Professional Documents
Culture Documents
Bab I1
Bab I1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Saat ini banyak sekali penyakit yang baru pada saluran pernafasan dan
penyebabnya bermacam-macam, ada di sebabkan oleh virus, bakteri, dan lain
sebagainya. Dengan penomena ini harus menjadi perhatian bagi kita semua. Salah
satu penyakit pada saluran pernafasan adalah pneumonia. Penyakit Pneumonia
sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut usia (lansia) dan mereka yang
memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun),
akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat
ini didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di
kalangan kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa
beribu-ribu warga tua setiap tahun. (Jeremy, dkk, 2007, Hal 76-78)
1
Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka
kematiannya tinggi, tidak saja dinegara berkembang, tapi juga di negara maju
seperti AS, Kanada dan negara-negara Eropah. Di AS misalnya, terdapat dua juta
sampai tiga juta kasus pneumonia per tahun dengan jumlah kematian rata-rata
45.000 orang (S. A. Price, 2005, Hal 804-814)
Kepadatan terjadi karena paru dipenuhi sel radang dan cairan yang
sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan luman. Tapi akibatnya
fungsi paru terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas, karena tak tersisa
ruang untuk oksigen. Pneumonia yang ada di masyarakat umumnya, disebabkan
oleh bakteri, virus atau mikoplasma ( bentuk peralihan antara bakteri dan virus ).
Bakteri yang umum adalah streptococcus Pneumoniae, Staphylococcus Aureus,
Klebsiella Sp, Pseudomonas sp,vIrus misalnya virus influensa(Jeremy, dkk, 2007,
Hal76-78)
2
1.2. Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.2. ETIOLOGI
Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri (+) gram,
Streptococcus Pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri
Staphylococcus Aureus adalah streptokokus beta-hemolitikus grup A yang juga
sering menyebabkan pneumonia,demikian juga pseudomonas aeroginosa.
Pneumonia lain disebabkan oleh virus misalnya influenza. Pneumonia
mikoplasma, Suatu pneumonia yang relatif sering dijumpai yang disebabkan oleh
suatu organisme yang berdasarkan beberapa aspeknya berada diantara bakteri dan
virus.(Asih&Effendy:2004).
4
2.1.3 Patofisiologi
Adanya etiologi seperti jamur dan inhalasi mikroba ke dalam tubuh
manusia melalui udara, aspirasi organisme, hematogen dapat menyebabkan reaksi
inflamasi hebat sehingga membran paru-paru meradang dan berlobang. Dari
reaksi inflamasi akan timbul panas, anoreksia, mual, muntah serta nyeri pleuritis.
Selanjutnya RBC, WBC dan cairan keluar masuk alveoli sehingga terjadi sekresi,
edema dan bronkospasme yang menimbulkan manifestasi klinis dyspnoe, sianosis
dan batuk, selain itu juga menyebabkan adanya partial oklusi yang akan membuat
daerah paru menjadi padat (konsolidasi). Konsolidasi paru menyebabkan
meluasnya permukaan membran respirasi dan penurunan rasio ventilasi perfusi,
kedua hal ini dapat menyebabkan kapasitas difusi menurun dan selanjutnya terjadi
hipoksemia
Dari penjelasan diatas masalah yang muncul, yaitu : Risiko kekurangan
volume cairan, Nyeri (akut), Hipertermi, Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh, Bersihan jalan nafas tak efektif, Gangguan pola tidur, Pola nafas tak efekif
dan intoleransi aktivitas
5
2.1.4 Pathway
6
2.1.5.Manifestasi Klinik
Masa inkubasi 9 hari sampai 21 hari, biasanya 12 hari, sekitar 2-50%
pasien mempunyai gejala infeksi saluran pernafasan atas yang ditandai dengan
tenggorokan dan gejala nasal pada waktu permulaan pneumonia. Gejala dini yang
khas adalah demam, menggigil, batuk dan sakit kepala rasa tidak enak badan,
nyeri tenggorokan, nyeri dada, sakit telinga (Soeparman, 1999:709)
7
meningkat. Elektrolit : Sodium dan Klorida menurun. Bilirubin biasanya
meningkat.
Analisis gas darah dan Pulse oximetry menilai tingkat hipoksia dan
kebutuhan O2.
Pewarnaan Gram/Cultur Sputum dan Darah untuk mengetahui oganisme
penyebab
Pemeriksaan fungsi paru-paru volume mungkin menurun, tekanan saluran
udara meningkat, kapasitas pemenuhan udara menurun dan hipoksemia.
2.1.7.Penatalaksanaan Medis
Terapi antibiotic
Merupakan terapi utama pada pasien pneumonia dengan manifestasi
apapun, yang dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap kuman
penyebabnya.
8
BAB II
TEORITIS KEPERAWATAN
2.2.1. PENGKAJIAN
Pengkajian Klien dengan Pneumonia meliputi :
A). Aktivitas
Gejala : Kelemahan, kelelahan dan isomia
Tanda : Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas
B). Sirkulasi
Gejala : Riwayat adanya /GJK kronik
Tanda : Takikardi, penampilan kemerahan atau pucat
D). Makanan/Cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan,Mual/muntah dan adanya Riwayat DM
Tanda : Distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan
turgor Kulit buruk dan penampilan kakeksia (malnutrisi)
E). NeuroSensori
Gejala : Sakit Kepala daerah Frontal (Influenza)
Tanda : Perubahan Mental (Bingung, Somnolen)
F). Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Sakit Kepala, nyeri dada (pleuritik),meningkat oleh batuk,nyeri
Dada Substernal (Influenza), mialgia, dan atralgia
Tanda : Melindungi area yang sakit (Penderita biasanya tidur pada sisi
Yang sakit untuk membatasi pergerakan)
G). Pernapasan
Gejala : Riwayat adanya/ISK kronis,PPOM,Merokok Sigaret.
Takipnea, dispnea progresif, Pernapasan dangkal, penggunaan otot
Aksesori, pelebaran nasal.
Tanda : Sputum :Merah muda, berkarat atau purulen
Perkusi: pekak diatas area yang konsolidasi
Fremitus: taktil dan vokal terhadap meningkat dan konsolidasi
9
Gesekan Friksi pleura
Bunyi Napas: menurun atau tidak ada area yang terlibat atau napas Brokial
Warna : Pucat atau sianosis bibir/kuku
H). Keamanan
Gejala : Riwayat gangguan sistem imun, misal AIDS, Penggunaan steroid
Atau Khemoterapi, Ketidakmampuan Umum Demam
(Misal:38,5-39,6 C)
Tanda : Berkeringat ,mengiggil berulang,gemetar
Kemerahan mungkin pada kasus rubeola atau varisela
10
6. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen ditandai dengan pasien mengeluh lemas, sulit
bernapas, tampak lemah, sesak, px. tanda vital : respirasi meningkat.
7. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi parenkim paru ditandai
dengan pasien mengatakan badan panas, tampak menggigil, px. tanda vital : suhu
meningkat.
8. Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan utama sekunder terhadap perlengketan secret di saluran pernapasan.
9. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sering terbangun
sekunder tehadap gangguan pernapasan, batuk ditandai dengan pasien mengatakan
sering terbangun di malam hari karena sulit bernapas dan batuk, tampak lelah.
11
6. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi parenkim paru ditandai
dengan pasien mengatakan badan panas, tampak menggigil, px. Tanda vital : suhu
meningkat.
7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sering terbangun
sekunder tehadap gangguan pernapasan, batuk ditandai dengan pasien mengatakan
sering terbangun di malam hari karena sulit bernapas dan batuk, tampak lelah.
8. Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan utama sekunder terhadap perlengketan secret di saluran pernapasan.
9. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan berlebihan akibat muntah
12
2. Dx 2
Kriteria tujuan
Nyeri berkurang atau hilang
Rencana tindakan
a. Tentukan karakteristik nyeri, misal : tajam, ditusuk, konstan
Rasional : nyeri dada biasanya ada dalam beberapa derajat dalam
pneumonia, juga dapat timbul komplikasi pneumonia seperti
perikarditis dan endokarditis.
b. Pantau tanda vital
Rasional : perubahan frekuensi jantung atau TD menunjukkan bahwa
pasien mengalami nyeri
c. Berikan tindakan nyaman, misal : relaksasi, pijatan punggung
Rasional : tindakan non analgesikdiberikan dengan sentuhan lembut
dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar efek terapi
analgesic.
d. Kolaborasi dalam pemberian analgesic.
Rasional : diharapkan dapat membantu mengurangi nyeri.
3. Dx 3
Kriteria tujuan : mempertahankan ventilasi adekuat
Rencana tindakan :
a. Kaji frekuensi, kedalaman bernapas
Rasional : takipnea, pernapasan dangkal sering terjadi karena
ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan atau cairan paru.
b. Auskultasi bunyi napas
Rasional : menunjukkan terjadinya komplikasi (adanya bunyi
tambahan menunjukkan akumulasi cairan/sekresi).
c. Pantau tanda vital
Rasional : abnormalitas tanda vital terus menerus memerlukan
evaluasi lanjut
d. Kolaborasi pemberian O2 sesuai indikasi
Rasional : mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg.
13
4. Dx 4
Kriteria tujuan : menunjukkan peningkatan nafsu makan
Rencana tindakan :
a. Identifikasi faktor yang menimbulkan mual muntah
Rasional : pilihan intervensi tergantung pada faktor penyebab
masalah.
b. Auskultasi bunyi usus
Rasional : bunyi usus mungkin menurun/tak ada bila proses infeksi
berat/memanjang.
c. Beri makan porsi kecil tapi sering, termasuk makanan yang menarik
untuk pasien
Rasional : tindakan ini dapat meningkatkan nafsu makan meskipun
lambat untuk kembali.
d. Kolaborasi pemberian antiemetic
Rasional : diharapkan mampu mencegah muntah
5. Dx 5
Kriteria tujuan : menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas
Rencana tindakan :
a. Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas
Rasional : menetapkan kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan
intervensi.
b. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut
ssi indikasi
Rasional : menurunkan stress dan rangsangan berlebihan,
meningkatkan istirahat.
c. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan
Rasional : meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan
suplai dan kebutuhan oksigen.
6. Dx 6
14
Kriteria tujuan
Mempertahankan suhu dlm batas normal
Rencana tindakan :
a. Pantau suhu pasien
Rasional : suhu 38,9 oC-41,1 oC menunjukkan proses penyakit
infeksius akut.
b. Beri kompres mandi hangat
Rasional : dapat membantu mengurangi demam
c. Kolaborasi pemberian antipiretik
Rasional : diharapkan dapat membantu menurunkan demam dengan
aksi sentralnya pada hipotalamus
7.Dx 7
Kriteria tujuan : Pola tidur pasien adekuat
Rencana tindakan :
a. Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi
Rasional : mengkaji perlunya dan mengidentifikasi intervensi yang
tepat
b. Beri tempat tidur yang nyaman
Rasional : meningkatkan kenyamanan tidur dan dukungan psikologi.
c. Instruksikan tindakan relaksasi
Rasional : membantu menginduksi tidur
d. Dorong posisi nyaman, Bantu dalam mengubah posisi
Rasional : pengubahan posisi mengubah area tekanan dan
meningkatkan istirahat
8.Dx 8
Kriteria tujuan : infeksi tidak terjadi
Rencana tindakan
a. Pantau tanda vital, khususnya selama awal terapi
15
Rasional : selama periode waktu ini, potensial komplikasi dapat
terjadi.
b. Ubah posisi dengan sering dan berikan pembuangan paru yang baik
Rasional : meningkatkan pengeluaran, pembersihan infeksi.
c. Batasi pengunjung sesuai indikasi
Rasional : menurunkan pemaajanan terhadap pathogen infeksi lain.
d. Kolaborasi pemberian antimikrobial sesuai hasil kultur sputum/darah
Rasional : digunakan untuk membunuh kebanyakan mikrobial
pneumonia.
7. Dx 9
Kriteria tujuan : menunjukkan volume cairan adekuat
Rencana tindakan
a. Kaji perubahan tanda vital
Rasional : peningkatan suhu meningkatkan laju metabolik dan
kehilangan cairan melalui evaporasi
b. Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa
Rasional : indikator langsung kekuatan volume cairan.
c. Catat laporan mual muntah
Rasional : adanya gejala ini menunjukkan masukan oral.
d. Kolaborasi pemberian antipiretik, antiemetic
Rasional : berguna menurunkan kehilangan cairan.
16