You are on page 1of 6

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Anemia karena difesiensi zat besi merupakan kelainan gizi yang paling

sering di temukan di dunia. Penderitanya mencapai 4-5 milyar penduduk dunia

atau 66-80 % dari populasi penduduk dunia atau lebih dari 30% populasi

penduduk dunia mengalami anemia,terutama karena defisiensi zat besi. Sembilan

dari sepuluh dari penderita anemia karena difesiensi zat besi tinggal di negara

berkembang,rata-rata satu dari dua orang ibu hamil menderita anemia. Anemia zat

besi merupakan indikator kesehatan tidak langsung bagi ibu hamil (WHO,2011).

Di Amerika Utara, Eropa dan Australia jarang di jumpai anemia karena

defisiensi zat besi selama kehamilan. Bahkan di AS hanya terdapat sekitar 5%

anak kecil dan 5 -10 % wanita dalam usia produktif yang menderita anemia

karena defisiensi zat besi, (WHO,2011). Menurut acuan Riskesdes 14 % ibu hamil

menderita Anemia,sedang menurut SK Menkes kejadian anemia pada ibu hamil

sebesar 24,5 % (Kemenkes, 2012).

Sampai saat ini tingginya angka kematian ibu di Indonesia merupakan

masalah yang menjadi prioritas di bidang kesehatan.Di samping menunjukkan

derajat kesehatan masyarakat,juga menggambarkan tingkat kesejahtraan

masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan. Penyebab langsung kematian ibu

adalah trias pendarahan,infeksi,dan keracunan kehamilan. Penyebab kematian

langsung tersebut tidak dapat sepenuhnya di mengerti tanpa memperhatikan latar

belakang (underlying factor) yang mana bersifat medik maupun non medik.
2

Diantara faktor non medik dapat di sebut keadaan kesejahtraan ekonomi

keluarga,pendidikan ibu,lingkungan,perilaku,dan lain-lain. (Amiruddin,2014).

Selama kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan zat besi hampir tiga kali

lipat,untuk pertumbuhan janin dan keperluan ibu hamil, Apabila kebutuhan zat

besi pada ibu hamil tidak dapat di penuhi akan menyebabkan terjadinya anemia

zat besi. Data dari Direktorat Kesehatan Keluarga menunjukan bahwa 40%

penyebab kematian adalah perdarahan,dan di ketahui bahwa anemia menjadi

faktor resiko terjadinya perdarahan (Kemenkes RI, 2014).

Anemia pada ibu hamil sebagai salah satu kelompok rawan dapat

menimbulkan dampak yang besar bagi kehamilan. Bagi ibu hamil itu sendiri.

kekurangan zat besi berasosiasi kurang menguntungkan untuk ibu dan bayi

termasuk meningkatkan resiko perdarahan, sepsis, kematian ibu, prematuritas,

kematian perinatal, dan berat badan lahir rendah (WHO,2011), kejadian anemia

pada ibu hamil akan meningkatkan resiko terjadinya kematian ibu dibandingkan

dengan ibu yang tidak anemia (Kemenkes RI, 2014).

Prevalensi Anemia wanita di Indonesia berdasarkan hasil Survei

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012 sebesar 71 %. Apabila di

bandingkan dengan prevalensi anemia tahun sebelumnya angka ini mengalami

kenaikan. Pada tahun 2010 prevalensi anemia pada ibu hamil 70 %.

(Tambunan,2012).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi Riau tahun 2015 di temukan

anemia gizi besi pada ibu hamil sebesar 4.04 % dan 2016 sebesar 4.63 %.

Kabupaten Indragiri Hilir adalah salah satu kabupaten yg berada di Propinsi Riau,

jumlah kasus anemia pada ibu sebesar 4.65 % pada tahun 2015 dan terjadi
3

peningkatan yang tajam pada tahun 2016 sebesar 11.4 %. Berdasarkan data dari

Puskesmas Tembilahan Hulu terjadi peningkatan kasus Anemia pada ibu hamil

dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016 kasus anemia pada ibu hamil dengan

persetanse 16.9 % dari keseluruhan total kehamilan terjadi peningkatan pada

tahun 2017 persentase 17.7 % dari keseluruhan total kehamilan yang ada. Ini

berarti terjadi peningkatan kasus Anemia pada Ibu Hamil dari tahun 2016 ke

tahun 2017 sebesar 1.2 %.

Faktor penyebab risiko anemia pada ibu hamil terdiri dari penyebab

langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung risiko anemia adalah kurangnya

asupan/nutrient dan aktifitas fisik berat. Asupan yang tidak mencukupi selama

kehamilan terjadi akibat persaingan nutrient antara janin dan ibunya yang sama-

sama bertumbuh dan fungsi plasenta yang memburuk (Kusharisupeni, 2007).

Berdasarkan data dari Puskesmas Pembantu Pulau Palas pada tahun 2017

dari 85 ibu hamil yang ada di Desa Pulau Palas 32 ibu hamil diantaranya

mengalami kasus anemia (37.64%). Pada tahun 2016 dari 80 kehamilan sekitar 36

ibu hamil mengalami anemia (45%), terjadi kenaikan sebesar 7.36%. Hasil

observasi awal terhadap ibu hamil pada tanggal 4 desember 2017 di Desa Pulau

Palas terjadinya kasus anemia disebabkan kurangnya asupan protein seperti

protein hewani yaitu : ikan, telur dan ayam serta kurangnya asupan protein nabati

seperti kacang-kacangan dan lain-lain. Disamping itu hasil itu juga menunjukan

rendahnya konsumsi zat besi selama hamil yang bersumber dari sayur-sayuran

hijau. Faktor rendahnya konsumsi tersebut dipengaruhi social ekonomi dan

budaya setempat.
4

Dalam penanggulangan anemia pada ibu hamil, Dinas Kesehatan

Kabupaten Indragiri Hilir adalah melakukan pemberian makanan tambahan

(PMT) berupa biskuit. PMT diberikan pada ibu hamil dengan nilai kalori 150-200

kkal, sehingga dengan penambahan kalori ini harapannya juga dapat

meningkatkan kadar Haemoglobin (Hb), tetapi kenyataan yang ditemukan

dilapangan ternyata kadar Haemoglobin (Hb) ibu hamil belum meningkat

maksimal atau hanya meningkat sedikit bahkan mayoritas turun.

Hal lain yang perlu diuji coba untuk menaikan kadar HB pada ibu hamil

adalah pemberian sari kacang hijau. Sari kacang hijau memiliki kandungan gizi

yang baik bagi kesehatan janin, seperti asam folat yang berguna bagi bayi agar

terhindar lahir dengan kondisi cacat. Selain itu, asam folat juga berpengaruh

terhadap perkembangan dan pertumbuhan saraf pada bayi. Sari kacang hijau juga

berfungsi mencegah terjadinya Anemia dalam kehamilan. Anemia dalam

kehamilan sangat berbahaya karena berisiko menyebabkan keguguran atau

perdarahan saat persalinan. Anemia selama kehamilan adalah kekurangan

kekurangan asam folat dan kekurang vitamin B12. Selain itu, demi mencegah

terjadinya anemia tubuh juga membutuhkan zat besi yang membantu dalam proses

pembentukan hemoglobin darah, maka salah satu contoh makanan untuk itu

adalah sari kacang hijau (Marmi, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian Retnorini (2017) di Puskesmas Pare

Kabupaten Tumenggung menemukan bahwa konsumsi sari kacang hijau dan

tablet Fe berpengaruh terhadap kenaikan kadar HB Ibu Hamil untuk mencegah

kejadian Anemia.
5

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

meneliti tentang “ Pengaruh Pemberian Sari Kacang Hijau Terhadap Kadar

Haemoglobin (Hb) Ibu Hamil Anemia Di Desa Pulau Palas Wilayah Kerja

Puskesmas Tembilahan Hulu Indragiri Hilir”.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini “Bagaimanakah Pengaruh

Pemberian Sari Kacang Hijau Terhadap Kadar Haemoglobin (Hb) Ibu Hamil

Anemia Di Desa Pulau Palas Wilayah Kerja Puskesmas Tembilahan Hulu

Indragiri Hilir.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Sari Kacang Hijau Terhadap

Kadar Haemoglobin (Hb) Ibu Hamil Anemia Di Desa Pulau Palas Wilayah Kerja

Puskesmas Tembilahan Hulu Indragiri Hilir.

1.3.2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui kadar Haemoglobin (Hb) ibu hamil anemia sebelum

Pemberian Sari Kacang Hijau di Desa Pulau Palas Wilayah Kerja Puskesmas

Tembilahan Hulu Indragiri Hilir.

2) Untuk mengetahui kadar Haemoglobin (Hb) ibu hamil anemia sesudah

Pemberian Sari Kacang Hijau di Desa Pulau Palas Wilayah Kerja Puskesmas

Tembilahan Hulu Indragiri Hilir.


6

3) Untuk mengetahui efektivitas Pemberian Sari Kacang Hijau di Desa Pulau

Palas Wilayah Kerja Puskesmas Tembilahan Hulu Indragiri Hilir..

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas Tembilahan Hulu

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan terhadap Puskesmas

sebagai salah satu strategi program penanggulangan anemia pada ibu hamil

dengan pemberian Sari Kacang Hijau dalam Program Pemberian Makanan

Tambahan (PMT) Bumil..

2. Bagi Ibu Hamil Anemia

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif pengobatan anemia

pada ibu hamil dengan mengkonsumsi sari kacang hijau.

3. Bagi peneliti STIKes Al-Insyirah

Sebagai salah satu sumber referensi bahan ajar terutama dalam hal

pencegahan anemia ibu hamil melalui pemberian sari kacang hijau.

4. Bagi peneliti

Sebagai salah satu upaya menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh

selama pendidikan terutama dalam asuhan kebidanan ibu hamil anemia dengan

memperkenalkan konsumis sari kacang hijau untuk mencegah penyakitnya.

5. Bagi peneliti selanjutnya.

Sebagai salah satu bahan acuan untuk meneliti lebih dalam terkait gizi

pada ibu hamil dimasa yang akan datang.

You might also like