Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
04084821719194
Pembimbing:
dr. Linda Trisna, Sp.M(K)
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. MH
Umur : 61 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : PNS
Alamat : Rajawali II, Palembang
Tanggal Pemeriksaan : 4 April 2018
b. Status Oftalmologis
4
KBM Ortoforia
GBM
5. Diagnosis banding
5
6. Diagnosis Kerja
Katarak senilis matur OD + katarak senilis imatur OS
7. Tatalaksana
o Informed consent
o KIE
Menjelaskan pada pasien bahwa keluhan mata kabur pada pasien
disebabkan oleh katarak yang timbul dipengaruhi oleh faktor usia.
Menjelaskan rencana terapi yang akan dilakukan yaitu akan dilakukan
terapi pembedahan berupa ektraksi lensa dan akan dipasang lensa baru.
Menjelaskan bahwa obat yang diberikan hanya akan memperlambat
progresifitas katarak yang diderita, lensa matanya tetap akan semakin
keruh seiring waktu, sehingga pasien harus datang kepada dokter
spesialis mata untuk terapi selanjutnya.
o Farmakologi
Cendo catarlent (CaCl2 anhidrat 75 mg + KI 75 mg + Na Tiosulfat 7,5
g + fenilmerkuri nitrat 0,3 mg), 3 x 1-2 tetes ODS
o Non Farmakologi
Rujuk ke Sp.M untuk dilakukan pembedahan
pro ekstraksi lensa (ECCE) dan pemasangan IOL pada OD
8. Prognosis
• Okuli Dextra
o Quo ad vitam : bonam
o Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Okuli Sinistra
o Quo ad vitam : bonam
o Quo ad functionam : dubia ad bonam
6
LAMPIRAN
7
ANALISIS KASUS
Pasien datang dengan riwayat pengelihatan kabur pada mata kanan sejak ±2 tahun yang
lalu, namun karena hanya merasakan gejala kabur tanpa disertai gejala yang lain, pasien tidak
berobat ke dokter dan memilih membeli obat tetes mata biasa yang dijual di pasaran. Pasien
merasakan penglihatan makin lama makin kabur terutama sejak ±2 bulan yang lalu. Pasien
mengeluh mengalami keluhan yang sama pada mata kiri. Pasien mengaku tidak dapat lagi
melakukan aktifitas sehari-hari seperti berjalan sendiri menuju tempat tertentu karena tidak
dapat melihat dengan jelas. Gejala tersebut disertai pula dengan gejala silau yang mana
terjadi ketidakseimbangan pembiasan cahaya yang mengakibatkan cahaya dibiaskan tak tentu
dan membuat efek silau akibat hamburan cahaya yang dirasakan oleh pasien, gejala dirasakan
pasien lebih berat di mata sebelah kanan, dari pemeriksaan didapatkan katarak matur pada
OD dengan ST (-), sedangkan pada mata sebelah kiri, pasien mengaku masih dapat melihat
sedikit-sedikit, dari pemeriksaan didapatkan katarak imatur pada OS dengan ST (+). Pasien
mengaku merasa lebih nyaman melihat di tempat yang redup dibandingkan tempat yang
terang, hal ini dikarenakan efek miosis dari pupil akibat cahaya dapat menyebabkan
menyempitnya aksis visual dari pasien. Akibat dari kekeruhan yang terjadi pada sumbu
penglihatan seperti pada katarak nuklearis atau katarak subkapsularis, maka efek miosis akan
menyebabkan pasien tidak dapat melihat dengan jelas. Pada tempat yang redup, akan terjadi
efek midriasis dari pupil, sehingga akan terjadi pelebaran dari aksis visual sehingga pasien
masih dapat melihat dari lensa yang belum terlalu keruh walaupun dirasa kabur.
Terapi yang dapat diberikan terhadap pasien sebelum dirujuk ke dokter spesialis mata
dalah pemberian cendo catarlent dengan aturan pemakain 3 x sehari sebanyak 1-2 tetes setiap
kali pakai, namun, kita harus menjelaskan kepada pasien bahwa obat yang diberikan tidak
akan menghentikan progresifitas katarak yang terjadi melainkan hanya memperlambat saja.
Sehingga, meskipun telah diberikan obat tersebut, mata pasien tetap akan bertambah keruh
jika terus dibiarkan tanpa terapi definitif yaitu pembedahan. Pasien telah memenuhi indikasi
untuk dilakukan terapi pembedahan, yaitu katarak yang telah mengganggu aktifitas sehari-
hari dan katarak yang telah matur. Pembedahan yang dapat dipertimbangkan yaitu dengan
teknik ECCE dengan pemasangan IOL OD.