Professional Documents
Culture Documents
PERCOBAAN X
OLEH :
Kelompok : IX (Sembilan)
Asisten : Jumardin
KENDARI
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Suatu reaksi pemadatan
untuk membentuk suatu ester disebut esterifikasi. Esterifikasi dapat dikatalis oleh
kehadiran ion H+. Asam belerang sering digunakan sebagai sebagai suatu katalisator
untuk reaksi ini. Nama ester berasal dari Essig-Äther Jerman, sebuah nama kuno
Kelarutan suatu zat (solute) dalam solven tertentu digambarkan sebagai like
dissolves like senyawa atau zat yang strukturnya menyerupai akan saling melarutkan,
yang penjabarannya didasarkan atas polaritas antara solven dan solut yang dinyatakan
dengan tetapan dielektrikum, atau momen dipol, ikatan hidrogen, ikatan van der
waals (London) atau ikatan elektrostatik yang lain. Kelarutan sebagian besar
disebabkan oleh polaritas dari pelarut, yaitu dari momen dipolnya. Berdasarkan teori
like dissolves like, maka senyawa yang polar akan larut dalam pelarut polar, begitu
pula dengan senyawa non polar akan larut dalam pelarut non polar.
karboksilat dan alkoholnya. Ester mula-mula dilakukan reaksi hidrolisis dari asam
karboksilat serta alkohol yang dihasilkan dipisahkan. Data-data asam karboksilat dan
alkohol yang diperoleh dengan mereaksikan NaOH dengan pelarut etilen glikol air
dalam air dapat diekstraksi dengan ester. Pelarut eter diuapkan sehingga diperoleh
sintesis etil asetat dengan bertujuan untuk mengetahui proses esterifikasi alkohol
dengan asam asetat dan mengetahui raksi-reaksi yang terlibat proses esterifikasi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan sintesis etil asetat adalah sebagai berikut:
C. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dari percobaan sintesis etil asetat adalah sebagai
berikut:
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari percobaan sintesis etil asetat adalah sebagai
berikut :
hidroksil pada asam karboksilat dengan gugus hidrokarbon yang terdapat pada etanol.
Etil asetat seringkali disintesis dengan mengunakan katalisator cair berupa asam
sulfat. Penggunaan katalisator asam sulfat dapat menghasilkan konversi yang cukup
tinggi yaitu dapat mencapai 98%. Penggunaan asam sulfat sebagai katalisator
beban semakin besar dengan adanya asam sulfat yang tidak terpisahkan dalam
pemurnian dan tingkat korosifitas yang tinggi pada peralatan. Untuk itu diperlukan
Etil asetat adalah cairan jenuh, tak berwarna, berbau khas yang digunakan
sebagai pelarut tinta, perekat dan resin. Jika dibandingkan dengan etanol, etil asetat
kelarutannya dalam gasoline. Selain dari penggunaanya sebagai bahan aditif untuk
meningkat bilangan oktan pada bensin serta dapat berguna sebagai bahan baku kimia
serba guna. Pembuatan etil asetat biasanya dilakukan dengan proses esterifikasi.
Reaski asam karboksilat dengan alkohol menghasilkan senyawa ester melalui reaksi
yang dikenal dengan nama esterifikasi, dan biasanya menggunakan katalis asam.
Reaksi akan berlangsung dengan baik jika direfluks bersama sedikit asam sulfat atau
sederhana dengan memanaskan suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol dan
sedikit asam kuat. Hidrolisis dalam suasana asam dari suatu ester menghasilkan asam
karboksilat dan alkohol. Reaksi ini adalah reaksi kebalikan dari esterifikasi langsung
alkohol yang membentuk ester. Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang
mengandung gugus -CO2 R’ dan R dapat berupa alkil maupun aril. Esterifikasi dapat
senyawa proton pada asam karboksilat. Pada proses ini terjadi perpindahan proton
dari katalis asam atom oksigen pada gugus karbonil. b) Alkohol nukleofilik
menyerang karbon positif, dimana atom karbon karbonil kemudian diserang oleh
atom oksigen dari alkohol, yang bersifat nukleofilik sehingga terbentuk ion
oksonium. Pada proses ini terjadi pelepasan proton atau deprotonasi dari gugus
terhadap salah satu gugus hidroksil yang diikuti pelepasan molekul air menghasilkan
membentuk ester-ester organik sebagai analog deri ester-ester yang terbentuk dari
senyawa-senyawa alkohol dengan asam oksigen dan organik. Dalam pembuatan suatu
ester dimana asam salisilat dipanaskan dalam metil alkohol bersama sejumlah kecil
asam kuat sebagai katalisator untuk membentuk metil salisilat gugus hidroksil dalam
air yang terjadi berasal dari asam karboksilat. Reaksi ini bersifat bolak-balik atau
beranjak ke arah pembentukan ester; sebaliknya, jika ester dipanaskan dengan air
yang berlebihan beserta suatu katalisator asam, maka ester akan dihidrolisis menjadi
Percobaan Sintesis etil asetat, dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Maret 2016,
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan sintesis etil asetat yaitu timbangan
analitik, gelas ukur 50 mL, gelas kimia 250 mL, pipet tetes, satu set alat refluks,
elektromantel, corong pisah, satu set alat evaporator, corong, satif dan klem.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada perocbaan sintesis etil asetat adalah etanol
(C2H5OH), asam asetat glasial (CH3COOH), asam sulfat pekat (H2SO4), akuades,
saring.
C. Prosedur Kerja
Etanol 70
Filtrat Residu
-ditimbang
-dihitung hasil persentasi
% rendamen = 0 %
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
2. Reaksi
3. Analisis Data
Secara praktek
Secara teori
Mr CH3COOH = 60 g/mol
Mr CH3COOC2H5 = 88 g/mol
Mr C2H5OH = 46 g/mol
22,5 gram
=
60 g/mol
= 0,375 mol
gram 58 gram
Mol C2H5OH = Mr
= 46 gram/mol = 1,261 mol
= 33 gram
Persentase rendamen C4H8O2
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% rendamen = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
𝑥 100 %
0 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 33 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 100 %
=0%
B. Pembahasan
mengganti bagian hidroksil dari gugus karboksil dengan macam-macam gugus. Salah
satu turunan dari asam karboksilat yang dibahas dalam percobaan ini adalah ester
yaitu senyawa yang diturunkan dari asam dengan mengganti gugus OH dengan gugus
OR. Dalam percobaan ini, senyawa ester yaitu etil asetat disintesis dengan
bimolekuler (SN2) yaitu suatu reaksi yang serentak karena reaksi pemutusan ikatan
yang lama dan pembentukkan ikatan yang baru terjadi secara bersamaan.
Senyawa etil asetat yang dibuat dalam percobaan ini adalah ester dari etanol,
asam sulfat, dan asam asetat, dengan wujud berupa cairan tak berwarna dan memiliki
aroma khas. Percobaan pembuatan etil etanoat ini, mula-mula gugus karbonil asam
asetat diprotonasi oleh katalis asam (gugus H+). Dimana pada percobaan ini di
gunakan H2SO4 pekat sebagai katalis. Tampak bahwa penambahan katalis dilakukan
asam ini bertujuan agar campuran cepat homogen dan untuk menghindari terjadinya
degradasi campuran beraksi (asam asetat dengan etanol), kemudian juga bertujuan
mengingat bahwa sifat reaksi H2SO4 yang eksoterm. Setelah itu, campuran larutan
campuran larutan tersebut dapat dengan cepat bereaksi. Kemudian larutan tersebut
direfluks. Tujuan larutan tersebut direfluks adalah agar etanol, asam asetat, dan asam
sulfat pekat dapat bercampur dengan baik. Kemudian uap dari labu refluks akan naik
yang digunakan pada perocbaan ini adalah kondensor yang panjang, karena jika
semakin panjang kondensor tersebut maka proses pendinginan yang terjadi di dalam
Saat proses refluks telah usai, larutan lalu didinginkan beberapa menit pada
suhu ruang. Tujuan dari pendinginan pada suhu ruang adalah agar larutan tersebut
dapat kembali pada suhu yang normal. Setelah itu larutan tersebut diuapkan untuk
mengeluarkan katalisnya yaitu H2SO4 yang masih tersisa di dalam larutan tersebut.
Setelah itu larutan tersebut di evaporasi untuk memisahkan katalisnya pada proses
evaporasi larutan yang berada padal labu ekstrak akan dipanaskan kemudian uapnya
akan naik ke kondensor, setelah dari kondensor uap tersebut akan turun menuju labu
eluen, dimana di dalam labu tersebut berisi larutan yang akan menghasilkan etil asetat.
Biasanya pada proses evaporasi larutan ( pada proses isolasi ) yang akan diambil
bisanya berada pada labu ekstrak dan pada labu eluen akan dibuang atau bias
digunakan kembali sebagai pelarut, namun pada percobaan ini labu eluen yang akan
diambil dan labu ekstraknya akan dibuang karena pada labu ekstrak terdapat katalis
yang tertinggal.
dalam corong pisah. Pada corong pisah terjadi ekstraksi cair-cair. Dimana ekstraksi
cair-cair adalah suatu senyawa cairan yang memiliki perbedaan kepolaran. Kemudian
ditambahkan dengan aquades, setelah itu larutan tersebut dikocok dan didiamkan
hingga terbentuk dua lapisan. Namun pada perlakuan ini tidak terbentuk dua lapisan.
ester atau untuk memudahkan terbentuknya dua lapisan. Namun pada percobaan ini
tidak terbentuk dua lapisan lagi. Hal ini disebabkan karena pada proses pendinginan
yang terlalu lama sehingga menyebabkan larutan yang berada pada labu refluks akan
menguap lebih dulu dan pada proses evaporasi suhu yang digunakan tidak sesuai
Perlakuan tersebut terbentuk larutan dua fasa telah dikeluarkan maka akan
ditambahkan lagi MgSO4 yang telah dikeringkan dengan tujuan untuk untuk
menghilangkan air yang mungkin terdapat pada MgSO4 yang memiliki sifat
hidrokopis dalam artian menyerap air. Pada pemnamabahan MgSO4 padatan tersebut
akan menyerap air yang masih terdapat dalam asetil asetat sehingga kadar yang
terdapat dalam larutan tersebut hilang dan Setalah etil asetat di saring dengan
menggunakan kertas saring dan diukur volumenya. Namun pada praktikum yang
telah dilakukan gagal karena tidak terbentuk 2 lapisan sehingga pada akhirnya %
disimpulkan bahwa :
1. Senyawa yang dihasilkan dari pertukaran gugus hidroksil pada asam karboksilat
dengan gugus hidrokarbon yang terdapat pada etanol. Etil asetat merupakan
senyawa yang dihasilkan dari pertukaran gugus hidroksil pada asam karboksilat
2. Reaksi-reaksi yang melibatkan pada proses pembuatan etil asetat yaitu reaksi
esterifikasi. Pada suhu 35 – 400 C diperoleh hasil samping berupa etil eter dan
pada suhu 74 – 770 C diperoleh produk berupa etil asetat (etil etanoat) dengan
Azura, S.L, dan Reni S.I., 2015, Pembuatan Etil Asetat dari Hasil Hidrolisis
Fermentasi dan Esterifikasi Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca L), Jurnal
Teknik Kimia, 15(2).
Fessenden, 1982, Kimia Organik Jilid I, Erlangga, Jakarta
Ganiswarna, 1995, Farmakologi dan Terapi Edisi IV, Universitas Indonesia, Jakarta.
Nuryoto., 2013, Studi Kinerja Katalisator Lewatit Monoplus s-100 pada Reaksi
Esterifikasi antar Etanol dan Asam asetat, Jurnal Rekayasa Proses, 2 (1).
Prasetyo, A.E, Anggra, W, dan Widayat., 2012, Potensi Gliserol dalam Pembuatan
Turunan Gliserol Melalui Proses Esterifikasi, Jurnal Ilmu Lingkungan, 10 (1).