You are on page 1of 8

PENGARUH PEMBERIAN EXATON-F PADA PAKAN DENGAN DOSIS YANG BERBEDA

TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN FCR JUVENIL IKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp)

Ir. Tri Wahyudi, MMA


DOSEN UNISLA

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Exaton-F pada pakan dengan dosis yang berbeda
terhadap laju pertumbuhan dan FCR juvenile ikan Nila Merah (Oreochromis sp). Hasil penelitihan menunjukkan
bahwa pemberian Exaton-F pada pakan juvenile ikan Nila Merah dengan dosis yang berbeda berpengaruh
terhadap laju pertumbuhan dan konversi pakan (FCR) juvenile Ikan Nila Merah. Nilai tertinggi rata-rata laju
pertumbuhan sesaat diperoleh pada perlakuan C (dosis 10 ml/kg) 2,43 % kemudian diikuti oleh perlakuan E (dosis
20 ml/kg) 1,55 %, B (dosis 5 ml/kg) 1,54 % D (dosis 15 ml/kg) 1,50 % dan A (dosis 0 ml/kg) 1,44 %. Nilai rata-
rata konversi pakan (FCR) tertinggi dicapai pada perlakuan C sebesar 1,70 gr/gr diikuti E sebesar 4,82 gr/gr, A
sebesar 5,11 gr/gr, D sebesar 5,11 gr/gr, B sebesar 5,32 gr/gr. Perlakuan berpengaruh (tidak berbeda nyata)
terhadap persentase kelangsungan hidup dan kualitas air ikan Nila Merah. Dimana persentase kelangsungan
hidup tertinggi diperoleh pada perlakuan C ( dosis 10 ml/kg) dan A (dosis 0 ml/kg) (100 %) dan terendah pada
perlakuan B (dosis 5 ml/kg) 95,55%).

Kata kunci : Exaton-F, Ikan Nila Merah, FCR


PENDAHULUAN Nusantara dan diproses dengan cara fermentsai
sehingga senyawa-senyawa organic (tanaman obat
Ikan Nila Merah (Oreochromis sp) merupakan jenis tersebut) terurai menjadi unsus-unsur yang lebih
ikan yang diintroduksikan dari luar negeri. Bibit ikan sederhana sehingga muda diserap oleh jaringan tubuh
ini didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai ikan.
Penelitian Perikanan air Tawar pada tahun 1969
(Djarijah, 1995). Setelah melalui masa penelitian dan Exaton-F adalah formula alami untuk meningkatkan
adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada produktifitas dan mempertahankan kontiyunitas
petani ikan di seluruh Indonesia. produksi usaha perikanan. Sebagai terobosan baru
Ikan Nila Merah (Oreochromis sp) disukai oleh dengan pengobatan internal, sasaran utama Exaton-F
berbagai bangsa karena dagingnya yang enak dan adalah melakukan pencegahan sebelum penyakit
tebal seperti daging ikan kakap merah. Selama ini tersebut timbul, karena bagaimanapun juga
pengembangannya budidaya ikan nila merah tidak pencegahan jauh lebih murah dan menguntungkan
banyak mengalami masalah, namun ada salah satu dari pada mengobati.
masalah yang perlu diperhatikan yaitu masalah pakan
pakan ini berperan sangat penting bagi Metode pengobatan Exaton-F pada pakan dapat
pertumbuhannya. Pada kondisi yang masih juvenile memacu pertumbuhan ikan, hal ini harus sesuai
ikan ini membutuhkan pakan yang mempunyai dengan pemberian dosis/takaran yang sesuai dengan
kandungan protein yang tinggi. resistensi ikan itu sendiri. Menurut Widarto ( 2004),
pemberia Exaton-F dengan dosis 15 ml/kg pakan
Pertumbuhan pada ikan selain dipengaruhi oleh sudah dapat memacu pertumbuha ikan bandeng.
pakan, juga dipengaruhi oleh kesehatan ikan. Ikan Untuk mengetahui dosis penggunaan Exaton-F yang
yang sakit nafsu makannya berkurang/berhenti terbaik maka perlu dilakukan penelitian tentang dosis
makan. Selain bermanfaat dalam meningkatkan yang optimal guna mendapatkan laju pertumbuhan
ketahanan tubuh, Exaton-F juga dapat memperbaiki juvenile ikan Nila Merah yang terbaik dan nilai Feed
kualitas air. Convertion Ratio (FCR) yang terendah.

Menurut Widarto (2004), salah satu cara untuk


memacu pertumbuhan ikan adalah mengggunakan MATERI DAN METODE
bahan–bahan alami yang dapat merangsang
pertumbuhan ikan itu sendiri, seperti tanaman obat Tempat dan Waktu Penelitian
keluarga (Toga) yang dicampurkan pada pakan ikan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium FMIPA
Exaton-F merupakan hasil olahan dari ekstrak BIOLOGI ITS Surabaya. Waktu penelitian dimulai
berbagai tanaman obat tradisional diseluruh pada bulan April – Mei 2007.

9
Materi Penelitian Tabel 2. Nilai gizi pakan pellet PT Central Proteina
Prima Merk 581
1) Hewan Uji
Hewan uji ang digunakan untuk penelitian ini adalah
juvenil ikan Nila Merah (Oreochromis sp) yang Kandungan Pakan Kadar (%)
berukuran 3-5 cm dengan berat ± 3 gram/ekor.
Protein 30-32
2) Wadah Lemak 3-5
Wadah yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan akuarium berukuran 40 x 30 x 30 ccm, Serat 4-6
sebanyak 15 buah.
Abu 5-8
3) Air Media
Air Media percobaan yang digunakan dalam Kadar Air 11-13
penelitian ini menggunakan air sumur dan diisikan ke
akuarium yang masing-masing dengan ketinggian 25 Metode Penelitian
cm.
Metode penelitian yang di gunakan
4) Alat adalah metode eksperimen, yaitu
Peralatan yang digunakan dalam penelitian metode dengan melakukan serangkaian percobaan
sebagaimana yang tercantum dalam Tabel. 1 untuk melihat suatu hasil yang akan menjelaskan
bagaimana kedudukan hubungan antara
Tabel. 1 Peralatan yang digunakan dalam penelitian. variabel yang diselidiki. Menurut Nazir (1988),
tujuan penelitian eksperimen ini adalah untuk
men yelid iki ada tid aknya hub ungan seb ab
No Nama Alat Kegunaan akib at terseb ut dengan cara memberikan
1 Oxymeter tipe Handylab Mengukur Suhu dan DO perlakuan tertentu pada beberapa kelompok
eksperimen.
2 Timbangan Menimbang bahan
Teknik pengambilan data dalam penelitian ini
3 Aerator + batu aerasi Supplay Oksigen dilakukan dengan cara observasi langsung yaitu
4 Erlenmeyer 250 ml Mengambil air
teknik pengambilan data dimana peneliti mengadakan
pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala
5 Selang Menyipon subyek yang diselidiki, baik pengamatan itu
dilakukan di dalam situasi yang sebenarnya maupun
6 Serok/Scoop net Mengambil ikan
situasi buatan yang khusus diadakan (Surakhmad,
7 Botol semprot Menyemprot/Tempat air 1989). Sedangkan data yang diamati adalah:
 Berat ikan per akuarium setiap seminggu
8 Bak Saring Mengambil ikan sekali
9 Suntikan/Siring Mengambil larutan Exaton
 FCR
 Survival rate
10 Gelas Ukur Mengukur volume air  Kualitas air (pH,DO,Suhu dan Amoniak) per
akuarium setiap seminggu
11 Plastik Menyimpan ikan

12 pH pen Mengukur pH 1) Rancangan Percoban


Rancangan Percobaan yang digunakan dalam
5) Bahan Percobaan penelitian ini adalah Rancangan acak Lengkap
- Exaton –F (RAL). Hal ini didasarkan pada media eksperimen
- Pakan pellet yang dibuat homogen, seperti hewan uji, umur
- Kaporit ikan/berat ikan, jumlah hewan uji, wadah, air
tawar, pH, DO, jumlah aerasi, intensitas cahaya, dan
tempat yang sama (Marmon, 1992).

Penelitian ini menggunakan 3 kali ulangan pada 5


macam perlakuan. Sehingga dalam penelitian

10
terdapat 15 unit percobaan. Kelima level perlakuan  Pengaturan sirkulasi dan aerasi untuk bak-bak
tersebut adalah sebagai berikut : penelitian.
 Perlakuan A : Dosis 0 ml/kg
 Perlakuan B : Dosis 5 ml/kg b) Ikan
 Perlakuan C : Dosis 10 ml/kg  Ikan diletakkan dalam bak penampungan
 Perlakuan D : Dosis 15 ml/kg bervolume 1 m 3 air dengan kondisi air media
 Perlakuan E : Dosis 20 ml/kg yang sama selama kurang lebih 3 hari agar
Model statistik yang digunakan dalam penelitian ini dapat menyesuaikan diri dengan keadaan
adalah lingkungan setempat.
Yij= µ + T1+ ∑ij i = 1 , 2 , 3 , … , t
T= 1,2,3,…., r 2) Pelaksanaan Penelitian
 Menimbang ikan uji dan memasukkan ke
Dimana, akuarium dengan kepadatan 15 ekor/akuarium.
Yid = nilai pengamatan pada perlakuan ke-I dan ulangan  Pemberian pakan sebesar 5 % terhadap berat
ke-j
µ = nilai tengah umum biomas, pada pukul 06.00, 12,00, 16.00 WIB.
Ti = pengaruh perlakuan ke-i Sebelumnya dilakukan pencampuran dengan
∑ij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-I ulangan Exaton-F. Adapun cam pencampuran Exaton-F
ke-j dalam pakan adalah:
r = jumlah ulangan pada perlakuan ke-i
t = jumlah perlakuan a. Memasukkan pakan yang diberikan ke
dalam bak plastik.
2) Batasan Variabel b. Menyiramkan atau memercikkan larutan
a) Laju pertumbuhan sesaat adalah : besarnya Exaton-F yang sudah diencerkan dengan air
perubahan bobot rata-rata individu ikan menurut bersih secukupnya dan diaduk dengan rata.
waktu (Hariati, 1989). c. Mengangin-anginkan pakan selama ± 30
b) Fees Convertion Ratio (FCR) adalah : menit agar larutan Exaton-F meresap ke
perbandingan antara jumlah pakan yang dalam pakan.
dikonsumsi denan pertambahan bobot badan  Untuk menjaga kualitas air media, dilakukan
(Mujiman, 1991). pengambilan feces dan sisa pakan setiap
c) Exaton – F merupakan ekstrak berbagai harinya dengan cara menyimpan sejumlah
tanaman obat tradisional di seluruh Nusantara. air yang ada di akuarium.
Diproses dengan cara fermentasi sehingga  Pengukuran kualitas air (pH) setiap seminggu
senyawa-senyawa organik (tanaman obat sekali pada waktu yang sama. Suhu dan DO
tersebut) terurai menjadi unsur-unsur yang lebih diukur setiap hari, pukul 06.00, 12.00 dan 16.00
sederhana sehingag mudah diserap oleh jaringan WIB.
tubuh ikan (Widarto, 2004).  Penghitungan pertumbuhan ikan
d) Juvenil ikan Nila Merah (Oreochromis sp) dilakukan setiap 7 hari sekali dengan
adalah ikan Nila Merah (Oreochromis sp) yang menimbang seluruh ikan uji pada setiap
berumur kurang lebih 20 hari dan berukuran 3 – akuarium. Kemudian dilakukan penyesuaian
5 cm (Suyanto, 2002). jumlah pakan untuk diberikan pad. hari
selanjutnya.
Prosedur Penelitian  FCR dihitung dengan membagi antara
1) Persiapan jumlah pakan yang diberikan dan perubahan
Sebelum pelaksanaan kegiatan penelitian berat badan ikan uji setiap 7 hari sekali. SR (%)
dilakukan, terlebih dahulu dilakukan persiapan dihitung.
materi yang akan dipakai dalam penelitian, meliputi
persiapan alat, bahan dan ikan yang akan Parameter Uji Penelitian
dipergunakan.
1) Parameter Uji Utama
a) Alat Parameter uji utama yang diukur dalam penelitian ini
 Wadah berupa akuarium disusun dalam unit meliputi :
percobaan sesuai dengan rencana denah  Pertumbuhan ikan diukur dengan menggunakan
percobaan. rumus laju pertumbuhan sesaat ikan Nila Merah
 Akuarium dibersihkan dan disterilkan ( Oreochromis sp) yaitu :
menggunakan Kaporit. Wt = Wo.egt

11
Dari uji beda nyata terkecil (BNT) di atas dapat
dimana, dilihat bahwa. perlakuan C (dosis 10 ml/kg)
Wt = berat rata-rata ikan
menunjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap
pada waktu tertentu (gr)
Wo= Berat rata-rata ikan pada perlakuan A (dosis 0 ml/kg), perlakuan B (dosis 5
waktu t = 0 (gr) ml/kg), perlakuan D (dosis 15 ml/kg) dan p erlakuan
t = waktu pengamatan (hari) E (dosis 20 ml/kg).Sedangkan perlakuan A
g = laju pertumbuhan
(dosis 0 ml/kg) menunjukkan pengaruh tidak
e = bilangan konstanta 2,71828
(Efendi,1979)
berbeda nyata terhadap perlakuan B (dosis 5 ml/kg),
perlakuan D (dosis 15 ml/kg) dan perlakuan E
 Feed Convertion Ratio (FCR) (dosis 20 ml/kg). Perlakuan B (dosis 5 ml/kg)
= Jumlah Pakan yang diberikan menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap
Wt – Wo perlakuan A (dosis 0 ml/'kg), perlakuan D (dosis 15
FCR = Nilai Konversi pakan ml/kg) dan perlakuan E (dosis 20 ml/kg). Perlakuan
Wt = Berat rata-rata ikan pada D (dosis 15 ml/kg) juga menunjukkan pengaruh
waktu tertentu (gr) yang tidak berbeda nyata terhadap perlakuan A
Wo = Berat rata-rata ikan pada waktu t = 0 (gr)
(dosis 0 ml/kg), perlakuan B (dosis 5 ml/kg) dan
2) Parameter Uji Penunjang perlakuan E (dosis 20 ml/kg).
 Tingkat Kelangsungan Hidup/Survival Rate
(SR) =
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah Ikan Hidup Akhir Penelitian x100%
Jumlah Ikan Awal Penelitian Laju Pertumbuhan Seaat

 Kualitas air Dari hasil penelitian maka dapat dilakukan


Kualitas air yang diamati selarna penelitian meliputi perhitungan untuk mendapatkan nilai laju
Suhu, pH dan Oksigen terlarut yang berfungsi pertumbuhan juvenil ikan Nila Merah (Oreochromis
untuk menjaga stabilitas lingkungan hidup ikan sp) yang hasilnya dapat dilihat sebagai berikut.
nila merah. Pengukuran suhu dan DO dengan
Oxymeter tipe HandyLab, sedangkan pH Tabel 5. Laju Pertumbuhan Seaat Juvenil Ikan Nila
menggunakan pH pen. Merah (Oreochromis Sp)
Laju Pertumbuhan Seaat
Analisa Data Perlakuan
% BW/Minggu Arc sin √%
A 0,063 1,44
Dari data yang terkumpul dicatat dan ditampilkan
B 0,073 1,54
dalam bentuk tabel dan grafik. Untuk mengetahui
C 0,180 2,43
pengaruh perlakuan terhadap respon parameter uji
D 0,070 1,50
digunakan analisa sidik ragam atau uji F. jika uji
E 0,073 1,55
F berbeda nyata atau sangat nyata maka
Keterangan : Data merupakan hasil rata-rata dari 3
dilanjutkan ke uji BNT (Beda Nyata Terkecil).
kali ulangan
Untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan
dan untuk mengetahui dosis mana yang terbaik
Untuk dapat mengetahui pengaruh perlakuan
maka dilakukan uji beda nyata terkecil (BNT)
terhadap laju pertumbuhan Juvenil Ikan Nila Merah
seperti pada Tabel dibawah ini :
dilakukan analisa sidik ragam atau uji F seperti
T ab el 1 . D a fta r B NT Laj u P er t u mb u ha n
berikut
j uv e ni l i ka n Ni la Mera h
Oreochronfiv sp).
Tabel 6. Analisa Sidik Ragam Laju Pertumbuhan
Perlaku A = D= B = E = C= Sesaat Juvenil Ikan Nila Merah
Notasi
an 1,44 1,50 1,54 1,5 2,43
(Oreochromis Sp)
A = 1,44 - a Sumber F Tabel
Db JK KT F hit
D = 1,50 0,06 ns
- a Keragaman 5% 1%
Perlakuan 4 2,05 0,512 36,57** 3,48 5,99
B = 1,54 0,10ns 0,04ns - a Galat 10 0,14 0,014
E = 1,55 0,11ns 0,05 ns 0,01ns - Total 14
a
** **
Ket : ** (berbeda sangat nyata
C = 2,43 0,99 0,93 0,89 0,88 **
**
- b
Ket : * * ( Berbeda Sangat Nyata) Dari analisa sidik ragam menunjukkan bahwa
ns (Tidak Berbeda Nyata)
pemberian Exaton-F dengan dosis yang berbeda

12
memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pemanfaatan pakan serta efektifitas dan efisiensi
laju pengaruh tidak berbeda nyata terhadap perlakuan kerena bakteri pengurai dalam pencernaan akan
A (dosis 0 ml/kg), perlakuan B (dosis 5 ml/kg) dan semakin rendah. Apabila terlalu banyak probiotik
perlakuan D (dosis 15 ml/kg). dalam pakan akan menjadi racun terhadap sistem
Ikan sebagaimana hewan lain harus mendapatkan pencernaannya karena me mp engaru hi keasa ma n
energi dari makanan yang dikonsumsi Beberapa d alam la mb u ng d an ak hi mya me mp e ngar uhi
unsur pokok makanan seperti protein, karbohidrat pertumbuhannya. Keasaman atau pH dalam
dan lemak digunakan ikan dalam proses katabolisme lambung (RCI) sekitar 4 - 4,5, jika terjadi
dan anabolisme (pertumbuhan). penurunan akibat dosis bakteri pengurai berlebihan,
Pertumbuhan juvenil ikan Nila Merah maka akan terjadi ketidakseimbangan sistem
(Oreochro mis sp) pada masingmasing perlakuan pencernaan (Suriawiria, 1996). Seperti halnya
disebabkan adanya masukan energi yang berasal dari pencernaan pada manusia, apabila terlalu banyak
makanan buatan (pellet). Menurut Suyanto minum probiotik (yakult) akan menyebabkan
(1994) pertumbuhan ikan Nila Merah keasaman lambung yang tinggi sehingga
(Oreochromis sp) selain dipengaruhi tersedianya menyebabkan sakit diare (Anonymous, 2001).
makanan juga dipengaruhi oleh kualitas air tempat Menurut Teruohuga dan Wididana (1996),
hidupnya. penggunaan EM-4 dalam bentuk cair langsung
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perlakuan melalui media pemeliharaan ikan gurami,
pemberian Exaton – F dengan dosis yang berbeda menghasilkan pertumb uhan tertinggi dengan
memberikan respon yang berbeda sangat nyata dosis EM 4 0,4 mg/l, sedangkan menurut
terhadap laju pertumbuhan juvenil ikan Nila Merah Sudarmanto (2000), penggunaan probiotik
(Oreochromis sp). Laju pertumbuhan juvenil ikan Aqua Simba dalam bentuk cair langsung melalui
Nila Merah (Oreochromis sp) tertinggi diperoleh media pemeliharaan ikan gurami, menghasilkan
pada perlakuan C (dosis 10 ml/kg), diikuti berturut- pertumbuhan tertinggi dengan konsentrasi 10 ppm.
turut oleh perlakuan E (dosis 20 m1/kg), perlakuan Grafik hubungan (kurva respon) antara perlakuan
B (dosis 5 ml/kg), perlakuan D (dosis 15 ml/kg) dosis Exaton-F yang berbeda terhadap laju
dan yang terakhir adalah perlakuan A (dosis 0 pertumbuhan juvenil ikan Nila Merah dapat dilihat
ml/kg). Hal tersebut membuktikan bahwa pakan pada Gambar di bawah ini :
yang menggunakan tambahan Exaton-F (B, C,
D dan E) telah dapat dimanfatkan oleh juvenil
39
sehingga dapat diasumsikan bahwa juvenil
sudah mengalami proses adaptasi terhadap pakan
tersebut. Artinya pengaruh enzim yang terkandung
dalam Exaton-F pada pakan buatan berfungsi efektif
dalam tubuh (pencernaan) ikan. Hal ini sesuai
dengan pemyataan Murtidjo (2001), bahwa
Exaton termasuk golongan makanan tambahan
pelengkap yang membantu pencernaan yaitu
perangsang pertumbuhan yaitu berupa enzim yang
berfungsi efektif didalam tubuh ikan dan
memberikan efek antara lain membantu
mengefektifkan p enggunaan zat-zat
makanan, mencegah p er tumb uhan
mikroorganisme yang dapat menghasilkan
amoniak yang berlebihan dan mengand ung
nitro gen d alam usu s, me mp erlancar
ab sorb si dalam usus, memperbaiki konsumsi
makanan, mencegah dan mengobati penyakit yang Gambar 2. Grafik Hubungan antara Dosis Exaton-F
bersifat patologis di saluran usus. pada pakan terhadap Laju Pertumbuhan Ikan Nila
Perlakuan dengan penambahan dosis Exaton – F Merah Selama Penelitian
yang lebih tinggi dari perlakuan C (dosis 10 ml/kg
pakan) yaitu perlakuan D (dosis 15 ml/kg pakan) dan Kelangsungan Hidup (SR)
perlakuan E (dosis 20 ml//kg pakan) diperoleh
laju pertumbuhan yang lebih rendah. Hal Tingkat kelangsungan hidup atau survival rate (SR)
tersebut diduga bahwa semakin tinggi dosis adalah persentase ikan yang hidup setelah jangka
Exaton-F pada pakan buatan, maka tingkat

13
waktu tertentu. Jumlah juvenil ikan Nila Merah
(Oreochromis sp) yang hidup selama penelitian.
Tabel 13. Nilai Kisaran Kualitas Air Selama
Tabel 11. Data Kelangsungan Hidup (%) Ikan Nila Penelitian
Merah (Oreochromis sp) tiap perlakuan
selama penelitian No Parameter Kisaran Pustaka
1 Suhu (oC) 23,1-25,0 21 – 32 0C (Boy
Ulangan Rata- 1982)
Perlakuan Total
1 2 3 Rata
2 pH 7,0-7,5 6,5 – 8,5
A 100 100 100 300 100 (Anoymous 2003)
B 93,33 93,33 100 286,66 95,55 3 DO (mg/l) 5,3-6,7 Minimal 5 mg/l
C 100 100 100 300 100 (Anoymous 2003)
D 100 100 93,33 293,33 97,77
E 93,33 100 100 293,33 97,77
Total 486,66 493,33 493,33 1473,33 491,09
KESIMPULAN
Hasil p enelitia n me nu nj uk kan b a h wa
masi ng -masi ng p er lakua n memberikan respon Dari Hasil peneitian tentang pengaruh pemberian
yang tidak berbeda nyata atau perlakuan tidak Exaton-F pada pakan dengan dosis yang berbeda
berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup teradap laju pertumbuhan dan konversi pada juvenile
juvenil tkan Nita Merah (Oreochromis sp). Hal ikan Nila Merah dapat disimpulkan bahwa :
tersebut dibuktikan dari hasil sidik ragam tingkat - Perlakuan pemberian Exaton-F pada
kelangsungan hidup juvenile ikan Nila Merah selama pakan juvenil ikan Nila Merah
penelitian tidak berbeda nyata. memberikan pengaruh yang berbeda sangat
Dari penelitian didapatkan hasil bahwa, nyata terhadap laju pertumbuhan sesaat dan
kelangsungan hidup ikan Nila Merah konversi pakan (FCR) tetapi tidak memberikan
(Oreochromis sp) tinggi, sehingga dapat dikatakan pengaruh yang berbeda nyata terhadap
bahwa penambahan Exaton-F dalam pakan tidak tingkat kelangsungan hidup (SR). SR
memberikan efek negatif bagi kelangsungan hidup tertinggi sebesar 100 % dan FCR terbaik
ikan. Sebagaimana dikatakan oleh Widarto (2004), sebesar 1,70.
bahwa hadirnya zat kekebalan pada Exaton-F yang - Perlakuan pemberian Exaton-F pads pakan
benar-benar menjadi terobosan barn yang belum buatan juvenil ikan Nila Merah (Oreochromis
pernah ada sebelumnya, sehingga membuat kasus sp) tidak memberikan pengaruh nyata
kematian gurami setelah berumur I bulan dapat terhadap kualitas air baik suhu, pH maupun
dihindari. oksigen terlarut. Suhu rata-rata selama
Usaha praktis pencegahan ikan sakit adalah penelitian sebesar 23,1 T – 25,0 T, pH rata-rata
melalui pemberian pakan dengan campuran sebesar 7,0 – 7,5 dan oksigen ter] arut rata-rata
probiotik dengan tujuan untuk kesehatan ikan dan sebesar 5,3 – 6,7 mg/l. Kualitas air tersebut
mencegah terjadinya penyakit. masti h pads kisaran yang layak untuk
Keuntungan spesial penggunaan makanan probiotik kehidupan juvenil ikan Nila Merah
adalah pencegahan terjadinya stress pada ikan seperti (Oreochronus sp).
penanganan saat pengangkutan (De Wet, 2003). Dari Hasil peneitian tentang pengaruh pemberian
Exaton-F pada pakan dengan dosis yang berbeda
Kualitas Air teradap laju pertumbuhan dan konversi pada juvenile
ikan Nila Merah dapat disarankan sebagai berikut :
Selama penelitian dilakukan pengukuran parameter - Untuk meningkatkan laju p ertumb uhan
kualitas air sebagai parameter penunjang. Kualitas air j uvenil ikan Nila merah (Oreochromis sp)
yang diukur meliputi Suhu, pH dan Oksigen terlarut sebaiknya menggunakan Exaton yang dicampur
(DO). Data basil pengukuran kualitas air dapat dilihat dalam pakan dengan dosis 10 ml/kg pakan.
pada Lampiran. 6. Bila hasil pengukuran tersebut - Perlu dilakukan penelitian lajliutan tentang
dibandingkan dengan kualitas air yang seharusnya, perlakuan pemberian Exaton – F pada pakan
maka kualitas air ini masih berada pada kisaran terhadap jenis ikan yang berbeda .
normal. Adapun kisaran kualitas air dari hasil - Perlu dakukan penelitian lebih lanjut tentang
penelitian tertera pada Tabel dibawah ini : pemberian Exaton pada pakan juvenile ian Nila
Merah terhadap daya cerna ikan,daya cerna
protein dan energi.

14
REFERENSI Nuffic/Unibraw/Lisw/Fish Fisheries Project.
Universitas Brawijaya. Malang.
Anggorodi, 1985. Nutrisi Ternak Unggas.
Gramedia. Jakarta. Juli, A.M. 1979 Poultry Husbandry. 3 rd Ed. Mc
Graw Hill Book Company. New York
Anonymous, 1991. Petunjuk Teknis Budidaya Ikan
Nila. Balai Penelitian dan Pengembangan
Pertanian- Pusat Penelitian dan Pengembangan Marmono, E. A. 1992. Rancangan Percobaan.
Perikanan. Departemen Pertanian. Jakarta. Penerbit Fapet UNSOED. Purwokerto.

Albaster, J.S dan R. Lloyd, 1984. Water Murtidjo,B.A, 2001. Pedoman Meramu Pakan
Qualyty Criteria for Fresh Water Fish. Ikan. Kanisius. Yogyakarta.
Food and Agriculture Organization of the United
Nations. London. Nort, M.O, and DO, Bell., 1978 Commercial
Chicken Production Manual 2 Editon. Avi
Boyd, C.B, 1982. Water Quality Management for Company. Inc. Westport, ithac. New York..
Pond Fish Culture. Elsevier Scientific
Publishing Compaq. New York. Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi
Ikan. Penerbit Bina Cipta Bandung.
Budiyanto, M.A-K-, 2000, Pemanfaatan
Molase dalam Produksi Nata De Santoso, U,.1996. Budidaya Ikan Nila. Penerbit
Coco. Laporan Penelitian DPP UMM. Lembaga Kanisius. Yogyakarta.
Penelitian UMM.
Sudarmanto, A. 2000. Pemberian Mikroba
Buwono, I. B., 2000. Kebutuhan Asam Amino Probiotik Lokal untuk Meningkatkan Nafsu
Essenasial dalam Ransum Ikan. Penerbit Makan Ikan Gurami (Osphronemus
Kanisjus. Yogyakarta. gouramy Lac). Laporan PKL, Fakultas
Biologi, Pengelolaan Sumberdaya Perikanan,
Cholik, FA Wiyono dan R. Arifudin, 1989. UNSOED. Purwokerto
Pengelolaan Kualitas Air Kolam. INFIS
Manual Seri No. 36. Departemen Pertanian.
Dlr'en Perikanan Jakarta. Sugiarto, 1988. Teknik Pembenihan Ikan Mujair
dan Ikan Nila. CV. Simplex. Jakarta.

Davies, D. L., 1982. A Course Manual in


Nutrition and Growth. The Australian Surakhhmad, W. 1989. Pengantar Penelitian
International Development Programme. Ilmiah. Penerbit Tarsito. Bandung.
Melbourne.
Sutini, L. 1989. Monitoring Oksigen Terlarut
dalam Rangka Pengelolaan Kualitas Air
De wet, L, 2003, Fish Nutrition, http; www-
Suatu Perairan. Fakultas Perikanan Unibraw.
Voguelph-ca/ fish nutrition/pubt. html.
Malang.
Djarijah, A. S., 1995. Nila Merah Pembenihan don Suyanto, R. 2002. Nila. Penerbit Penebar
Pembesaran secara Intensif. Penerbit Kanisius. Swadaya. Jakarta
Yogyakarta.

Terouhuga dan Wididana, G.N, 1996. Teknologi


Endang, D.,1997. Pengaruh Pemanfaatan Limbah Effektive Mikroorganisme (EM). Indonesia
Industri sebagai Pupuk terhadap Kepadatan Kyusel Nature Farming Societies (IKNFSO) PT.
dan Keragaman Plankton didalam Budidaya Songgolangit Persada, Jakarta.
Ikan Nila Merah (Oreochromis sp). Hasil
Penelitian Thesis Program Pasca Sarjana Treawavas, E. 1982 Tilapia. Taxonomy and
Brawijaya Malang Speciation. In : R.S.V. Pulin and R.H.
Lowe-MC. Connel (eds). The Biolfgy and
Hariati, A. 1989. Diktat Kuliah Makanan Ikan. Culture of Tilapias. ICLARM Conference

15
Proceedings. ICLARM. Manla, Philippines.

Wahyu, J. 1982. Ilmu Nutrisi Ternak Unggas.


Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Widarto 2004. Exaton –F.CV. Gunung makmur.


Malang.

Zonneveld, N., E.A. Huismen and J.H. Boon


1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan.
Gramedia. Jakarta.

16

You might also like