Professional Documents
Culture Documents
Pasta Salisilat
Pasta Salisilat
DASAR TEORI
1.1 Pasta
Pasta adalah dispersi dari bahan-bahan serbuk yang tidak larut dengan
konsentrasi tinggi (20 sampai 50%) dalam suatu basis lemak atau basis yang
mengandung air (Lachman 1994). Basis lemak tersebut kurang berminyak dan
juga konsistensinya lebih keras dibandingkan salep, karenanya ada bahan
serbuk dalam jumla besar. Pasta dapat melekat pada kulit dengan baik dan
berguna untuk pengobatan luka kronis atau yang disertai penebalan kulit.
Menurut Lachman (1994) pasta membentuk suatu lapisan pelindung yang jika
ditutup dengan pembalut yang sesuai, akan mencegah lecetnya kulit pasien
yang disebabkan oleh penggarukan.
2. TINJAUAN BAHAN
Dibuat sediaan pasta Methyl Salisilat dengan tipe minyak dalam air
yaitu agar mudah tercucikan menggunakan air sehingga tidak ada sisa pada
daerah kulit.
Sediaan pasta Methyl salysilat dibuat sebanyak 30 gram tiap pot yang
mengandung methyl salysilate sebanyak 10 % dari keseluruhan bahan.
5. SPESIFIKASI PRODUK
5.1 Persyaratan Umum Sediaan
1. Daya absorbsi pasta lebih besar dan sering digunakan untuk mengabsorbsi
sekresi cairan serosal pada tempat pemkaian, sehingga cocok untuk luka
akut.
2. Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu karena dapat mengiritasi
kulit, serta praktis dapat mudah untuk dibersihkan
3. Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian
topikal, dan praktis serta mudah dibersihkan dari kulit
4. Konsistensi lebih kenyal dari urgentum, dan tidak memberikan rasa
berminyak seperti urgentum
5. Memiliki persentase bahan padat lebih besar dari pada salep yaitu
mengandung bahan serbuk (padat) antara 40%-50%.
6. Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat. (raharja, 2002)
6.2 Rencana Spesifikasi Sediaan
Bentuk sediaan Pasta
pH sediaan 5,5
6. RANCANGAN FORMULA
Niapasol, dan
Sediaan pasta Dihomogen
Gliserin
6.2 Komponen Penyusun Formula
- Metil Salisilat
- Mentol
- Gliserin
- Nipagin
- Nipasol
- PEG
- Aquades
Jumlah sediaan krim yang dibuat adalah 2 pot yang masing masing
berisi sediaan sebanyak 30 gram. Untuk menghindari adanya kehilangan
bahan saat pembuatan, maka setiap dari bahan masing masing ditambahkan
5%.
1. Metil salisilat ;
2. Nipagin
3. Nipasol
4. BHT
5. Mentol
6. Basis
Gliserin
PEG
8. CARA EVALUASI
8.1 Macam Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan untuk krim metyl salisilate ini ada 6
1. Uji Homogenitas
2. Uji Organoleptis
3. Uji PH
4. Uji Viskositas
5. Uji Daya Sebar
1. Evaluasi Homogenitas
Prinsip evaluasi ini yaitu sebagian sampel diamati pada gelas objek secara
visual untuk mengetahui distribusi partikel/granul dari suatu krim dengan
menggunakan metode susunan partikel yang terbentuk dari sediaan akhir lalu
diamati secara visual. Metodenya sampel diambil pada bagian atas, tengah
atau bawah. Sampel diletakkan pada gelas objek dan diratakan dengan gelas
objek lain hingga lapisan tipis terbentuk. Setelah itu susunan partikel yang
terbentuk diamati visual (FI III, Hal 33). Sediaan pasta yang dihasilkan
memperlihatkan jumlah atau distribusi ukuran partikel yang sama di bagian
manapun
2. Evaluasi Organoleptis
Prinsip dari evaluasi ini yaitu diamati apakah sediaan yang dibuat sesuai
dengan standar pasta yang bertujuan dapat mengevaluasi organoleptis sediaan
dengan menggunakan metode:
3. Evaluasi pH
Prinsip dari Pengukuran pH sediaan dengan menggunakan potensiometri
yang bertujuan untuk dapat menentukan pH dari sediaan dengan
menggunakan metode penetapan pH dilakukan dengan cara potensiometri
atau kolorimetri. Semua larutan untuk penetapan pH menggunakan air bebas
karbondioksida p. pengukuran pada suhu 25˚C±2˚C, kecuali dinyatakan lain
dalam masing-masing (FI IV, hal. 1039). Sediaan pasta yang dihasilkan akan
memiliki pH 4,5-6,5
4. Uji Viskositas
Dilakukan dengan memasukan sampel pada wadah pada alat Rheometer
lalu di runningkan hingga keluar nilai viskositas sediaan
3. Uji PH
Gambar 1. Uji PH
Ph pasta Methyl Salisilate sebesar 5,5
4. Uji Viskositas
Viskositas pasta methyl Salisilate sebesar tidak terbaca (terlalu keras)
5. Uji Daya Sebar
Pasta 4 cm 4 cm 4 cm
9. HASIL PRAKTIKUM
10. PEMBAHASAN
Pasta adalah salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk
karena merupkan salep yang tebal, keras dan tidak meleleh pada suhu badan
maka digunakan salep penutup atau pelindung. Pada pembuatan sediaan pasta
digunakan bahan aktif yaitu Metil salisilat yang memiliki mekanisme
memberikan efek analgesic sehingga dapat menyembuhkan kekakuan dan
nyeri otot. Metil salisilat termasuk kedalam golongan analgesic dan
antiinflamasi topical. Cara pemberiannya, dioleskan pada daerah yang sakit 3
– 4 kali sehari sambil diurut lemah sehingga terserap ke dalam kulit.
Praktikum dengan tema pembuatan sediaan semisolid berupa pasta
terdiri dari formulasi metil salisilat (zat aktif), mentol (n-Hencerr), nipagin
(pengawet pada kompone air), nipasol (pengawet pada komponen minyak),
BHT (antioksidan), PEG&Gliserin (basis), aquadest (pelarut). Pada
pembuatan sediaan sediaan pasta ini menggunakan tipe minyak dalam air.
Dan dibuat dengan juamlah dua pot, yang mana masing-masing pot dengan
bobot 30 gram, setiap 30 gram tersebut mengandung bahan aktif metil
salisilat sebanayak 10%.
Langkah pertama dalam pembuatan dari sediaan pasta ini adalah
dengan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, lalu ditimbang
masih-masing bahan sesuai jumlah perhitungan. Setelah itu dilanjutkan
dengan menggabungkan masing-masing bahan ke dalam fasenya masing-
masing, yaitu fase air dan fase minyak. Kemudian dipanaskan dengan
menggunakan penangas berupa bunsen. Setelah semua bahan tercampur
merata pada masing-masing fase, maka krim tersebut dipindahkan ke dalam
mortir untuk diaduk sehingga membentuk masa semisolid. Kemudian
dikemas dan dilakukan evaluasi.
Evaluasi yang dilakukan untuk menguji spesifikasi dari dari sediaan
pasta ini yaitu terdiri dari uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji
viskositas, dan uji daya sebar. Uji yang pertama yaitu uji homogenetas
dengan cara mengambil sampel lalu dioleskan pada kaca arloji, kemudian
diratakan pada kaca objek sehingga terbentuk lapisan tipis. Diperoleh hasil
yaitu sediaan pasta yang homogen. Hal ini telah sesuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa untuk mengetahui homogenitas dari sediaan pasta yaitu
dengan melihat tidak terdapatnya butiran kasar pada kaca gelas arloji (daud,
dkk, 2016).
Uji yang kedua yaitu uji organoleptik yang terdiri dari kriteria bau
khas metil salisilat, berwarna putih tulang, menimbulkan sensasi dingin
ketika dirasakan pada penggunaan kulit, berbentuk padat, dan bertekstur
keras. Sehingga dapat diketahui bahwa hasil uji organoleptik kurang sesuai
dengan karakteristik sediaan pasta sendiri yang seharusnya berbentuk
semisolid (padat&cair), dan bertekstur lembut. Untuk uji oraganoleptik ini
tidak terjadi perubahan fisik dari minggu sebelum dilakukannya evaluasi.
Selanjutnya uji pH, dimana dalam pengujian ini dilakuakn dengan
ditimbang masing-masing sampel sebnyak 2 gram kemudian dilarutkan
dengan 20 ml pelarut yang digunakan sebelumnya, dan di uji pH
menggunakan PH meter. Hasil yang diperoleh yaitu PH sebesar 5,5. Hal ini
telah sesuai dengan literatur yaitu menurut suciningsih (2015) yang
menyatakan bahwa pH pada sediaan pasta berkisar antara 1-6,8.
Untuk uji viskositas dilakukan dengan memasukkan sampel pada
wadah bawah alat Rheometer ± 2 gram, lalu di Run-kan alat Rheometer,
kemudian dibaca hasil yang muncul. Hasil nya tidak dapat dibaca karena
pasta yang diperoleh terlalu keras/padat. Uji yang terakhir yaitu uji daya sebar
dengan cara disiapkan kertas skala dan cawan petri, diambil sediaan 0,5 gram,
diletakkan cawan petri diatas skala, lalu diletakkan sediaan ditengah cawan
petri dan ditindihkan dengan cawan petri lainnya. Kemudian ditambahakan
pemberat diatasnya 50 gram, 100 gram, dan 150 gram. Hasil yang diperoleh
yaitu dengan panjang 4 cm. Hasil tersebut kurang sesuai dengan literatur
Ansel (1989), karena seharusnya semakin besar berat beban, maka akan
semakin besar pula panjang diameter penyebaran pasta yang dihasilkan
karena semakin beratnya daya tekan yang diberikan beban ke cawan petri dan
sediaan pasta.
PSTMETISIL
Pasta Metil Salisilat
KOMPOSISI :
Tiap kemasan @30 gram pasta mengandung 10 % Metil
salisilat
INDIKASI :
Untuk mengatasi nyeri sendi, peradangan akibat terkilir,
meringankan keseleo, dan mengatasi nyeri otot.
DOSIS :
Oleskan pada kulit yang sakit 3-4 kali sehari.
PERHATIAN :
- Jangan diberikan pada ibu hamil dan menyesui.
- Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
EFEK SAMPING :
Iritasi lokal yang bersifat ringan sampai sedang, eritema,
ruam, deskuamasi pitiroid, pruritus
KONTRA INDIKASI :
Jangan diberikan pada pasien yang alergi terhadap metil
salisilat.
KEMASAN :
Dus, tube 30 gram
CARA PEMAKAIAN
Oleskan secara tipis dan merata pada bagian yang sakit.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Simpan pada suhu ruangan, terlindung sinar matahari langsung
Daftar Pustaka
Anief, M. 2000. Ilmu meracik obat teore dan praktek. Cetakan ke-9. Yogjakarta:
UGM press
Depkes RI. 1979. Formularium indonesia edesi III. Jakarta: departemen kesehatan
repuplik Indonesia
Depkes RI. 1995. Formularium indonesia edesi IV. Jakarta: departemen kesehatan
repuplik Indonesia
Roth, J.H., dan Blaschke, G., 1998, Analisis Farmasi, Cetakan III, diterjemahkan
oleh Kisman, S., dan Ibrahim, S., Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
Soetjiningsih, Gde Ranuh IGN. 2015. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC