Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH Nursing Advocacy
MAKALAH Nursing Advocacy
ETIKA KEPERAWATAN
Disusun untuk memenuhi tugas imunologi dan hematologi
Disusun:
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian etika keperaatan ........................................................................................... 3
2.2 Tujuan etika keperawatan.............................................................................................. 3
2.3 Aliran etika .................................................................................................................... 4
2.4 Prinsip-prinsip etika keperawatan ................................................................................. 4
2.5 Faktor mempengaruhi pembuatan keputusan etis ......................................................... 6
2.6 Peran perawat sebagai advokasi dan konselor pada pasien HIV/AIDS ........................ 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 11
3.2 Saran .............................................................................................................................. 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Umum
Mengetahui segala yang berhubungan dengan etika
.Khusus
1) Mengerti pengertian etika keperawatan.
1
2) Memahami tujuan keperawatan.
3) Mengerti aliaran etika.
4) Memahami prinsip-prinsip keperawatan.
5) Memahami faktor mempengaruhi pembuatan keputusan etis.
6) Memahami peran perawat sebagai advokasi dan konselor pada pasien HIV/AIDS
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2.4 Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dasar raktik
keperawatan
2.2.5 Memberi kesempatan kepada peserta didik menerapkan ilmu dan prinsip etika
keperawatan dalam pratik dan dalam situasi nyata.
4
2.4.2 Beneficience (berbuat baik)
Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang dalam situasi pelayanan
kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.
2.4.3 Justice (keadilan)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam
praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar
praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan .
2.4.4 Non maleficience (tidak merugiakan)
Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak menimbulkan bahaya
/cedera secara fisik dan psikologik.
2.4.5 Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan
bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang
untuk mengatakan kebenaran.
2.4.6 Fidelity (loyalty/ketaatan)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap
orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia
pasien. Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen
yang dibuatnya. Kesetiaan itu menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
2.4.7 Confidentiality (kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus dijaga
privasi-nya. Tak ada satu orangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijin kan
oleh klien dengan bukti persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,
menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus
dicegah.
2.4.8 Akuntabilitas (accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab pasti
pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan
5
standar pasti yang mana tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak
jelas atau tanpa terkecuali.
2.4.9 Moral right
1) Advokasi
Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung hak –
hak pasien. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat dalam
mempraktekan keperawatan profesional
2) Responsibilitas ( tanggung jawab )
Eksekusi terhadap tugas – tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari
perawat. Misalnya pada saat memberikan obat, perawat bertanggung jawab untuk mengkaji
kebutuhan klien dengan memberikannya dengan aman dan benar.
3) Loyalitas
Suatu konsep yang melewati simpati, peduli, dan hubungan timbal balik terhadap
pihak yang secara profesional berhubungan dengan perawat.
2.4.10 Nilai (value)
Keyakinan(beliefs) mengenai arti dari suatu ide, sikap, objek, perilaku, dan lain-lain yang
menjadi standar dan mempengaruhi prilaku seseorang. Nilai menggambarkan cita-cita dan
harapan- harapan ideal dalam praktik keperawatan. Nilai yang sangat diperlukan bagi perawat
aialah kejujuran, lemah lembut, ketepatan, dan menghargai orang lain
6
2.5.4. Legislasi merupakan jaminan tindakan menurut hukum sehingga orang yang bertindak
tidak sesuai hukum dapat menimbulkan konflik. Hukum kesehatan telah menjadi suatu
bidang ilmu, dan perundang-undangan baru banyak disusun untuk menyempurnakan
perundang-undangan lama atau untuk mengantisipasi perkembangan permasalahan
hukum kesehatan.
2.5.5. Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya dalam pembuatan suatu
keputusan. Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan, namun harus
diselesaikan dengan keputusan/aturan tempat ia bekerja.
2.5.6. Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo, menyatakan bahwa kode etik merupakan
salah satu ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti penting dalam penentuan,
pertahanan dan peningkatan standar profesi.
2.5.7. Hak-hak pasien yang secara luas dikenal menurut Megan (1998) meliputi hak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang adil dan berkualitas, hak untuk diberi informasi,
hak untuk dilibatkan dalam pembuatan keputusan tentang pengobatan dan perawatan,
hak untuk diberi informed concent, hak untuk mengetahui nama dan status tenaga
kesehatan yang menolong, hak untuk mempunyai pendapat kedua(secand opini), hak
untuk diperlakukan dengan hormat, hak untuk konfidensialitas (termasuk privacy), hak
untuk kompensasi terhadap cedera yang tidak legal dan hak untuk mempertahankan
dignitas (kemuliaan) termasuk menghadapi kematian dengan bangga.
2.6 Peran Peawat Sebagai Advokasi dan Konselor pada Pasien HIV/AIDS
Peran perawat adalah tingka laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
yang memenuhi kualifikasi sehingga dibenarkan mempunyai kedudukan dalam suatu system
pelayanan kesehatan (Pusdiknakes,1989). Menurut Doheney (1992) peran perawat terdiri dari:
2.6.1. Care giver/pemberi pelayanan
1) Memperhatikan individu dalam konteks sesuatu kebutuhan klien
2) Perawat menggunakan nursing proses untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mulai
dari masalah fisik (fisiologis) sampai masalah psikologis
3) Peran utama adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat sesuai diagnose keperawatan yang terjadi mulai dari masalah
yang bersifat sederhana sampai dengan komplek.
2.6.2. Clien advocate/pembela pasien
Arti advokasi menurut ANA adalah melindungi klien atau masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar
etika yang dilakukan oleh siapa pun.Perawat bertanggung jawab untuk membantu klien dan
7
keluarga dalam menginterpretasi informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan memberikan
informasi lain yang diperlukan untuk mengambil prsetujuan (inform consent) atas tidakan
keperawatan yang diberikan.
2.6.3. Consellor/konseling
1) Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap
keadaan sehat sakitnya
2) Adanya pola interaksi ini merupakan dasar dalam merencanakan metode untuk
meningkatkan kemampuan adaptasinya
3) Konseling diberikan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman
kesehatan dengan pengalaman masa lalu
4) Pemecahan masalah difokuskan pada masalah mengubah perilaku hidup sehat (prubahan
pola interaksi)
2.6.4. Educator /pendidik
1) Peran ini dilakukan pada klien, keluarga, tim kesehatan lain baik secara spontan (saat
interaksi) maupun secara disiapkan
2) Tugas perawat adalah membantu mempertinggi k. pengetahuan dalam upaya meningkatkan
kesehatan, gejala penyakit sesuai kondisi dan tindakan yang spesifik
3) Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam nursing care planning
2.6.5. Coordinator/koordinator
Peran perawat adalah mengarahkan , merencanakan, mengorganisasikan pelayanan dari
semua tim kesehatan. Karena klien menerima banyak pelayanan dari banyak profesional
misalnya nutrisi maka aspek yang harus diperhatikan adalah jenis, jumlah, komposisi,
persiapan, pengelolaan, cara memberikan, monitoring, motivasi edukasi dan sebagainya
2.6.6. Collaborator/kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya berupaya
mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar pendapat terhadap
pelayanan yang diperlukan klien, memberi dukungan, paduan keahlian dan ketrampilan dari
berbagai profesional pemberi pelayanan kesehatan
2.6.7. Consultan/konsultan
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien dan informasi tentang
tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini dapat dikatakan keperawatan adalah
sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi spesifik klien
8
2.6.8. Change agent/perubah
Elemen ini mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dalam
hubungan dengan klien dan cara pemberian keperawatan kepada klien
Prinsip etik yang harus dipegang oleh seseorang, masyarakat, nasional, dan internasional
dalam menghadapi HIV/AIDS adalah:
2.6.1. Empati
Ikut merasakan penderitaan sesama termasuk ODHA dengan penuh simpati, kasih
sayang, dan kesediaann saling tolong-menolong.
2.6.2. Solidaritas
Secara bersama-sama membantu meringankan dan melawan ketidakadilan yang
diakibatkan oleh HIV/AIDS.
2.6.3. Tanggung jawab
Bertanggung jawab mencegah penyebaran dan memberikan perawatan pada ODHA.
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien,
membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim
kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional. mempertahankan dan
melindungi hak-hak klien, hak-hak klien tersebut antara lain hak atas informasi. Hak mendapat
informasi yang meliputi hal-hal berikut:
2.6.1. Penyakit yang dideritanya
2.6.2. Tindakan medik apa yang hendak dilakukan;
2.6.3. Kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk
mengatasinya;
2.6.4. Alternatif terapi lain beserta resikonya;
2.6.5. Prognosis penyakitnya;
2.6.6. Perkiraan biaya pengobatan/rincian biaya atas penyakit yang dideritanya;
2.6.7. Hak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur;
2.6.8. Hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi;
2.6.9. Hak menyetujui/ memberi izin persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh
perawat/ tindakan medik sehubungan dengan penyakit yang dideritanya (informed
consent);
9
2.6.10. Hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sesudah memperoleh informasi yang
jelas tentang penyakitnya;
2.6.11. Hak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
2.6.12. Hak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang mengganggu pasien lain;
2.6.13. Hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit;
2.6.14. Hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya;
2.6.15. Hak menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual;
2.6.16. Hak didampingi perawat keluarga pada saat diperiksa dokter;
2.6.17. Hak untuk memilih dokter, perawat atau rumah sakit dan kelas perawatan sesuai
dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit atau
sarana pelayanan kesehatan;
2.6.18. Hak atas rahasia medic atau hak atas privacy dan kerahasian penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya;
2.6.19. Hak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut
(second opion), terhadap penyakit yang dideritanya dengan sepengetahuan dokter yang
menangani.
Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan konseling dan pendampingan
(tidak hanya psikoterapi tetapi juga psikoreligi), edukasi yang benar tentang HIV/AIDS baik
pada penderita, keluarga dan masyarakat.
Peran seorang perawat dalam mengurangi beban psikis seorang penderita AIDS
sangatlah besar. Lakukan pendampingan dan pertahankan hubungan yang sering dengan pasien
sehinggan pasien tidak merasa sendiri dan ditelantarkan. Tunjukkan rasa menghargai dan
menerima orang tersebut. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri klien.
Perawat juga dapat melakukan tindakan kolaborasi dengan memberi rujukan untuk
konseling psikiatri. Konseling yang dapat diberikan adalah konseling pra-nikah, konseling pre
dan pasca tes HIV, konseling KB dan perubahan prilaku. Perawat juga perlu mendorong
kunjungan terbuka (jika memungkinkan), hubungan telepon dan aktivitas sosial dalam tingkat
yang memungkinkan bagi pasien. Partisipasi orang lain, batuan dari orang terdekat dapat
mengurangi perasaan kesepian dan ditolak yang dirasakan oleh pasien. Perawat juga perlu
melakukan pendampingan pada keluarga serta memberikan pendidikan kesehatan dan
pemahaman yang benar mengenai AIDS, sehingga keluarga dapat berespons dan memberi
dukungan bagi penderita.
10
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Menurut Aristotelesdi etika dibagi menjadi dua yaitu Terminius Technicus artinya etika
dipelajari untuk ilmu pengetahuan mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia dan
yang kedua yaitu Manner dan Custom artinya membahas etika yang berkaitan dengan tata cara
dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (in herent in human nature) yang
terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia. Etika
keperawatan merupakan alat mengukur perilaku moral keperawatan. Menurut America Ethics
Commisson Bureau On Teaching, tujuan etika profesi keperawatan ialah mampu:
3.2 Saran
3.2.1 Bagi pembaca sebaiknya mengetahui dan memperdalam etika keperawatan.
3.2.2 Bagi pihak kampus lebih bisa meningkatkan dan memperbaiki penyediaan fasilitas
belajar dan pelayanan pendidikan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Adriyana, Hilda Ayu. 2014. Nursing Advocacy.
https://www.scribd.com/doc/221848370/Nursing-Advocacy. 09 Desember 2014
Fracilia, Grace. 2013. Prinsip-Prinsip Etika Keperawatan .
http://gracefracilia.blogspot.com/2013/10/prinsip-prinsip-etika-keperawatan.html. 09
Desember 2014
Pamungkas, sigit. 2013. http://literacymediaagent.blogspot.com/2013/06/pemahaman-etika-
menurut-aristoteles-dan_15.html. 09 Desember 2014
Pengertian ahli. 2013. http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-etika-menurut-
para-ahli.html#_. 09 Desember 2014
Qozwini, Muhamadi Lafif. 2013. Prinsip Etik dalam Keperawatan.
http://muhamadilafifqozwini.wordpress.com/2013/01/16/prinsip-etik-dalam-
keperawatan/. 09 Desember 2014
Suhaemi, Dra. Hj. Mimin Emi.2002.Etika Keperawatan:Aplikasi Pada Pratik. Jakarta:EGC
UT.http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ipem4430/etika21.htm. 09 Desember 2014
12