Professional Documents
Culture Documents
Sistem Transportasi PDF
Sistem Transportasi PDF
PENGERTIAN
Alat transportasi dalam bangunan merupakan alat yang menunjang atau memberi
fasilitas sirkulasi dalam bangunan gedung bertingkat, serta merupakan sarana
prasarana yang memperlancar pergerakan manusia di dalamnya.
UMUM
TANGGA
MANUAL DARURAT
RAMPS
TRANSPORTASI
DALAM BANGUNAN
ESKALATOR
MEKANIS CONVEYOR
PENUMPANG
LIFT (ELEVATOR)
BARANG
TANGGA
A. TANGGA UMUM
Syarat tangga umum:
Kemiringan sudutnya tidak lebih dari 38 derajat.
Jika jumlah anak tangga lebih dari dua betas anak tangga, maka harus memakai
bordes.
Lebar anak tangga untuk satu orang cukup 90 cm, sedangkan untuk dua orang
110-120cm.
Tinggi balustrade sekitar 80-90 cm.
Perhitungan tangga:
60 cm < 2p + t < 65
Tinggi optrede maupun antrede mempengaruhi kenyamanan, sehingga orang yang
naik tidak cepat lelah dan yang turun tidak mudah tergelincir.
Pada bangunan komersial, kemiringan dan jenis tangga harus diperhatikan, karena
sangat mempengaruhi kenyamanan dan estetika dalam bangunan.
B. TANGGA DARURAT
Syarat tangga darurat:
Kemiringan maximum 40 derajat
Letak antar tangga darurat dalam bangunan 30-40 m (+100 feet)
Harus terlindung dengan material tahan api termasuk dinding (beton) dan pintu
(metal) tahan api
RAMPS
Menurut kemiringannya, ramps dibagi menjadi:
1. Ramps rendah sampai dengan 5% kemiringan 0-50). Ramps jenis low atau landai
ini tidak perlu menggunakan anti selip untuk lapisan permukaan lantainya.
2. Ramps sedang atau medium dengan kemiringan sampai dengan 7% (50-100)
dianjurkan menggunakan bahan penutup lantai anti selip.
3. Ramps curam atau steep dengan kemiringan antara sampai dengan 90% (100-200)
yang dipersyaratkan harus menggunakan bahan anti selip pada permukaan lantai
dengan dibuat kasar. Untuk manusia, dilengkapi dengan railing terutama untuk
handicapped / disabled person (penderita cacat tubuh, yang sekarang lebih dikenal
sebagai para "Difable" atau Different ability people).
ESKALATOR
Escalator atau tangga berjalan adalah alat transportasi antar lantai, sebagaimana tangga
(manual) yang menghubungkan satu lantai dengan satu lantai yang di atasnya maupun di
bawahnya dengan menggunakan sistem tangga yang berjalan dengan bertenaga/bergerak
atas bantuan tenaga mesin. Secara horizontal dibutuhkan ruang cukup luas untuk fasilitas
ini, karenanya, escalator biasa digunakan pada bangunan yang bersifat publik seperti mall,
bandar udara, dll.
Syarat eskalator:
Dilengkapi dengan railing,
Tidak ada celah antara lantai dengan anak tangga pada escalator, dan
Sebaiknya didesain secara otomatis.
PERLETAKAN ESKALATOR:
Paralel. Diletakkan secara paralel. Perencanaannya lebih menekankan segi
arsitektural dan memungkinkan sudut pandang yang luas.
Cross Over. Perletakan bersilangan secara menerus (naik saja atau turun saja).
Kurang efisien dalam sistim sirkulasi tetapi bernilai estetis tinggi.
Double Cross Over. Perletakan bersilangan antara naik dan turun, sehingga dapat
mengangkut penumpang dengan dalam jumlah lebih banyak.
0,85 65 90 95
1,05 95 120 125
1,25 12 150 155
ELEVATOR (LIFT)
Lift adalah alat transportasi vertikal antar lantai dalam bangunan bertingkat secara
menerus dengan menggunakan tenaga mesin. Fasilitas transportasi vertikal pada
bangunan berlantai banyak ini hanya membutuhkan ruangan yang relatif kecil. Lift
mempunyai kecepatan yang lebih tinggi dibanding alat transportasi dengan mesin lain
dalam hal memindahkan barang atau orang. Umumnya lift digunakan pada bangunan
yang mempunyai jumlah lantai lebih dari tiga.
JENIS ELEVATOR
BERDASARKAN SISTEM PENGGERAKNYA
A. TRACTION SYSTEM
Cara kerja sistim ini dengan menarik ke atas sebuah kabin (car) dengan penggantung
kabel baja, rel, dan beban pengimbang (counter weight) oleh motor listrik. Terdapat dua
jenis lift dengan mesin traction ini, yaitu:
Traction System dengan arus bolak-balik, terdiri atas tiga sistim lainnya, yaitu:
type 2 speed elevator, sistim VVAC, dan sistem VVVF.
Traction System dengan arus searah, terdiri atas dua sistim lainnya, yaitu: sistim
DC Gearless dan sistim Geared.
D. ELEVATOR KHUSUS
1. Paternoster elevator
Merupakan jenis elevator penumpang yang digunakan untuk mengangkut
penumpang dari lantai satu ke lantai yang lainnya secara acak (random).
Dapat mengangkut 30 orang per-menit, jika yang dilayani bangunan 5 lantai.
Pada bangunan 11 lantai, diperkirakan dapat mengangkut 35 orang permenitnya.
Pada bangunan 16 lantai, dapat mengangkut 42 orang per-menitnya.
Apabila terlalu banyak orang yang akan menggunakannya, kapasitas
pengangkutan diperkirakan dapat membengkak sekitar 60%.
Pada elevator jenis ini, jumlah car lebih dari satu. Car tersebut tidak terdapat
pada seluruh lantai tetapi hanya terdapat pada lantai tertentu.
Pada prinsipnya, Paternoster Elevator hampir sama dengan Double Deck
Elevator, dengan batasan sebagai berikut:
a. Dimensi car: tinggi minimum 2,2 m dengan lebar/kedalaman 1 m, luas lantai
maksimal 0,93 m2, ketinggian pintu gerbang berkisar antara 2,6-2,7 m.
b. Kecepatan maksimal 0,4 meter per-detik.
Kecepatan untuk masing-masing zone tersebut berbeda-beda tergantung dari fungsi dan
kebutuhan masing-masing.
Jarak antar elevator / lift juga harus diperhatikan dengan balk, minimal memenuhi
standar, apalagi jika terdapat lebih dari 2 buah car elevator datam sebuah lobby, maka
harus ada suatu space yang cukup tuas, yang diberikan di sekitar area (halt) pada lift.
Diperkirakan di sekitar datam lobby dekat lift membutuhkan ruang untuk menunggu
paling tidak sekitar 5 Sqft (square foot) per-orang. Sedangkan bila agak terpaksa,
misalnya terjadi kondisi berjejal, luasan tersebut dapat berkurang menjadi 3-4 Sqft per-
orang.
KOMPONEN ELEVATOR
A. MACHINE. Berfungsi sebagai penggerak elevator dengan dua macam sumber daya
listrik yaitu arus bolak batik dan arus searah.
B. CYLINDRICAL. Bekerja sebagai katrol penggulung dimana alur-alurnya dililiti kabet
baja.
C. CAR. Fungsi dari bagian ini adalah untuk membawa penumpang atau barang, yang
terbuat dari bahan yang ringan dan mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap waktu
pakai. Car bergerak datam suatu tabung yang berfungsi sebagai shaft atau core.
D. COUNTER WEIGHT. Fungsi dari komponen ini adalah untuk mengimbangi beban car
dan beban muatan agar mesin penggerak dapat beroperasi lebih ringan.
E. GUIDE RAIL (Ret). Terdapat dua jenis ret, yaitu ret untuk kereta lift dan ret untuk beban
pengimbang (counter weight). Rel yang dipasang adalah baja dengan profit T yang
digunakan untuk bergerak dengan bantuan guide shoes sebagai pemegang jalur.
F. BRAKE (REM). Berfungsi untuk menghentikan putaran silinder sesuai dengan perintah.
G. CABLES (Kabel). Berfungsi untuk menarik dan mengutur kereta (car) dan beban
pengimbang. Biasanya dipakai 4-5 kabet yang tiap kabelnya mempunyai gaga tarik
yang lama.
Elevator yang ideal adalah yang menghasilkan waktu menunggu di setiap lantai yang
minimal, percepatan yang nyaman / komfort, angkutan vertikal yang cepat, pemuatan dan
penurunan yang cepat di setiap lantai.
PERSYARATAN STRUKTURAL
1. Ruang mesin, pits, dan tabung lift merupakan kesatuan dari konstruksi bangunan.
2. Tabung lift harus merupakan konstruksi masif dan cukup kaku dan kuat untuk menahan
rel lift.
3. Tabung lift haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga beban pengimbang dapat berjalan
sejajar dengan kereta lift.
4. Pit (sumur lift) harus ada pada dasar tabung lift dengan kedalaman menyesuaikan
kecepatan dan jenis lift, dan dengan konstruksi kedap air.
5. Dinding dan kereta lift direncanakan untuk tidak terjadi gesekan-gesekan yang
membisingkan.
6. Tangga darurat harus tetap disediakan untuk mengantisipasi keadaan darurat.
PERSYARATAN TEKNIS
1. Tiap unit lift harus mempunyai motor penggerak sendiri-sendri.
2. Minimal jumlah kabel baja yang boleh dipakai adalah tiga buah bila memakai sistem
lilitan dan harus memenuhi syarat-syarat standar yang ada.
PERHITUNGAN ELEVATOR
A. WAKTU MENUNGGU (INTERVAL atau WAITING TIME)
Untuk bangunan komersial dan perkantoran diperhitungkan waktu menunggu sekitar 30
detik.
Jika jumlah lift total dihitung atas dasar daya angkut pada beban puncak saatsaat sibuk,
maka untuk proyek perkantoran jumlah lift totalnya harus ditambah dengan 30-40 %,
sebab sebagian lift di dalam zone dipakai untuk lalu lintas antar lantai sehingga waktu
menunggu di lantai dasar dapat memanjang menjadi 90 detik atau lebih. Waktu
menunggu juga tergantung jenis gedung.
JENIS GEDUNG WAKTU MENUNGGU (detik)
Perkantoran 25-45
Flat 50-120
Hotel 40-70
Asrama 60-80
Waktu menunggu minimum adalah sama dengan waktu pengosongan lift ialah kapasitas
lift kali 1,5 detik perpenumpang.