraksi diperlukan. Proses multistage, fasa air dari satu stage ekstraksi
secara berlawanan arah. Oleh karena itu dengan cara ini jika pemisahan di antara dua
logam di tiap stage kecil, sistem keseluruhan dapat memiliki faktor dekontaminasi
konsentrasi zat terlarut dan suhu. Menurut Nernst, hokum distribusi di atas hanya
berlaku untuk zat terlarut yang tidak mengalami diasosiasi, asosiasi dan reaksi dengan
pelarut. Jika tidak terjadi asosiasi, diasosiasi atau polimerisasi pada fase-fase tersebut
dan keadaan yang kita punyai adalah ideal, maka harga Kd sama dengan D. Untuk
tujuan praktis sebagai ganti harga Kd atau D, lebih sering digunakan istilah persen
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 15 Maret 2016, pada
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah erlenmeyer 50 mL, buret
25 mL, corong pisah 150 mL, timbangan analitik, gelas kimia 100 mL, corong biasa,
pipet volume 5 mL, Batang pengaduk, pipet tetes, statif dan klem.
2. Bahan
(Na2S2O3), padatan iod, asam sulfat (H2SO4) 2 M, kloroform (CHCl3), larutan kanji
Padatan Iod
Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
2. Analisis data
I2 + 2S2O32- 2I + S4O62-
Diketahui :
V H2O = 50 mL = 0,05 L
BM I2 = 254 g/L
M Na2S2O3= 0,01 M
Penyelesaian :
50 𝑔𝑟𝑎𝑚
Wa = 25 𝑔𝑟𝑎𝑚 ×V titrasi Na2S2O3 × M Na2S2O3 ×BM I2
50 𝑔𝑟𝑎𝑚
Wa = 25 𝑔𝑟𝑎𝑚
× 0,005 L × 0,01 × 254 g/mol
Wa = 0,0254 gram
Worg = Wo – Wa
= 0,125 g – 0,0254 g
= 0,0996 gram
-Nilai KD
50 𝑔𝑟𝑎𝑚
Wa = 25 𝑔𝑟𝑎𝑚 × V titrasi Na2S2O3 × M Na2S2O3 ×BM I2
50 𝑔𝑟𝑎𝑚
Wa = × 0,005 L × 0,01 × 254 g/mol
25 𝑔𝑟𝑎𝑚
Wa = 0,0254 gram
Wa / V air
KD= (Wo – Wa)
S
0,0254 𝑔𝑟𝑎𝑚
50 𝑚𝐿
= 0,00996 gram
5 mL
0,000508
= 0,01992
= 0,0255 gram
B. Pembahasan
dilarutkan ke dalam larutan aquades dan ditambahkan kloroform dan dikocok dengan
beberapa menit agar I2 dapat terdistribusi secara maksimal. Larutan didiamkan hingga
terbentuk dua fase dan dipisahkan antara lapisan atas dan lapisan bawahnya. Secara
teori, kloroform memiliki berat jenis 1,49 gcm-3 dan air memiliki berat jenis 1,00
gcm-3. Karena klorofom memiliki massa jenis yang lebih besar sehingga pada lapisan
lapisan iod dalam kloroform sedangkan lapisan atas adalah iod dalam air. Lapisan
atas dan lapisan bawah dititrasi dengan menggunakn larutan Na2S2O3 0,1 N. Titrasi
yang digunakan dalam penentuan koefisien distribusi adalah titrasi iodometri karena
iod dalam perobaan berperan sebagai analit. Mendekati titik akhir titrasi,
Hal ini dapat diketahui dari perubahan warna yaitu dari biru menjadi bening.
Larutan kanji dan iod dapat membentuk kompleks dan iod akan terlepas dari
mendekati titik akhir titrasi karena untuk menghindari agar kanji tidak membungkus
iod.
Hal ini dapat diketahui dari perubahan warna yaitu dari biru menjadi bening.
Larutan kanji dan iod dapat membentuk kompleks dan iod akan terlepas dari
mendekati titik akhir titrasi karena untuk menghindari agar kanji tidak membungkus
iod.
mL. Berdasarkan teori, jika harga Kd besar maka solut cenderung terdistribusi ke
dalam pelarut organik dibanding dalam air. Percobaan dapat diuraikan bahwa iodium
lebih banyak terdistribusi dalam kloroform dibanding dalam air karena harga KD-nya
besar. Hal ini disebabkan oleh sifat kloroform yang hampir sama dengan sifat I2
dibanding dengan sifat air dengan I2. I2 bersifat semipolar, air bersifat polar dan
kloroform yang bersifat semipolar yang telah hampir nonpolar (sifat transisi antara
Titrasi tersebut diperoleh harga KD iod dalam air-kloroform sekitar 0,0255 mL. Jika
Biyantoro, D., Muhadi A.W. dan Dwi B. 2010, Kajian Pemisahan Zr–Hf dengan
Proses Ekstraksi Cair–Cair, Jurnal Proses Prosiding PPI – PDIPTN, ISSN :
0216 - 3128 189.
Isnaini, L. 2010. Ekstraksi Pewarna Merah Cair Alami Berantioksidan dari Kelopak
Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L) dan Aplikasinya pada Produk Pangan.
Jurnal Teknologi Pertanian. 11 (1).