Professional Documents
Culture Documents
GENERATOR
GENERATOR
1. GENERATOR ...........................................................................................................................1
1.4.4 Saluran Kabel antara Generator Sinkon 3 Phasa dan Rel .................................15
3. SISTEM EKSITASI..............................................................................................................131
3.1 SISTEM EKSITASI DENGAN SIKAT ........................................................................134
3.3 PENGARUH EKSITASI PADA ROTASI DENGAN MESIN TAK TERHINGGA .138
1. GENERATOR
1.1 PENGERTIAN GENERATOR
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi
mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.. Proses ini dikenal sebagai
pembangkit listrik.. Walau generator dan motor punya banyak kesamaan, tapi motor adalah alat yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Generator mendorong muatan listrik untuk bergerak
melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah ada di
dalam kabel lilitannya.
Hal ini bisa dianalogikan dengan sebuah pompa air
air,, yang menciptakan aliran air tapi tidak
menciptakan air di dalamnya. Sumber enegi mekanik bisa berupa resiprokat maupun turbin mesin uap,
air yang jatuh melakui sebuah turbin maupun kinci
kincir air, mesin pembakaran dalam,, turbin angin, engkol
tangan, energi surya atau matahari
hari,, udara yang dimampatkan, atau apa pun sumber energi mekanik
yang lain.
Generator bersama dengan boiler dan turbin merupakan tiga sistem utama pada sebuah unit
dalam memproduksi listrik. Secara umum, bboiler
er menghasilkan uap yang berfungsi memutar turbin
turbi
selanjutnya putaran turbin akan menghasilkan tenaga mekanik. Tenaga mekanik tersebut kemudian
diubah menjadi tenaga listrik melalui generator.
Generator dengan
ngan sistem pendinginan menggunakan udara langsung harus dilengkapi heater
untuk menjaga kelembapan udara ketika generator tersebut tidak beroperasi sehingga tahanan isolasi
belitan tetap tinggi.
Gambar 1.3. Bagan Generator dengan Sistem Pendinginan Memakai Udara Langsung
Generator dengan sistem pendinginan menggunakan udara tetap juga dilengkapi heater yang
berfungsi untuk menjaga kelembapan udara ketika generator tidak beroperasi sehingga kelembapan
udara tidak terlalu tinggi dan tahanan isolasi belitan tetap tinggi.
Gambar 1.4. Bagan Generator dengan Sistem Pendinginan Memakai Udara Tetap
Untuk hubungan klem pada generator sinkron 3 phasa hubungan bintang dtunjukkan pada
Gambar 16. Tanda + dan - menunjukkan klem untuk arus penguatan generator sinkron 3 phasa dari
luar arus searah (DC), atau dari generator sendiri yang disearahkan terlebih dahulu memakai
penyearah.
Hubungan listrik antara generator utama dengan generator arus penguat dilakukan melalui
cincin geser dan pengatur tegangan otomatis. Pengatur tegangan otomatis berfungsi sebagai pengatur
besarnya arus penguat medan magnet agar besar tegangan generator utama dapat dijaga konstan.
Pada generator yang memi
memiliki daya di atas 100 MVA, sistem penguatannya banyak
digunakan generator DC sebagai penguat secara bertingkat. Ada generator penguat pilot (pilot
( exciter)
dan generator penguat utama (main
main exciter
exciter).
Titik netral generator tidak ditanahkan dan jika ditanahkan umumnya pemasangannya
melalui impedansi untuk membatasi besarya arus gangguan hubungan tanah agar cukup mampu untuk
menggerakkan relai proteksi.
Peralatan pendukung sistem excitacy
1) Pilot exciter
Merupakan penguat pada generator utama adalah penguat dalam atau penguat sendiri dengan jenis
kumparan kompon panjang generator DC, Pemberi penguatan pertama pada main exciter.
Magnetnya berasal dari remanent
manent magnet (sisa
(sisa-sisa magnet) buatan
2) Juster Werstand
Gambar 16 menunjukkan diagram generator sinkron dengan arus penguatan dari generator DC
2400 kW/400V. Dari komutator Generator DC dihubungkan pada 2 (dua) slipring generator utama.
Generator utama memiliki kapasitas 500 MW/12 kV/60Hz.
Gambar 1.16. Diagram Generator Sinkron 500 MW dengan Penguat Generator DC 2400 kW
Gambar 1.17
(a) Generator Kompon Panjang Berbeban
(b) Skema Diagram Generator Kompon
Gambar 1.
1.18 Saluran antara Generator dan Rel
Keterangan:
TA : Transformator Arus
TT : Transformator Tegangan
PMS : Saklar Pemisah/Disconnecting
Disconnecting Switch (DS)
PMT : Pemutus Tenaga (Circuit Breaker)
Kabel yang digunakan adalah kabel 1 phasa berjumlah 3 buah kabel. Tujuannya memudahkan
pemasangan, terutama adanya transformator arus dan transformator tegangan serta memudahkan dalam
perbaikan jika terjadi kerusakan pada kabel tersebut. Titik netral dari generator dihubungkan
membentuk hubungan bintang.
1.5.2 Rotor
Adalah bagian yang berputar dari generator yang menerima injeksi muatan listrik dari sistem
eksitasi sehingga menghasilkan medan magnet yang diputar oleh turbin. Jika jenis turbin putaran
tinggi, rotor dilengkapi dengan retaining ring yang berfungsi sebaga
sebagaii pelindung atau pengaman belitan
rotor.
1.5.3 Stator
Bagian generator yang tidak bergerak yang berfungsi mengubah medan magnet dari rotor sehingga
menghasilkan tenaga listrik.
1.5.4 Generator Cooler
Adalah komponen generator yang berfungsi sebagai pendinginan H2 atau
ata udara pendingin
generator.
1.5.5 Bearing Generator
Adalah komponen generator yang berfungsi sabagai bantalan atau tumpuan rotor ketika berputar.
Jika jenis generator tersebut putaran tinggi dan dayanya juga tinggi, selalu menggunakan bearing jenis
jurnal bearing.
γ IaXs
Faktor daya
Cos γ = 1
Ia
b.
E
IaRa
Bila tegangan jepit U dipertahankan tetap, maka tempat kedudukan E pada berbagai faktor daya
dapat bervariasi. Karakteristik luar U, cos, dan If pada besaran putaran (n) yang berbeda-beda
berbeda dapat
diturunkan dalam bentuk matematik.
E = c.n.θ
c = konstanta
θ = fluksi medan
Karakteristik luar U, cos dan If pada besar arus medan (If) yang berbeda-beda
beda dengan andaian tidak
terjadi kejenuhan inti adalah:
θ = k.If
k = konstanta medan
Pada karakteristik luar, U, cos, If parameter putaran (n) dipertahankan karena frekwensi harus selalu
tetap besarnya. Sedangkan parameter faktor daya cos merupakan parameter bebas karena ditentukan
oleh beban. Dengan demikian satu
atu-satunya
satunya parameter yang mempengaruhi karakteristik luar adalah
arus medan (If) yang dapat disebut dengan “parameter kendali” karakteristik luar.
Dalam praktek parameter kendali digunakan untuk menggeser karakteristik luar “keatas atau kebawah”
sehingga tegangan kerja generator dapat dikembalikan ke nilai tegangan nominal.
Karakteristik pengaturan merupakan dasar untuk mempertahankan besar tegangan keluaran generator
pada berbagai besaran beban. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pada beban nol, beban arus medan adalah If1, tegangan jepit U0. Setelah dibebani dengan arus
beban induktif sebesar Ial, tegangan jepit kembali menjadi U1, agar tegangan
ngan jepit kembali U0
(tetap) maka arus medan If harus dinaikkan menjadi If2.
Demikian seterusnya setiap ada pembagian arus beban Ia. Demikian pula pada saat dibebani
dengan arus beban kapasitip Ial, kenaikan tegangan jepit U1 dapat dikembalikan ke U0 melalui
penurunan arus medan If2.
Karakteristik pengaturan dan kurva V merupakan kurva yang menunjukkan hubungan antara arus
medan If dan arus jangkar Ia, tetapi kedua kurva tersebut memiliki perbedaan
perbedaan-perbedaan
perbedaan dasar sebagai
berikut:
a. Karakteristik pengaturan menunjukkan arus medan yang diperlukan pada berbagai beban.
b. Kurva V menunjukkan besar arus jangkar yang timbul, pada berbagai arus medan yang ditentukan.
c. Pada karakteristik pengaturan, parameter yang dipertahankan adalah tegangan jepit U, putaran n
dan faktor daya cos.
d. Pada kurva V, parameter yang dipertahankan adalah tegangan jepit U, putaran n daan daya
keluaran P.
f. Over load
Beban melebihi daerah kapabilitas yang terjadi pada waktu yang pendek akan menyebabkan
kenaikan temperatur yang tiba-tiba.
tiba. Akibatnya akan memperpendek umur belitan generator. Oleh sebab
itu hindarkan pembebanan yang tidak layak.
Tetapi beban lebih dalam waktu yang singkat masih bisa ditoleransi jika atidak mempunyai efek
terhadap isolasi, karena kenaikan tempe
temperatur masih dalam batas-batas
batas yang diijinkan. Persamaan besar
temperaturnya secara empiris adalah sebagai berikut:
150
q1 = 2
sec
I1 − I
Dimana:
T = waktu yang diijinkan
I1 = arus saat over load (P.U)
I = arus nominal
Tetapi untuk arus stator
stator,, nominal arusnya dibatasi oleh arus penguatan, nilai dibawah
beban pada faktor dank VA nominal masih diijinkan. Magnetisasi yang diijinkan pada
beban lebih dibatasi oleh arus stator yang lebih besar dari arus penguatan.
Gambar 1.56.
56. Posisi Shaft Tidak Di Tengah dan Tepat Di Tengah
b. Pekerjaan pengisisan H2
Dikerjakan ketika reassembling semua pekerjaan telah selesai dengan terlebih dahulu
menjalankan seal oil sistem. Pengisian H2 dilakukan dengan cara membuka valve inlet gas
CO2 untuk mendorong oksigen yang ada di dalam generator keluar melalui venting, adjust
adju
pressure-nya
nya harus sesuai dengan instruction manual.
Jika kadar CO2 sudah memenuhi generator, inlet valve CO2 ditutup dan inlet H2 dibuka agar
mendorong CO2 didalam generator keluar melalui valve outlet CO2 sampai kemurnian
(putiry) H2 sesuai dengan st
standar operasi.
c. Pekerjaan exiter
Pekerjaan eksiter terdiri dari pembersihan dan pengecekan filter udara brush exiter,
pembersihan dan pengecekan brush eksiter serta pembersihan dan pengecekan brush gear
(slipring).
- Pembersihan dan pengecekan filter udara brush exiter
- Pengecekan keretakan bearing dilakukan ssecara visual menggunakan spot cek, jika
hasilnya diragukan pengecekan menggunakan ultrasonic test.
- Pengecekan kondisi labyrinth inner, outer dan labyrinth bearing difokuskan terutama
pada kondisi seal strip
trip-nya.
nya. Jika cacat harus dilakukan perbaikan dan jika over clearent
dilakukan penggantian.
- Pengukuran clearent antara bearing dan shaft bagian bawah menggunakan fuller.
- Pengukuran clearent antara bearing dan shaft bagian atas dengan cara membongkar
upper bearing,, lalu memasang lid wire berdiameter 1 mm di atas shaft.
shaft Clearent yang
diijinkan 0,144 – 0,293 mm.
- Pengukuran clearent antara bearing dan shaft bagian kiri dan kanan dilakukuan dengan
cara adjustment
ment vedesta
vedestal-nya.
- Pengukuran clearent labyrinth. Clearent bagian bawah maksimum 0,05 mm, clearent
kiri dan kanan harus sama dan sesuai standar begitu juga clearent atas.
Jika angka penunjukkan tidak sama dengan standart operasinya maka dilakukan adjustment
disetiap regulatornya sehingga bisa sama dan masuk standar, dengan demikian kelurusan
rotor akan terjamin. Jika rotor tidak benar-benar
benar lurus akan menyebabkan vibrasi ketika
ke
unit beroperasi
Gambar 1.
1.74. Kondisi Shaft Rotor sebelum Repair
- Pemasangan wire roff dan chain block dengan daya 5 ton di kanal H coupling exiter
untuk persiapan menarik rotor
Gambar 1.77.
77. Pemasangan Support Shaft Rotor Outset
- Memasang support temporer dari balok kayu yang telah disiapkan di rotor corr
berhimpitan dengan retaining ring sisi exiter untuk tump
tumpuan rotor sisi exiter
- Memasang packing pengaman rotor secara melingkar di bagian tengah rotor corr.
- Memasang plat kurva dari aluminium melingkar ke atas dan bawah di packing
pengaman rotor posisi tengah dan mengikatnya menggunakan isolasi lakban.
lakban
- Memasang dua buah wire roff utama dengan daya 50 ton di rotor melingkar plat kurva
aluminium dan menggantungkan di overhead crane 65 ton.
- Mengangkat rotor secara perlahan menggunakan overhead
head crane dan mengatur
bentangan wire roff agar leveling rotor benar-benar horizontal.
- Mengangkat dan mengeluarkan rotor menggunakan overhead
head crane sampai bagian
coupling sisi turbin terlepas dari stator.
- Melepaskan semua proteksi rotor setelah rotor bebas dari ikatan overhead
over crane
- Jika rotor dan stator tidak ada pekerjaan (inspeksi) harus selalu ditutup rapat dengan
terpal plastic untuk menghindari kelembapan
h. Pengecekan rotor
Pengecekan rotor terdiri dari pengecekan kondisi shaft rotor, fan blade,
blade support belitan,
retaining ring, balance weight, lubang ventilasi, isolasi belitan, dan pengecekan coupling
rotor exiter.
- Pengecekan kondisi balance weight yang berfungsi sebagai penyeimbang vibrasi yang
terbuat dari bahan brass dengan pengunci baut dari baja
- Pengecekan lubang ventilasi yang berguna untuk sirkulasi udara hasil pendinginan
hidrogen,, kebersihannya harus diperiksa dan dipa
dipastikan
stikan tidak ada debu, minyak dan
kemungkinan penyumbatan oleh benda
benda-benda asing
- Pengecekan kondisi isolasi belitan yang harus bebas dari debu, kotoran, minyak, serta
bekas bunga api dan keretakan. Pemeriksaannya menggunakan electric cleaner dan
udara service.
- Pengecekan kondisi corr belitan yang harus bebas dari kotoran, minyak dan debu serta
kemungkinan bunga api dan keretakan.
- Pengecekan kondisi widges dilakukan secara visual, jika ada kerusakan maka bisa
dilakukan pebaikan atau penggantian dengan spesifikasi yang sama.
Gambar 1.
1.88. Pint Konektor dan Lubang Konektor
i. Pengecekan stator
Pengecekannya terdiri dari pengecekan kebersihan dan benda asing di areal fan sisi turbin
atau sisi exiter, pengecekan kebersihan dan benda asing di areal stator corr, bloking belitan,
kondisi belitan, lubang-lubang
lubang venting, widges, bending belitan, sensor temperatur (RTD),
penggantian dan gasket mainhoul, pembersihan dan pengecekan hidrogen cooler,
penggantian gasket-gasket
gasket hidrogen cooler, pengecekan brush grounding,
grounding kondisi bushing
dan flexible connector serta pengecekan bearing brecket
Gambar 1.
1.93. Oring Manhoul dan Tutup Manhoul
- Memasang sleading show yang sudah ada talinya di antara rotor dan stator berhimpit
dengan retaining ring sisi turbin dan exiter.
- Memasukkan lagi rotor dengan cara menarik dua chain block bersamaan serta
mengamati posisi rotor agar selalu di tengah-tengah stator.
- Memasang lower bearing breacket TS dan ES yang sudah diinspeksi dan dibersihkan
ke posisi semula dan menjaga kebersihan permukaan agar tidak menimbulkan
kebocoran hidrogen dan mengencangkan baut-bautnya.
- Melepaskan sleading show dengan cara mengangkat rotor dengan mengencangkan
mengencangka
pelan-pelan baut support rotor yang terpasang di lower bearing breacket sehingga
rotor tertumpu di dua support yang terpasang di lower bearing breacket.
- Melepaskan sleading plat dan packing peaman stator sambil memastikan bahwa
didalam generator sudah tidak ada kotoran dan benda
benda-benda asing.
- Memasukkan upper hidrogen deflector yang telah diinspeksi dan dibersihkan kedalam
stator.
- Memasang inner labyrinth sisi bawah dan mengatur clearent kiri kanan dengan posisi
yang sama.
- Memasang upper bearing breacket yang sudah diinspeksi dan dibersihkan di possisi
semula dan menjaga kebersihan permukaannya agar tidak menimbulkan kebocoran
hidrogen.
Alat Listrik Pembangkit 78
- Memasang inner labyrinth sisi atas dan mengatur clearent kiri kanan hingga
hin sama.
- Memasang hidrogen deflector di posisi semula dan mengatur jarak kanan kiri dengan
fan blade hingga sama serta meng
meng-adjusment baut support antara hidrogen deflector
dan bearing breacket.
k. Pengecekan sensor vibrasi (vibrasi pick up)
Pengecekannya dilakukan sama seperti pemeliharaan tahunan atau pemeliharaan dua
tahunan. Pengecekannya meliputi:
- Kebersihan sensor vibrasi.
- Gap antara shaft dan ujung sensor harus sesuai dengan standar dari instruction manual.
Jika kurang atau lebih dari standar maka di
dilakukan adjustment.
- Nilai tegangan kerja yang dihasilkan dengan cara simulasi menggunakan sensor
kalibrasi. Jika ada penyimpangan maka dilakukan resetting.
l. Pengecekan dan pembersihan sistem eksitasi generator
Pengecekan dan pembersihannya meliputi sebagai berikut:
- Pembersihan secara menyeluruh terhadap komponen utama eksitasi dan auxirelay
eksitasi.
- Pengecekan kekerasan baut
baut-baut
baut terminal secara menyeluruh terhadap komponen-
komponen
komponen utama eksitasi dan auxirelay eksitasi agar tidak terjadi loss contact ketika
unit beroperasi normal.
- Pengecekan parameter input/output card AVR yang masih memenuhi syarat atau tidak.
- Pengecekan power supply electronic AVR.
- Pengecekan dan pengujian individual karakteristik thyristor.
- Penggantian semua bearing motor fan sistem pendinginan thyristor dan eksitasi.
- Dilakukan rekalibrasi terhadap meter
meter-meter
meter indicator dan tranducer yang ada pada
sistem eksitasi agar nilai akurasinya terjamin.
- Dilakukan reset/cool
cool start terhadap sistem programmable logic control (PLC).
(
- Dilakukan
kan simulasi dan sequeen test sistem eksitasi.
- Pengecekan terhadap bodi baterai, ada keretakan, kebocoran, penggelembungan dan
kebersihannya.
- Pengecekan dan pengukuran tegangan output tiap-tiap sel baterai.
- Pengecekan cairan, berat jenis, dan level cairan di tiap-tiap
tiap sel baterai.
Measurements Inspection
Off line Inspection adalah cara inspeksi mesin listrik yang normal dilakukan, Parameter
pengukuran antara lain adalah:
• Insulation Resistance Test
• PI (Polarization Index) test
• DC Resistance Test
• Surge Comparison Test
• Dissipation power factor Test
• Ring flux test
• Visual Inspection
Inspeksi winding baik
aik “stator, rotor, maupun exciter” pada semua mesin listik kecuali rotor sq.motor
Insulation Resistance Test
Insulation Resistance biasa disebut sebagai test Megger Pengukuran Insulation Resistance
menurut Standard IEEE dan NEMA – MG 1, tegangan kerja mesin yang diukur tegangan test :
• Mesin dengan tegangan kerja : 240 – 2400 Volt 500 Volt DC
• Mesin dengan tegangan kerja : 3000 – 4800 Volt 2500 Volt DC
• Mesin dengan tegangan kerja : 5200 – 13800 Volt 2500 atau 5000 Volt DC
• Semua mesin : DC 500 Volt DC
• Semua winding rotor dengan rated tegangan > 100 Volt 500 , max. 1000 Volt DC.
• Nilai minimum tahanan isolasi adalah: (Un + 1) MΩ
PI (Polarization Index)
PI adalah salah cara yang digunakan untuk mengetahui quality winding akibat pengaruh
lingkungan, seperti penyerapan air, pengotoran debu, dll. PI adalah merupakan perbandingan
pengukuran Arus Bocor pada pengukuran dalam 10 menit terhadap 1 menit, atau pengukuran 1
menit di bagi ½ menit.
Pengukuran 10 menit di bagi dengan ppengukuran 1 menit:
• Lower than 1.0 = Dangerous
Gambar 1.
1.99. Contoh Alat Surge Comparison Test
Dissipation Power Factor
Sistim isolasi mesin listrik secara alamiah akan mengalami penurunan sesuai dengan usianya,
namun demikian percepatan penurunannya sangat dipengaruhi oleh berbagai factor : gesekan,
thermal stresses, mechanical stresses, kantong ud
udara
ara didalam isolasi, kwalitas lapisan semi
conductive pada isolasi, dll.
Salah satu kriteria yang paling penting untuk mengetahui kwalitas dalam sistim isolasi mesin
listrik adalah hubungan sebab akibat dari factor disipasi power factor dengan tegangan kerja.
ker
Dissipation power factor di test pada tegangan 0.2 Un s/d 1.0 Un dengan interval tegangan
sebesar 0.2 Un .
Kenaikan “power factor”” menunjukkan adanya kenaikan jumlah kantong
kantong-kantong
kantong udara (voids)
yang ada di dalam isolasi dan atau menunjukkan adanya ke
kenaikan tahanan pada lapisan
semiconductor, kenaikan tahanan tersebut dapat disebabkan oleh:
• Loose contacts ke dinding slot
Gambar 1.100.
100. Contoh Alat untuk Pemeriksaan Power Factor
Gambar 1.
1.103. Transformator PT PJB UP Gresik
Macam-macam
macam transformator ini adalah:
a. Transformator penaik tegangan generator
Jika rel dalam pusat listrik menggunakan tegangan di atas tegangan generator sinkron 3
phasa,, maka tegangan dari generator dinaikkan terlebih dahulu melalui transformator penaik
tegangan sebelum dihubungkan ke rel. Transformator penaik tegangan generator merupakan
satu kesatuan dengan generator terutama dari segi proteksi.
b. Transformator unit pembangkit
Setiap Unit Pembangkit yang besar (di atas 10 MW) umumnya mempunyai transformator
unit pembangkit, yaitu transformator yang mengambil daya lang
langsung
sung dari generator untuk
Adanya rel-rel
rel dengan tegangan yang berbeda dapat disebabkan karena perkembangan
sistem tenaga listrik dan juga dapat terjadi karena diperlukan rel tegangan menengah (antara
6 kV sampai 40 kV) untuk keperluan distribusi di daerah sekitar pusat listrik selain rel
tegangan tinggi (di atas 60 kV) untuk salur
saluran transmisi jarak jauh.
Transformator dengan tegangan di atas 60 kV, titik netralnya umumnya ditanahkan secara
langsung dengan maksud untuk menghemat biaya isolasi. Untuk transformator dengan tegangan di
bawah 60 kV, titik netralnya kebanyakan ditanahkan melalui impedansi berupa tahanan atau kumparan
dengan tujuan menghasilkan sedikit gangguan hubungan tanah yang cukup besar agar relai hubungan
tanah bekerja. Transformator yang dipakai dalam pusat listrik besar umumnya mempunyai daya besar
(di atas I MVA) dengan tegangan tinggi mulai 70Kv keatas. Transformator-transformator
transformator yang besar
ini perlu diamati kualitas dan juga isolasi dari bushingnya.
Minyak transformator berfungsi sebagai media pendingin dan juga sebagai media isolasi.
Minyak transformator terbuat dari bahan organik, ikatan atom C dengan atom H. Pada transformator
minyak mengalami suhu relatif tinggi (di atas 500C) dan juga mengalami busur listrik apabila ada on
load tap changer (pengubah sadapan berbeban).
Di samping itu dalam transformator terdapat oksigen (02) dari udara, dan juga air dari
kelembaban udara. Hal ini semua menyebabkan ada sebagian minyak transformator yang terurai dan
bentuk H20, asam karbonat dan karbon (C).
Pembentukan zat-zat
zat ini menyebabkan turunnya kualitas isolasinya bahkan pembentukan asam
karbonat ini bisa menimbulkan korosi terhadap bagian
bagian-bagian
bagian yang terbuat logam seperti inti
transformator dan tangki. Bagian bushing transformator yang berdekatan dengan bagian atas tangki
transformator, yang terdiri dari porselin dan lapisan kertas yang diseling dengan logam.
Gambar 1.111.
111. Diagram Hubungan Delta-Delta Transformator 3 Phasa
Dihubungkan Pembangkit Iistrik dan Beban ((Load
Load)
Gambar 1.112.
112. Transformator 3 Phasa Hubungan Delta-Bintang
Bintang yang Disusun dari
3 Buah Transformator Satu Phasa
Gambar 1.116.
116. Transformator Hubungan Bintang
Bintang-Bintang
Bintang dengan Belitan Tersier
Gambar 1.119.
119. Susunan Elektroda untuk Tegangan Searah
Keterangan gambar:
1. Elektroda tegangan tinggi
2. Elektroda ukur
3. Elektroda cincin pengaman
Medan elektrik sedapat mungkin dibuat homogen. Disamping elektroda pelat umumnya
digunakan elektroda silinder koaksial. Jika diterapkan tegangan U untuk medan homogen seluas
A dan besar sel S maka nilai k dapat dihitung dari nilai arus I sebagai berikut:
K = (LS)/U A (2-3)
Arus yang terukur umumnya
umnya berkisar beberapa kiloampere. Untuk itu dapat digunakan
galvanometer kumparan putar yang peka ataupun pengukur arus dengan penguat elektronik
yang jauh lebih peka.
Gambar 1.120. Jembatan Schering Rangkai untuk Mengukur Kapasitansi dan Faktor Disipasi
dengan Jembatan Schering
Kapasitas Cx dan faktor dissipasi tan d harus diukur sebagai fungsi tegangan uji U dengan
menggunakan rangkaian di atas. Tegangan yang dibangkitkan oleh transformator tegangan
tinggi T diukur
ur dengan kapasitor CM dan alat ukur tegangan puncak SM. Tabung uji
diparalelkan dengan kapasitor standar dengan nilai kapasitansi C2 = 28 PF.
g. Tembusan jembatan serat dalam minyak isolasi
Setiap bahan isolasi cair mengandung pengotor makroskopik berupa partikel serta selulosa,
kapas dan lain sebagainya. Jika partikel itu menyerap embun maka akan bekerja gaya yang
bergerak menuju daerah dengan kuat medan yang lebih tinggi dan mengarahkannya sesuai
dengan arah medan E.
Muatan dengan polaritas yang berlawa
berlawanan
nan akan diinduksikan pada ujung-ujungnya
ujung sehingga
mengarah mengikuti arah medan. Keadaan ini menciptakan saluran konduktif yang menjadi
panas akibat rugi resistif sehingga menguapkan embun yang terkandung dalam partikel.
Gambar 1.121.
121. Jembatan Schering, Instalasi Listrik pada Pusat Pembangkit Listrik
Yang termasuk pengujian rutin adalah pengukuran tahanan isolasi. Pengukuran tahanan isolasi
dilakukan pada awall pengujian dimaksudkan untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi
transformator, untuk menghindari kegagalan yang fatal dan pengujian selanjutnya, pengukuran
dilakukan antara:
• Sisi HV-LV
• Sisi HV-Ground
• Sisi LV-Groud
• X1/X2-X3/X4
X3/X4 (transformator 1 phasa)
• X1-X2 dan X3-X4
X4 ) transformator 1 phasa yang dilengkapi dengan circuit breaker.
Alat Listrik Pembangkit 113
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan megger, lebih baik yang menggunakan baterai
karena dapat membangkitkan tegangan tinggi yang lebih stabil. Harga tahanan isolasi ini
digunakan
akan untuk kriteria kering tidaknya transformator, juga untuk mengetahui apakah ada
bagian-bagian
bagian yang terhubung singkat. Pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pengukuran tahanan kumparan
Pengukuran tahanan kumparan adalah untuk mengetahui berapa nilai tahanan listrik pada
kumparan yang akan menimbulkan panas bila kumparan tersebut dialiri arus. Nilai
tahanan belitan dipakai untuk perhitungan rugi
rugi-rugi
rugi tembaga transformator.
Pada saat melakukan
kukan pengukuran yang perlu diperhatikan adalah suhu belitan pada saat
pengukuran yang diusahakan sama dengan suhu udara sekitar, oleh karenanya diusahakan
arus pengukuran kecil.
Peralatan yang digunakan untuk pengukuran tahanan di atas 1 Ohm adalah Wheatstone
Bridge,, sedangkan untuk tahanan yang lebih kecil dari 1 ohm digunakan Precition Double
Bridge.. Pengukuran dilakukan pada setiap phasa transformator, yaitu antara terminal:
a) Pada transformator 3 phasa
• phasa A - phasa B
• phasa B - phasa C
• phasa C - pha
phasa A
b) Transformator 1 phasa
Terminal H1-H2
H2 untuk transformator double bushing dan Terminal H dengan
Ground untuk transformator single bushing dan pengukuran
engukuran sisi tegangan rendah
c) Pada transformator 3 phasa
• phasa a - phasa b
• phasa b - phasa c
• phasa c - phasa a
d) Transformator 1 phasa (terminal X1-X4 dengan X2-X3
X3 dihubung singkat).
b) Pengukuran perbandingan belitan
Pengukuran perbandingan belitan adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah
kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah pada seti
setiap
ap tapping, sehingga
tegangan output yang dihasilkan oleh transformator sesuai dengan yang dikehendaki,
toleransi yang diijinkan adalah:
Nyata kedudukannya, baik dalam kondisi tertutup atau terbuka, untuk keperluan keselamatan
kerja. Dalam prakteknya, sebuah PMT dikombinasikan dengan tiga PMS seperti terlihat pada Gambar
124, yaitu dua buah PMS masing--masing di depan dan di belakang
akang PMT, dan sebuah PMS yang
digunakan untuk mentanahkan bagian instalasi yang akan dibebaskan dari tegangan yang dapat
disentuh manusia untuk pelaksanaan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan.
Gambar 125,, menunjukkan alat
alat-alat pentanahan. Konstruksi saklar,
klar, khususnya pemutus tenaga
tegangan tinggi memiliki teknik pemutusan busur listrik dan teknik pembersihan kontak-kontaknya
kontak
sendiri.
Gambar 2.2.. Contoh Singli Line PMT dengan Simbol (Kotak Merah)) dan PMS dengan Simbol
(Lingkaran Merah).
Gambar 2.3. Pusat Pembangkit Listrik dengan Rel Tunggal Menggunakan PMS Seksi
Keterangan
Tr : transformator
PMS Seksi saklar pemisah
G : Generator
PS : pemakaian sendiri (pemakaian sistem)
Gambar 2.4. Pusat Pembangkit Listrik dengan Rel Ganda Menggunakan PMT Tunggal
Sebagian dari unit pembangkit atau beban dapat dihubungankan ke rel 1 dan lainnya ke rel 2.
Apabila salah satu unit pembangkit atau salah satu beban akan dipindah rel, terlebih dahulu PMT-nya
PMT
harus dibuka, selanjutnya disusul pembukaan PMS rel yang akan di
dilepas,
lepas, baru memasukkan PMS rel
yang dituju, urutannya tidak boleh dibalik. Apabila terbalik, maka akan terjadi hubunganan paralel
antara rel 1 dan rel 2 yang belum tentu sama tegangannya dan berbahaya. Setelah selesai melakukan
pemindahan posisi PMS, PMT dimasukkan.
imasukkan. Untuk unit pembangkit, pemasukan PMT harus melalui
proses sinkronisasi.
Proses pemindahan beban dari rel satu ke rel lainnya memerlukan pemadaman, yaitu saat PMT
dibuka. Pemindahan beban atau unit pembangkit dari salah satu rel ke rel lainnya dalam
d prakteknya
dapat terjadi, misalnya karena ada kerusakan yang memerlukan pemadaman rel pada saat perbaikan.
Gambar 2.5. Pusat Pembangkit Listrik dengan Rel Ganda Menggunakan Dua PMT (PMT
Ganda)
Gambar 2.7 Instalasi Pemakaian Sendiri Pusat Pembangkit Listrik Kapasitas Di Bawah 5 MW
Gambar 131,, adalah pusat listrik dengan kapasitas unit pembangkit antara 5 MW sampai 15
MW. Gambar 132 adalah instalasi pusat listrik dengan unit pembangkit yang mempunyai kapasitas di
atas 15 MW. Batas-batas
batas ini bukan batas yang pasti, mel
melainkan
ainkan hanyalah perkiraan.
Gambar 2.9. Instalasi Sendiri pada Pusat Listrik dengan Kapasitas Di Atas 15 MW
Pada unit pembangkit besar, setiap unit pembangkit memiliki transformator pemakaian sendiri
(Tr PS) yang dipasok langsung oleh generator (G). Tetapi pada saat start,, generator (G) belum berputar
sehingga belum menghasilkan tegangan. Sedangkan pada saat itu sudah diperlukan daya untuk
menjalankan alat-alat
alat bantu, maka daya terlebih dahulu diambil dari transformator pemakaian sendiri
bersama.
Setelah generator (G) berputar dan menghasilkan tegangan, PMT B ditutup. Kemudian disusul
dengan pembukaan PMT A sehingga
ngga pasokan daya alat
alat-alat
alat bantu berpindah ke generator (G). Pada
saat PMT B ditutup dan sebelum PMT A dibuka, terjadi penutupan rangkaian ring. Perlu diperhatikan
bahwa transformator-transformator
transformator yang ada dalam ring tidak menimbulkan pergeseran phasa tegangan
te
sehingga tidak timbul gangguan.
Besarnya energi yang diperlukan untuk pemakaian sendiri berkisar antara 1-10%
1 dari produksi
energi yang dihasilkan pusat listrik. Hal ini sangat tergantung kepada jenis pusat listriknya, di mana
yang paling kecil umumnya
nya PLTA dan yang paling besar umumnya PLTU yang menggunakan bahan
bakar batu bara.
Apabila terjadi gangguan besar dan semua unit pembangkit trip, maka tidak tersedia tegangan
untuk menjalankan alat-alat
alat bantu dalam rangka
rangkastart kembali. Dalam keadaan demikian
demik diperlukan
pengiriman tegangan dari luar pusat listrik atau dalam. pusat listrik, di mana seharusnya ada unit
pembangkit yang dapat start sendiri ((black start)) tanpa ada tegangan dari luar. Umumnya yang bisa
melakukan black start kebanyakan adalah unit pembangkit listrik tenaga air (PLTA) atau unit
pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).
Data-data automatic voltage regulator (AVR) pada unit III dan IV sebagai berikut :
Model : Of Tyrystor Auxomatic Voltage Regulator Sistem
Tipe : VRG-PMH II.
Regulation : Within ± 1 %.
Input Voltage : AC 125 V 350 420 HZ.
Output Voltage : DC 130 V.
Output Current : DC 20A.
2.2. BAGIAN-BAGIAN
BAGIAN PADA UN
UNIT AVR
a. Sensing circuit
Tegangan tiga phasa generator diberikan pada sensing circuit melewati PT dan 90R terlebih
dahulu, dan tegangan tiga phasa keluaran dari 90R diturunkan kemudian disearahkan dengan
rangkaian dioda, dan diratakan oleh rangkaian kapasitor dan resistor dan tegangan ini dapat
diatur dengan VR (Variable
Variable Resistan
Resistan).
). Keuntungan dari sensing circuit adalah mempunyai
respon yang cepat terhadap tegangan output generator.
b. Comparative amplifier
Rangkaian comparative amplifier digunakan sebagai pembanding antara sensing circuit dengan
set voltage. Besar sensing voltage dengan set voltage tidak mempunyai nilai yang sama
sehingga selisih atau rentang besar tegangan tersebut.
Selisih tegangan disebut dengan error voltage.. Ini akan dihilangkan dengan cara memasang VR
(variable resistance) pada set voltage dan sensing voltage.
c. Amplifier circuit
Aliran arus dari D11, D12, dan R34 adalah rangkaian penguat utama atau penguatan tingkat
terendah. Keluaran dari comparative
omparative amplifier dan keluaran dari over
ver excitation limiter (OEL)
adalah tegangan negative
gative dan dari tegangan negative kemudian pada masukan OP201. Ketika
over excitation limiter (OEL) atau minimum excitation limiter (MEL) tidak operasi maka
keluaran dari comparative amplifier dikuatkan oleh OP201 dan OP301 masukan dari OP301
dijumlahkan dengan
engan keluaran dari dumping circuit. OP401 adalah Amplifier untuk balance
meter hubunganan antara tegangan masuk dan tegangan keluaran dari OP201 dan OP401
diperlihatkan pada bagan berikut.
k. Automatic follower
Prinsip kerja dari alat ini adalah untuk melengkapi penguatan dengan pengaturan secara manual
oleh 70E. Untuk menyesuaikan pengoperasian generator dalam pembandingan fluktuasi dari
tegangan terminal oleh sinyal error.. Hal tersebut digunakan untuk menjaga kesetabilan
tegangan pada generator. Pengo
Pengoperasian
perasian ini digunakan untuk pengaturan manual (70E) untuk
ketepatan tingkatan excitacy yang telah disesuaikan.
Gambar 2.15
2.15. Blok Diagram Automatic Follower
3. SISTEM EKSITASI
Gambar 139, menunjukkan rangkaian listrik excitacy dari generator besar (di atas 50 MVA)
dengan menggunakan 2 tingkat generator arus penguat ((exciter).
). Generator penguat yang pertama,
adalah generator arus searah hubungan
hubunganan shunt yang menghasilkan arus penguat bagi generator
penguat kedua. Generator
or penguat ((exciter)) untuk generator sinkron merupakan generator utama yang
diambil dayanya.
Pengaturan tegangan pada generator utama dilakukan dengan mengatur besarnya arus excitacy
(arus penguatan) dengan cara mengatur potensiometer atau tahanan asut. Potensiometer atau tahanan
Keterangan :
ME : Main Exiter
Sistem pemberian arus penguatan yang digunakan pada pembangkit besar (di atas 100 MVA).
Generator penguat pertama disebut pilot exciter dan generator penguat kedua disebut main exciter
(penguat utama). Main exciter adalah generator arus bolak
bolak-balik
balik dengan kutub pada statornya.
Rotor menghasilkan arus bolak
bolak-balik
balik disearahkan dengan dioda yang berputar pada poros main
exciter (satu poros dengan generator utama). Arus searah yang dihasilkan oleh dioda berputar menjadi
arus penguat generator utama.
Pilot exciter pada generator arus bolak
bolak-balik
balik dengan rotor berupa kutub magnet permanen yang
berputar menginduksi pada lilitan stator. Tegangan bolak
bolak-balik disearahkan oleh
eh penyearah dioda dan
menghasilkan arus searah yang dialirkan ke kutub
kutub-kutub
kutub magnet yang ada pada stator main exciter.
Besar arus searah yang mengalir ke kutub main exciter diatur oleh pengatur tegangan otomatis
(automatic voltage regulator/AVR).
Besarnya arus berpengaruh pada besarnya arus yang dihasilkan main exciter maka besarnya
arus main exciter juga mempengaruhi besarnya tegangan yang dihasilkan oleh generator utama. Pada
sistem excitacy tanpa sikat, permasalahan timbul jika terjadi hubungan singkat atau gangguan
hubungan tanah di rotor dan jika ada sekering lebur dari diode berputar yang putus, hal ini harus dapat
dideteksi.
Gangguan pada rotor yang berputar dapat menimbulkan distorsi medan magnet pada generator
utama dan dapat menimbulkan vibrasi (getaran) berlebihan pada unit pembangkit.
Gambar 2.18
2.18. PMT Medan Penguat dengan Tahanan R
Bagian-bagian dari sistem excitacy tanpa sikat (brushless excitation)) pada PLTU
Secara garis besar sistem eksitasi tanpa sikat ((brushless excitation)) adalah sebagai berikut:
a. Pilot exciter
Pilot exciter merupakan bagian stator exciter,, merupakan belitan jangkar. Fungsinya
adalah sebagai bahan magnit karena ada arus yang mengalir pada kumparan tersebut
dengan menggunakan PMG ((permanent magnet generator)) sebagai sumber tegangan
utamanya.
b. Rotating Rectifier
Rotating rectifier merupakan rangkaian penyearah gelombang penuh tiga fasa dua
arah kirim kembali. Setiap phasa mempunyai dua pasang rectifier sebagai jalan
keluar masuknya arus. Jadi total semua rectifier untuk 3 phasa yang dipergunakan
adalah 18 buah karena pada tiap
tiap-tiap phasa memiliki 6 buah kirim dan masuk
Tegangan dari generator AC yang berfungsi sebagai Exciter disearahkan sebagai
sumber Excitacy genar
genarator utama. Rotating rectifier terletak pada poros utama.
∞ umumnya
dengan
∞ BEBAN cara
mengubah
25 MVA ∞ ∞ jumlah
25 KVA 50 KVA kutub
untuk mengubah besar tegangan.
∞
25 MVA
Sistem dengan mesin tak terhingga pada operasinya dikenal sebagai “operasi sendiri” (solitary
(
operation).
). Berikut adalah gambar contoh operasi sendiri:
Bila ditinjau dari generator G
G-I sistem pada gambar 143 merupakan sistem dengan mesin tak
hingga karena besar tegangan jepit U dan frequensi f di sisi beban hanya diter
diteruskan
uskan oleh generator G-I.
G
sesuai dengan karakteristik luar generator sinkron, bila terjadi penambahan beban (Ia) akan terjadi
penurunan tegangan keluaran generator. Dengan andaian frequensi generator tetap sebesar f, agar
tegangan jepit tetap sebesar U, diperlukan
perlukan tambahan eksitasi.
Tegangan
keluaran teoritis
Pengubahan eksitasi
yang sebenarnya
Gambar 2.21
2.21. Pengaruh Eksitasi pada Operasi Sendiri
d. Bagian mekanis
Periksa pada bagian sabuk penggerak, kopling dan bersihkan bagian luar dan dalam dari
kerangka motor induksi.
e. Pembebanan
Periksa arus yang diperlukan motor induksi pada saat beban nol dan beban penuh serta
hitung effisiensi pada setiap keadaan. Pada saat melaku
melakukan
kan pemeliharaan dan atau
perbaikan motor induksi diperlukan pengetahuan dan pemahaman serta keterampilan
memadai. Selain itu juga harus memiliki dan memahami kebesaran atau standart alat dan
bahan yang ada dipasaran. Tabel 1.2 menunjukkan standart kebutuhan
an hantaran, pengaman
lebur, diameter pipa untuk penyambungan motor induksi.
Sedangkan Tabel 1.3 menunjukkan standart kabel dengan isolasi karet dalam pipa sesuai
standart American Wire Gauge (AWG), dan Tabel 1.4 menunjukkan pemakaian arus dan
tegangan padaa Motor Listrik DC dan Motor AC 3 phasa menurut AEG.
Gejala dan gangguan pada motor induksi phasa belah dan cara perbaikan sama dengan pada
motor induksi 3 phasa. Saklar sentrifugal tidak terdapat pada motor induksi 3 phasa, sehingga
jika motor listrik tidak mau berputar saklar sentrifugal perlu diperhatikan karena jika saklar
sentrifugal rusak motor listrik tidak bberputar.
Jika saklar tidak bekerja atau rusak harus diperbaiki atau diganti jika kerusakannya sudah pada
kategori rusak berat. Hal yang sering terjadi pada saklar sentrifugal adalah bagian kontaknya
berkarat sehingga kontak listrik tidak sempurna dan perlu untuk dibersihkan dengan
menggunakan kertas gosok. Untuk menyakinkan bahwa kerusakan terjadi pada bagian saklar
sentrifugal dapat dilakukan dengan cara melepas saklar sentrifugal. Selanjutnya memberi
tegangan listrik pada motor induksi.
2. Motor Kapasitor
Gangguan pada motor kapasitor adalah rusak atau berkurangnya kemampuan kondensator
sehingga tidak mampu untuk menimbulkan torsi start.. Jika hal ini terjadi maka langkah-langkah
langkah
yang harus ditempuh mengganti kondensator (C) baru yang memiliki spesifikasi sama
sa dengan
kondensator
ndensator terpasang. Gambar 153 menunjukkan skema motor kapasitor.
Untuk meyakinkan bahwa pada kondensator mengalami gangguan atau rusak adalah dengan
melakukan pengukuran menggunakan Avometer dengan posisi Ohm. Jika kondensator baik,
maka jarum
um Avometer akan bergerak ke kiri dan kembali lagi ke kanan sampai menunjuk angka
nol, dan sebaliknya jika kondensator rusak maka jarum bergerak tetapi tidak kembali.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah melepas kondensator dan dilakukan pemeriksaan pada
motor listrik dengan tanpa memasang kondensator. Motor kapasitor diberi tegangan dengan,
dibantu putaran tangan, maka jika motor kapasitor masih baik akan berputar mengikuti arah
putaran bantuan dan sebaliknya jika motor listrik tidak berputar dapat dipastikan
dipast terjadi
kerusakan pada motor listriknya.
Selain kerusakan pada bagian kodensator, kerusakan lain yang sering terjadi adalah kerusakan
pada belitan bantu dan kemungkinan juga terjadi pada belitan utama. Untuk pemeriksaan
Keterangan
A = Kumparan Iinduksi;
TA = Transformator arus;
B = Elektromagnet untuk menutup kontak C
C = Kontak penutup rangkaian kumparan induksi;
D = Pal penutup kontak yang terletak pada keping induksi, berputar bersama keping
induksi;
E = Kontak-kontak
kontak yang ditutup oleh Pol D
TC = Trip Coil yang menjatuhkan PMT
IT = Instantaneous Trip
b. Relai-relai
relai dalam sistem proteksi generator terdiri dari:
1) Relai Arus lebih
Berfungsi mendeteksi arus lebih yang mengalir pada kumparan stator generator. Arus
lebih dapat terjadi pada kumparan stator generator atau dalam kumparan rotor. Arus lebih
pada kumparan stator juga dapat terjadi karena beban yang berlebihan pada generator.
Gambar 2.33. Konstruksi Sebuah Lightning Arrester Buatan Westinghouse yang Menggunakan
Celah Udara (air gap) di Bagian Atas
Gambar 2.34. Lightning Arrester Tegangan Rendah Untuk Dipasang di Luar Gedung
Arrester ini bisa dipasang pada bangunan gedung atau di dekat alat yang perlu dilindungi
misalnya pada komputer. Alat yang dilindungi perlu tidak saja dilindungi terhadap sambaran petir
secara langsung, tetapi juga terhadap sambaran tidak langsung yang menimbulkan induksi.
Gambar 2.41. Mekanisme Penggerak PMT yang Menggunakan Pegas Keadaan Terbuka Dilihat
Dari Sisi Depan
Alat Listrik Pembangkit 166
Pada waktu mengisi penegangan pegas, roda satu arah, yaitu roda No. 2. diputar ke arah yang
tidak memutar poros tetapi menambah menegangkan pegas. Setelah pegas terisi (tertarik) penuh, maka
pegas siap menutup PMT. Dengan membuka ganjal pegas yang pertama, yaitu dengan cara menarik
ganjal ini dengan kumparan penutup ((closing coil), maka pegas akan lepas sampai terhenti gerakannya
oleh ganjal kedua.
Gerakan pegas dari ganjal pertama ke ganjal kedua telah memutar roda No. 1 (satu) 180 derajat
yang memutar batang penggerak kontak
kontak-kontak
kontak PMT sehingga menutup, lalu PMT masuk. Jika ganjal
yang kedua ditarik oleh kumparan pembuka ((trip coil), maka roda No. 1 (satu) berputar 180 derajat
lagi dan batang penggerak kontak-kontak
kontak PMT bergerak membuka kontak
kontak-kontak
kontak PMT lalu PMT trip.
Setelah PMT trip,, pegas menjadi tidak tegang lagi karena sudah tidak menyimpan energi dan
rangkaian listrik PMT otomatis menggerakkan motor arus searah menambah menegangkan pegas
dengan jalan memutar
mutar roda ke arah yang tidak memutar poros (arah penegangan pegas).
Motor pengisi pegas harus motor arus searah yang digerakkan oleh baterai aki karena dalam
keadaan gangguan sering pasokan tegangan bolak
bolak-balik
balik dalam gedung hilang sehingga motor pengisi
pegas
egas tetap dapat berfungsi dengan pasokan energi ya
yang
ng dipasok baterai. Gambar 165 menunjukkan
mekanisme penggerak PMT menggunakan pegas dilihat dari samping. Coil trip dan closing coil juga
menggunakan tegangan arus searah yang dipasok oleh baterai.
Baterai
ai harus handal untuk keberhasilan kerja PMT. Baterai perlu dipelihara dengan baik dan
kondisinya perlu dipantau secara terus menerus. Kegagalan PMT bekerja dapat terjadi akibat baterai
terlalu rendah kemampuannya sehingga tidak mampu men
men-trip coil PMT dan akhirnya PMT tidak
bekerja jika terjadi arus gangguan dan dapat berakibat fatal dan bahkan instakasi dapat terbakar.
Gambar 2.42. Mekanisme Penggerak PMT Menggunakan Pegas Dilihat Dari Samping
(a) Gas Insulated Switchgear (GIS) 550kV (c) Gas Insulated Switchgear (GIS) 84kV
(b) Gas Insulated Switchgear (GIS) 300kV (d) Gas Insulated Switchgear (GIS) 72,5k
Gambar 2.44
2.44. Gas Insulated Switchgear (GIS)
Gambar 2.58. VCB (Vacuum Circuit Breaker) In Door Unit Voltage : 3.6kV to 36kV
Rectifier (Charger)
Rectifier ini berfungsi sebagai converter tegangan bolak
bolak‐balik
balik (AC) ke tegangan
searah (DC) sehingga disebut juga dengan penyearah. Selanjutnya daya DC ini diteruskan
ke Inverter.Selain untuk penyearah alat ini juga berfungsi mengisi muatan batterai
(mencharger batterai).Pada umumnya charger harus punya kemampuan mengalirkan daya
output sebesar (125‐130)%,
130)%, pengisian arus batterai sebesar 80 % dari rating keluaran arus
batterai beban penuh dan dihindari mengisi muatan batterai melebihi batas kemampuan
arusnya karena
na dapat mempercepat usangnya batterai.
Rectifier yang bayak digu
digunakan
nakan untuk pembangkit listrik adalah penyearah
gelombang penuh terkendali (Full Wave Controlled Rectifier)) jenis SCR (Silicon
Controlled Rectifier)) yang dapat menjaga tegangan output konstan dengan mengatur
besar sudut penyalaannya. Rectifier biasanya dilengkapi
engkapi dengan gabungan inductor dan
capasitor untuk mengurangi ripple tegangan serta menjaga kerataan amplitude gelombang
keluarannya, selain itu juga dilengkapi dengan diode dropper untuk menjaga tegangan
10 BATERAI
Pusat listrik selalu memerlukan sumber arus searah, terutama untuk:
a. Menjalankan motor pengisi (penegang) pegas PMT.
b. Shut down PMT apabila terjadi gangguan.
c. Melayani keperluan alat--alat telekomunikasi.
d. Memasok keperluan instalasi penerangan darurat.
Baterai aki merupakan sumber arus searah yang digunakan dalam pusat listrik. Baterai aki
harus selalu diisi melalui penyearah. Gambar 201 menunjukkan instalasi baterai dan
pengisiannya.