Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui peranan Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan
Desa dalam Pembentukan Peraturan Desa menurut Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi peranan Pemerintah Desa
dan Badan Permusyawaratan Desa dalam Pembentukan Peraturan Desad
menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
setempat dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain.
Sedangkan Kartohadikusumo yang mengatakan bahwa desa merupakan
kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri merupakan pemerintahan
terendah di bawah camat.
yang hanya mencakup lembaga eksekutif saja. Dari rumusan tersebut, maka
pemerintah dapat diartikan sebagai Badan atau Lembaga yang mempunyai
kekuasaan mengatur dan memerintah suatu Negara. (Rasyid Ryaas, 1997:21).
Pada masa ini Pengertian Desa yang resmi adalah pengertian yang
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 22 Tentang Pemerintahan Desa
yang didalamnya mengandung Pemerintahan Desa dan Badan Perwakilan
Desa (BPD), menegaskan bahwa yang dimaksud dengan Desa adalah : “Desa
atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa adalah
kesatuan Masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada
didaerah Kabupaten”.
Kemudian jika kita kaitkan dengan peran BPD sebagai suatu wadah
yang menampung aspirasi sekaligus merumuskan peraturan masyarakat
hendaknya mampu mengayomi dan memberikan segala kemampuannya
untuk kemaslahatan masyarakatnya. Hal ini juga berlaku bagi kepala desa
sebagai mitra kerja BPD dalam merumuskan sekaligus mengesahkan
12
Hal yang tidak kalah pentingnya disini adalah seperti yang dikatakan
Ridwan tadi, jangan sampai seorang pemangku jabatan pemerintahan
menyalahgunakan wewenangnya, baik itu dalam hal pembuatan peraturan
desa, dan terlebih lagi bagaimana menjadi seorang BPD yang benar-benar
menjadi figur publik. “Pemerintahan Desa adalah bagian integral dan
merupakan struktur organisasi pmerintahan terbawah dalam system
pemerintahan Negara Republik Indonesia. Dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya maka setiap aparat pemerintah desa harus didasarkan pada
peraturan perundangan”.
a. Kepastian hukum;
b. Tertib penyelenggaraan pemerintahan;
c. Tertib kepentingan umum;
d. Keterbukaan;
e. Proporsionalitas;
f. Profesionalitas;
g. Akuntabilitas
h. Efektivitas dan efisiensi;
i. Kearifan lokal;
j. Keberagaman; dan
k. Partisipatif.
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder:
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari narasumber,
berupa :
a. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Desa.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan
dokumen lainnya, antara lain terdiri dari :
a. Buku yang relevan dengan tema Skripsi penelitian;
b. Karya tulis;
c. Literatur-literatur lainnya.
BAB IV
Visi
‘’ Menjadikan desa Jampaka sebagai desa yang bermartabat, maju, dan sejahtera
yang dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan ‘’
Misi
KEPALA DESA
NUUZIA
SEKRETARIS DESA
RUDIN
KASI PEMERINTAHAN KASI PEMBANGUNGAN KASI KAUR KAUR KEUANGAN KAUR UMUM
SOFYAN HARIONO ADIAR KESEJAHTERAAN ADMINISTRAS LUBIS
I
KADUS I KADUS II
Pasal 60
Pasal 61
1. Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor penentu keberhasilan Pemerintah
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam melaksanakan fungsinya,
besarnya dukungan, sambutan dan penghargaan dari masyarakat kepada
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa menjadikan
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa lebih mempunyai
ruang gerak untuk dapat melaksanakan fungsinya. Dukungan dari
masyarakat tidak hanya pada banyaknya aspirasi yang masuk juga dari
pelaksanaan suatu PERDES. (wawancara dengan Sekdes Rudin Tanggal
07 Agustus 2017).
Kemauan dan semangat dari masyarakatlah yang menjadikan
segala keputusan dari Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa
menjadi mudah untuk dilaksanakan. Partisipasi masyarakat baik dalam
bentuk aspirasi maupun dalam pelaksanaan suatu keputusan sangat
menentukan pelaksanaan tugas dan fungsi BPD.
3. Fasilitas Operasional
Fasilitas operasional juga menjadi faktor berpengaruh demi
kelancaran kinerja Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa.
Tidak adanya tempat khusus bagi Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa sebagai pusat kegiatan adminstratif layaknya
lembaga legislatif lainnya. Seperti yang di ungkapkan oleh salah seorang
anggota BPD Bapak Sumulia meskipun BPD hanya bekerja dalam skala
desa (Wawancara tanggal 3 September 2017) hal ini juga menjadi faktor
berpengaruh. Selain itu, tidak adanya kendaraan operasional yang bisa
digunakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa untuk
memperlancar, mempermudah dan mempercepat kinerjanya untuk
melakukan sosialisasi dan juga melakukan pengawasan peraturan-
peraturan desa.
Untuk menunjang kinerja anggota Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa, hal ini lain yang dibutuhkan yaitu sarana dan
prasarana seperti tempat atau kantor sebagai pusat kegiatan. Selain itu
dibutuhkan juga kendaraan operasional.
32
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa peranan
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pembentukan
Peraturan Desa Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa diatur dalam Pasal 1 Ayat 7, Pasal 55, Pasal 60, dan Pasal 61. Dalam
pembuatan peraturan (fungsi legislatif) Badan Permusyawaratan Desa
mempunyai fungsi legislasi yaitu merumuskan dan menetapkan Peraturan
Desa bersama-sama Pemerintah Desa. Dalam pembuatan peraturan desa,
rancangan Peraturan Desa dapat berasal dari pihak BPD atau dari pihak
Pemerintah desa. Kemudian rancangan anggaran pendapatan dan belanja
desa tersebut di musyawarahkan dalam rapat musyawarah desa yang
dihadiri oleh anggota BPD, kepala desa serta pejabat kecamatan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi peranan Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa dalam Pembentukan Peraturan Desa menurut
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa terdapat beberapa
faktor yang sama yaitu sebagai berikut : 1). Masyarakat, 2). Pola hubungan
kerja sama dengan pemerintah, 3). Fasilitas operasional.
5.2. Saran
Kesetaraan dan komiteraan perlu lebih dikedepankan dan
dikembangkan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat daripada
kepentingan kelompok, golongan apalagi perorangan tertentu Kepala Desa
sebagai penyelenggara pemerintahan di desa pun harus siap di kritisi
sepanjang dalam konteks perbaikan. Dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab, Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa harus
dapat mewujudkan diri menjadi mitra dari berbagai kelembagaan yang ada di
33
DAFTAR PUSTAKA
Antlof Hans. Negara Dalam Desa. Jakarta: LAPPERA Pustaka Uatama. 2002
Dwipayana, Ari, dan Eko, Sutoro (ed). Membangun Good Governance di Desa,
Yogyakarta: IRE Press. 2003.
Eko, Sutoro dan Rozaki, Abdur (ed). “Prakarsa Desentralisasi dan Otonomi
Desa”, Yogyakarta: Penerbit IRE Press. 2005.
Muhammad, A. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti.
Sumber Lainnya :
Anonim,https://ilmuhukum.wordpress.com/2009/04/05/transformasi-tata-
pemerintahan-desa/ Di Akses Pada Tanggal 3 Juni 2015