You are on page 1of 6

Keperawatan Maternitas

Skenario Roleplay Kehamilan pada Trimester II

Heni adalah seorang istri dari Jayadi. Sepasang suami istri ini sedang menanti kehadiran sang buah
hati setelah 1 tahun pernikahan mereka. Saat ini Heni berusia 30 tahun dan Jayadi berusia 35 tahun.
Usia kehamilan Heni saat ini menginjak bulan ke 5 ( lima ). Pada trimester awal kehamilannya
tepatnya menginjak bulan ketiga Heni sering sekali mengalami mual, muntah dan terkadang
membuat dirinya kehilangan nafsu makan.

(Pada suatu sore setelah Jayadi pulang dari bekerja dan memarkir kendaran digarasi).

Jayadi : “Assalamualaikum wr.wb....”

Heni : “Waalaikumussalam wr.wb..”

Jayadi : “Selamat sore sayang, apa yang kau rasakan saat ini ?, masih mualkah? Masih
muntahkah? Ini ayah bawakan Sup Daging Pak Agus kesukaan Bunda. (Jayadi
memandangi istri tercintanya dengan penuh rasa cemas)

Heni : “Sore Yah (balas Heni lemah), mual dan muntah sudah lebih berkurang dari
sebelumnya sih, hari ini dari pagi baru 5 kali saja. Terima kasih Yah untuk Sup
Dagingnya, coba nanti bunda makan ”.

Jayadi : (jayadi melihat istrinya lebih dekat) “Tapi kamu terlihat pucat sekali sayang, bibir
serta kedua matamu terlihat pucat”

Heni : “Ayah mau kopi kah?

Jayadi : “Terima kasih sayang, taruh saja nanti di teras depan, ayah mandi dulu”

(Jayadi segera beranjak ke kamar untuk membersihkan diri, belum sempat membersihkan diri/
mandi tiba-tiba terdengar suara gelas terjatuh di lantai hingga pecah, sontak Jayadi segera
bergegas menuju dapur untuk melihat keadaan)

Jayadi : “ Ya Allah apa yang terjadi Bun?” (rasa cemas berkecamuk di hati Jayadi melihat
istrinya berdiri bersandarkan meja dapur terdiam melihat gelas yang pecah
berantakan dan kopi yang berhamburan membasahi lantai dapur)

(Jayadi bersegera menghampiri istinya dan membantunya duduk di meja makan


dan membuatkan istrinya segelas susu coklat hangat )

Jayadi : “Duduklah dan minumlah susu coklat ini sayang, jangan beranjak kemana mana
dulu, aku bersihkan dulu pecahan gelas dan kopi yang tumpah dilantai. Tenangkan
dirimu nanti aku telpon kantor untuk minta izin besok tidak masuk kerja. Kita
periksa ke Puskesmas Dinoyo untuk memeriksakan kesehatan dirimu dan dedek
dalam rahimmu. Kamu dan bayi dalam rahimmu itu sungguh lebih aku cintai dari
silaunya dunia ini sayang”.

(Jayadi sesungguhnya telah beberapa kali mengajak istrinya untuk memeriksakan kehamilannya di
trimester kedua ini terlebih karena mengetahui istri yang disayanginya mual dan muntah hingga
tak jarang kehilangan nafsu makan namun sering ditolak oleh istrinya karena Jayadi sedang banyak
terlibat dengan proyek penting yang cukup bernilai)
Heni :”Iya Yah, bunda sayang ayah juga”

Keesokan paginya Jayadi menemani sang istri untuk memeriksakan kesehatan di Puskesmas Dinoyo

Jayadi : “Selamat pagi mbak, ini saya mau mendaftakan istri saya memeriksakan kehamilan”

Yeni SM :”Selamat pagi pak senang bagi saya bisa membantu”. “Mohon di kartu rekam medis
dan BPJSnya untuk keperluan saya input ke daftar kunjungan sekaligus
pendaftaran!”

Jayadi : “Oh iya maaf ini kartu dan buku KIAnya “

Yeni SM : “Terima kasih bapak, untuk buku KIA bisa disimpan terlebih dahulu untuk nanti
Pendaftaran ditunjukan di poli KIA”

Jayadi : “Terima kasih mbak”

Yeni SM : “Maaf ini nomor antrian poli KIAnya, bapak beserta Ibu bisa menunggu di ruang
tunggu depan poli KIA”. (penjelasan petugas pendaftaran kepada Jayadi sekaligus
menyerahkan nomor antrian 8 )

(Jayadi dan istrinya segera bergegas ke poli KIA)

Erin : “Loh inikan jeng Heni Pah” (sapa Erin saat melihat Heni sambil menarik baju
suaminya (akmal))

Akmal : “Eh.. iya, apa kabar mbak Heni?”

Heni : “Baik dek”

Jayadi : “Loh dik Akmal dan Erin ke Puskesmas juga?”

Akmal : “Mas Jayadi, iya ini mas antar istri periksa kehamilan juga, maklum sudah bulan ke 7
jadi makin sering periksa”. “Dapat nomor antrian nomor berapa mas?”

Jayadi : “Alhamdulillah nomor 8”

Akmal : “Alhamdulillah saya dapat nomor 7”

(Saat menunggu di ruang tunggu tampat seorang petugas melihat-lihat pengunjung yang duduk di
bangku ruang tunggu pemeriksaan. Seketika petugas tersebut melihat ke arah Heni dan berjalan
mendekat )

Argolekso : “Maaf saya petugas skrining ruang tunggu, apakah ibu hendak memeriksakan diri ke
poli KIA?”

Jayadi : “Iya pak saya beserta istri hendak memeriksakan kehamilan “

Argolekso : “Bisa bapak tunjukkan nomor antrian poli KIAnya?”

Jayadi : “Ini mas”(Jayadi menyerahkan nomor antrian ke pada petugas)

Argolekso : “Mohon maaf untuk pengunjung poli KIA sehubungan dengan kami mendapati
kondisi pasien dengan nomor antrian 8 terlihat pucat dan lemas maka kami akan
dahulukan pemeriksaan selanjutnya untuk beliau. Mohon pengertian dari anda
semua” (Petugas menjelaskan kepada pengunjung poli KIA )
Erin : “Semoga sehat semua ya jeng , termasuk dedek dalam perutnya”

Heni : “ Maaf nduluin di periksa ya dik”

Erin : “Tidak masalah mbak”

(Petugas segera menyampaikan hal tersebut kepada petugas poli KIA dan memanggil Heni untuk
pemeriksaan selanjutnya. Petugas poli KIA menjemput Heni dan segera mempersilahkan Heni untuk
berbaring di tempat tidur untuk dilakukan pemeriksaan)

Yunita : “Perkenalkan nama saya Yunita Sari dan rekan saya Klara, kami perawat yang
bertugas di poli KIA saat ini, nama ibu?”

Heni : “Heni mbak”

Yunita : “ Kehamilan pertama, bulan ke lima ya bu? Ada keluhan lainnya?”

(perawat mempersilahkan Ny. Heni untuk menimbang BB, selanjutnya memeriksa sklera dengan
pen light dan mengukur lingkar lengan atas).

Heni : “Iya mbak, dari bulan ketiga hingga kemarin saya sering mual muntah bahkan sering
hingga saya kehilangan nafsu makan”

Yunita : “Silahkan berbaring di tempat tidur bu, selanjutnya diperiksa oleh suster Klara”

(Bu Heni menuju tempat tidur yang tersedia)

Klara : “Selamat pagi bu, perkenalkan saya Klara. Permisi ya bu saya periksa dulu”

(Mengukur TD, RR, Nadi dan melakukan pemeriksaan abdomen serta oedema di ekstremitas bawah)

Klara : “Dari hasil pemeriksaan sementara yang lakukan ibu Heni konjungtivanya anemis,
untuk tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 80x/mnt, pernapasan 20x/mnt, tanda-
tanda bengkak di kaki tidak terlihat dan teraba serta untuk pemeriksaan kehamilan
masih sesuai dengan umur kehamilan dan detak jantung janin frekuensinya
normal.

Heni : “Alhamdulillah”

Klara : “Kami akan lakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui kadar Hb, elektrolit
dan gula darah ibu Heni, maaf untuk makan terakhir sebelumnya tadi pukul berapa
ya dan berapa banyak ya?”

Heni : “Iya mbak, saya tadi terakhir makan sebelum berangkat ke puskesmas sekitar pukul
07.00 kira kira setengah piring saja”.

Klara : “Dek Yunita tlg telpon petugas lab ya”

Yunita : “Baik , sebentar akan saya telponkan petugas lab “

Jayadi : “jadi kondisi istri dan kehamilan istri saya baik saja ya mbak?”

Yunita : “masih baik pak , nanti kita tunggu hasil pemeriksaan penunjang dari laborat”

(perawat yunita menelpon petugas lab)

Yunita : “mas ke poli KIA , ada yang memerlukan pemeriksaan Hb, elektrolit dan GDS!”
Weru : “Oke ,siap”

(tak beberapa lama petugas lab memasuki poli KIA)

Weru : “Selamat pagi bu, nama saya weru, saya dari bagian laborat yang akan melakukan
pengambilan sempel darah untukpemeriksaan penunjang yang diperlukan. Kami
akan mengambil darah yang diperlukan dari pembuluh darah vena yang ada di siku
bagian dalam lengan kiri ibu dan akan sedikit sakit. Hasil akan kami sampaikan
maksimal 1 jam dari sekarang, Bagaimana ? apakah ibu bersedia?”

Heni : “ Iya mas”

Weru : “ Terima kasih”

(petugas lab melakukan pengambilan darah dan segera kembali ke laborat untuk melakukan
pemeriksaan)

(selama menunggu hasil Heni dan Jayadi diperbolehkan menempati ruang khusus yang disediakan
untuk pasien khusus)

(setelah satu jam lebih sedikit menunggu akhirnya perawat menghampiri Heni dan suaminya dengan
ditemani seorang dokter)

Yunita : “Pagi bu, Alhamdulillah hasil pemeriksaan lab sudah selesai dan berikut akan
langsung disampaikan oleh dokter mengenai hasil yang didapatkan”

Heni : “Terima kasih mbak”

Rachmat : “Pagi Bu, perkenalkan nama saya Rachmat, saya dokter yang pagi ini bertugas di
puskesmas Dinoyo”.”Dari data pemeriksaan dan data penunjang yang saya
dapatkan menunjukkan Bu Heni mengalami anemia dengan kadar Hb 8,6
sedangkan hasil elektrolit menunjukkan K 3,3, Na 135, Cl 103 dan kadar gula darah
98”.

Jayadi : “Maaf dok untuk hasil elektrolit yang disampaikan tadi bagaimana?”

Rachmat : “Kadar elektrolit memang sedikit mengalami penurunan dari angka normal yang
sangat dimungkinkan terjadi akibat dari mual muntah yang ibu alami, sedangkan
untuk hasil gula darah menunjukkan asupan kalori dari makanan yang cukup
rendah”.

Jayadi : “Langkah apa yang harus kami lakukan untuk mengembalikan kesehatan istri dan
janin yang dikandung istri saya dok?”

Rachmat : “Sesuai dengan proses kehamilan secara umum pada trimester pertama terjadi
penyesuaian hormonal yang memang pada sebagian besar akan mengalami mual
dan muntah yang seiring dengan bertambahnya usia kehamilan akan berkurang
hingga tidak terjadi lagi. Pada beberapa kasus memang terjadi hal serupa seperti
yang dialami oleh Bu Heni yang lebih disebabkan karena efek dari mual muntah
yang terjadi mengakibatkan penurunan nafsu makan yang otomatis berakibat pada
berkurangnya asupan nutrisi sehingga memungkinkan munculnya anemia”.

Heni : “Begitu ya dok,” lalu bagaimana saya harus mengatasi mual muntah dan
menurunnya nafsu makan yang saya alami ini?”.
Rachmat : “Baik untuk mengatasi mual muntah serta anemia yang ibu Heni alami saya akan
berikan resep dan pengantar untuk konseling tentang anemia dan nutrisi”.(terlihat
dokter menuliskan resep dan blangko konseling serta memberikannya kepada
Jayadi) “Semoga ibu dapat segera sehat kembali”.

Jayadi : “Terima kasih dok”.(jayadi mengucapkan terima kasih sambil menerima lembar resep
dan blangko konseling dari dokter)

(Merasa kondisi tubuh lebih nyaman bu Heni memaksa untuk turun dan mengikuti
sang suami menuju ruang konseling anemi dan nutrisi. Jayadi membantu istrinya
turun perlahan dari tempat tidur dan berjalan perlahan ke ruang konseling)

Jayadi : “Selamat pagi mbak”

Ira Bela : “Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?”.tanya petugas konseling

Jayadi : “Dokter tadi meminta kami untuk konseling tentang anemia dan nutrisi mbak”, (
jawab jayadi sekaligus menyerahkan lembar konseling yang diberikan oleh dokter)

Ira Bela : “Baik, perkenalkan nama saya Ira Bela , bapak dan ibu bisa memanggil sara Ira, saya
akan menjelaskan tentang anemia.

(menjelaskan materi tentang anemia)

“Ini ada leaflet yang bisa ibu baca sebagai pengingat bila ibu lupa tentang
penjelasan saya tentang anemia. Selanjutnya ibu dan bapak bisa ke ruang sebelah
untuk mendapatkan konseling tentang nutrisi pada ibu hamil”

Heni : “Terima kasih mbak”

(Heni dan jayadi pun menuju ruang konseling nutrisi)

Jayadi : “Selamat pagi mbak”

Miss : “Silahkan duduk , perkenalkan nama saya Yenny Aulia, saya biasa dipanggil Yenny”.
Bapak dan ibu bisa membaca leafleat ini (sambil memberikan leaflet). Saya akan
menjelaskannya dimana isi leflet ini tentang nutrisi pada ibu hamil.”

(Menjelaskan materi kepada bapak djayadi dan bu Heni)

Yenny Aulia :”Setelah penjelasan saya tadi ada yang ingin bapak dan ibu tanyakan?”

Jayadi : “Terima kasih mbak, dari yang mbak Yenny jelaskan dan leaflet yang diberikan cukup
jelas bagi kami untuk mengerti dan mengenal ibu hamil dengan anemia dan
makanan apa saja yang dapat membantu meningkatkan Hb pada anemia”.
Yenny Aulia : “Baik, semoga apa yang sudah saya sampaikan dapat membantu ibu menjalani
kehamilan dengan nutrisi yang cukup dan senantiasa terjaga kesehatannya”
Heni : “Terima kasih mbak”

(setelah menerima penjelasan tentang anemia dan nutrisi pada kehamilan Jayadi
dan Heni menuju je ruang obat untuk mengambil obat yang diresepkan oleh dokter)

I Kade : “Ibu Heni dari Brawijaya”


Jayadi : “Iya” (jayadi dan heni segera menuju ke loket pengambilan obat)

I Kade : “Baik, ini beberapa obat yang dokter berikan untuk di minum”. “Ada dua macam
obat yang dokter berikan untuk ibu, yang pertama adalah Table Fe yang di minum 2
kali sehari paling tidak 30 menit sesudah makan dan jangan menggunakan teh saat
meminumnya karena akan menghilangkan kandungan Fe yang ada di dalam obat,
obat yang berikutnya adalah vometa dapat diminum 2 kali sehari minimal 30 menit
sebelum makan untuk mengurangi rasa mual muntah yang mengganggu nafsu
makan”

Heni : “Terima kasih mas”

I Kade : “Sama-sama Bu, semoga segera sehat kembali”

(Setelah mendapatkan banyak penjelasan di puskesmas hari ini, Jayadi dan Heni
mendapatkan banyak informasi kesehatan terkait dengan masa kehamilan yang
sedang dijalani)

Jayadi : “Bagaimana Bun dengan penjelasan dari puskesmas hari ini?”

Heni : “Alhamdulillah Yah, Bunda semakin mengerti bahwa pentingnya nutrisi selama
kehamilan untuk mencegah penyakit pada masa kehamilan dan menjaga kesehatan
bunda serta janin dalam rahim bunda, terima kasih ya Yah mau mengantar Bunda
memeriksakan kehamilan ke puskesmas”.

Jayadi : “Terima kasih juga Bunda karena sayang dan senantiasa sabar terhadap
Ayah”.”Pulang nanti Bunda maukan bila Ayah ajak makan ke Sup Daging Mas Agus di
Suhat?”
Heni : “Boleh Yah “ (jawab heni dengan tersenyum melihat Jayadi suaminya yang terlihat
semakin ganteng 😊 )

(Kehamilan seharusnya merupakan sebuah harapan untuk masa depan yang lebih baik. Sebuah
perencananaan serta pemeliharaan kesehatan yang baik hendaknya menjadi pemahaman sebuah
keluarga dan bukan tanggung jawab Istri semata. Jadila suami SIAGA untuk generasi masa depan
yang Sehat dan Cemerlang. Dari Brawijaya untuk Indonesia )

You might also like