You are on page 1of 7

No Jenis Imunisasi Komplikasi

1 BCG (Basillus calmette Imunisasi BCG tidak menimbulkan


guerin) reaksi yang bersifat umum seperti
demam. Setelah 1-2 minggu akan
timbul indurasi dan kemerahan
ditempat suntikan yang berubah
menjadi pustula, kemudian pecah
menjadi luka. Luka tidak perlu
pengobatan , akan sembuh secara
spontan dan meninggalkan tanda
parut. Kadang-kadang terjadi
pembesaran kelenjar regional di
ketiak dan atau leher, terasa padat
tidak sakit dan tidak menimbulkan
demam. Reaksi ini normal tidak
memerlukan pengobatan dan akan
menghilang dengan sendirinya.
2 Polio Hampir tidak ada. Hanya sebagian
kecil saja yang mengalami pusing,
diare ringan, dan sakit otot. Kasusnya
pun sangat jarang.
3 DPT Gejala-gejala yang bersifat
sementara seperti : lemas, demam,
pembengkakan, dan atau kemerahan
pada bekas penyuntikan. Kadang-
kadang terjadi gejala berat seperti
demam tinggi, iritabilitas, dan
meracau yang biasanya terjadi 24 jam
setelah imunisasi. Reaksi yang terjadi
bersifat ringan dan biasanya hilang
setelah 2 hari.
4 Campak Umumnya tidak ada. Pada beberapa
anak, bias menyebabkan demam dan
diare, namun kasusnya sangat kecil.
Biasanya demam berlangsung
seminggu. Kadang juga terdapat efek
kemerahan mirip campak selama 3
hari.
5 Hepatitis B Umumnya tidak terjadi. Jikapun ada
(kasusnya sangat jarang), berupa
keluhan nyeri pada bekas suntikan,
yang disusul demam ringan dan
pembengkakan. Namun reaksi ini
akan menghilang dalam waktu 2 hari.
Cara pemeriksaan relfek okulo-sefalik
Gerakan Bola Mata
1. Perhatikan sikap bola mata, fenomena ‘mata-boneka’ (doll’s eye)
2. Bola mata dibuka, kepala diputar dr samping kiri ke kanan, dan sebaliknya, kemudian ditekuk
dan ditengadah.
a. Reaksi (+) :
1. bila pada pemutaran kepala ke kanan mata berdeviasi ke kiri
2. mata berdeviasi keatas bila kepala ditekuk ke leher
3. mata dengan cepat kembali ke posisi semula walaopun kepala masih dalam sikap berputar /
terfleksi
b. Reaksi (-) :
1. bola mata tidak bergerak/gerakan asimetrik
2. dijumpai pada kerusakan pontin-mesensefalon
c. Kontra indikasi :fraktur tulang servikal tes tdk boleh dilakukan
Penyebab-Penyebab Dari Limpa Yang Membesar

Limpa membesar jika ia diminta untuk melakukan pekerjaan yang berlebihan dalam menyaring
atau membuat sel-sel darah, jika ada aliran darah yang abnormal padanya, atau jika ia diserbu
dengan sel-sel yang abnormal atau endapan-endapan.
Sel-Sel Darah Merah Abnormal: Karena limpa menyaring sel-sel darah abnormal dan
mengeluarkan mereka dari sistim sirkulasi, penyakit-penyakit yang berakibat pada sel-sel merah
abnormal akan menyebabkan limpa membesar. Penyakit sel sabit (Sickle), thalassemia, dan
spherocytosis adalah contoh-contoh dari penyakit-penyakit yang membentuk sel-sel yang
berbentuk tidak biasa yang tidak dapat dengan mudah maneuver melalui pembuluh-pembuluh
darah yang kecil dan kapiler-kapiler dari tubuh. Jika mereka tidak dikeluarkan oleh limpa, sel-sel
abnormal ini dapat menyebabkan gumpalan-gumpalan darah dan mengurangi sirkulasi.
Bagaimanapun, mengeluarkan mereka menyebabkan limpa untuk membengkak dan membesar.
Infeksi Virus dan Bakteri: Limpa terlibat dalam pembuatan sel-sel yang melawan infeksi dan
bagian dari responya itu adalah membesar. Ini secara umum terlihat pada infeksi-infeksi virus
seperti infectious mononucleosis (disebabkan oleh Epstein Barr virus), AIDS dan hepatitis virus.
Contoh-contoh dari infeksi-infeksi bakteri yang berhubungan dengan splenomegaly termasuk
tuberculosis, malaria, dan anaplasmosis (dahulu dikenal sebagai ehrlichiosis).
Splenic vein pressure/blockage: Darah memasuki limpa melalui arteri limpa dan meninggalkannya
melalui vena limpa. Jika tekanan didalam vena meningkat atau jika vena limpa menjadi terhalangi,
darah tidak dapat meninggalkan limpa dan ia mungkin membengkak. Karena hubungan pada aliran
darah hati, halangan vena sirosis dan portal dapat menyebabkan komplikasi-komplikasi dengan
aliran darah vena dari limpa. Gagal jantung kongestif mungkin menyebabkan keduanya hati dan
limpa untuk membengkak karena tekanan vena yang meningkat.
Kanker-kanker: Leukemia-leukemia dan keduanya lymphoma Hodgkins dan non-Hodgkins dapat
menyebabkan limpa membesar, seperti keberagaman dari tumor-tumor lain dapat termasuk
melanoma-melanoma.
Penyakit Metabolik: Penyakit-penyakit metabolik yang memperbesar limpa termasuk penyakit
Niemann-Pick, Penyakit Gaucher, dan sindrom Hurler.

Pembesaran Hati: Faktor-faktor resiko seperti rokok jamur, kelebihan zat dan infeksi virus
hepatitis B serta alcohol yang mengakibatkan sel-sel pada hepar rusak serta menimbulkan reaksi
hiperplastik yang menyebapkan neoplastik hepatima yang mematikan sel-sel hepar dan
mengakibatkan pembesaran hati. Hepatomegali dapat mengakibatkan infasi pembuluh darah yang
mengakibatkan obstruksi vena hepatica sehingga menutup vena porta yang mengakibatkan
menurunnya produksi albumin dalam darah (hipoalbumin) dan mengakibatkan tekanan osmosis
meningkatkan tekanan osmosis meningkat yang mengakibatkan cairan intra sel keluar ke ekstrasel
dan mengakibatkan udema. Menutupnya vena porta juga dapat mengakibatkan ansietas.
Hepatomegali juga dapat mengakibatkan vaskularisasi memburuk, sehingga mengakibatkan
nekrosis jaringan. Hepatomegali dapat mengakibatkan proses desak ruang, yang mendesak paru,
sehingga mengakibatkan sesak, proses desak ruang yang melepas mediator radang yang
merangsang nyeri.
Cara menghitung kebutuhan cairan
Dewasa : 50cc/kgBB/24jam
Anak : 10kg I 100cc/kgBB/24jam
10kg II 50cc/kgBB/24jam
Selebihnya 20cc/kgBB/24jam
Berikan cairan maintenance pada klien laki-laki usia 3 tahun dengna berat badan 20Kg

(O) Kebutuhan cairan


= 10x100cc/KgBB/24 Jam + 10x50cc/kgBB/24jam
= 1500 cc / 24 jam
(Jadi kebutuhan cairan pasien adalah 1500 cc dalam sehari/24 jam)
O) Tetes/menit
(Kebutuhan cairan x Faktor tetes) = jumlah tetesan/menit
(Jumlah jam x 60 menit)

Infus set Otsuka (1.500 x 15) = 22.500 = 15 tetes/menit


(24 x 60) 1.440

Infus set Terumo (1500 x 20) = 30.000 = 20 tetes/menit


(24 x 60) 1.440
Status gizi
- BB/TB (CDC) : BB aktual/Bbideal x 100%
: 15/16 x100%
; 93,7%
- Interpretasi :
>120% : obesitas
>110% : overweigt
90-110% : gizi baik
70-90% : gizi kurang
<70% : gizi buruk

Kebutuhan Gizi
- Kebutuhan energi : Bbideal x AKG usia tinggi
16 x 84,2
1.347,2 klori (sehari)
Penentuan kebuuthan energi dapat dihitung dengan berbagai cara antara lain
1. Mengacu ke Angka Kecukupa Gizi (AKG) tahun 2012
2. Menghitung metabolisme basal ditambang dengan aktivitas fisik
3. Menghitung kebutuhan basal dikalikan faktor stress
4. Menentukan kebutuhan energi pada anak sebaiknya dihitung secara individual berdasarkan
BB ideal sesuai TB aktual dikalikan dengan AKG sesuai usia tinggi
- 9 kalori : 1 gram lemak
4 kalori : 1gram protein
4 kalori : 1gram karbohidrat
- Kebutuhan protein : BB ideal x kebutuhan protein sesuai usia tinggi
16 x 1,8 gram
28,8 gram atau 115,2 kalori perhari
Kebutuhan protein bagi bayi/anak adalah 10-15% dari total energi
- Kebutuan lemak bagi bayi adalah 25-50% dari energi total (mengacu pada ASI), balita 30-
35% dari energi total, anak >3 tahun 25-30% dari energi toal.
>3 tahun : 25-30% dari energi total
25/100 x 1347,2
336,8 kkal atau 37,42 gram
30/100 x 1347,2
404,16 kkal atau 44,9 gram
- Kebutuhan karbohidrat : Total kkal – (kkal protein + kkal lemak)
1.347,2 – (115,2 + 336,8)
895,2 kkal atau 223,8 gram
Kebutuhan karbohidrat pada anak 55-65% dari total kalori

Cara menghitung diet TKTP


Terdapat 2 macam diet TKTP, yaitu
- TKTP I mengandung 2600 kalori dan 100 g (2 g/kg BB) protein.
- Diet TKTP II mengandung 3000 kalori dan 125 g (2 1/2 g/kg BB) protein
-
Penerapan diet TKTP sebaiknya memperhatikan syarat-syarat antara lain:
1. Energi tinggi, yaitu 40-45 Kal/kg BB.
2. Protein tinggi, yaitu 2-2.5 g/kg BB
3. Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.
4. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total.
5. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal.
6. Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna

Contoh
Pagi : Nasi, telur dadar, daging semur, ketimun dengan tomat iris, susu
Selingan 1: bubur kacang hijau, susu
Siang: nasi, ikan goreng, ayam goreng, tempe bacem, sayur asam, pepaya
Selingan 2: susu
Malam: nasi daging, empal, telur balado, sup sauran, pisang

Diet Tinggi Karbohidrat Tinggi Protein TKTP adalah diet yang mengandung energi dan protein di
atas kebutuhannormal. Diet diberikan dalam bentuk makanan biasa ditambah bahan makanan
sumber protein tinggi seperti susu, telur dan daging atau dalam bentuk minuman enteralETPT.
Diet ini diberikan pada pasien telah mempunyai cukup nafsu makan dan dapatmenerima makanan
lengkap serta untuk pasien pada penyakit infeksi.

You might also like