Professional Documents
Culture Documents
PTK Stad Losung
PTK Stad Losung
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
membentuk siswa yang ideal memiliki mental yang kuat, sehingga dapat mengatasi
memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif. Guru mengajar dengan metode
konvensional yaitu metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengar,
catat dan hafal (3DCH) sehingga Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjadi
monoton dan kurang menarik perhatian siswa. Kondisi seperti itu tidak
Indonesia. Akibatnya hasil belajar yang dicapai siswa tidak seperti yang
diharapkan. Selama ini siswanya masih kurang aktif dalam hal bertanya dan
pembelajaran yang terjadi sebagian besar dilakukan oleh guru (teacher centered),
maka dalam penelitian ini akan diupayakan peningkatan pemahaman siswa melalui
1
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pendekatan pengajaran yang
guru untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
banyak faktor yang mungkin bisa menjadi penyebab terjadi permasalahan tersebut
diatas.
Oleh karena itu perlu dicari jalan keluar untuk mengatasi masalah
aktif, kreatif, bisa bekerja sama dan membangun daya pikir yang
optimal. Untuk itu melalui penelitian ini akan dicobakan suatu metode
kooperatif tipe STAD adalah adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam
2
sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota
yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan
ini adalah sebagai berikut : ”Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa
1. Pembatasan Masalah
Ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:
itu membosankan
model pembelajaran oleh guru yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigzaw
3
2. Rumusan Masalah
Apakah hasil belajar siswa Bahasa Indonesia siswa kelas VIIB SMP N 2 Belang
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
mengajar dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VIIB
SMP N 2 Belang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru, Bagi guru dapat terjadi inovasi dalam proses pembelajaran karena
2. Bagi Siswa, Siswa semakin termotivasi dan lebih aktif dalam proses
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi
4
BAB II
mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam penggunaan metode terkadang guru harus
menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Penggunaan metode yang tepat
dan bervariasi dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan
dengan siswa, interaksi ini bertujuan untuk membuat siswa dapat belajar yang pada
akhirnya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Usaha guru
untuk berinteraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara, berbagai cara inilah yang
disebut metode pembelajaran. Karena interaksi ini bertujuan siswa dapat mencapai
tujuan pembelajaran, maka metode ini dapat diartikan juga suatu cara yang
kegiatan belajar siswa (Sudjana, 2002:76), karena itu penggunaan metode tidak
5
a. anak didik
b. Tujuan
c. Situasi
d. Fasilitas
e. Guru
kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam
belajar dalam suatu kelompok kecil dan dikehendaki untuk saling memberi
penjelasan yang baik, menjadi pendengar yang baik, mengajukan pertanyaan yang
benar. Salah satu faktor penunjang dalam usaha peningkatan prestasi belajar adalah
menerapkan metode yang tepat agar diperoleh hasil belajar yang maksimal.
melayani.
6
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan
rendah.
c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin
berbeda-beda.
bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil agar lebih mudah menemukan dan
yang saling terkait. Unsur-unsur tersebut, menurut Nurhadi (2004:12) adalah saling
keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang
a. Kuis lisan
7
3) Guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk menjawab, sementara anggota
jawaban mereka pada pertemuan berikutnya dan menyerahkan jawaban yang telah
diperbaiki semua.
c. Penghargaan kelompok
perhitungan yaitu Menghitung skor individu dan skor kelompok dan Menghargai
prestasi kelompok.
ketrampilan yang diberikan oleh guru. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri
8
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu model
pembelajaran dimana siswa di dalam kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok atau
tim yang masing-masing terdiri atas 4 sampai 5 orang anggota kelompok yang
memiliki latar belakang kelompok yang heterogen, baik jenis kelamin, ras etnik,
maupun kemampuan intelektual (tinggi, rendah, dan sedang). Tiap anggota tim
menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim.
berikut:
1. Presentasi kelas
Sebelum menyajikan materi, guru menekankan arti penting tugas kelompok dan
untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan
dipelajari.
Selama kegiatan kelompok, guru bertindak sebagai fasilitator dan memonitor setiap
kelompok untuk dipelajari, bukan sekedar diisi dan diserahkan kembali. Siswa
jawaban dan saling memeriksa ketepatan jawaban dengan teman sekelompok. Jika
9
Setiap akhir pembelajaran suatu pokok bahasan dilakukan tes secara mandiri untuk
mengetahui tingkat pemahaman dan kemajuan belajar individu. Setiap siswa tidak
diijinkan untuk saling membantu satu sama lain selama mengerjakan tes. Setiap
kelompok untuk meraih prestasi maksimal dan melakukan yang terbaik bagi dirinya
a. Persiapan
orang.
3) Menentukan nilai dasar yang merupakan nilai rata-rata siswa pada tes yang telah
b. Tahap pembelajaran
10
2) Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, diikuti
kuis secara sendiri-sendiri. Setelah selesai guru memberikan skor individu dan skor
disumbangkan masing-masing anggota tim dibagi dengan jumlah anggota tim (Nur,
2000 : 31-35).
1) Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru maupun tes
baku.
2) Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol untuk
keberhasilan akademisnya.
11
keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok maka dinamika
misalnya tiga, maka seorang anggota akan cenderung menarik diri dan
kurang aktif saat berdiskusi dan apabila kelompok lebih dari lima maka
tetap sebagai hasil dari pengalaman. Untuk dapat tercapai suatu perubahan tingkah
eksternal.” (Anni, 2004:11). Yang termasuk faktor internal mencakup kondisi fisik
eksternal antara lain seperti variasi dan derajat kesulitan materi (stimulus), yang
12
Menurut Afirin (1991:3) bahwa “Prestasi adalah kemampuan, keterampilan,
dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu tugas”. Prestasi belajar suatu hal
yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia selalu berusaha mengejar prestasi
menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Suatu prestasi belajar tidak hanya
sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai
berikut:
1) Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan
2) Prestasi belajar siswa yang terutama dinilai adalah aspek kognitifnya karena
3) Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau angka nilai dari
evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau
Kesimpulan dari uraian di atas adalah prestasi belajar merupakan hasil yang
menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. “Faktor intern adalah suatu
13
faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern
Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa yang dinyatakan dalam
oleh dua faktor utama yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
meliputi faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh) dan faktor psikologi
Sedangkan faktor ekstern meliputi faktor keluarga (cara mendidik orang tua, relasi
antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan keperluan
keluarga), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah dan alat pelajaran), dan faktor
masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul dan
Tujuan proses belajar mengajar secara ideal adalah agar bahan yang
dipelajari dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Salah satu usaha untuk mencapai hal itu
Maksud utama belajar tuntas adalah usaha dikuasainya bahan oleh siswa yang
(basic learning objectives) dari suatu satuan atau unit pelajaran secara tuntas. Untuk
dianggap tuntas diperlukan standar norma atau ketentuan yang tertentu. Dalam
14
dalam satu kelas harus menguasai sekurang-kurangnya 70% dari tujuan-tujuan
instruksional yang akan dicapai atau siswa telah mendapat nilai minimal 75. Jadi,
untuk siswa yang telah mencapai penguasaan sebesar 75% atau siswa telah
mendapat nilai sebesar 75 maka siswa tersebut berarti sudah dianggap lulus.
J. Kerangka Pemikiran
siswa, mengajak siswa melatih daya pikir sehingga timbul keberanian dan
K. Hipotesis Tindakan
hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VIIB SMP N 3 Pusoamen Kabupaten
Minahasa Tenggara
BAB III
15
METODE PENELITIAN
1. Objek Tindakan
ketrampilan kooperatif yang mereka miliki serta perkembangan hasil belajar yang
ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Kelas ini memiliki jumlah siswa sebanyak 20
orang dengan perincian 10 putra dan 11 putri. Karakteristik siswa pada kelas ini,
baik dari kemampuan akademis, maupun keadaan sosial ekonominya sama seperti
Data yang terkumpul pada setiap setiap pertemuan kaji dan dianalisis, dan
sajikan dalam bentuk tabel. Kemudian peneliti melakukan refleksi, Dimana dari
hasil analisis data dan refleksi peneliti mengkaji kelebihan dan kelemahan yang
16
terjadi dalam proses pembelajaran kemudian dideskripsikan sebagai bahan
yang digunakan:
skor diatas 16,66 , ketrampilan kooperatifnya dianggap cukup baik dan jika 85%
siswa memiliki skor diatas 16,66 maka secara klasikal siswa-siswa dalam kelas
sekolah sesuai dengan KKM yaitu 75 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia
dan jika 85% siswa telah mencapai nilai 75 maka secara klasikal kelas itu telah
tuntas belajar .
Jika dua aspek yang diobservasi diatas sudah memenuhi kriteria seperti yang
dikemukakan di atas maka diputuskan penelitian tidak perlu dilanjutkan lagi pada
siklus berikutnya.
BAB IV
17
A. Gambaran Umum Penelitian
dimulai pada minggu kedua Oktober sampai sampai minggu ke empat November
2012. Penelitian telah melalui dua siklus, setiap siklus terdiri dari tiga kali tatap
muka.
siswa.
C. Penjelasan persiklus
Siklus 1
18
N
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
o
Membantu secukupnya
pada masing-masing
kelompok
Melaksanakan diskusi
kelas
Menarik kesampilan
Melakukan evaluasi
Siklus 2
N
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
o
19
1. Menyusun Menjelaskan kegiatan Mengamati Mencatat hasil
rencana belajar mengajar secara perilaku siswa observasi
perbaikan umumserta hasil yang terhadap
dicapai pada siklus pertama penggunaan Mengevaluasi
model hasil observasi
Membentuk kelompok, pembelajaran
Menyiapkan satu kelompok 4-5 siswa yang diterapkan Menganalisis
rencana hasil
pembelajaran Menjelaskan materi yang Memantau pembelajaran
yang akan dibahas dengan jalannya diskusi
diperlukan singkat dalam kelompok Menyusun
Memberikan LKS kepada laporan
setiap kelompok Mengamati proses
Menyiapkan transfer kelompok
soal/.masalah Memberikan kesempatan
untuk membaca materi Mengamati
Menyiapkan yang terkait dengan pemahaman setiap
instrumen masalah yang diberikan siswa
/format
observasi Diskusi kelompok yang
membahas masalah
Menyiapkan masing-masing
format
evaluasi/tes Membantu secukupnya
pada masing-masing
kelompok
Melaksanakan diskusi
kelas
Menarik kesampilan
Melakukan evaluasi
a. Siklus Pertama
Ketrampilan Kooperatif
20
Pertemuan
No Kel 1 2 3 Jumlah Rata-rata Ket
1 I 12 15 16 43 14,33 C
2 13 17 18 48 16,00 C
3 14 14 14 42 14,00 C
4 15 17 18 50 16,67 B
5 16 16 16 48 16,00 C
6 II 16 17 17 50 16,67 B
7 13 14 15 42 14,00 C
8 16 16 16 48 16,00 C
9 14 16 17 47 15,67 C
10 17 18 19 54 18,00 B
11 III 16 18 19 53 17,67 B
12 15 15 17 47 15,67 C
13 16 18 19 53 17,67 C
14 16 16 18 50 16,67 B
15 14 15 16 45 15,00 C
16 IV 13 15 15 43 14,33 C
17 13 13 13 39 13,00 C
18 15 17 18 50 16,67 B
19 16 18 19 53 17,67 B
20 16 17 18 51 17,00 B
21 17 17 18 52 17,33 B
1008 16,00
Tabel 3
1 I 60 TT
2 76 T
3 66 TT
4 76 T
5 74 TT
6 II 88 T
7 64 TT
8 70 TT
21
9 72 TT
10 76 T
11 III 78 T
12 64 TT
13 80 T
14 72 TT
15 68 T
16 IV 68 TT
17 66 TT
18 76 T
19 80 T
20 64 TT
21 78 T
72,19
Tabel 4
Kelompok I = 1 orang
Kelompok II = 2 orang
Kelompok IV = 4 orang
Jumlah = 9 orang
Hasil ini menunjukkan bahwa dari 21 siswa baru 9 atau 40% siswa memiliki
Kelompok I = 2 orang
Kelompok II = 2 orang
Kelompok IV = 3 orang
22
Jumlah = 10 orang
Hasil ini menunjukkan bahwa baru 10 orang dari 21 siswa atau 47, 62% siswa yang
tuntas hasil belajarnya. Ini menunjukkan bahwa perlu dilanjutkan tindakan pada
Interpretasi:
Motivasi dan perhatian siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran masih
kurang dan materi perlu diperjelas dalam kelompok dan sebaiknya disampaikan
oleh anggota kelompok. Karena motivasi dan perhatian siswa yang masih kurang
b. Siklus kedua
Ketrampilan Kooperatif
Pertemuan
No Kel Jumlah Rata-rata Ket
1 2 3
1 I 15 16 17 48 16,00 C
2 18 18 19 55 18,33 B
3 17 18 19 54 18,00 B
4 18 19 21 58 19,33 B
5 17 17 18 52 17,33 B
6 II 19 20 21 60 20,00 B
7 15 17 18 50 16,67 B
8 16 18 19 53 17,67 B
9 17 18 19 54 18,00 B
10 19 19 20 58 19,33 B
11 III 18 19 20 57 19,00 B
12 16 17 18 51 17,00 B
13 18 19 20 57 19,00 B
14 16 18 20 54 18,00 B
15 19 20 21 60 20,00 B
16 IV 16 18 18 52 17,33 B
17 15 16 17 48 16,00 C
18 18 18 20 56 18,67 B
19 19 19 21 59 19,67 B
23
20 16 17 18 51 17,00 B
1085 18,08
Tabel 5
Tabel 6
Kelompok I = 4 orang
24
Kelompok II = 5 orang
Kelompok IV = 5 orang
Jumlah = 19 orang
Hasil ini menunjukkan bahwa 19 siswa memiliki ketrampilan kooperatif yang baik,
Kelompok I = 4 orang
Kelompok II = 4 orang
Kelompok IV = 5 orang
Jumlah = 18 orang
Hasil ini menunjukkan bahwa 18 siswa atau 85,71% siswa tuntas belajar. Ini
menunjukkan bahwa secara klasikal para siswa sudah tuntas belajar, sehingga tidak
Interpretasi:
Pada siklus kedua ini ketrampilan kooperatif dan hasil evaluasi/tes siswa
mengalami peningkatan.
25
I 9 42, 95%
Ketrampilan
Kooperatif
II 19 90,48%
I 10 47,62%
Hasil
Evaluasi belajar
II 18 85,71%
Tabel 7
Hasil Penelitian
sejalan dengan ketrampilan kooperatif siswa. Hasil penelitian ini juga menunjukkan
100
90
80
70
60
50
40
30
20 Jumlah yang tuntas
10
0 prosentasi yang tuntas prosentasi yang tuntas
Jumlah yang tuntas
Grafik 1
Hasil Penelitian
26
BAB V
A. Kesimpulan
kedua
27
B. Saran.
menyampaikan disarankan:
DAFTAR PUSTAKA
28
Anni, Chatarina Tri, dkk. 2005. ”Psikologi Belajar”. Semarang : UPT UNNES
Press.
Arifin, Zaenal. 1991. ”Evaluasi Interaksional : Prinsip, Teknik, Prosedur”.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hasibuan, J.J. dan Mudjiono. 2000. ”Proses Belajar Mengajar”. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
------------------------. 2002. “Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek”.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. ”Psikologi Belajar”. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Nasution, S. 2002. ”Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar”.
Bandung : PT. Bumi Aksara.
Nurhadi. 2004. ”Kurikulum 2004 : Pertanyaan dan Jawaban”. Jakarta : PT.
Grasindo.
Arikunto, Suharsimi. 2002. ”Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan”. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
29