Professional Documents
Culture Documents
Con n ec ti n g Id eas
(/politik) Login Register
(https://www.selasar.com/statics#detail_penulisan)
1.9K Tw eet
2 2
Share
Share
(/pages/selasar.com)
Beberapa hari belakangan, pidato salah satu calon Gubernur Jakarta tahun 2016 ini cukup menjadi
polemik di kalangan masyarakat awam. Beberapa pengamat sosial, politik, maupun hukum
memberikan pendapatnya terkait tentang anggapan bahwa Ahok (/politik/benarkah-ahok-
Dari Redaksi
menistakan-agama-sebuah-tinjauan-linguistik) menggunakan kutipan ayat Al Quran di dalam
kampanye. Dialog Polri: Menguak Mafia
Beras Indonesia
Bahkan pernyataan dalam kampanyenya ini kemudian menjadi ajang adu kekuatan antara dua kubu: 03 Nov 2016
(/politik/dialog-polri-menguak-
kubu pro dan kubu kontra sang calon Gubernur.
mafia-beras-indonesia)
Potongan transkripsi pidato Ahok yang ramai diperbincangkan adalah sebagai berikut:
Dialog Polri: Pilkada Lancar
Demokrasi Bersinar
Dibohongin pakai surat Al Maidah 51 macam-macam. 19 Okt 2016
(/politik/dialog-polri-pilkada-lancar-
Kubu pro Ahok percaya bahwa Ahok tidak menistakan agama, karena yang menjadi fokus dari demokrasi-bersinar)
ucapan beliau adalah orang yang menggunakan surat Al Maidah ayat 51 untuk berbohong.
Dialog Polri: Coffee Break with
Sedangkan kubu kontra percaya bahwa Ahok telah menistakan agama karena menganggap surat Al Kapolri
Maidah 51 adalah kebohongan. 11 Okt 2016
(/politik/dialog-polri-coffee-break-
with-kapolri)
Sebagai seorang peneliti bahasa, saya tertarik meninjau lebih jauh fenomena ini dari sisi
penggunaan bahasa. Tulisan ini bukan bermaksud untuk memberikan penilaian atas siapa yang
Dialog Polri: Jenderal R.S.
salah dan siapa yang benar, melainkan melihat bagaimana penggunaan bahasa Ahok dari dua sisi:
Soekanto "Sang Pahlawan"
dari struktur kalimat dan dari analisis wacana kritis.
Bahasa bukanlah media yang netral 05 Okt 2016
(/politik/dialog-polri-jenderal-rs-
Bahasa bukanlah media yang netral karena dengannya orang lain dapat dengan bebas mempersepsi soekanto-sang-pahlawan)
maksud dari penutur (Bakhtin, 1981). Dalam menggunakan bahasa, seseorang pasti mengkonstruksi
Dialog Polri: Menguak Tabir
logika berpikir dan persepsi (Haryatmoko, 2010).
Prostitusi Online Anak
16 Sep 2016
Ini mengindikasikan bahwa bahasa dan pemikiran penuturnya sangat erat berhubungan. Tidak akan
(/politik/dialog-polri-menguak-tabir-
mungkin seseorang menggunakan bahasa tanpa bermaksud mengungkapkan pemikirannya. prostitusi-online-anak)
"Tidak akan mungkin seseorang menggunakan bahasa tanpa Selanjutnya > (/Index/Politik/Redaksi)
bermaksud mengungkapkan pemikirannya"
Ketidaknetralan bahasa ini dengan sangat mudah terlihat pada penggunaan bahasa di dalam orasi Indonesia Kita
politik. Seringkali makna bahasa dalam sebuah orasi atau pidato politik bergantung kepada siapa
yang berbicara dan bagaimana penutur menggunakannya.
Siapa sajakah 5 Tokoh Sumpah
Pemuda?
Maka opini umum terhadap seorang orator sangat dengan mudah dibentuk melalui pemakaian 28 Okt 2016
bahasanya. (/politik/siapa-sajakah-5-tokoh-
sumpah-pemuda)
Jika memang bahasa dan pikiran tak mungkin dipisahkan, bagaimana dengan potongan pidato Ahok
di atas? Apakah sang calon gubernur benar-benar bermaksud menistakan agama? Apakah Terkait Pungli, Inilah 5 Instansi
sebenarnya maksud Ahok menuturkan kalimat yang sedang hangat diperbincangkan masyarakat yang Paling Banyak Dilaporkan
awam ini? Maladministrasi
24 Okt 2016
(/politik/terkait-pungli-inilah-5-
Analisis Struktur Kalimat
instansi-yang-paling-banyak-
dilaporkan-maladministrasi)
Penggalan pidato diatas menggunakan kalimat pasif, yaitu kalimat yang subjeknya dikenai suatu
tindakan (Alwi dkk, 2003). Di dalam kalimat pasif, perlu kita analisis siapa pelakunya atau agen (the 5 Cerita dari Pengangkatan
doer), siapa pasien (the recipient) dari tindakan bohong diatas? Djonan-Arcandra di
Kementerian ESDM
Siapa yang melakukan tindakan bohong secara aktif? Atau siapa yang melakukan tindakan bohong 18 Okt 2016
kepada mereka? (/politik/5-cerita-dari-
pengangkatan-djonanarcandra-di-
Perhatikan analisis kalimat berikut ini: kementerian-esdm)
Karena dalam melakukan analisis kebahasaan, ada subjek lain di luar struktur bahasa yang juga Mengapa Hampir Tidak Ada
sangat penting untuk diinterpretasi, yaitu pemikiran penutur. Kader Partai Politik pada
Pilkada 2017?
Karena bahasa tidak netral, perlu dilakukan interpretasi yang tidak hanya berangkat dari struktur 27 Sep 2016
(/politik/mengapa-hampir-tidak-ada-
kalimat, tetapi juga dari elemen bahasa yang berkaitan dengan ideologi sang penutur.
kader-partai-politik-pada-pilkada-
2017)
Analisis Wacana Kritis
Kerangka analisis wacana melibatkan tiga dimensi: analisis teks (mikro) berupa analisis kosakata,
semantik dan tata bahasa; analisis produksi (meso) berupa penafsiran pada proses penghasilan
teks; dan analisis sosial (makro) berupa pengaruh wacana terhadap nilai, kepercayaan, ideologi, dan
Konsepsiana
filosofi masyarakat.
Siapa Itu Pemuda?
28 Okt 2016
Secara analisis makro wacana, pemberitaan mengenai penggunaan nama ayat Al Quran di dalam
(/politik/siapa-itu-pemuda)
pidato Ahok tidak dapat dilepaskan dari konteks situasi politik saat ini.
Dari konspirasi hingga kecaman yang diterima Ahok, dapat ditarik benang merah bahwa wacana ini
Selanjutnya > (/Index/Politik/Konsepsiana)
memang erat kaitannya dengan rencana pengusulan kembali dirinya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Saat pemberitaan ini gencar digulirkan, situasi politik Indonesia memang sedang hangat menjelang Debat
Pemilihan Kepala Daerah di Indonesia Periode 2017 yang digelar secara serentak.
Apa Reaksimu?
18 141 48 56 12
(/pages/selasar.com)
Like
Infografis
Komentar
(/profile/Susantoy)
Memang kalo urusan diserahkan pada ahlinya akan lebih gamblang...Kalo ditambah dengan
penjelasan ayat Qur'an di atas pake Tafsir Al-Misbah (salah satunya) makin terang benderang
lagi... Saran bagi para pendemo besok, tetaplah berdemo tapi temanya diganti "GANYANG (/khas-selasar/para-pelaku-pungli)
KORUPTOR" maka akan lebih bermanfaat buat membangun negeri ini....
Share Laporkan Selanjutnya > (/Index/Khas-Selasar/Infografis)
Junsar (/profile/junsar)
on 15/10/16,0 komentar
(/profile/junsar)
MARI KITA BEDAH PIDATO AHOK, APAKAH BENAR AHOK MELECEHKAN SURAT AL-MAIDAH
ATAU TIDAK ?
DIBOHONGI PAKAI AL-MAIDAH 51 (kalimat ini yang disebarkan provokator dengan pelintiran
"dibohongi OLEH Al-Maidah ), padahal kalimat dengan diawali "...... jadi jangan percaya sama
orang....",
Sangat jelas, kalimat diatas menyatakan bahwa Ahok sama sekali TIDAK KEBERATAN dengan
surat Al-Maidah 51, melainkan Ahok keberatan akan tafsir surat Al-Maidah 51 yang dilakukan
oleh oknum (ustad/ulama/umat awam) yang sering mendiskreditkan Ahok. Dan mengenai
tafsir surat Al-Maidah 51 ini, diantara berbagai ulama saja masih berbeda tafsir, dan Ahok
sebagai non muslim yang menjadi sasaran "tembak" surat Al-Maidah tentu ingin mengambil
tafsir yang obyektif sesuai apa yang didengarnya, terutama tafsiran dari kalangan ulama/ustad
yang menurut Ahok adalah yang tepat, misalnya dari kalangan ulama/ustad NU, lalu Ahok
mencoba menyampaikan / meyelipkan kalimat ini dalam pidatonya yang tujuan bukan untuk
melecehkan surah Al-Maidah 51 tetapi untuk mengingatkan agar tidak ditipu oknum tertentu
dan memberi kebebasan kepada pendengarnya untuk memilih dalam pilkada. Nah dengan
demikian, dimanakah letak tuduhan "penistaan" Alquran yang dituduhkan pada Ahok, selain
tuduhan yang sangat dipaksakan ???
Justru Ahok menempatkan surat Al-Maidah 51 pada tempatnya, jika tidak mau dikatakan Ahok
setuju atau memuji isi surat Al-Maidah 51 tsb, buktinya Ahok memberikan kebebasan pada
pendengarnya untuk memilih dia atau tidak pada pilkada akan datang tanpa tersandera
dengan program sosial yang telah Ahok berikan kepada pendengarnya.
Sekali lagi pertanyaannya "secara kontestual dan secara keseluruhan, dimanakah kalimat Ahok
keberatan dengan surat Al-maidah ", sehingga Ahok dituduh menistakan Al-Quran ?
Jika seorang non muslim seperti Ahok tidak boleh mengatakan tentang surat Al-Maidah, itu
konteksnya berbeda, tapi bukan penistaan agama namanya, lagipula dimanakah tertulis
larangan non muslim tidak boleh membaca surat-surat dalam Al-quran sepanjang hanya untuk
kebaikan ? Jika konteks seorang non muslim mengutip Al-quran (seperti kasus Ahok yang
tidak keberatan dengan ISI SURAT AL-MAIDAH 51) lalu dituduhkan "penistaan agama",
bukankah umat islam yang menuduh begitu telah memposisikan dirinya berlawanan dengan
Allah karena melarang umat lain untuk mencoba membaca / mengutip Al-Quran sedangkan
Allah sendiri tidak melarang dan tidak ada hukum nya yang melarang seorang non muslim
mengutip ayat Alquran sepanjang untuk kebaikan, siapa tahu dengan baca membaca surah-
surah Al-quran dia mendapat hidayah ? mengapa dikatakan untuk kebaikan, jelas, Ahok
mengingatkan pendengarnya untuk ingat kepada surat Al-Maidah, tentu Ahok menekankan
agar tidak di bohongi oleh oknum yang memakai surat Al-Maidah dan sembarangan
menafsirkan surat Al-Maidah tsb untuk tujuan politik !
Sekali lagi , sangat-sangat jelas, Ahok sama sekali TIDAK KEBERATAN dengan ISI SURAT AL-
MAIDAH, dan dengan demikian, tuduhan kepada Ahok "penistaan agama" itu sudah salah
kaprah dan sangat dipaksakan demi tujuan politik, yang blundernya MUI malah seperti
memperkeruh suasana dengan pendapatnya tidak onyektif dengan pidato Ahok tsb.
Soal permintaan maaf Ahok, harus diingat, seseorang meminta maaf, seperti yang dilakukan
Ahok bukan berarti Ahok pasti bersalah, karena semuanya masih pro dan kontra dan memang
Ahok tidak ada maksud atau niat untuk melecehkan agama manapun, permintaan maaf ini
Ahok lakukan agar tidak ada kegaduhan dan terciptanya keharmonisan diantara anak bangsa,
karena salah mengerti dan memaknai apa yang dikatakannya, justru itu memperlihatkan Ahok
berjiwa besar dan bersifat negarawan. Jadi jika Ahok sudah berniat baik, mengapa lalu ada
oknum-oknum harus memperkeruh suasana, apakah bukan jiwa pengecut karena takut kalah
bersaing dalam pilkada sehingga harus memakai cara yang tidak manusiawi untuk
mengalahkan lawan tanding ? silakan jawab sendiri atau memang semuanya salah paham atau
paham salah terhadap Ahok. nnn
Share Laporkan
(/profile/Ariftoteles)
Saya berharap analisis yg benar benar netral secara keilmuan, tapi sedikit kecewa saat
dibubuhi opini penulia yang cenderung berpihak
Share Laporkan
(/profile/armanke13)
kok gda kubu ketiga: kontra ahok, karena menganggap penistaan agama adalah mencakup
atas penyebaran paham ulama yg berbeda dg pemahamannya sebagai kebohongan, padahal
bukan kapasitas dan kompetensinya utk menilai hal itu.
Share Laporkan
(/profile/sitiusbandiyah)
Argumentasi sudah baik dan netral, akan tetapi penulis tak lagi netral ketika
mendekripsikan sang Petahana. Nampak jelas, kepada siapa penulis berpihak.
:)
Share Laporkan
(/statics#testimonial)
Beranda (/) Politik (/Politik) Ekonomi (/Ekonomi) Gaya Hidup (/Gaya-Hidup) SainsTek (/Sainstek)
Budaya (/Budaya) Khas Selasar (/Khas-Selasar)
Tentang Selasar (/Statics#Tentang_selasar) Kontak Kami (/Statics#Kontak_kami) FAQ (/Statics#Faq) Testimonial (/Statics#Testimonial)
Search
(/)