You are on page 1of 11

PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DENGAN MENGGUNAKAN

METODE POLIGON DAN METODE PENAMPANG

PROPOSAL

Di susun oleh:
Sri Mulia Abadi
201563010

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
SORONG
2018
1 Latar Belakang
Sebagai sumberdaya energi, batubara memiliki nilai yang strategis dan
potensial untuk memenuhi sebagian besar energi dalam negeri. Sumberdaya
batubara di Indonesia diperkirakan sebesar 36 milyar ton dan tersebar di
Sumatera, Kalimantan dan sisanya di Jawa, Sulawesi dan Irian Jaya.
Selama sepuluh tahun terakhir ini penggunaan batubara dalam negeri terus
mengalami pertumbuhan sejalan dengan pertumbuhan perekonomian dan
industrialisasi. Sektor tenaga listrik merupakan sektor yang mengkonsumsi
batubara paling besar. Saat ini sekitar 30% dari total pembangkitan menggunakan
bahan bakar batubara. Konsumsi batubara untuk pembangkit listrik diperkirakan
akan mencapai dua kali lipat pada awal abad 21.
Berdasarkan informasi di atas maka dilakukan penelitian tentang
perhitungan cadangan batubara dengan menggunakan metode poligon dan metode
penampang. Metode ini bertujuan untuk menghitung jumlah cadangan batubara
untuk masing-masing lapisan. Sebelum melakukan aktivitas penambangan, maka
perlu dilakukan kajian mengenai beberapa aspek untuk mengetahui apakah suatu
wilayah dapat dilakukan penambangan secara ekonomis atau tidak. Aspek-aspek
tersebut meliputi, jumlah cadangan atau bahan galian yang dapat diambil secara
teknis dan ekonomis.

2. Rumusan Masalah
Setelah mengetahui latar belakang diatas, rumusan masalah yang akan
diangkat dan dianggap penting untuk diperhatikan dalam penelitian ini adalah:
1. Berapa jumlah cadangan jika menggunakan metode poligon?
2. Berapa jumlah cadangan jika menggunakan metode penampang?

3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, terfokus, dan menghindari pembahasan
menjadi terlalu luas, maka penulis perlu membatasinya. Adapun batasan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagaai berikut.
A. Perhitungan cadang batubara jika menggunakan metode poligon.
B. Perhitungan cadangan batubara jika menggunakan metode
penampang.
4. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, dan untuk
memahami hakikat dari penelitian ini, maka tujuan dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk:
A. Menghitung jumlah cadangan dengan menggunakan metode poligon.
B. Menghitung cadangan dengan menggunakan metode penampang.

5. Hipotesis
A. Hipotesis nol (H0) dari penelitian ini adalah: Tidak ada perbedaan hasil
perhitungan cadanga jika menggunakan metode poligon dan metode
penampang.
B. Hipotesis alternatif (H1) dari penelitian ini adalah: Ada perbedaan hasil
perhitungan cadanga batubara jika menggunakan metode poligon dan
metode penampang.
6. Dasar Teori
A. Perhitungan cadangan
Setelah kita melakukan ekplorasi pada tahap-tahap kegiatan
penambangan, kemudian tahapan selanjutnya yaitu melakukan analisa
dan perhitungan cadangan. Adapun tujuan dari perhitungan cadangan
yaitu agar dapat menentukan jumlah dan mutu kualitas yang dapat
dipertanggung jawabkan untuk dieksploitasi sesuai dengan kebutuhan.
Dengan perhitungan cadangan akan dapat mengetahui biaya produksi,
membantu perencanaan, efisiensi operasi, control kehilangan dalam
penambangan, unsur produksi tambang, dan sebagainya
Kegiatan lapangan untuk memperoleh data guna perhitungan
cadangan adalah sebagai berikut :
1. Observasi Lapangan
Merupakan gambaran praktis kondisi dan keadaan dilapangan
meliputi pengambilan data geografi.
2. Pemetaan
Tidak mutlak dilaksanakan, untuk pengambilan topografi, bentang
alam, danlereng awal jika peta telah tersedia maka hanya dilakukan
ploting.
3. Pengambilan Contoh
Dapat berupa air, tanah, endapan, singkapan sesuai dengan
metodenya.
4. Pengambilan Data GeologiDapat dilakukan dengan studi literatur
dan pengecekkan langsung dilapangan.
5. Pengolahan DataDilakukan di lapangan (pengecekkan mudah) atau
dikirim ke kantor termasuk pekerjaan studio, uji laboratorium dan
analisa.

B. Batubara
Batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa
tumbuhan purba yang mengendap di dalam tanah selama jutaan tahun. Endapan
tersebut telah mengalami berbagai perubahan bentukatau komposisi sebagai
akibat daria danya proses fisika dan kimia yang berlangsung selama waktu
pengendapannya. Oleh karena itu, batubara termasuk dalam katagori bahan bakar
fosil.
Batubara merupakan salah satu sumber energi fosil alternatif yang
cadangannya cukup besar di dunia. Bagi Indonesia, yang sumber energi minyak
buminya sudah semakin menipis, pengusahaan penggalian batubara sudah
merupakan suatu keniscayaan. Hampir setiap pulau besar di Indonesia memiliki
cadangan batubara, walau dalam kuantitas dan kualitas yang berbeda.

Terdapat dua model formasi pembentuk batubara (coal bearing formation),


yakni model formasi instu dan model formasi endapan material tertransportasi
(teori drift). Berikut akan di'elaskan masing-masing model formasi pembentuk
batubara tersebut.

1. Model formasi Insitu


Menurut teori ini, batubara terbentuk pada lokasi dimana pohon-pohon
atau tumbuhan kuno pembentukya tumbuh. Lingkungan tempat tumbuhnya
pohon-pohon kayu pembentuk batubara itu adalah pada daerah rawa atau hutan
basah. Kejadian pembentukannya diawali dengan tumbangnya pohon-pohon kuno
tersebut, disebabkan oleh berbagai faktor. Seperti angin (badai) dan peristiwa
alam lainnya. Pohon-pohon yang tumbang tersebut langsung tenggelam ke dasar
rawa. Air hujan yang masuk ke rawa dengan membawa tanah atau batuan yang
tererosi pada daerah sekitar rawa akan menjadikan pohon-pohon tersebut tetap
tenggelam dan tertimbun.
2. Model formasi Transportasi material (Teori drift)
Berdasarkan teori drift ini, batubara terbentuk dari timbunan pohon-
pohon kuno atau sisa-sisa tumbuhan yang tertransportasikan oleh air dari tempat
tumbuhnya. Dengan kata lain pohon-pohon pembentuk batubara itu tumbang pada
lokasitumbuhnya dan dihanyutkan oleh air sampai berkumpul pada suatu
cekungandan selanjutnya mengalami proses pembenaman ke dasar cekungan, lalu
ditimbun oleh tanah yang terbawa oleh air dari lokasi sekitar cekungan.

C. Metode Perhitungan cadangan


Dalam melakukan metode perhitungan cadangan haruslah ideal
dansederhana, cepat dalam pengerjaan dan dapat dipercaya sesuai dengan
keperluandan kegunaan. Metode perhitungan harus dipilih secara hati-hati dan
rumusanyang dipilih harus sederhana dan mempermudah perhitungan sehingga
dapatmenghasilkan tingakat ketepatan yang sama dengan metode yang komplek.
Makatingkat kebenaran per hitungan cadangan tergantung pada ketepatan
dankesempurnaan pengetahuan atas endapan.
Pemilihan metode untuk perhitungan cadangan tergantung pada :
1. Keadaan Geologi dari EndapanMineral
Topografi daerah penelitian berupa perbukitan bergelombang
2. Ketersediaan Data
Tidak adanya data lubang bor yang menunjukkan ketebalan endapan
batubara sehingga data merupakan indikasi secara geologi saja.
3. Jenis Bahan Galian
Bijih timah merupakan jenis bahan galian golongan A yang mempunyai
bentuk dan geometri yang sederhana, dan memiliki assosiasi dengan
mineral-mineral lainnya.

Dalam metode ini akan dijelaskan 2 (dua) metode hitungan yaitu:


1. Metode Poligon
Metode polygon digunakan untuk daerah yang grid lubang bor yang tidak
seragam, dimana poligon setiap lubang bor diletakkan di tengah-tengah poligon
yang tidak teratur. Volume setiap polygon merupakan hasil perkalian polygon
antara luas daerah pengaruh dengan ketebalan/ketinggian.
Didialam poligon ini kadar diasumsikan konstan sama dengan kadar pada
titik bor di dalam poligon.
Perhiungan volume dengan rumus berikut:

V=Axt

Dimana :
V = Volume, A = luas poligon, t = tebal lapisan batubara di titik conto

untuk menghitung Tonase digunakan rumus :

T=Vxk

Dimana :
T = Tonase, V = volume, K = Kadar

Gambar metode poligon

Gambar pola lubang bor dan poligon

2. Metode Penampang
Karena batubara merupakan endapan dengan tingkat homogenitas yang
tinggi, maka untuk perhitungan cadangan dapat diterapkan metoda konvensional
(klasik) dengan tingkat ketelitian yang cukup baik. Untuk tujuan praktis, metoda
penampang dapat diterapkan untuk perhitungan jumlah cadangan tertambang.
Pada prinsipnya, perhitungan cadangan dengan menggunakan metoda penampang
ini adalah mengkuantifkasikan cadangan pada suatu areal dengan membuat
penampang-penampang yang representati, dan dapat mewakili model endapan
pada daerah tersebut.
Pada masing-masing penampang akan diperoleh (diketahui) luas batubara dan
luas overburden. Volume batubara dan overburden dapat diketahui dengan
mengalikan luas terhadap jarak pengaruh penampang tersebut. Perhitungan
volume tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan 1 (satu)penampang, atau 2
(dua) penampang, atau 3 (tiga) penampang, atau juga dengan rangkaian banyak
penampang.
A. Dengan menggunakan 1 (satu) penampang
Cara ini digunakan jika diasumsikan bahwa 1 penampang mempunyai daerah
pengaruh hanya terhadap penampang yang dihitung saja.

Gambar Jarak pengaruh sebuah penampang

Volume = (A x d1’) + (A x d2’)


Dimana:
A = luas overburden, d1 = jarak pengaruh penampang ke arah 1, d2 = jarak
pengaruh penampang ke arah 2
Volume yang dihitung merupakan volume pada arealpengaruh penampang
tersebut. jika penampang tunggal tersebut merupakan penampang korelasi lubang
bor, maka akan meref1eksikan suatu bentuk poligon dengan jarakpengaruh
penampang sesuai dengan daerah pengaruh titikbor (poligon) tersebut.

B. Dengan menggunakan dua penampang


cara ini digunakan jika diasumsikan bahwa volume dihitung pada areal di
antara 2 penampang tersebut. yang perlu diperhatikan adalah variasi (perbedaan)
dimensi antara kedua penampang tersebut. jika tidak terlalu berbeda, maka dapat
digunakan rumus mean.

Gambar 2. Penampang untuk rumus mean area


dan kerucut terpancung

Rumus mean area :

Volume = ((A1 + A2)/2) x d

C. Dengan menggunakan 3 penampang


Metoda 3 (tiga) penampang ini digunakan jika diketahui adanya variasi
(kontras) pada areal di antara 2 (dua) penampang, maka perlu ditambahkan
penampang antara untuk mereduksi kesalahan.Untuk menghitungnya digunakan
rumus prismoida.
Rumus prismoida :

Volume = ((A1 + 4A2 + A3)/6) x (d1+ d2)

7. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
yaitu metode pengamatan pengukuran aktual di lapangan yang bertujuan untuk
mendapatkan hasil/gambaran yang nantinya akan dilakukan pemprosesan data
untuk memberikan gambaran aktual di lapangan. Teknik pengumpulan data
ditempuh dengan prosedur penelitian yang mencakup:
a. Studi Literatur Tahap studi literatur dilakukan dengan pengumpulan sumber
informasi yang berkaitan dengan kegiatan penelitian yang berasal dari
referensi yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
b. Pengamatan Lapangan/observasi Tahapan ini dilakukan dengan cara
peninjauan lapangan untuk melakukan pengamatan secara langsung terhadap
situasi, kondisi, dan aktifitas di lokasi penelitian. Data yang diperoleh pada
teknik ini yaitu data bor dan arah serta kemiringan lapisan batubara. Selama
pengamatan lapangan/observasi, dilakukan diskusi yang meliputi pengolahan
data lapangan dan analisis hasil pengolahan data yang telah diperoleh.
c. Wawancara Wawancara dengan instruktur lapangan serta orang yang
berkompeten dengan bahasan mengenai evaluasi perencanaan jangka pendek
perusahaan.
2. Waktu Dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 07 Juli 2018 sampai dengan tanggal 07

Agustus 2018 di PT. BA OMBILIN Kabupaten Sawahlunto, Provinsi Sumatera

Barat.

3. Alat Dan Bahan


Alat- alat yang digunakan dalam pengolahan data adalah perangkat keras
berupa Laptop Acer 4738Z, mouse, perangkat lunak berupa Microsoft word,
Microsoft Excel, Software AutoCAD, software google eart.
Bahan yang digunakan dalam pengolahan data yaitu berupa data-data titik
bor yang didapat dari perusahaan dan data hasil survey di lapangan.

4. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian dilakukan dengan cara:
Teknik pengumpulan data ditempuh dengan prosedur penelitian yang
mencakup:
a. Studi Literatur Tahap studi literatur dilakukan dengan pengumpulan
sumber informasi yang berkaitan dengan kegiatan penelitian yang berasal dari
referensi yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
b. Pengamatan Lapangan/observasi Tahapan ini dilakukan dengan cara
peninjauan lapangan untuk melakukan pengamatan secara langsung terhadap
situasi, kondisi, dan aktifitas di lokasi penelitian. Data yang diperoleh pada teknik
ini yaitu data bor dan arah serta kemiringan lapisan batubara. Selama pengamatan
lapangan/observasi, dilakukan diskusi yang meliputi pengolahan data lapangan
dan analisis hasil pengolahan data yang telah diperoleh.
c. Wawancara Wawancara dengan instruktur lapangan serta orang yang
berkompeten dengan bahasan mengenai evaluasi perencanaan jangka pendek
perusahaan.

5. Variabel Pengamatan
Variabel dalam penelitian ini, yaitu :

Metode Poligon
(X1)
Perhitungan Cadangan
Batubara
Metode Penampang (Y)
(X2)

Untuk lebih jelasnya dan fokus penelitian ini maka variabel penelitian
sebagai berikut :

a. X1 = Metode Poligon
b. X2 = Metode Penampang
c. Y = Perhitungan Cadangan Batubara

6. Teknik Analisis Data


Dalam pehitungan cadangan dengan menggunakan metode daerah pengaruh
atau metode poligon dapat dihitung langkah – langkah sebagai berikut :
1. Untuk menentukan batas – batas daerah pengaruh dari masing – masing
lubang bor dapat dilihat pada peta penyebaran titik bor.
2. Menghitung luas daerah pengaruh masing-masing lubang bor,
dihitung didalam batas - batas yang ada berdasarkan pembagian Cut off grade.
3. Untuk ketebalan dapat dilihat pada data setiap titik bor, dihitung tiap satu
meter kedalamam bijih nikel yaitu dengan menjumlahkan nilai interval bijih pada
setiap lubang bor.
Sedangkan perhitungan cadangan dengan menggunakan metode penampang
dapat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Badan bijih dibagi dalam beberapa penampang berdasarkan kondisi
geologinya disepanjang lintasan pemboran atau penampang. Dalam
mengkonstruksi penampang ini dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak AutoCAD 2007.
2.

You might also like