You are on page 1of 10

4

2. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pelabuhan Perikanan

Pelabuhan perikanan dapat diartikan sebagai suatu paduan dari wilayah

perairan, wilayah daratan dan sarana-sarana yang ada di basis penangkapan

baik alamiah maupun buatan, dan merupakan pusat pengembangan ekonomi

perikanan baik dilihat dari aspek produksi, pengolahan maupun pemasarannya

(Hamim, 1983).

Pelabuhan perikanan memberikan kontribusi untuk meningkatkan

produksi ikan, pemasukan devisa, membuka lapangan kerja dan peningkatan

pendapatan, peningkatan penyediaan ikan segar dan peningkatan pendapatan

pemerintah lokal. Selain itu pelabuhan perikanan juga mempunyai peranan

penting dengan segala fasilitasnya sebagai penunjang dalam penunjang.

Menurut Ayodhyoa (1987) dalam Agussalim (2005) Menyatakan bahwa

pelabuhan perikanan adalah mata rantai terpenting yang menghubungkan

kegiatan penangkapan ikan dengan retribusi komoditi ikan ke konsumen dengan

kata lain, ikan yang merupakan hasil kegiatan usaha penagkapan sebagai

barang produksi yang akan sampai ke konsumen sebagai bahan pangan dan

sangat dipengaruhi oleh keadaan sarana dan prasarana pelabuhan.

Pelabuhan perikanan adalah daratan perairan yang terlindung terhadap

gelombang yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut, meliputi dermaga

dimana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, gudang laut (transito)

dan tempat-tempat penyimpanan dimana kapal membongkar muatannya, dan

gudang-gudang dimana barang-barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih

lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan

(Triatmodjo, 1996).
5

Kesimpulannya pelabuhan perikanan menurut Lubis (2002) adalah

merupakan pusat pengembangan ekonomi perikanan ditinjau dari aspek

produksi, pengolahan dan pemasaran, baik berskala lokal, nasional maupun

internasional.

Adapun fungsi dari pelabuhan perikanan adalah sebagai berikut :

Sebagai pusat pengembangan masyarakat nelayan dan ekonomi perikanan

1. Tempat berlabuhnya kapal perikanan

2. Tempat pendaratan ikan hasil tangkapan

3. Tempat untuk memperlancar kegiatan-kegiatan kapal perikanan

4. Pusat pemasaran dan distribusi ikan hasil tangkapan

5. Pusat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan

6. Serta pusat pelaksanaan penyuluhan dan pengumpulan data.

(Direktorat Jenderal Perikanan, 1994).

Menurut Baskoro (1984) dalam Fitriyah (2007) bahwa fungsi dan peranan

dari pelabuhan perikanan adalah sebagai tempat untuk mendaratkan ikan hasil

tangkapan, pemasaran dan tempat berlabuh bagi kapal yang mengisi bahan

bakar serta persiapan operasi penangkapan.

B. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan

Menurut Lubis 2002 berdasarkan lokasi pelabuhan perikanan, pelabuhan

dapat diklasifikasi menjadi

1. Pelabuhan teluk, adalah tempat berlabuhnya kapal yang dilindungi oleh

pulau. Agar dapat digunakan sebagai tempat berlabuh, di perlukan dasar

perairan yang dapat menahan jangkar kapal. Dasar perairan yang

memenuhi syarat sperti ini adalah lumpur padat, tanah liat dan pasir,

sedangkan lumpur lembek atau batu massif yang licin tidak memenuhi

syarat
6

2. Pelabuhan luar, adalah jenis pelabuhan yang langsung berhadapan

dengan perairan bebas. Pelabuhan yang demikian akan menghadapi

hempasan gelombang secara langsung

3. Pelabuhan Muara, adalah pelabuhan yang merupakan gerbang ke luar

masuk kapal dan muara tersebut cukup besar sehingga kapal dapat

bersilang dengan aman.

4. Pelabuhan Dalam, adalah pelabuhan yang letaknya tidak berhadapan

langsung dengan perairan bebas

5. Pelabuhan Pantai Pasir, adalah pelabuhan yang dasar perairannya terdiri

dari pantai pasir dan pecahan batu karang, bahan ini berasal dari erosi

pantai atau dibawah arus pantai

6. Pelabuhan Sungai Bagian Hilir, adalah pelabuhan yang batasnya ada di

tempat yang mendapatkan pengaruh gerakan pasang surut.

7. Pelabuhan Sungi Bagian Hulu, adalah pelabuhan yang letaknya di sungai

yang dalam dan lebar sehingga kapal dapat masuk sampai ke hulu.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:

PER.16/MEN/2006 tentang Pelabuhan Perikanan, Pelabuhan Perikanan dibagi

menjadi empat kategori utama yaitu menurut kriteria - kriteria seperti tertera pada

Tabel 1.
7

Tabel 1. Tipe dan kriteria pelabuhan perikanan di Indonesi

Pelabuhan Faktor Kriteria


(Tipe)
Pelabuhan  Tersedianya lahan seluas 50 Ha
Perikanan
Samudra (A)  Diperlukan bagi kapal-kapal perikanan di atas 100–200 GT
dan kapal pengangkut ikan 500–1000 GT
 Melayani Kapal-kapal perikanan 100 unit/hari
 Jumlah ikan yang didaratkan lebih dari 200 ton/hari
 Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana, pemasaran
dan lahan kawasan industri perikanan

Pelabuhan  Tersedianya lahan seluas 30 Ha – 40 Ha


Perikanan
Nusantara (B)  Diperlukan bagi kapal-kapal perikanan di atas 50–100 GT
 Melayani kapal – kapal perikanan 50 unit perhari
 Jumlah ikan yang didaratkan 100 ton per hari
 Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana, pemasaran
dan lahan kawasan industri perikanan
Pelabuhan  Tersedianya lahan seluas 10 Ha – 30 Ha
Perikanan
Pantai (c)  Diperuntukkan bagi kapal-kapal perikanan < 30 GT
 Melayani kapal-kapal perikanan 25 unit
 Jumlah ikan yang didaratkan 50 ton per hari
 Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana, pemasaran
dan lahan kawasan industry perikanan

Pangkalan  TersediaNya lahan seluas 10 Ha


pendaratan
Ikan (D)  Diperuntukkan bagi kapal-kapal perikanan < 30 GT
 Melayani kapal-kapal perikanan 15 unit per hari
 Jumlah ikan yang didaratkan > 10 ton perhari
 Dekat dengan pemukiman nelayan

Sumber Direktorat jendral perikanan 1994


8

C. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

Pangkalan Pendaratan Ikan adalah pelabuhan khusus yang merupakan

pusat pengembangan ekonomi perikanan, baik dilihat dari aspek produksinya

maupun aspek pemasarannya. Dengan demikian maka pangkalan pendaratan

ikan merupakan prasarana ekonomi yang berfungsi sebagai penunjang bagi

perkembangan usaha perikanan laut maupun pelayaran. Pangkalan pendaratan

ikan merupakan tempat para nelayan mendaratkan ikan hasil tangkapannya dan

menurut statusnya menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) daerah.

Pada umumnya Pangkalan Pendaratan Ikan berfungsi memberikan

pelayanan yang optimal terhadap segenap aktifitas ekonomi perikanan yang

didalam implementasinya bersifat ganda yaitu :

1. Pelayanan terhadap kapal perikanan sebagai sarana produksi. Pelayanan

ini meliputi

a. Sebagai tempat pemusatan (home base) armada perikanan

b. Menjamin kelancaran bongkar muat ikan hasil tangkapan

c. Menyediakan suplai logistik kapal-kapal perikanan berupa es, air

tawar dan BBM.

2. Pelayanan terhadap nelayan sebagai unsur tenaga dalam faktor

produksi. Pelayanan ini meliputi :

a. Aspek pengolahan

b. Aspek pemasaran

c. Aspek pembinaan masyarakat nelayan

D. Fasilitas Pelabuhan Perikanan

Setiap pelabuhan perikanan memiliki fasilitas pelabuhan perikanan,

dimana fasilitas pelabuhan perikanan tersebut dibedakan menjadi 3 (tiga) macam

yaitu : fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas tambahan/penunjang

.
9

Fasilitas Pokok Pelabuhan Perikanan

Fasilitas pokok pelabuhan perikanan adalah fasilitas yang diperlukan

untuk kepentingan aspek keselamatan pelayanan, selain itu termasuk juga

tempat berlabuh dan bertambat serta bongkar muat kapal. Fasilitas pokok

pelabuhan perikanan terdiri dari:

1. Fasilitas pelindung, meliputi : pemecah gelombang (break water),

penangkap pasir (grond grains), turap penahan tanah (revetment),serta

jetty.

2. Fasilitas tambat, meliputi : dermaga, tiang tambat (bolder),pelampung

tambat, bollard, serta bier.

3. Fasilitas perairan, meliputi : alur dan kolam pelabuhan

4. Fasilitas transportasi, meliputi : jembatan, jalan komplek, tempat parkir.

5. Lahan yang dicadangkan untuk kepentingan instansi pemerintah.

(Direktorat Jenderal Perikanan, 1994).

Fasilitas Fungsional Pelabuhan Perikanan

Fasilitas fungsional adalah fasilitas yang secara langsung dimanfaatkan

untuk kepentingan manajemen pelabuhan perikanan dan atau yang dapat

diusahakan oleh perorangan atau badan hukum. Fasilitas fungsional terdiri dari

fasilitas yang dapat diusahakan dan fasilitas yang tidak dapat diusahakan,

masing-masing memiliki kriteria sendiri-sendiri.

Adapun hal-hal yang masuk dalam kategori fasilitas fungsional yang

dapat diusahakan yaitu :

1. Fasilitas pemeliharaan kapal dan alat perikanan terdiri dari bengkel,

slipway / dock dan tempat penjemuran jaring.

2. Lahan untuk kawasan industri

3. Fasilitas pemasok air dan bahan bakar untuk kapal dan keperluan

pengolahan Fasilitas pemasaran, penanganan hasil tangkapan,


10

pengawetan danpengolahan, tempat pelelangan ikan, tempat penjualan

hasil perikanan, gudang penyimpanan asil olahan, pabrik es, sarana

pembekuan, cold storage, peralatan processing, derek/crane, lapangan

penumpukan.

Sedangkan fasilitas fungsional yang tidak dapat diusahakan meliputi :

1. Fasilitas navigasi : alat bantu navigasi, rambu-rambu dan suar

2. Fasilitas komunikasi : stasiun komunikasi serta peralatannya.

(Direktorat Jenderal Perikanan, 1994).

Fasilitas Tambahan Pelabuhan Perikanan

Fasilitas tambahan atau penunjang pelabuhan perikanan adalah fasilitas

yang secara tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat

nelayan dan atau memberikan kemudahan bagi masyarakat umum. Fasilitas

tambahan tersebut terdiri dari :

1. Fasilitas kesejahteraan nelayan terdiri dari : tempat penginapan, kios

bahan perbekalan dan alat perikanan, tempat ibadah, serta balai

pertemuan nelayan.

2. Fasilitas pengelolaan pelabuhan terdiri dari : kantor, pos penjagaan,

perumahan karyawan, mess operator.

3. Fasilitas pengelolaan limbah bahan bakar dari kapal dan limbah industri.

(Direktorat Jenderal Perikanan, 1994).

Didalam pengembangan pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan

ikan, Direktorat Jenderal Perikanan menggunakan 3 (tiga) pendekatan yaitu :

1. Pendekatan produksi

2. Pengembangan pangkalan pendaratan ikan dibuat berdasarkan

kecepatan peningkatan produksi yang sudah ada pada saat ini dan

prospek pengembangannya
11

3. Pengembangan kegiatan perikanan dibuat berdasarkan kecepatan

peningkatan konsumsi ikan yang sudah tercapai saat ini.

Dalam pendekatan konsumsi ini, kegiatan yang harus diakomodasikan

meliputi kegiatan produksi dari nelayan setempat dan perdagangan ke dan dari

luar daerah melalui pelabuhan perikanan atau Pangkalan Pendaratan Ikan

tersebut.Pada Pangkalan Pendaratan Ikan yang masih dikelola oleh nelayan

setempat, sebagaimana Pangkalan Pendaratan Ikan Jetis pengembangannya

sering mengalami hambatan, baik faktor intern maupun faktor ekstern. Beberapa

faktor penghambat intern antara lain:

1. sehingga kemampuan untuk berkembangkurang memungkinkan

2. Skill yang rendah, baik technical skill maupun managerial skill, sehingga

tidak efisien alam usahanya, rendah produktifitasnya serta lemah dalam

manajemen usaha

3. Tingkat penguasaan teknologi yang rendah, sehingga ketergantungan

terhadap alam sangat tinggi.

Sedangkan faktor penghambat ekstern antara lain :

1. Prasarana yang kurang menunjang, seperti jalan penghubungke/dari

pusat-pusat perekonomian kurang memadai

2. Sarana produksi yang berupa bahan/alat penangkapan, es, garam dan

sebagainya masih terbatas

3. Oleh karena tidak ditunjang oleh fasilitas yang cukup, ikan hasil

tangkapan kualitasnya cepat turun, sehingga harganya/nilai ikan menjadi

murah

4. Jaringan pemasaran hasil masih berliku-liku atau bersifat unorganized

market, sehingga tidak menguntungkan nelayan. Secara geografis pusat

produksi perikanan jauh dari pusat konsumen


12

5. Lembaga perkreditan yang bisa membantu permodalan usaha belum

banyak terdapat di daerah nelayan, dan sistem kredit yang ada belum

efektif dalam menunjang usaha perikanan rakyat sesuai dengan situasi

dan kondisi

6. Kondisi alam yang tidak menunjang pengembangan sarana dan

prasarana, terutama yang terkait dengan ketersediaan lahan darat.

E. Optimasi Pemanfaatan Fasilitas PPI

Instansi Pelabuhan Perikanan (PP) atau Pangkalan Pendaratan Ikan

(PPI) merupakan instansi pemerintah yang menjadi tulang punggung

pembangunan infrastruktur bagi bisnis kegiatan perikanan tangkap. Dalam

kegiatan PP/PPI bukan hanya terbatas pada masalah investasi pembangunan

perangkat kerasnya saja, melainkan harus memberikan jasa pelayanan pada

masyarakat nelayan sebagai masyarakat pengguna dengan melaksanakan

operasionalisasi fasilitas yang dibangun secara umum pelayanan di pelabuhan

perikanan dapat di bedakan dalam dua kategori yakni pertama, pelayanan yang

bersifat langsung kepada nelayan/pengusaha perikanan untuk menyediakan

barang/jasa yang mereka butuhkan. Dan kedua pelayanan kepada masyarakat

umum di dalam pelabuhan menggunakan metodologi yang bersifat massal agar

supaya mereka (nelayan serta pengusaha perikanan) lebih mampu memajukan

usahanya dengan menggunakan fasilitas yang tersedia di pelabuhan.

F. Pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan

Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (2003) strategi

pengembangan pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan adalah

untuk menciptakan “kawasan andalan yang strategis, produktif dan cepat tumbuh

sebagai sentra produksi dan sentra industri bagi pengembangan ekonomi

terpadu” untuk mempunyai/memperoleh hasil yang optimal, dibuat beberapa

pendekatan dan penentuan lokasi dan besaran kegiatan pelabuhan perikanan


13

Salah satu program pengembangan PPI menurut Departemen Kelautan

dan Perikanan (2003) adalah meneliti dan mengkaji ulang seluruh PP/PPI yang

sementara ini digolongkan tingkat operasionalnya sangat rendah, guna

memperoleh pertimbangan untuk dilakukan peningkatan operasional, dan jika

perlu peralihan fungsi atau penghapusan.

You might also like