You are on page 1of 13

MAKALAH

SINTESIS ASETANILIDA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah Sintesis Organik

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. Ahmad Dzikrullah 24030114140097


2. Atsar Leswara Nindita 24030114140091
3. Aulyta Yasinta 24030114140090
4. Lindawati Setiadi 24030114140088
5. Ulya Hanifah Henrika Putri 24030114130092

Departemen Kimia
Fakultas Sains dan Matematika Jurusann Kimia
Universitas Diponegoro
2016
Daftar Isi

BAB I .......................................................................................................................3
PENDAHULUAN ....................................................................................................3
I.1. Latar Belakang ...........................................................................................3
I.2. Rumusan Masalah......................................................................................4
I.3. Tujuan Penulisan .......................................................................................4
BAB II ......................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................................5
II.1. Sintesis Organik ........................................................................................5
II.2. Asetanilida .................................................................................................5
II.3. Proses Pembuatan Asetanilida ...................................................................6
II.3.2. Pembuatan Asetanilida dari Anilin dan Asam Asetat ........................7
II.3.3. Pembuatan Asetanilida dari Ketena dan Anilin ..................................7
BAB III.....................................................................................................................8
METODE PERCOBAAN ........................................................................................8
III.1. Alat dan Bahan ..........................................................................................8
III.2. Prosedur Sintesis........................................................................................8
BAB IV ..................................................................................................................10
PEMBAHASAN ....................................................................................................10
BAB V ....................................................................................................................12
PENUTUP ..............................................................................................................12
V.1. Kesimpulan ..............................................................................................12
V.2. Saran ........................................................................................................12
Daftar Pustaka ........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Senyawa asetanilida merupakan bahan baku yang dapat menunjang
industri kimia dan banyak dibutuhkan dalam dunia pendidikan khusunya untuk
penelitia n. Senyawa ini merupakan bahan baku pembuatan obat-obatan, bahan
pembantu dalam industri cat dan karet. Kebutuhan akan senyawa ini semakin
meningkat sehingga dilakukan berbagai cara dalam memperoleh senyawa ini.
Anilin merupakan senyawa kimia dengan rumus C5H6NH2 yang digunakan
sebagai bahan dasar dalam sintesis asetanilada yang direaksikan dengan asam
asetat. Pada sintesis senyawa ini biasanya digunakan metode pemanasan agar
kedua senyawa dapat bereaksi sempurna. Mula – mula anilin bereaksi dengan
asam asetat membentuk suatu amida dalam keadaan transisi, kemudian diikuti
dengan reduksi H2O membentuk asetanilida. Asetanilida pertama kali ditemukan
oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan asethopenon dengan
NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan
katalis dapat diubah menjadi asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan
asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Lalu,
pada tahun 1905 Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat.
Asetanilida sendiri merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang
digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin
digantikan dengan satu gugus asetil. Asetinilida berbentuk butiran berwarna putih
tidak larut dalam minyak parafin dan larut dalam air dengan bantuan kloral
anhidrat. Metode ini merupakan metode awal yang masih digunakan karena lebih
ekonomis. Anilin dan asam asetat berlebih 100 % direaksikan dalam sebuah tangki
yang dilengkapi dengan pengaduk. Reaksi berlangsung selama 6 jam pada suhu
150oC– 160oC. Produk dalam keadaan panas dikristalisasi dengan menggunakan
kristalizer. Berdasarkan uraian diatas, untuk memperdalam pengetahuan tentang
asetinilida maka dilakukanlah percobaan tentang sintesis asetanilida.
I.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses dan mekanisme sintesis asetanilida?
2. Apakah prinsip dan metode dari sintesis asetanilida?
3. Apa saja sifat fisik dan kimia dari asetanilida?

I.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk memahami proses sintesis dan mekanisme asetanilida
2. Untuk mempelajari prinsip dan metode sintesis asetanilida
3. Untuk mengetahui sifat fisik dan kimia asetanilida
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Sintesis Organik
Sintesis organik adalah suatu percobaan untuk membuat senyawa yang
diinginkan melalui suatu reaksi kimia. Langkah yang harus dipersiapkan dalam
mensintesis suatu senyawa meliputi pengenalan tentang produk yang diinginka n,
bahan baku sintesis produk, serta pengertian yang mendalam mengena i
mekanisme reaksi yang akan berlan gsung selama sintesis, serta alatalat yang
diperlukan untuk sintesis. Oleh karena itu diperlukan pemahaman mengena i
proses pembentukan ikatan. Proses sintesis dapat dikatakan berhasil dan
berjalan dengan baik bergantung pada banyaknya produk, ketersediaan bahan
awal, dan proses yang dilakukan.
Untuk dapat memperoleh hasil sintesis yang baik serta hasil sampinga n
sedikit mungkin sehingga memudahkan pada waktu pemurnian perlu dipakai
bahan dasar sintesis yang tepat, mudah didapat, maka diperlukan suatu
rancangan atau pola analisis, yang dikenal dengan nama analisis desain.
Rancangan atau pola analisis ini didasarkan pada pemecahan bagian-bagia n
tertentu dari senyawa yang disintesis menjadi bagian yang lebih kecil yang
disebut si nton. Sehingga senyawa yang lebih kecil hasil pemecahan senyawa
yang disintesis disebut senyawa sinton.

II.2. Asetanilida
Asetanilida atau sering disebut phenilasetamida merupakan senyawa
turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana
satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asetil. Asetanilida
memiliki rumus molekul C6H5NHCOCH3. Asetanilida pertama kali ditemukan
oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan asethopenon dengan
NH2OH sehingga terbentuk asethopenon oxime yang kemudian dengan bantuan
katalis dapat diubah menjadi asetanilida.
Asetanilida merupakan suatu amida dengan bentuk berupa padatan kristal
putih dengan massa jenis 1,21 gram/mL , titik lebur 113˚C-114˚C, titik
didih 305˚C, berat molekul 135,17 gram/mol . Sangat larut dalam alkohol,
sedangkan kelarutan dalam air adalah 0,53 g dalam 100 mL dan kelarutan dalam
eter adalah 7 gram dalam 100 mL .

Sedangkan sifat – sifat kimia yang dimiliki oleh asetanilida yaitu :


1. Pirolisa dari asetanilida menghasilkan N–diphenil urea, anilin, benzen dan
asam hidrosianik.
2. Asetanilida merupakan bahan ringan yang stabil dibawah kondisi biasa,
hidrolisa dengan alkali cair atau dengan larutan asam mineral cair dalam
kedaan panas akan kembali ke bentuk semula.
3. Adisi sodium dlam larutan panas Asetanilida didalam xilena
menghasilkan C6H5NH2.

C6H5NHCOCH3 + HOH → C6H5NH2 + CH3COOH

II.3. Proses Pembuatan Asetanilida


Ada beberapa proses pembuatan asetanilida antara lain :
1. Pembuatan asetanilida dari asam asetat anhidrid dan anilin
2. Pembuatan asetanilida dari anilin dan asam asetat
3. Pembuatan asetanilida dari ketena dan anilin

II.3.1. Pembuatan Asetanilida dari Asam Asetat Anhidrid dan Anilin


Asetanilida dapat dihasilkan dari reaksi antara asam aseta
anhidrid dan anilin. Larutan benzen dalam satu bagian anilin dan 1,4
bagian asam asetat anhidrad berlebih 150 % dengan konversi 90% dan
Yield 65%, direfluks dalam sebuah kolom yang dilengkapi dengan jaket
sampai tidak ada anilin yang tersisa kondisi operasi temperatur reaksi 30-
110oC. Reaksinya adalah :
2 C6H5NH2 (l) + (CH2CO)2O (l) → 2 C6H5NHCOCH3 (s) + H2O (l)

Anilin Asam Asetat Anhidrid Asetanilida II Air


II.3.2. Pembuatan Asetanilida dari Anilin dan Asam Asetat
Metode ini merupakan metode awal yang masih digunakan karena
lebih ekonomis jira dibandingkan dengan semua proses pembuatan
asetanilida. Anilin dan asam asetat direaksikan dalam sebuah tangki yang
dilengkapi dengan pengaduk. Reaksinya adalah :

C6H5NH2 (l) + CH3COOH (l) → C6H5NHCOCH3 (s) + H2O (l)

Anilin Asam Asetat Asetanilida Air

Reaksi berlangsung selama 8 jam pada suhu 150oC-160oC dan


tekanan 2,5 atm dengan yield mencapai 98 % dan konversi mencapai
99,5%. Produk dalam keadaan panas dikristalisasi dengan menggunaka n
kristalizer untuk membentuk butiran (kristal) asetanilida (Faith dkk, 1975).

II.3.3. Pembuatan Asetanilida dari Ketena dan Anilin


Ketena (gas) dicampur ke dalam anilin di bawah kondisi yang
diperkenankan akan menghasilkan asetanilida dengan konversi 90%.
Ketena direaksikan dengan anilin di dalam reaktor packed tube pada
temperatur 400-625oC dan pada tekanan 2,5 atm.

C6H5NH2 (l) + H2C=C=O(g) → C6H5NHCOCH3 (s)

Anilin Ketena Asetanilida

( Kirk & Othmer, 1981 )


BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1. Alat dan Bahan


III.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan asetanilida antara lain
serangkaian set refluks yang berupa kondensor, labu alas bulat, pompa
air,serta thermometer, dan untuk penyaringan menggunakan corong
Buchner dan kertas saring.

III.1.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk sintesis asetanilida yaitu
aniline, asam asetat glasial, etanol, NaOH, dan HCl.

III.2. Prosedur Sintesis


III.2.1. Sintesis Senyawa Asetanilida
1. Pemipetan aniline 10 mL dengan menggunakan pipet ukur dan bola
hisap, lalu dimasukkan ke dalam labu alas bulat leher tiga.
2. Asam asetat glasial sebanyak 10 mL yang telah dipipet ditambahkan ke
dalam labu alas bulat yang telah berisi aniline.
3. Salah satu leher labu alas bulat ditutup, salah satu yang lain ditutup
dengan thermometer, dan leher yang bagian tengah untuk disambungka
n dengan kondensor refluks.
4. Rangkai set alat refluks yang berupa heat mantle, kondensor, pompa
air, termometer, klem dan statif. Kemudian akuades sebanyak 100mL
dipanaskan.
5. Setelah proses refluks selama 1 jam, campuran dipindahkan ke dalam
Erlenmeyer yang dibawahnya terdapat air dingin. Lalu pisahkan larutan
dengan padatan yang terbentuk dengan menggunakan corong buchner.
6. Larutan padatan dimasukkan kedalam air panas dan ditambahka n
ethanol sebesar 5 mL dan karbon aktif sebesar 0,5 gram.
7. Penyaringan menggunakan corong buchner yang dibawah
erlenmeyernya diberi air dingin untuk proses rekristalisasi. lakukan
penyaringan kembali untuk memisahkan padatan asetanilida.
8. Padatan yang diperoleh dioven selama 15 menit kemudian didesikator.
Dilakukan pengovenan dan didesikator kembali hingga massa yang
diperoleh konstan atau memiliki selisih 0,01 gram.

III.2.2. Uji Senyawa Hasil Sintesis


Untuk menguji senyawa asetanilida hasil percobaan, dilakukan
beberapa uji:
1. Uji fisika dengan mengamati bentuk, warna, titik lebur dan
kelarutannya. Pengujian titik lebur dilakukan menggunakan melting
point apparatus dengan memasukkan padatan kedalam pipa kapiler.
Pengujian kelarutan dengan melarutkan padatan asetanilida ke dalam
akuades, dan ethanol.
2. Uji kimia dilakukan dengan mereaksikan padatan asetanilida dengan
NaOH dan HCl.
 Padatan asetanilida dimasukkan ke dalam gelas kimia kemudian
ditambahkan 5mL NaOH dan dipanaskan selama 2 menit.

 Padatan asetanilida dimasukkan ke dalam gelas kimia ditambahka n
5mL akuades dan 4mL HCl, dipanaskan selama 2 menit dan
ditambahkan dengan FeCl3.
BAB IV
PEMBAHASAN

Mekanisme reaksi sintesis asetanilida yang terjadi antara anilin dan asam
asetat glasial melalui reaksi substitusi nukleofilik adalah sebagai berikut:

Mekanisme substitusi nukleofilik senyawa anilin bertindak sebagai


nukleofil pada atom N yang memiliki kelektronegatifan yang lebih tinggi,
sedangkan asam asetat glasial sebagai gugus fungsi dari senyawa asam karboksilat
merupakan elektrofil yang terletak pada atom C yang lebih elektropositif.
Mekanisme reaksi substitusi nukleofilik antara senyawa anilin dan asam asetat
glasial terdiri dari dua tahap yaitu adisi nuklofil pada gugus asam karboksilat, satu
pasang elektron bebas pada ailin menyerang gugus asam karboksilat pada
karbokation (C+) tersier. Kemudian terbentuknya keadaan zat antara atau
intermediet melalui pembentukan kembali ikatan rangkap dari atom karbon oleh
muatan negatif dan satu pasang elektron bebas pada atom oksigen.
Pemurnian asetanilida dilakukan dengan rekristalisasi. Pada uji sifat kimia
asetanilida, penambahan NaOH sebagai basa kuat dapat melarutkan kristal
asetanilida dengan pemanasan dan pengadukan. Reaksi yang terjadi pada
pelarutan kristal asetanilida dengan NaOH yaitu:
Sedangkan pada uji kelarutan dengan penambahan asam (HCl), berdasarkan
smith, 2010, asetanilida akan larut apabila dilarutkan dalam asam pekat. Reaksi
yang terjadi pada asetanilida yang di reaksikan dengan HCl pekat yaitu:

Pada percobaan sintesis asetanilida, diperoleh hasil uji kelarutan kristal asetanilida
bahwa asetanilida tidak dapat larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
kepolaran antara kedua zat tersebut. Asetanilida bersifat non-polar sedangkan air
bersifat polar. Suatu senyawa organik akan larut dalam pelarut organik. Oleh karena
itu, kristal asetanilida dapat sedikit larut di etanol yang bersifat semipolar, terjadi gaya
tarik antar molekul di dalam kedua senyawa yang mampu mengikat kuat molekul-
molekul di dalamnya sehingga dapat mempengaruhi ikatan antarkedua senyawa
tersebut. Smith,2010, juga menyatakan bahwa asetanilida larut dalam etanol, asam
dan basa kuat, saat dilarutkan dengan etanol, asetanilida larut dalam etanol, begitu
juga dengan basa kuat(NaOH), dan HCl. Titik leleh kristal asetanilida ditentukan
dengan menggunakan melting point apparatus diperoleh sebesar 114°C, mendekati
dengan titik leleh kristal asetanilida menurut smith, 2010 sebesar 115°C.
BAB V
PENUTUP

V.1. Kesimpulan
V.1.1. Senyawa anilin bertindak sebagai nukleofil pada atom N,
sedangkan asam asetat glasial (gugus fungsi dari senyawa asam
karboksilat) merupakan elektrofil.
V.1.2. Mekanisme reaksi terdiri dari dua tahap yaitu adisi nukleofil pada
gugus asam karboksilat dan terbentuknya keadaan zat antara
melalui pembentukan kembali ikatan rangkap.
V.1.3 . Asetanilida yang diperoleh berupa kristal putih seberat 3,3 gram
dengan rendemen sebesar 22% dan titik leleh 1140C. Kristal
asetanilida larut dalam etanol dan NaOH dan HCl dengan
pemanasan tinggi dan pengadukan secara kuat.

V.2. Saran
V.2.1. Dilakukan variasi suhu saat pemanasan reagen untuk mendapatkan
produk dan rendemen presentase yang lebih banyak.
V.2.2. Sebaiknya digunakan pelarut lain seperti H2SO4, kloroform, dan
sebagainya saat karakterisasi senyawa asetanilida.
Daftar Pustaka

Alfina, Bulan Tahta, dkk. 2013. Sintesis Asetanilida. Malang :


FMIPA, Universitas Brawijaya
Redasani, V.K., V. S. Kumawat, R. P. Kabra, P. Kansagara, S. J. Surana. 2010.
Applications of Green Chemistry in Organik Synthesis, Dist-Dhule, India,
vol.2, no.3, hal 1856-1859.
Kirk, R.E. dan Othmer, D.F. 1981. Encyclopedia of Chemical Engineering
Technology. New York: John Wiley and Sons Inc

You might also like