You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring berjalannya zaman, pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki oleh seorang
manusia semakin bertambah. Hal ini dibuktikan dengan berbagai macam perubahan dan
perkembangan di dalam setiap sudut kehidupan. Namun, dari sekian banyak
perkembangan, perkembangan yang paling menyita perhatian dari kalangan masyarakat
yaitu teknologi. Dari waktu ke waktu teknologi terus-menerus diperbaharui. Kemajuan
teknologi ini memiliki dampak positif yang sangat besar bagi kehidupan manusia.
Berbagai peralatan canggih dibuat untuk dapat menggantikan fungsi organ, atau
menyelediki fungsi dan penyimpangan pada organ tubuh manusia, misalnya pada suatu
alat optik. Menurut KBBI, optik adalah berkenaan dengan penglihatan (cahaya, lensa
mata, dsb). Sedangkan alat adalah benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu.
Sehingga alat optik dapat diartikan sebagai alat-alat yang salah satu atau lebih
komponennya menggunakan benda optik. Prinsip kerja alat optik adalah dengan
memanfaatkan prinsip pemantulan (refleksi) dan prinsip pembiasan (refraksi).
Peristiwa refraksi tidak hanya menggunakan lensa cekung atau hanya dengan lensa
cembung. Namun kali ini, kedua lensa tersebut dapat digunakan secara bersamaan.
Sehingga, bayangan yang terbentuk pada lensa pertama akan menjadi benda pada lensa
kedua. Pembentukan bayangan lensa gabungan menjadi sebuah hal yang harus di
diskusikan. Karena pembentukan bayangan yang terjadi akan memiliki sifat yang
berbeda, tergantung posisi benda.
Kasus lain, ilmu fisika sangat akrab dengan kata-kata yang tidak bermakna positif.
Padahal ilmu fisika adalah salah satu dari cabang ilmu pengetahuan yang menuntun kita
untuk peka terhadap keadaan lingkungan serta melatih untuk terbiasa berpikir lebih kritis
dan logis. Salah satu fenomena untuk mendapatkan tujuan itu adalah fenomena ketika
sedang melemparkan tombak ke ikan yang diarahkan ke dalam laut. Ketika tombak
tersebut dilemparkan, secara inisiatif pelempar tombak itu tidak lurus kepada obyek yang
akan dituju. Melainkan, tombak tersebut diarahkan sedikit melenceng ke arah depan ikan
yang dilihat oleh mata pelempar tombak dan akhirnya lemparan itu tepat sasaran.

1
Hal ini diakibatkan karena adanya proses pembiasan dengan dua buah medium yang
indeks biasnya berbeda. Pada saat itu, terdapat perbedaan posisi antara ikan yang dilihat
oleh mata sang pelempar dengan pada saat tombak itu dilemparkan dan tepat sasaran.
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka penulis ingin mengadakan
percobaan mengenai “Optik Pembiasan”.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana cara menentukan nilai fokus dari sebuah lensa cekung?
b. Bgaiman cara menentukan jarak pergeseran sinar bias dan sinar datang pada kaca plan
paralel?

1.3 Tujuan
a. Menentukan fokus lensa cekung
b. Menentukan jarak pergeseran sinar bias dan sinar datang pada kaca plan paralel

1.4 Manfaat
a. Dapat menentukan nilai fokus dari sebuah lensa cekung dengan bantuan lensa
cembung.
b. Dapat menentukan jarak pergeseran sinar bias dan sinar datang pada kaca plan
paralel

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembiasan
Pembiasan cahaya adalah pembelokan arah rambat cahaya, yang terjadi karena cahaya
melewati batas medium yang berbeda indeks biasnya. Dalam buku yang ditulis oleh Giancoli
(2001) istilah yang digunakan dalam pembiasan cahaya adalah :
a. Sinar datang adalah sinar yang jatuh pada bidang atas.
b. Garis normal adalah garis yang melalui titik jatuh sinar dan tegak lurus bidang batas.
c. Sinar bias adalah sinar hasil pembiasan sinar datang.

Kenyataan berdasarkan gambar diatas menunjukan bahwa :


a. Sinar yang datang dari medium kurang rapat ke medium yang lebih rapat di biaskan
mendekati garis normal.
b. Sinar yang datang dari medium yang lebih rapat ke medium kurang rapat dibiaskan
menjauhi garis normal.
c. Sinar yang datang tegak lurus bidang batas tidak di biaskan melainkan di teruskan.

2.2. Hukum Snellius


Hukum snellius untuk pembiasan yaitu cahaya mempunyai sifat untuk di biaskan, yaitu
pembelokan cahaya sehubungan dengan perubahan kelajuan cahaya rambat dari satu medium
ke medium yang lain. Berikut rumusan mengenai hukum snellius untuk pembiasan :
(Giancoli, 2001)
a. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar.

3
b. Jika sinar datang dari medium lebih rapat menuju medium yang kurang rapat, maka
sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal.
c. Jika sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium yang lebih rapat, maka
sinar akan dibiaskan mendekati garis normal.
d. Perbandingan sinus sudut datang (i) dengan sinus sudut bias (r) merupakan suatu
bilangan tetap. Bilangan tetap inilah yang sebenarnya menunjukkan indeks bias. Indeks
bias merupakan perbandingan laju cahaya di udara hampa dengan cepat rambat cahaya
pada medium. (Giancoli, 2001)

2.3. Jenis – Jenis Lensa


Lensa memiliki beberapa jenis, yang diantaranya:
a. Lensa konvergen,lensa yang mengumpulkan berkas sinar sejajar. Disebut pula lensa
cembung atau lensa positif. Terdapat tiga jenis lensa konvergen, yaitu lensa bikonveks
(cembung-rangkap), plankonveks (cembung datar), dan konkaf-konveks (cembung-
cekung). (Surya, 2010). Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung adalah sebagai berikut:
(Sutrisno, 1985):
i. Sinar datang yang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus.
ii. Sinar datang yang melalui titik fokus dibiaskan sejajar dengan sumbu utama
lensa.
iii. Sinar datang yang melalui pusat optic lensa tidak dibiaskan, tetapi diteruskan.

(a) (b)
Gambar (a) merupakan macam-macam lensa cembung. Dan gambar (b) merupakan
pembentukan bayangan oleh lensa cembung.

4
b. Lensa divergen,lensa yang menyebarkan berkas sinar sejajar. Disebut pula lensa cekung
atau lensa negatif. Terdapat tiga jenis lensa divergen, yaitu lensa bikonkaf (cekung-
rangkap), plankonkaf (cekung-datar), dan konvekskonkaf (cekung-cembung). (Surya,
2010). Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung adalah sebagai berikut: (Sutrisno,
1985) .
a. Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama lensa dibiaskan seolah-olahberasal
dari titik fokus.
b. Sinar datang yang seolah-olah mnuju ke titik fokus di biaskan sejajar dengan sumbu
utama lensa.
c. Sinar datang yang melalui pusat optic lensa tidak dibiaskan, tetapi di teruskan.

(a) (b)
Gambar (a) merupakan jenis-jenis lensa cekung, sedangkan gambar (b) adalah
pembentukan bayangan oleh lensa cekung.

2.4 Prinsip Huygens dan Hukum Refraksi


Christian Huygens seorang ilmuwan fisika yang berasal dari Negara Belanda pada
tahun 1678 yang menganggap bahwa cahaya adalah gelombang dan tidak menjelaskan
tentang hakikat gelombang tersebut. Menurut teori Huygens yang dikenal sebagai prinsip
Huygens (Halliday, 1977), semua titikpada muka gelombang dapat dipandang sebagai
sumber titik yang menghasilkan gelombang sferis (bola) sekunder (spherical secondary
wavelet). Setelah selang waktu t, posisi muka gelombang yang baru adalah permukaan
selubung yang menyinggung semua gelombang sekunder ini.
Pembiasan cahaya (refraksi) adalah pembelokan arah rambat cahaya yang terjadi
karena cahaya melewati batas medium yang berbeda indeks biasnya. Refraksi terjadi karena

5
adanya 2 medium yang berbeda yang pastinya memiliki indeks bias yang berbeda pula,
misalnya udara dengan kaca. Tahapan refraksi dapat diilustrasikan dengan menganggap
gelombang datang dapat digambarkan berjarak λ satu dengan yang lainnya, dengan λ1 adalah
panjang gelombang diukur dalam medium 1. Misalkan laju cahaya dalam udara v1 dan dalam
kaca v2 (v2 < v1). Istilah yang digunakan dalam pembiasan cahaya (Giancoli, 2001), yaitu :
a. Sinar datang adalah sinar yang jatuh pada bidang atas.
b. Garis normal adalah garis yang melalui titik jatuh sinar dan tegak lurus bidang atas.
c. Sinar bias adalah sinar hasil pembiasan sinar datang.
Penerapan prinsip Huygens pada refraksi, dalam buku Halliday & Resnick (1977)
mengharuskan bahwa jika sinar cahaya dibelokkan ke arah normal ketika merambat dari
udara ke dalam medium yang rapat secara optis, maka laju cahaya dalam medium yang rapat
tersebut harus lebih kecil daripada laju cahaya di udara. Pada awalnya, dengan teori partikel
untuk cahaya yang dikemukakan oleh Newton, refraksi hanya dapat dijelaskan jika laju
cahaya dalam medium dimana cahaya dibelokkan mendekati normal (medium yang rapat
secara optis) lebih besar daripada laju cahaya di udara. Medium yang rapat itu, diperkirakan
akan memberi gaya tarik pada “butir-butir” cahaya ketika mendekati permukaan, menambah
lajunya dan mengubah arahnya agar membentuk sudut dengan normal yang lebih kecil.

2.5 Gelombang Sferis


Gelombang Sferis-Cermin Datar. Cahaya jatuh pada cermin sebagai gelombang sferis,
dan pada setiap titik tempat sinar menumbuk cermin akan direfleksikannya. Jika semua sinar
yang direfleksikan diperpanjang ke belakang, maka akan menemukan sebuah titik potong
yang ada di belakang cermin yang disebut dengan bayangan. Bayangan dapat bersifat nyata
atau maya. Menurut Halliday&Resnick dalam bukunya, pada bayangan nyata, cahaya betul-
betul melalui titik bayangan tersebut. Sedangkan pada bayangan maya cahaya seolah-olah
terpancar dari titik bayangan, padahal sesungguhnya cahaya tidak melalui titik ini. Bayangan
yang dibentuk oleh cermin datar berbeda dari bendanya dalam hal kiri-kanan, yaitu keduanya
saling dipertukarkan. Bayangan dari suatu halaman cetakan tidak sama dengan halaman itu
sendiri. Gelombang Sferis-Cermin Sferis. Cermin sferis dikenal juga dengan cermin
lengkung, yang terdiri dari cermin cekung (konkaf) dan cermin cembung (konveks). Pada
cermin cekung (konkaf), ketika ada sinar datang yang bersifat divergen (menyebar) jatuh
pada cermin cekung, maka sinar tersebut akan megumpul (konvergen) setelah direfleksikan
oleh cermin cekung sferis, yang membentuk bayangan nyata. Sedangkan pada cermin

6
cembung (konveks), sinar-sinar konvergen jatuh pada cermin cembung. Benda maya akan
menghasilkan bayangan maya pula. Sehingga, titik fokus dan semuanya bertanda negatif.
Permukaan Refraktor Sferis. Permukaan ini memisahkan dua media yang indeks refraksinya
bebeda. Permukaan refraktor bisa berbentuk cembung dan berbentuk cekung.

2.6 Pembiasan pada Kaca Plan Paralel


Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi yang kedua sisinya
dibuat sejajar Untuk memudahkan pembahasan, berkas sinar yang masuk dan keluar dari
kaca ini dilukiskan pada gambar dibawah. yang merupakan gambar dua dimensi.

Peristiwa pembiasan pada kaca plan paralel dapat kita amati pada gambar berikut ini:

Pada gambar di atas, balok kaca berada di meja. Berkas sinar masuk dari salah satu sisi
balok kaca dengan sudut datang i dan lalu mengalami pembiasan dua kali. Pertama saat
melewati bidang batas antara udara dan balok kaca, berkas sinar dibiaskan dengan sudut bias
r. Kedua, saat melewati bidang batas antara balok kaca dan udara, berkas sinar datang ke
bidang batas dengan sudut datang i' dan sudut bias r'. Tampak pada gambar, besar sudut bias
pertama sama dengan sudut datang kedua atau r = i'. Tampak pula berkas sinar yang masuk
ke balok bergeser ke arah kiri bawah saat keluar dari balok kaca, namun keduanya tampak
sejajar. Bila d = PQ menyatakan ketebalan balok kaca dan t = RS menyatakan besar
pergeseran berkas sinar, maka

7
Dari segi tiga RPS kita dapatkan:
𝑅𝑆 𝑡
sin(𝑖 − 𝑟) = =
𝑃𝑆 𝑃𝑆
𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑡
𝑃𝑆 =
sin(𝑖 − 𝑟)
Dari segi tiga QPS kita dapatkan:
𝑃𝑄 𝑑
cos 𝑟 = =
𝑃𝑆 𝑃𝑆
𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑑
𝑃𝑆 =
cos 𝑟
Kita gabungkan persamaan yang baru kita dapatkan di atas dengan persamaan
sebelumnya,
𝑡 𝑑
=
sin(𝑖 − 𝑟) cos 𝑟
Akhirnya kita dapatkan persamaan untuk pergeseran berkas sinar yang melewati balok
kaca,
𝑑[sin(𝑖 − 𝑟)]
𝑡=
cos 𝑟
dengan
d =lebar balok kaca, (cm)
i = sudut datang, (°)
r = sudut bias, (°)
t = pergeseran cahaya, (cm)

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Problem Solving 1


A. Tujuan Percobaan
Menentukan fokus lensa cekung.

B. Alat dan Bahan


1. Bangku Optik 1 set
2. Lensa Cekung 1 buah
3. Lensa Cembung 1 buah
4. Objek LED 1 buah
5. Dudukan Lensa 2 buah
6. Dudukan Layar 1 buah

C. Prosedur Percobaan
1. Mencatat suhu dan tekanan sebelum eksperimen
2. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan di meja eksperimen
3. Mempersiapkan LED,Lensa Cembung dan Layar pada bangku optik

4. Menggeser layar untuk mencari bayangan yang paling fokus pada layar
5. Menyisipkan lensa cekung diantara lensa cembung dan layar,kemudian mencatat
jarak anatara lensa cekung dan layar pada tabel pengamatan
6. Menggeser layar sehingga bayangan pada layar tersebut terlihat fokus
7. Mencatat jarak antara lensa cekung dengan layar yang merupakan s’
8. Mengulangi langkah ke-4 sampai ke-7,sebanyak 10 kali percobaan
9. Merapikan kembali alat dan bahan yang telah digunakan
10. Mencatat suhu dan tekanan setelah eksperimen.

9
D. Prediksi

Nilai fokus lensa konstan karena berkaitan dengan lensa.Ketika S diubah maka nilai
S’ nya juga berubah.
E. Data Hasil Eksperimen
1. Kegiatan praktikum dilaksanakan pada:
hari/tanggal : Senin, 08 Desember 2014
pukul : 13.00 – 14.00 WIB
tempat : Laboratorium Fisika Dasar Lantai 3
Gedung FPMIPA A Universitas Pendidikan Indonesia
Temperatur ( 0C ) Tekanan ( cm Hg )
Sebelum Eksperimen 26 68,63
Sesudah Eksperimen 26,5 68,3

2. Tabel Pengamatan
S (cm) S' (cm)

18,9 36,9
16,5 45
14,5 50,7
22,2 24,5
19,5 39,9
15,9 47,4
12,7 52,2
20,8 23,7
15 50,5
13,5 51,5

10
F. Pengolahan Data
S S' 1/s 1/s' 1/f f
(cm) (cm) (cm-1) (cm-1) (cm-1) (cm)
-18,9 36,9 -0,052910 0,027100 0,080010 12,49839

-16,5 45,0 -0,060606 0,022222 0,082828 12,07317

-14,5 50,7 -0,068966 0,019724 0,088689 11,27531

-22,2 24,5 -0,045045 0,040816 0,085861 11,64668

-19,5 39,9 -0,051282 0,025063 0,076345 13,09848

-15,9 47,4 -0,062893 0,021097 0,08399 11,90616

-12,7 52,2 -0,07874 0,019157 0,097897 10,21479

-20,8 23,7 -0,048077 0,042194 0,090271 11,07775

-15,0 50,5 -0,066667 0,019802 0,086469 11,56489

-13,5 51,5 -0,074074 0,019417 0,093492 10,69615

1 Grafik Manual

Nilai C dari grafik : 0,025


1 1
𝑓= =− = −40 𝑐𝑚
𝑐 0,025

11
2 Grafik Menggunakan Microsoft Excel

Grafik 1/s = f (1/s')


0.12

0.1
y = -1.0089x - 0.0257
0.08 R² = 0.9755
1/s'

0.06
Series1

0.04 Linear (Series1)

0.02

0
-0.14 -0.12 -0.1 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0
1/s

Persamaan grafik yang didapat adalah


y= -1,0089x - 0,0257
dengan c = - 0,0257
1
maka𝑓 = 𝑐
1
𝑓=− 0,0257

𝑓 = − 38,9 cm

3 Grafik Menggunakan Microcal Origin

12
Persamaan grafik yang didapat adalah
y= -1,00892x - 0,02572
dengan c = - 0,02572
1
maka𝑓 = 𝑐
1
𝑓=− 0,02572

𝑓 = − 38,8 cm

G. Analisis
Dari data yang sudah diolah, nilai fokus lensa cekung yang digunakan sebesar f = -40
cm hal ini masuk akal karena kelengkungan lensa tidak terlalu melengkung sehingga
lingkaran yang dibuat sangat besar dan nilai fokus adalah setengah dari jari-jari lingkaran
yang dibuat permukaan lensa.
Dari eksperimen ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Gambar yang fokus pada layar pada saat menentukan letak bayangan lensa cembung
terdapat rentang gambar yang fokus.meskipun rentangnya sedikit, tetap saja akan
menimbulkan nilai yang berbeda. Cara mengatasinya dengan melihat secara seksama
mana posisi yang paling fokus.
2. Pada percobaan menentukan posisi fokus gambar pada layar setelah diletakan lensa
cekung pun memiliki rentang fokus, cara mengatasinya sama pada analisis 1.
3. Posisi pada bangku optik harus dilihat dari posisi pandang yang benar yaitu lurus dari
garis

13
3.2 Problem Solving 2
A. Tujuan Percobaan
Menentukan jarak pergeseran sinar bias dan sinar datang pada kaca plan paralel.

B. Alat dan Bahan


1. Pensil 1 buah
2. Kaca Plan Paralel 1 buah
3. Jarum Pentul 4 buah
4. Busur Derajat 1 buah
5. Kertas Milimeterblok 1 lembar

C. Prosedur Percobaan
1. Mencatat suhu dan tekanan sebelum eksperimen
2. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan di meja eksperimen
3. Mengukur lebar kaca plan paralel
4. Meletakan 2 buah jarum dengan sudut kurang dari 15 derajat
5. Melihat sisi kaca yang lain dan menancapkan jarum di tepi plan yang terlihat
berhimpit dengan jarum sebelumnya
6. Menancapkan jarum ke-4 berhimpit dengan jarum sebelumnya
7. Melukiskan garis tiap jarum dan mengukur sudut keluar yang terbentuk
8. Mengulangi langkah ke-4 sampai ke-7 sampai 5 kali percobaan dengan variasi
sudut yang kurang dari 15 derajat
9. Merapika kembali alat yang telah di gunakan
10. Mencatat suhu dan tekanan setelah eksperimen

D. Prediksi
𝑡

sin(𝑖 − 𝑟)
cos 𝑟

Faktor yang mempengaruhi jarak pergeseran sinar bias dan sinar datang adalah
sudut sinar datang dan kerapatan medium atau indek bias.

14
E. Data Hasil Eksperimen
1. Kegiatan praktikum dilaksanakan pada:
hari/tanggal : Senin, 08 Desember 2014
pukul : 14.00 – 15.30 WIB
tempat : Laboratorium Fisika Dasar Lantai 3
Gedung FPMIPA A Universitas Pendidikan Indonesia
Temperatur ( 0C ) Tekanan ( cm Hg )
Sebelum Eksperimen 26,5 68,3
Sesudah Eksperimen 26 68,55

2. Tabel Pengamatan
I r d
(º) (º) (cm)
5 3 6,2
7 5 6,2
9 6 6,2
11 7 6,2
13 8 6,2

F. Pengolahan Data

𝐬𝐢𝐧(𝒊 − 𝒓)
i (º) r (º) sin (i-r) cos r d (cm) t(ukur) t(gambar)
𝐜𝐨𝐬 𝒓

5 3 0,030 0,990 6,2 0,030303 0,187 0,2


7 5 0,030 0,996 6,2 0,030120 0,186 0,2
9 6 0,050 0,994 6,2 0,050302 0,311 0,3
11 7 0,060 0,992 6,2 0,060484 0,375 0,4
13 8 0,080 0,990 6,2 0,080808 0,501 0,5

15
1. Grafik Menggunakan Microsoft Excel

Berdasarkan grafik tersebut pergeseran sinar bias dan sinar datang adalah 6,09 cm

2. Grafik Menggunakan Microcal Origin

16
Berdasarkan grafik dari microcal origin pergeseran sinar bias dan sinar datang adalah
6,0968 cm.

G. Analisis

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Problem Solving 1
Kita dapat menentukan titik fokus dari sebuah lensa cekung yaitu dengan
menggunakan bantuan lensa cembung yang dipasang di depan lensa cekung.
Bayangan dari lensa cembung merupakan benda untuk lensa cekung karena letak
benda bagi lensa cekung adalah bayangan oleh lensa cembung,maka nilainya
negatif.Sedangkan karena letak bayangan oleh lensa cekung di depan,maka nilainya
menjadi positif.Dari hasil eksperimen yang telah kami lakukan dengan menggunakan
perhitungan grafik Ms. Excel, diperoleh besar fokus lensa cekung yaitu (38,9
cm).Sedangkan dengan menggunakan perhitungan grafik origin diperoleh besar fokus
lensa cekung yaitu (38.8 cm).Dan perhitungan menggunakan grafik manual diperoleh
besar fokus lensa yaitu (39,52 cm).

2. Problem Solving 2
Kita dapat menentukan jarak pergeseran sinar bias dan sinar datang pada kaca
plan paralel dengan cara mengetahui nilai sudut datang (i), sudut bias (r), tebal kaca
plan paralel (d) kemudian diolah menggunakan persamaan:

Dari grafik tersebut kita dapat mengetahui bahwa jarak pergeseran sinar bias dan
sinar datang pada kaca plan paralel nilainya tidak konstan melainkan berubah
tergantung kepada besar sudut datangnya, artinya semakin besar sudut sinar datang
dan sudut sinar bias, maka pergeserannya akan semakin besar. Begitupun
sebaliknya.Dari hasil eksperimen yang telah kami lakukan dengan menggunakan
perhitungan grafik Ms. Excel, diperoleh lebar kaca plan paralel yaitu (6,09
cm).Sedangkan dengan menggunakan perhitungan grafik origin lebar kaca plan
paralel yaitu (6,0968 cm).Dan perhitungan menggunakan grafik manual diperoleh
lebar kaca plan paralel yaitu (6,16 cm).Dari semua hasil yang diperoleh hasilnya
hampir mendekati dengan hasil pengukuran yaitu (6,2 cm).

18
4.2 Saran
Dalam melakukan percobaan untuk menentukan panjang fokus lensa cekung dan
untuk mengetahui pergeseran sinar datang dan sinar datang pada plan paralel kami
menyarankan sebelum melakukan percobaan, diharapkan sudah memahami konsep-
konsep dasar mengenai optika geometri. Selain itu dalam pembuatan prediksi, lebih baik
membuat prediksi percobaan berdasarkan konsep dasar yang telah dipahami.Alat-alat
yang digunakan pun harus dalam keadaan yang baik, agar hasil yang didapatkan adalah
hasil yang akurat dengan tingkat kesalahan yang rendah.

19

You might also like