Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit yang penyebarannya sangat cepat di berbagai negara termasuk di negara
Indonesia. HIV/AIDS dapat menyerang siapa saja tanpa memandang status sosial, suku, agama, jenis kelamin maupun
kelompok umur, termasuk personel TNI Angkatan Laut beserta keluarganya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
upaya pencegahan terhadap HIV/AIDS dilihat dari pengetahuan, sikap dan tindakan. Penelitian ini adalah observasional
deskriptif dengan populasi seluruh TNI Angkatan Laut di Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI kawasan timur.
Jumlah sampel adalah 87 responden yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Variabel dalam penelitian ini antara
lain karakteristik responden (usia, tingkat pendidikan, status pernikahan, masa kerja, lama mobilitas penugasan), tingkat
pengetahuan, sikap, dan tindakan tentang HIV/AIDS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karateristik responden sebagian
besar terdiri dari kelompok usia 20–26 tahun (54,02%). Sebagian besar responden adalah tamat SLTA (87,36%). Sebagian
besar responden belum menikah (52,87%). Masa kerja responden sebagian besar pada kelompok > 5 tahun (52,87%). Lama
mobilitas penugasan sebagian besar pada > 5 bulan (41%). Tingkat pengetahuan responden tentang HIV/AIDS sebagian
besar dalam kategori baik (60,91%). Tingkat sikap responden tentang HIV/AIDS sebagian besar dalam kategori baik
(72,41%). Tindakan responden termasuk dalam kategori baik (93,10%). Kesimpulan yang di dapat pencegahan penyakit
HIV/AIDS pada anggota TNI-AL yang dilihat dari pengetahuan, sikap dan tindakan sebagian besar termasuk dalam
kategori baik. Harapannya pemberian edukasi dan informasi tentang upaya pencegahan HIV/AIDS agar selalu diberikan
di lingkungan TNI-AL baik untuk anggota TNI-AL maupun beserta keluarganya.
ABSTRACT
HIV/AIDS is a disease that is spreading rapidly in many countries, including in Indonesia. HIV/AIDS can affect anyone
regardless of social status, race, religion, gender and age groups, including in Indonesian Navy personnel and their
families. This study to identify the prevention of HIV/AIDS views of knowledge, attitudes and practice. The methods used in
this research was descriptive observasional with the entire population in Indonesian Navy (Study at Satuan Kapal Eskorta
Komando Armada RI Kawasan Timur). Sample size was 87 respondents were selected by purposive sampling technique.
Variables in this reaserch are respondent characteristics (age, education, marital status, years of work, mobility), and the
prevention of HIV/AIDS from their knowledge, attitude, and practice. The results showed that the characteristics of the
respondents most of comprised of age group 20–26 years (54.02%). Most respondents were graduate from high school
(87.36%). Most respondents were single (52.87%). Most of respondents were working > 5 years (52.87%) and most
of respondents mobility > 5 months (41%). The result of prevention HIV/AIDS showed most of respondents knowledge
about HIV/AIDS were in good category (60.91%), most of respondents attitudes about HIV/AIDS were in good category
(72.41%). And most of respondents practice about HIV/AIDS were in good category (93.10%). It could be conculed that
prevention of HIV/AIDS on Indonesian Navy (Study at Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur) are
seen from their knowledge, attitudes and practice are in good category. To prevent of HIV/AIDS disease Institution of
Indonesian Navy have to always give education or information to all of Indonesian Navy and their family.
161
162 Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 2, No. 2 Mei 2014: 161–170
melakukan hubungan seks berisiko dan berbagi alat money) atau yang biasa disebut kelompok 3M (Man,
suntik dengan orang lain (Komisi Penanggulangan Money, Mobile) yang antara lain pekerja di bidang
AIDS Indonesia, 2011). pertanian, pelayaran, kehutanan, konstruksi (Komisi
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) Penanggulangan AIDS, 2011).
merupakan sindrom atau kumpulan gejala penyakit Adanya mobilitas manusia yang tinggi baik
yang disebabkan oleh retrovirus yang menyerang dalam negara maupun antar negara yang merupakan
sistem kekebalan atau pertahanan tubuh. Pertama ancaman dan kemungkinan makin meningkatnya laju
kali didiagnosis pada tahun 1981 di Amerika Serikat penularan HIV/AIDS di Indonesia. Kasus HIV/AIDS
dan sampai saat ini telah menyerang sebagian besar merupakan masalah penting di bidang kesehatan
negara di dunia (pandemi) baik di negara maju karena penyebarannya begitu cepat dan sampai saat
maupun negara berkembang (Depkes RI, 1991). ini belum ada vaksin untuk mencegahnya. HIV/
HIV/AIDS merupakan penyakit yang AIDS dapat menyerang siapa saja tanpa memandang
penyebarannya sangat cepat di berbagai negara status sosial, suku, agama, jenis kelamin maupun
sehingga dalam waktu singkat peningkatan kelompok umur, termasuk personel TNI Angkatan
prevalensinya cukup meningkat. Indonesia Laut beserta keluarganya (Petunjuk pelaksanaan
merupakan salah satu negara di asia yang penanggulangan HIV/AIDS di TNI-AL Peraturan
dihadapkan dengan peningkatan penyakit HIV/ Kasal/33/VI/2011).
AIDS. Jumlah kasus AIDS lebih tinggi daripada Perkembangan kasus HIV/AIDS di lingkungan
HIV hal ini disebabkan belum terkuaknya kasus HIV TNI Angkatan Laut cenderung terus meningkat dan
namun kasus tersebut baru terkuak pada saat pada dikhawatirkan akan memberikan dampak negatif
fase setelah menjadi kasus AIDS, dan untuk tahun yang cukup besar pada pelaksanaan tugas pokok
selanjutnya 2006–2012 dengan adanya VCT kasus TNI Angkatan Laut di masa datang. Oleh sebab
HIV dapat terkuak lebih dini dan dapat dicegah agar itu pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di
tidak menjadi AIDS. Jumlah kasus HIV dan AIDS di lingkungan TNI telah mendapat perhatian besar dari
Indonesia pada tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami pimpinan TNI. Salah satunya dengan pembuatan
peningkatan. Pada tahun 2012 menunjukkan terdapat Peraturan Panglima TNI nomor: Kep/680/VIII/2012,
21.511 kasus HIV dan 5.686 kasus AIDS. tanggal 13 Agustus 2012, tentang Petunjuk
Indonesia hampir seluruh wilayah provinsinya Pelaksanaan Teknis Penatalaksanaan Kasus HIV-
tidak ada yang bebas dari HIV/AIDS, hal ini sesuai AIDS di lingkungan TNI, tentang Petunjuk Teknis
dengan data Kemenkes RI (2012) yang menjelaskan Penatalaksanaan Kasus HIV-AIDS di lingkungan
situasi kasus HIV/AIDS di Indonesia sejak TNI, serta Peraturan Kasal nomor: Perkasal/33/
pertama kali ditemukan sampai dengan Desember VI/2011, tanggal 9 Juni 2011, tentang Pelaksanaan
2012, HIV/AIDS telah tersebar 345 (69,4%) dari Penanggulangan HIV/AIDS di Lingkungan TNI
497 kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia. Angkatan Laut.
Kejadian kasus HIV/AIDS yang terjadi faktor risiko Kalangan TNI-AL dalam menjalankan tugas
penularan terbanyak melalui heteroseksual (58,7%), nya sebagai alat ketahanan negara yang berfungsi
penasun (17,9%), diikuti penularan melalui perinatal untuk menjaga kesatuan dan keamanan wilayah
(2,7%), dan homoseksual (2,3%) (Kemenkes RI, NKRI khususnya kawasan perairan dan kelautan
2012). di Indonesia membuat para anggota TNI-AL harus
Peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS yang siap setiap saat jika mendapat panggilan tugas.
terjadi di seluruh wilayah Indonesia membuat Para anggota TNI-AL khususnya pelaut juga harus
perlu terus dilakukannya upaya penanggulangan meninggalkan keluarga demi menjalankan tugas
dan pencegahan penyebaran guna mengurangi layar nya, tidak jarang mereka bertugas dalam waktu
peningkatan kembali jumlah kasus, baik yang lama. khususnya untuk pelaut yang biasanya
oleh Departemen atau Instansi atau Lembaga bertugas berlayar hingga membutuhkan waktu yang
pemerintahan, Swasta, LSM maupun kelompok lama, berbulan bulan maupun hingga tahun yang
masyarakat sesuai peran dan tugas pokoknya membuat mereka yang telah memiliki istri lama tidak
masing-masing. Laki laki berisiko tinggi (LBT) menemui istrinya sehingga kebutuhan biologisnya
adalah jutaan laki-laki muda, usia produktif, yang atau kebutuhan sex nya tidak terpenuhi.
bekerja secara terpisah, kadang-kadang jauh Kejadian yang dialami anggota TNI-AL
dari keluarga, ada yang sering berpindah-pindah berpotensi mempunyai 3M (Man, Money, Mobile)
(mobilitas tinggi), memiliki uang (mobile man with yang tidak menutup kemungkinan dapat melakukan
Arwinda Y.W. dkk., Pencegahan HIV/AIDS… 163
dan membeli sex untuk memenuhi kebutuhannya, lebih serius dari kasus yang terjadi. Pencegahan
sehingga perlu adanya ketahanan iman yang kuat sekunder dapat dilakukan melalui diagnosis dini
harus dimiliki oleh prajurit TNI-AL guna untuk dan pemberian pengobatan. Pada HIV/AIDS dapat
menghindari adanya pergaulan bebas atau sex dilakukan dengan melakukan tes darah. Pencegahan
bebas yang dapat menyebabkan tertularnya HIV/ Tersier dilakukan untuk mengurangi komplikasi
AIDS. Selain itu pula pengetahuan yang luas juga penyakit yang sudah terjadi. Upaya yang dilakukan
diperlukan dan sangat mendasari yang nantinya dalam pencegahan ini dapat dilakukan dengan
berguna untuk mencegah terjadinya HIV/AIDS. upaya rehabilitasi atau penggunaan obat ARV
HIV merupakan virus sitopatik (virus yang untuk menjaga kondisi penderita agar tidak menjadi
merusak sel tubuh manusia) dari famili retrovirus. semakin memburuk.
Transmisi HIV masuk ke dalam tubuh manusia
melalui 3 cara Nasronudin (2007), yaitu Transmisi
METODE
melalui kontak seksual secara transeksual
(heteroseksual maupun homoseksual), Transmisi Jenis penelitian ini adalah penelitian
melalui darah atau produk darah infeksi HIV deskriptif observasional yaitu metode penelitian
sebelum transplantasi dan transmisi secara vertikal yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
yang dapat terjadi melalui proses persalinan ibu mendeskripsikan atau menggambarkan tentang
yang positif HIV menularkan ke bayinya. suatu kejadian secara objektif (Notoatmodjo, 2003).
Upaya Pencegahan HIV/AIDS dibagi menjadi 3 Sedangkan untuk rancangan bangun penelitiannya
(tiga) yaitu Pencegahan Primer dimana Pencegahan adalah Cross Sectional study karena berdasarkan
yang dapat dilakukan dengan memberikan edukasi waktunya melakukan pengamatan secara serentak
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pada populasi pada satu kali pengamatan.
dan keterampilan tentang HIV dan AIDS melalui Penelitian ini, pengambilan sampel
penyuluhan, pelatihan pada kelompok risiko tinggi menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini
maupun rendah. Salah satu contohnya dengan digunakan karena cocok untuk penelitian kualitatif
memberikan edukasi. Salah satu teori untuk upaya dan dapat mencerminkan tujuan penelitian di
pencegahan HIV/AIDS yaitu Teori atau metode mana melihat sampel sebagai serangkaian pilihan
ABCDE yaitu pencegahan yang dilakukan untuk strategis bagi peneliti (Palys, 2013). Jumlah sampel
mengurangi kasus HIV/AIDS dengan menghindari yang digunakan yaitu sebesar 87 orang. Teknik
faktor risiko dan transmisinya. (Peraturan panglima pengumpulan data di peroleh dari data primer yaitu
nomor Kep/680/VIII/2012): Abstinence adalah melalui observasi langsung yaitu menggunakan
tidak melakukan berhubungan sex dengan orang instrumen lembar kuisioner yang telah disediakan
lain selain pasangan. Abstinence merupakan prinsip dan di berikan kepada responden untuk di isi.
awal untuk mencegah tertular virus HIV/AIDS. Besar sampel yang diambil sejumlah 87 orang
Dengan menerapkan abstinence berhubungan atas perintah dari Komandan Satuan Eskorta
dengan selain pasangan akan melindungi kita dari Komando Armada RI Kawasan Timur untuk
penyebaran HIV/AIDS. Be faithful setia melakukan menentukan berapa sampel yang diinginkan oleh
hubungan seks hanya dengan satu pasangan saja. peneliti. Kemudian dengan menurunkan surat
Condom artinya gunakan kondom saat berhubungan perintah dari Komandan Satuan Eskorta akhirnya
seks. Hal ini biasanya dianjurkan untuk melakukan 87 orang di dapat dari 10 orang dari KRI Fatahillah
perilaku sex berisiko tinggi selain dengan pasangan 361, 10 orang dari KRI Malahayati 362, 10 orang
yang berguna untuk mencegah tertularnya virus KRI Slamet Riyadi 352, 10 orang dari KRI Yos
HIV/AIDS. Don’t inject drug Tidak menyuntik Sudarso 353, 10 orang dari KRI Oswald Siahaan
narkoba secara bergantian dengan alat suntik yang 354, 17 Orang dri KRI Karel Satsuitubun 356, 10
sama. Education Pemberian informasi yang benar orang dari KRI Sultan Hasanudin 366, KRI lambung
tentang HIV/AIDS sehingga terjadi pemahaman Mangkurat 10.Data sekunder data diperoleh dari
yang benar tentang HIV/AIDS sehingga dengan pihak atau instansi yang terkait dengan penelitian
pengetahuan yang dimiliki diharapkan bisa dan mau ini, seperti data sejarah tentang satuan kapal
melakukan tindakan pencegahan terhadap penularan Eskorta. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
HIV. Yaitu Pencegahan sekunder dan Pencegahan Pengolahan data dilakukan untuk mempermudah
tersier, pencegahan sekunder ditujukan kepada analisis data, pengolahan data dilakukan dengan
para penderita dan mengurangi akibat-akibat yang cara Editing Pada tahap ini data yang terkumpul
164 Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 2, No. 2 Mei 2014: 161–170
di lakukan pengecekan dahulu dengan meliputi sebagian besar responden pendidikan terakhirnya
kelengkapan pengisian kuisioner, kejelasan jawaban tamat SLTA yang ditunjukkan dengan persentase
kemudian langsung dilakukan pengkoreksian, 87,36% dengan jumlah 76 orang. Untuk persentase
Skoring memberikan skor pada setiap jawaban responden yang pendidikan terakhir tamat SMP
yang di berikan responden, Entry Data dengan yaitu 2,30% yaitu sebanyak 2 orang, kemudian
memasukan data ke dalam formula yang telah dibuat untuk responden yang pendidikan terakhir Tamat D3
dengan bantuan software computer, dan kemudian menunjukkan persentase sebesar 4,60% yaitu dengan
Tabulating dengan menata data ke dalam tabel sesuai jumlah 4 orang. Untuk pendidikan terakhir tamat
dengan jenis variabel. Analisis data dilakukan secara S1 persentasenya sebesar 5,75% dengan jumlah
distribusi frekuensi, crosstab dan deskriptif dengan 5 orang. Pada tabel menunjukkan sebagian besar
menyajikan data dalam tabel berdasarkan variabel responden dengan persentase 52,87% dengan jumlah
serta dilengkapi narasi untuk memperjelas. 46 orang, status responden belum menikah.
Sedangkan persentase untuk responden yang
statusnya sudah menikah sebesar 45,98% dengan
HASIL
jumlah 40 orang. Untuk persentase status duda
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa 1,15% dengan jumlah 1 responden.
sebagian besar responden terdapat pada kelompok Pada tabel 1 dapat dilihat persentase paling
usia 20–26 tahun yang dapat ditunjukkan dalam besar 52,87% yaitu menunjukkan sebagian besar
prosentase sebanyak 54,02% yakni 47 orang. responden lama masa kerjanya >5 tahun dengan
Sedangkan untuk usia 27–33 tahun ditunjukkan jumlah 46 orang. Untuk lama masa kerja 3–5 tahun
dalam prosentase 11,49% dengan jumlah 10 orang. persentasenya sebesar 19,54% dengan jumlah
Untuk usia 34–40 tahun prosentasenya sebesar 17 orang.
25,29% dengan jumlah 22 orang. Selanjutnya Sedangkan responden yang masa kerjanya
prosentase untuk usia 41–47 sebanyak 9,2% 1–2 tahun prosentasenya 27,59% yaitu dengan
dengan jumlah 8 orang. Pada tabel 1 menunjukkan jumlah 24 orang. Pada tabel 1 lama mobilitas
penugasan atau pelayaran responden yang paling
besar persentasenya 41% yaitu >5 bulan dengan
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden
jumlah 36 orang, untuk 3–5 bulan persentasenya
Variabel Frekuensi Persentase (%) 36% sebanyak 31 orang. Sedangkan untuk 1–2 bulan
Usia persentasenya 23% dengan jumlah 20 orang.
20–26 47 54,02 Pengetahuan responden tentang HIV dan AIDS
27–33 10 11,49 di kategorikan dalam 3 kategori yaitu responden
34–40 22 25,29 yang memiliki pengetahuan dengan baik, responden
41–47 8 9,2 dengan memiliki kategori pengetahuan cukup, dan
Pendidikan
responden memiliki kategori pengetahuan kurang.
Tamat SMP 2 2,30
Pada tabel 2 Menunjukkan pengetahuan responden
Tamat SLTA 76 87,36
Tamat D3 4 4,60 tentang HIV dan AIDS paling besar pada kategori
Tamat S1 5 5,75 baik yang ditunjukkan persentase 60,91% dengan
jumlah 53 orang, untuk responden dengan kategori
Status cukup persentasenya sebesar 33,33% dengan jumlah
Perkawinan 29 orang. Untuk yang responden berpengetahuan
Belum 46 52,87 kurang persentasenya sebesar 5,74% dengan jumlah
Menikah 5 orang.
Sudah Menikah 40 45,98 Dilihat dari pengetahuannya hasil menunjukkan
Duda 1 1,15 karakteristik responden yang berusia 20–26 tahun
Lama Masa Kerja (Tahun) sebagian besar berpengetahuan baik dengan
1–2 24 27,59
persentase 59,6%, untuk usia 27–33 tahun sebagian
3–5 17 19,54
besar responden berpengetahuan baik dengan
>5 46 52,87
Lama Mobilitas (Bulan)
persentase 60%, sedangkan untuk usia 34–40 tahun
1–2 20 23 sebagian besar juga berpengetahuan baik dengan
3–5 31 36 persentase 68,2% serta pada usia 41–47 tahun yang
>5 36 41 berpengetahuan baik persentasenya sebesar 50% dan
berpengetahuan cukup nya juga persentasenya 50%.
Arwinda Y.W. dkk., Pencegahan HIV/AIDS… 165
Berdasarkan hasil penelitian untuk responden dalam perilaku yang dapat membahayakan untuk
yang berpendidikan terakhir SMP memiliki tindakan kesehatannya.
yang baik dengan persentase 100%, untuk responden Menurut Ditjen PPM dan PL (2013), kelompok
yang berpendidikan terakhir SLTA sebagian besar usia 20–29 tahun adalah kelompok usia yang
responden memiliki tindakan yang baik dengan banyak terjadi kasus HIV/AIDS karena usia
persentase 92,1%, sedangkan untuk responden tersebut dalam kelompok seksual aktif. Berdasarkan
yang berpendidikan terakhir D3 dan S1 sama sama tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar
memiliki tindakan yang baik dengan persentase responden pendidikan terakhirnya tamat SLTA
100%. (87,36%) hal ini menunjukkan bahwa responden
Berdasarkan hasil penelitian untuk responden sebagian besar memiliki kategori pendidikan tinggi,
yang status pernikahannya belum menikah sehingga responden lebih mudah dalam memperoleh
sebagian besar memiliki tindakan yang baik dengan informasi, pesan ataupun pengetahuan nya. Hal
persentase 93,5%, untuk responden yang status ini diharapkan dengan pendidikan yang tinggi dan
pernikahannya menikah sebagian besar responden kemampuan yang mudah dalam menerima informasi
memiliki tindakan yang baik dengan persentase atau pesan khususnya tentang pencegahan suatu
92,7%, sedangkan untuk responden yang status penyakit.
pernikahannya duda sebagian memiliki tindakan Menurut Damayanti (2012), pendidikan
yang baik dengan persentase 100%. Pada responden akhir tingkat SLTA merupakan pendidikan akhir
yang lama masa kerjanya 1–2 tahun sebagian besar yang tinggi sehingga dari tingkat pengetahuan
memiliki tindakan yang baik dengan persentase dan kemampuan lain yang dapat dimiliki dan
82,6%, untuk responden yang lama masa kerja nya menjadi modal pada saat mengikuti kegiatan
3–5 tahun memiliki tindakan yang baik dengan seperti penyuluhan tentang HIV/AIDS sehingga
persentase 100%, sedangkan untuk responden pengetahuan yang didapatkan dapat dipahami
yang lama masa kerjanya >5 tahun sebagian besar dan diterapkan sebagai upaya untuk pencegahan
responden memiliki tindakan yang baik 95,7%. penularan HIV/AIDS.
Berdasarkan hasil penelitian untuk responden Berdasarkan tabel 1 sebagian responden pada
yang lama mobilitasnya 1–2 bulan sebagian besar saat berlangsungnya pengambilan data memiliki
memiliki tindakan yang baik dengan persentase status belum menikah (52,87%) dengan jumlah
61,9%, untuk responden yang lama masa kerja 46 orang dan dari hasil penelitian yang didapat
nya 3–5 bulan sebagian besar memiliki tindakan sebagian besar yang melakukan hubungan seks
yang baik dengan persentase 56,7%, sedangkan berisiko pada responden yang status nya belum
untuk responden yang lama masa kerjanya >5 tahun menikah.
sebagian besar responden juga memiliki tindakan Berdasarkan tabel 1 sebagian besar responden
yang baik 60,9%. menunjukkan bahwa masa kerjanya > 5 tahun
(63,2%) dengan jumlah 55 responden hal ini dapat
dikatakan bahwa sebagian respon telah lama bekerja
PEMBAHASAN
menjadi anggota TNI-AL. Masa kerja ini memiliki
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa pengaruh pada mobilitas seorang TNI-AL khususnya
sebagian responden yakni berusia 20–26 tahun tugas dalam berlayar, semakin sering dan lama
(54,02%) pada usia ini kemampuan sesorang dalam mereka bertugas maka semakin tinggi pula mobilitas
menerima pengetahuan lebih mudah menerima dan mereka.
mudah dalam menelah sesuatu karena pada usia Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat
tersebut dianggap telah dapat berpikiran matang. mobilitas pelayaran paling sering 5 bulan lebih
Hal ini juga di dukung dengan penelitian menurut dalam menjalankan pelayaran dan paling sebentar
Damayanti (2012), usia sebagai salah satu sifat dalam waktu sebulan, sebagian besar responden
karakteristik tentang orang yang berpengaruh menyatakan dalam setahun dapat menjalankan layar
terhadap tingkat pemikiran seseorang menghadapi minimal hingga 3 kali di tiap tahunnya, wilayah
suatu hal meski usia tidak selalu berkorelasi dengan pelayaran paling jauh yang pernah di lakukan
kemampuan seseorang. Sehingga diharapkan pada responden yaitu keliling Eropa, Lebanon dan
usia tersebut dengan kemampuan menelaah dan Somalia. Untuk pelayaran di dalam negeri mereka
memahami tersebut dapat mencegah diri nya sendiri paling sering berlayar di wilayah Indonesia kawasan
168 Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 2, No. 2 Mei 2014: 161–170
timur seperti NTT, Makasar dan paling jauh di Terdapat pengetahuan komprehensif HIV dalam
Papua/Irian. pertanyaan tentang bagaimana cara penularan nya,
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan hal ini juga digunakan Kementerian Kesehatan
adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah agar Indonesia dapat mencapai target MDGs dan
orang melakukan penginderaan terhadap objek untuk mengubah stigma tentang bahwa ODHA juga
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera perlu dijauhi hal ini menyatakan bahwa HIV/AIDS
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, tidak menular melalui gigitan nyamuk, berpelukan
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar dengan penderita HIV/AIDS, Berjabat tangan, dan
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan berenang bersama. Hampir sebagian besar seluruh
telinga. responden telah menjawab dengan benar. Sebagian
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar besar responden juga menjawab bahwa penularan
responden termasuk dalam kategori berpengetahuan penyakit HIV/AIDS melalui hubungan seks berisiko
baik, pengetahuan ini meliputi pengertian HIV/ dan transfusi darah yang positif HIV/AIDS sangatlah
AIDS, gejala HIV/AIDS, Kelompok berisiko, besar penularannya.
penularan HIV/AIDS dan pencegahan terhadap Menurut Damayanti (2012), dengan penelitian
penyakit HIV/AIDS. terdahulu menyatakan tingginya tingkat pengetahuan
Berdasarkan pertanyaan mengenai pengertian belum tentu memiliki korelasi dengan perilaku sehat,
dan pengetahuan tentang HIV/AIDS beberapa masih namun dengan cara mengetahui cara penularan HIV
ada yang belum mengetahui singkatan dari HIV/ dan cara menghindarinya merupakan langkah awal
AIDS itu sendiri namun responden hanya sekadar yang perlu dan penting untuk diketahui.
mengetahui jika HIV/AIDS itu merupakan penyakit Didukung pula dengan penjelasan menurut
menular dan harus dihindari. Notoatmodjo (2003), bahwa pengetahuan merupakan
Berdasarkan pertanyaan gejala penderita domain kognitif yang sangat penting terbentuknya
HIV/AIDS sebagian besar sudah menjawab dan tindakan seseorang. Apabila penerimaan perilaku
berpengetahuan baik, namun masih ada beberapa baru atau adopsi perilaku didasari oleh pengetahuan,
yang tidak mengetahui nya salah satu contoh nya maka apa yang dipelajari antara lain perilaku tersebut
masih ada yang menganggap bahwa penderita HIV akan bersifat langgeng, sebaliknya apabila perilaku
sudah terlihat gejala-gejalanya padahal menurut teori itu tidak didasari oleh pengetahuan maka tidak
Nasronudin (2007), dikatakan bahwa ciri penderita akan berlangsung lama. Hal ini berarti jika semakin
HIV tidak terlihat gejala bahkan terlihat seperti baik pengetahuan responden mengenai HIV/AIDS,
orang sehat biasa pada umumnya. maka akan mempengaruhi tindakan untuk selalu
Berdasarkan pertanyaan pencegahan HIV/ menggunakan kondom saat berhubungan seks.
AIDS yang di dalamnya terdiri dari teori ABCD Informasi atau edukasi yang baik dapat
(Abstencia, Be Faithful, Use Condom, Dont use menambah pengetahuan seseorang seperti halnya
inject drug) sebagian besar responden sudah responden dalam penelitian ini sebagian besar
mengetahui bahwa hal tersebut merupakan salah mengatakan informasi tentang HIV/AIDS didapatkan
satu upaya pencegahan agar tidak tertularnya HIV. melalui media elektronik, majalah, koran, serta
Begitu juga dengan upaya pencegahan dalam penyuluhan dari tenaga kesehatan, seminar, teman
penggunaan kondom, sebagian besar responden dari anggota TNI-AL yang terkena HIV.
mengetahui bahwa salah satu fungsi kondom dalam Hal ini juga sama dikatakan dalam penelitian
segi kesehatan untuk mencegah tertularnya HIV/ sebelumnya, pesan atau informasi tentang HIV/
AIDS dalam perilaku hubungan seks berisiko. AIDS dapat disampaikan melalui media komunikasi
Untuk pertanyaan dalam upaya pencegahan yang ada di masyarakat baik media elektronik
yaitu mengenai VCT beberapa responden menjawab maupun media cetak. Adanya informasi mengenai
dengan benar singkatan dari VCT dan fungsi dari HIV/AIDS melalui media komunikasi tersebut dapat
VCT. Namun masih ada responden yang menjawab meningkatkan pengetahuan. Pengetahuan yang
salah untuk singkatan dan ada yang tidak tahu diterima diharapkan nantinya mampu merubah sikap
mengenai fungsi VCT itu apa. dan perilaku untuk mencegah HIV/AIDS (Juliastika,
Berdasarkan pertanyaan mengenai kelompok 2011).
berisiko tinggi tertular HIV/AIDS hampir seluruh Dengan adanya peraturan dan petunjuk
responden mengetahui dan menjawab dengan benar. pelaksanaan dalam upaya penanggulangan di
Arwinda Y.W. dkk., Pencegahan HIV/AIDS… 169
Damayanti, Agustina, 2012. Upaya pencegahan Notoatmodjo, Soekidjo, 2003 Ilmu Kesehatan
penularan HIV/AIDS pada WBP dilihat dari Masyarakat Prinsip Prinsip Dasar, Rineka Cipta,
pengetahuan, sikap dan tindakan WBP terhadap Jakarta
HIV/AIDS (Studi pada rumah tahanan negara Nasronudin, 2007. HIV & AIDS pendekatan biologi
kelas 1 Surabaya). Skripsi. Surabaya. Fakultas molekuler, klinis, dan sosial. Surabaya: Airlangga
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. University Press.
Depkes, 1991. AIDS Petunjuk untuk Petugas Nasronudin, & Maramis, Margarita M, 2007 Konseling,
Kesehatan. Jakarta Dukungan, Perawatan, dan Pengobatan ODHA.
Depkes RI. 2009. Pedoman Intervensi Perubahan Surabaya: Airlangga University Press.
Perilaku. Jakarta Palys, Ted. 2013. Purposive Sampling. Simon
Ditjen PPL., 2013 Statistik Kasus HIV/AIDS di Fraser University. http://www.sfu.ca/~palys/
Indonesia Dilapor s/d Maret 2013. Jakarta. purposive%20sampling.pdf (sitasi 25 Agusutus
Juliastika, Grace E. C. Korompis., Budi T. Ratag., 2013)
2011. Hubungan Pengetahuan tentang HIV/AIDS Peraturan kasal/33/VI/2011, Petunjuk pelaksanaan
dengan Sikap dan Tindakan Penggunaan Kondom penanggulangan HIV/AIDS di Lingkungan TNI
Pria pada Wanita Pekerja Seks di Kota Manado Angkatan Laut
KPA, 2011. Upaya Penanggulangan HIV dan AIDS Peraturan panglima/64/IX/2010, Petunjuk Teknis
di Indonesia 2006–2011. Jakarta Penatalaksanaan Kasus HIV-AIDS di lingkungan
Kementerian Kesehatan RI. 2012. Laporan TNI.
kementerian kesehatan triwulan IV Tahun 2012.
Kementerian RI. Jakarta.