Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
A. Latar Belakang
Pengembangan elektronika akhir-akhir ini maju dengan sangat pesat setelah
ditemukan beberapa jenis rumpun Solid State diantaranya Transistor. Dioda, UJT, dll.
Beberapa laboratorium elektronika berusah menemukan suatu jenis Solid State
yang dapat dipergunakan untuk mengendalikan daya listrik sebagai pengganti tabung air
raksa yang biasa dikenal dengan nama THYRATRON. Ternyata keinginan ini telah
dicapai dengan ditemukannya apa yang disebut ”THYRISTOR” Nama telah diambil dari
gabungan Thyaratron dan Transistor.
Pada tahun 1957 Thyristor telah direproduksi dan telah dipasarkan pula. Thyristor
dibuat dari susunan bahan silicon dan sifat-sifatnya yang hamper mirip dengan silicon
rectifier juga dengan dioda 4 lapis. Keistimewaan dari Thyristor dibanding dengan silicon
rectifier, adanya tambahan elektroda yang disebut Gate. Gate ini merupakan tempat
dimana Thyristor dikendalikan (controlled) karena itu Thyristor juga disebut “Silicon
Controlled Rectifier” disingkat menjadi SCR. Pada saat sekarang ini penggunaan SCR
sangat luas karena SCR dapat mengendalikan arus listrik yang cukup besar dan dapat
pula dipergunakan langsung untuk jaringan arus tukar (AC).
Penggunaan yang nyata pada saat sekarang ini adalah untuk switching daya
listrik yang besar yang dapat mengendalikan pengaturan beban putaran motor listrik,
pengaturan alat pemanas listrik, pengatur lampu penerangan, relay dan alat-alat alarm
yang sangat peka. Bahkan dalam industri-industri sekarang ini SCR digunakan sebagai
sarana pelengkap automat yang menggantikan alat-alat yang sangat peka.
SCR merupakan jenis thyristor yang terkenal dan paling tua, komponen ini
tersedia dalam rating arus antara 0,25 hingga ratusan amper, serta rating tegangan hingga
5000 volt.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan SCR?
2. Apa fungsi SCR?
3. Bagaimana Karakteristik SCR?
4. Bagaimana Prinsip Kerja SCR?
5. Bagaimana cara penyulutan pada SCR?
C. Tujuan Penulisan
1. Memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Elektronika Daya
2. Membahas lebih jauh tentang SCR.
D. Manfaat Penulisan
1. Menambah pengetahuan bagi pembaca.
2. Menambah referensi tentang SCR.
BAB II
PEMBAHASAN
SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai fungsi
sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan
karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah gate (G).
SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri
dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.
Ada tiga kelompok besar untuk semikonduktor ini yang sama-sama dapat berfungsi sebagai
Saklar (Switching) pada tegangan 120 volt sampai 240 volt. Ketiga kelompok tersebut
adalah SCR ini sendiri, DIAC dan TRIAC.
SCR dapat mengalirkan arus hanya pada satu arah yakni jika VA> VK serta bisa diatur sudut
penyalaannya dengan mengatur tegangan gatenya.
Pada keadaan pemblokiran mundur SCR berperilaku seperti dua dioda dipasang seri
(terpanjar mundur).
Pada keadaan VA> VK penambahan harga IGakan memperkecil daerah pemblokiran, untuk
IG yang cukup besar bisa mengakibatkan SCR berperilaku seperti dioda terpanjar maju.
Cara kerjanya :
Jika Vi (DC) naik melebihi harga yang diijinkan maka Vab naik sehingga SCR berkonduksi
dan arus yang melewati fuse akan besar sehingga fuse akan putus.
SCR dapat dibuat agar berkonduksi pada bagian tertentu daripada siklus tegangan PLN.
Rangkaian yang digunakan untuk ini ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
(a) (b)
(a) Rangkaian
(b)Bentuk gelombang.
Perkembangan dioda shockley menjadi SCR sebenarnya dicapai hanya dengan menambah suatu
tambahan kecil yang tidak lebih dari sambungan kawat ketiga yang diberi nama “gate” dari
struktur PNPN yang telah ada. untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini.
Gambar 2.5 Perkembangan dioda shockley menjadi SCR
Berikut ini gambar simbol skematik dan diagram skematik dari SCR.
Jika sebuah gate dari SCR dibiarkan mengambang atau tidak terhubung (terputus), maka
SCR akan berperilaku sama persis seperti dioda shockley. Seperti halnya dioda shockley,
SCR juga akan aktif dan mengunci (latch) saat diberikan tegangan breakover antara katoda
dan anoda. Untuk mematikan kembali SCR dapat dilakukan dengan cara mengurangi arus
sampai salah satu dari transistor internal tersebut jatuh dan berada dalam mode cutoff , dan
perilaku SCR yang seperti ini juga seperti dioda shockley. Lalu sekarang coba kita bahas
tentang kawat atau terminal gate yang menjadi perbedaan dari kedua perangkat ini.Kita tahu
kalau terminal gate SCR terhubung langsung ke basis transistor yang lebih rendah, itu berarti
terminal gate ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengaktifkan SCR (latch up).
Dengan memberikan tegangan yang kecil antara gate dan katoda, transistor yang bawah atau
transistor yang lebih rendah akan dipaksa ON oleh arus basis yang dihasilkan, hal ini akan
menyebabkan arus basis transistor atas mengalir dan transistor atas akan aktif dan
menghantarkan arus basis untuk transistor yang bawah (tidak dibutuhkan lagi pasokan
tegangan dari terminal gate), sehingga kini kedua transistor saling menjaga agar tetap aktif
atau saling mengunci (latch). Arus yang diperlukan gate untuk memulai latch up tentu saja
jauh lebih rendah daripada arus yang melalui SCR dari katoda ke anoda, sehingga SCR tidak
perlu mencapai penguatan.
Cara yang paling umum digunakan dan dianggap aman untuk mengaktifkan SCR adalah
dengan memberikan tegangan pada terminal gate, dan cara atau metode seperti ini disebut
dengan “memicu” (triggering). Bahkan dalam penggunaannya SCR biasanya sengaja dibuat
atau dipilih dengan tegangan breakover yang jauh lebih besar melampaui tegangan terbesar
yang diperkirakan akan dialami oleh sumber listrik. Sehingga SCR hanya bisa diaktifkan
dengan pulsa tegangan yang diterapkan ke terminal gate, bukan dengan tegangan breakover.
Perlu dikatakan bahwa SCR terkadang bisa dimatikan secara langsung dengan menjumper
atau mengkorsletkan terminal gate dan katoda, yang disebut dengan “reverse triggering”,
dimana gate dengan tegangan negatif (mengacu pada katoda), sehingga transistor yang lebih
rendah atau dibawah dipaksa cut off. Kadang-kadang karena cara ini akan melibatkan semua
arus kolektor dari transistor atas yang melewati basis transistor yang dibawah. Dan arus ini
mungkin sangat substansial sehingga membuat triggered shut off dari SCR begitu sulit. Dan
sebuah thyristor Gate-Turn-Off (GTO) yang merupakan variasi dari SCR yang akan mampu
mempermudah tugas ini. akan tetapi bahkan dengan sebuah GTO sekalipun, arus gate yang
dibutuhkan untuk mematikannya mungkin sebanyak 20% dari arus anoda (beban). Simbol
skematik dari GTO ditunjukkan oleh gambar ilustrasi dibawah ini.
SCR dan GTO mempunyai skema yang sama yaitu dua transistor yang terhubung secara
positif-dengan mode feedback atau berbalikan. Satu-satunya perbedaan dari rancangan
konstruksi adalah untuk memberikan transistor NPN sebuah β yang lebih besar dari PNP.
Hal ini memungkinkan arus gate yang lebih kecil (forward atau reverse) untuk mengerahkan
tingkat kontrol yang lebih besar atas konduksi dari katoda ke anoda. Dalam keadaan
terkunci (latch), transistor PNP menjadi lebih tergantung pada NPN bukan sebaliknya.
Thyristor Gate-Turn-Off juga dikenal dengan nama Gate-controlled switch (GCS).
Pengetesan fungsi dasar SCR, atau mengidentifikasi terminal dapat dilakukan dengan
ohmmeter.Karena koneksi internal antara gate dan katoda adalah PN junction tunggal, alat
ukur harus menunjukkkan adanya sambungan atau koneksi antara terminal-terminal ini saat
probe merah dihubungkan ke gate dan probe hitam pada katoda.Seperti gambar dibawah ini.
Bentuk rangkaian picu SCR dapat bermacam-macam. Suatu rangkaian picu yang
menggunakan RC ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
(a) (b)
(a) Rangkaian
(b) Bentuk gelombang
Bila anoda sedang negatif terhadap katoda, kapasitor C diisi muatan melalui D1 hingga
tegangan Vp. Dioda D1 mencegah arus gate negatif pada SCR, selanjutnya waktu anoda
positif kapasitor C diisi melalui R dengan tetapan waktu (t = RC). Bila Vc melampaui
tegangan ambang (VGT) maka SCR akan berkonduksi sehingga VAK 0 , dengan mengatur
R sudut konduksi dapat diatur dari 0° sampai 180°.
Rangkaian picu lain akan dibahas setelah mempelajari TRIAC.
Beberapa aplikasi sederhana SCR :
1
V rata-rata
Vm sin td (t )
Em
(1 cos )
Thyristor
Variable DC
Ac LOAD
Phase
input DC Voltage Motor
Controlled
Rectifier Velocity
Tranducer
Control logic
and
trigger circuit
DAFTAR PUSTAKA
http://sinelectronic.blogspot.co.id/2012/01/scr-silicon-control-rectifier.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Penyearah_terkendali_silikon
http://belajarelektronika.net/pengertian-dan-fungsi-scr-serta-prinsip-kerjanya/