You are on page 1of 15

MAKALAH

IPTEK DAN SENI UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN BELA NEGARA

DISUSUN OLEH: KEL 02

 BENI DESPRIWANTORO (1525010214)

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

“VETERAN” JAWA TIMUR

SURABAYA

2016 / 2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemuda atau pemudi adalah generasi penerus bangsa. Sebagai penerus
bangsa, pemuda diharapkan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
Sehingga dapat mempertahankan identitas bangsa, khususnya dalam hal
iptek dan seni. Pada hal ini, pemuda dan pemudi memiliki peran yang cukup
penting, yaitu untuk meningkatkan atau memajukan iptek dan seni yang ada
pada Negara kita yaitu Indonesia. Oleh sebab itu, tanpa adanya keinginan
pemuda atau pemudi untuk terus mempelajari dan meningkatkan minat
rakyat terhadap iptek dan seni yang ada.
Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis ilmu
pengetahuan terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai keseluruhan
sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan
dan kenyamanan hidup manusia.
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu
merupakan sinonim dari ilmu. Seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari
kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai.
IPTEK adalah segala sesuatu yang diketahui oleh manusia di segala
bidang yang tersusun secara sistematis, dapat di gunakan untuk menjelaskan
gejala-gejala di alam dengan menggunakan teknologi-teknologi yang ada,
dan tak lepas dari kegiatan rohani yang menimbulkan cipta, rasa, dan karsa.
Secara singkat, IPTEK berarti ilmu pengetahuan mengenai teknologi yang
dikembangkan oleh manusia dan berbasiskan pada seni.

1.2 Rumusan Masalah


1. Diskusi tentang peluang peningkatan IPTEK dan seni pada mahasiswa
- Mengapa penting?
- Identikasi nilai-nilai IPTEK dan seni dalam Tri Dharma Perguruan
Tinggi menjadi peluang dalam meningkatkan kemampuan bela
negara
2. Identifikasi pihak-pihak yang melaksanakan IPTEK dan seni (siapa
saja) :
- Keluarga
- Masyarakat / lembaga masyarakat
- Media
- Pemerintah
3. Identifikasi mekanisme pelaksanaan penanaman IPTEK dan seni pada
mahasiswa (cara pelaksanaannya)
4. Menyusun rekomendasi bagi:
- Keluarga
- Masyarakat / lembaga masyarakat
- Media
- Pemerintah

1.3 Tujuan
Agar mahasiswa atau mahasiswi dapat memahami pentingnya iptek
dan seni bagi Negara Indonesia berserrta manfaat yang menguntungkan
Negara kita dalam pandangan global.
BAB II
PELAKSANAAN

IPTEK dan Seni sangat penting karena melalui seni dan IPTEK
mahasiswa mampu mengembangkan kreatifitas dan menemukan informasi
mengenai perkembangan negaranya di mata dunia sehingga mahasiswa
tersadar akan pentingnya bela negara.
Dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu diantaranya adalah
pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat membutuhkan IPTEK
dan seni dalam pelaksanaannya kepada mahasiswa maupun masyarakat
yang berfungsi meningkatkan kemampuan bela negara. Dalam pengajaran,
setiap pendidik (dosen) dalam penyampaian ilmu pengetahuan
menggunakan teknologi dan seni untuk mempermudah penerimaan ilmu
pengetahuan tersebut kepada terdidik (mahasiswa).
Dalam penelitian, setiap peneliti (dosen) membutuhkan teknologi
untuk membantu proses penelitiannya lalu dilanjutkan kepada pengabdian
masyarakat dimana hasil penelitian tersebut digunakan untuk perbaikan
hidup masyarakat.
A. Dalam Keluarga :
Keluarga berperan penting dalam pelaksanaan IPTEK dan seni karena
seorang anak mendapatkan ilmu pertama kali dari orang tua. Ketika anak
masih di dalam kandungan, seorang ibu sudah memperkenalkan seni dengan
mendengarkan musik dan didekatkan pada perut ibu. Pun ketika lahir
seorang bayi yang berumur 1 tahun sampai berumur 4 tahun pertama kali
diajari berbicara, menulis, membaca, bernyanyi dan menyerap informasi dan
ilmu pengetahuan oleh ayah dan ibunya. Sehingga keluarga berperan
penting dalam pelaksanaan IPTEK dan seni pada anak sejak pertama kali
lahir.
B. Dalam Masyarakat :
Masyarakat juga berperan dalam melaksanakan IPTEK dan seni
karena kehidupan masyarakat sekitar secara tidak langsung mempengaruhi
pelaksanaan IPTEK dan seni. Contohnya jika masyarakat hidup di
lingkungan kumuh atau kampung-kampung kecil (masyarakat golongan
menengah ke bawah) biasanya seni yang lebih disukai adalah musik
dangdut.
Pelaksanaan IPTEK pun juga sebatas informasi tentang aktivitas
keseharian masyarakat tersebut. Namun berbeda dengan masyarakat
golongan menengah ke atas. Seni yang digemari beragam jenisnya mulai
dari pop, klasik, jazz, country hingga musik rock. Begitu pula dengan
IPTEK yang sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat golongan ini.
Kebutuhan akan informasi dan teknologi yang beragam mulai dari nasional
hingga informasi internasional di segala bidang mulai dari sosial, bisnis,
ekonomi dsb menjadikan masyarakat golongan ini lebih aktif dalam
pelaksanaan IPTEK.
C. Dalam Media :
Media merupakan sarana penyampaian informasi kepada masyarakat.
Kebutuhan akan informasi yang beragam memaksa orang-orang yang
bekerja di bidang media ini untuk terus berlomba-lomba mendapatkan
informasi terkini melalui teknologi yang selalu berkembang. Media cetak
seperti koran, majalah, buku dan media elektronik seperti radio, televisi, dan
kini internet berperan penting dalam peningkatan IPTEK dan seni. Media
berfungsi untuk penyebaran informasi baik mengenai ilmu pengetahuan
maupun kesenian kepada masyarakat nasional maupun internasional
sehingga media sering dimanfaatkan untuk mempromosikan Indonesia
kepada negara lain dalam kaitannya untuk meningkatkan kemampuan bela
negara.
D. Dalam Pemerintah :
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Teknologi Informasi
mengupayakan pengembangan teknologi yang diperuntukkan bagi
masyarakat Indonesia agar lebih peka dan ikut mengawasi kinerja
pemerintah. Tidak hanya teknologi informasi saja namun juga pemerintah
mengembangkan suatu teknologi yang digunakan untuk mempermudah
kerja masyarakat Indonesia dimana dalam hal ini Menteri BUMN
bekerjasama dengan pihak-pihak lain untuk menciptakan suatu revolusi
teknologi sebagai jawaban atas permasalahan pangan di negeri ini. Selain itu
Kementerian Kebudayaan terus membantu generasi bangsa dengan
memberikan pelatihan di sekolah atau sanggar khusus seni dan memberikan
apresiasi terhadap prestasi yang diraih di level nasional maupun
internasional.
Dalam rangka menuju kemandirian teknologi diperlukan penguasaan
teknologi dan aktivitas penelitian dan pengembangan yang didukung oleh
sumber daya manusia dengan kualitas dan kuantitas yang memadai.
Sedangkan untuk mencetak SDM yang memiliki keahlian dalam bidang-
bidang yang berkaitan dengan teknologi tidak terlepas dari peran lembaga
pendidikan formal dan non formal.
Perguruan Tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan formal
sangat berperan dalam pembentukan SDM yang berkualitas. Untuk itu,
diperlukan perguruan tinggi dan sarana pendidikan yang dapat mewujudkan
SDM yang memiliki kompetensi dalam Ilmu Pengetahuan dan Seni.
Perguruan Tinggi berperan menyediakan sarana dan prasarana atau fasilitas
bagi mahasiswa untuk mengembangkan bakat dan hobinya di luar akademik
seperti di bidang Seni dan IPTEK.
Setelah itu mahasiswa dibantu dorongan dosen perlahan-lahan
mengembangkan bakatnya. Kemudian mengajak mahasiswa lain untuk
bersama-sama melatih kemampuannya di bidang IPTEK dan Seni dan
kemudian terbentuklah suatu wadah yang menungi dan menjadi tempat
berlatih di bawah naungan Perguruan Tinggi yang disebut UKM (Unit
Kegiatan Mahasiswa). UKM Seni maupun IPTEK kemudian mengadakan
pelatihan setiap minggunya untuk melatih kemampuan setiap anggotanya.
Dan biasanya setiap tahun diadakan perekrutan anggota baru untuk
meregenerasi anggota UKM tersebut.
E. Rekomendasi bagi Keluarga :
Memperdengarkan musik melalui headset pada perut ibu sejak anak
berada di kandungan, Mengajari anak sejak kecil lagu-lagu daerah dan lagu
nasional, mendaftarkan anak untuk belajar kesenian sesuai bakat dan
minatnya, mengawasi anak online di dunia maya maupun menonton televisi
dan memberi pengertian antara tayangan yang boleh ditonton dan
bermanfaat maupun tidak bermanfaat.
F. Rekomendasi bagi Masyarakat :
Mendirikan dan mengembangkan suatu perkumpulan kesenian
tertentu sebagai wadah untuk melatih dan mengembangkan bakat yang
dimiliki, selektif dalam memilih informasi yang beredar karena belum tentu
terjadi, cerdas dalam menggunakan media untuk mendapatkan informasi,
memanfaatkan teknologi untuk hal yang positif, ikut menghimbau kepada
masyarakat sekitar akan bahaya globalisasi negatif akibat kemajuan
teknologi.
G. Rekomendasi bagi Media:
Untuk media elektronik (televisi) yaitu menampilkan sajian informasi
yang benar terjadi (bukan gosip) dan bermanfaat, lebih diperhatikan lagi
dalam mengemas sajian acara karena masyarakat yang menonton berasal
dari usia yang berbeda-beda. Untuk media internet, sebaiknya pemilik situs
website maupun blog yang merupakan orang Indonesia tidak menampilkan
iklan yang berbau porno dan SARA di webnya, selain itu sebaiknya orang-
orang yang memiliki website maupun blog pada internet yang bermaksud
untuk menyebarluaskan suatu informasi tidak membohongi publik dengan
informasi yang asal-asalan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Untuk media sosial (social media) di dunia maya seperti facebook,
twitter, instagram, path, yahoo messenger, whatsapp, line, kakao talk,
wechat, blackberry messenger dll, diharapkan pengguna lebih berhati-hati
dalam menggunakannya seperti menampilkan informasi pribadi, memasang
foto, mengunggah video, memasang status maupun berbicara dengan orang
asing yang baru dikenal lewat media sosial tersebut. Karena informasi
tersebut belum tentu benar dan juga informasi tersebut dikhawatirkan dapat
disalahgunakan. Bertindak cerdas dengan memanfaatkan media sosial
dengan positif sesuai dengan fungsinya untuk penyebaran informasi dalam
upayanya meningkatkan bela negara. Selain itu media juga dapat menjadi
sarana untuk menyebarluaskan potensi budaya dan keragaman seni yang
Indonesia miliki kepada masyarakat nasional dan Internasional.
H. Rekomendasi bagi Pemerintah:
Pemerintah dapat menggunakan media atau dalam hal ini teknologi
untuk penyebarluasan masalah-masalah yang terjadi di negara ini maupun
sistem kepemerintahan yang sedang berjalan agar publik atau dalam hal ini
masyarakat dapat ikut mengawasi kinerja pemerintah serta ikut andil untuk
memberikan solusi atas masalah yang terjadi. Pemerintah juga dapat
memanfaatkan teknologi sebagai media untuk lebih dekat dengan
masyarakat karena berkomunikasi melalui media lebih mudah dan cepat.
Sosialisasi pemilu melalui media juga dapat dilakukan agar masyarakat
lebih mengetahui visi misi calon pemimpin negara ini.
BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan


Negara, pasal 2 menyatakan hakikat pertahanan negara adalah segala upaya
pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran
atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
Sedangkan yang dimaksud dengan pertahanan bersifat semesta adalah keterlibatan
seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta
dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total,
terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.
Dalam Undang Undang Nomor 3 Tahun 2002, pasal 7 ayat (2) dan (3)
menyebutkan macam ancaman, yaitu ancaman militer dan ancaman non militer.
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang
terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
Ancaman militer yang merupakan ancaman nyata terlihat secara fisik dan dapat
menghancurkan atau memporak-porandakan suatu negara, misalnya agresi militer,
sabotase, pelanggaran wilayah semakin jarang terjadi. Sedangkan ancaman non
militer pada hakikatnya adalah ancaman yg menggunakan faktor-faktor non
militer yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman non
militer ini merupakan ancaman yang sering terlihat tidak nyata secara fisik tetapi
sangat efektif untuk menghancurkan suatu negara melalui penetrasi nilai-nilai
diantaranya kebebasan, demokrasi, HAM dan lingkungan hidup, akan terus terjadi
bahkan meningkat pada masa depan baik dari kuantitas maupun kualitasnya.
Menurut UUD pasal 31 No.2/ 1989: System pendidikan nasional berbunyi: “
Bela Negara dilakukan melalui pendidikan bela Negara, pendidikan dapat
dilakukan lewat 2 jalur, yaitu Formal: sekolah 1) PPBN tingkat dasar (SD-
SMA) 2) PPBN tingkat lanjut (Perguruan Tinggi) dan nonformal, informal (diluar
sekolah). Contoh: Kegiatan PRAMUKA.
Berdasarkan pengertian bela Negara adalah membela kepentingan nasional
pada seluruh aspek kehidupan nasional, hal ini memberikan kejelasan bahwa bela
Negara tidak hubungan dengan kepentingan militer semata, tetapi kepentingan
seluruh bangsa yang konsekuen dengan cita-citanya pada saat ingin mendirikan
Negara kesatuan Republik Indonesia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pertahanan dapat
menimbulkan ancaman militer dan ancaman non militer semakin luas. Untuk itu,
kemajuan Iptek harus dimanfaatkan untuk mendukung terwujudnya pertahanan
negara yang kuat.
3.1 Kemajuan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Pertahanan.
Seiring derasnya arus globalisasi yang mempengaruhi segala aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara, berbagai negara telah berlomba-lomba dalam
penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung
pertahanan negaranya.
Pemanfaatan kemajuan Iptek dalam bidang pertahanan, dapat memperkuat
pertahanan suatu negara dan juga menimbulkan ancaman bagi negara lain.
Pemanfaatan teknologi ini dapat meningkatkan kemampuan alutsista dan
peralatan militer lainnya, misalnya memperjauh jarak tembak rudal, meningkatkan
kemampuan anti radar, meningkatkan kemampuan senjata kimia dan biologi
(chemical/biological weapon). Sedangkan dari aspek ancaman yang ditimbulkan
dapat berupa Electronic Warfare, Information Warfare, Cyber Warfare dan
Psychological Warfare. Pemanfaatan teknologi tersebut akan berpengaruh besar
pada kondisi pertahanan dan keamanan dunia.
Banyak negara telah mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi,
teknologi kedirgantaraan, bioteknologi, teknologi propulsi, teknologi pembangkit
energi dan nanoteknologi untuk menggerakan industri pertahanannya dalam
rangka memproduksi alutsista yang digunakan untuk memperkuat militernya dan
juga untuk menyiapkan sebagai produsen alutsista yang siap bersaing dengan
negara produsen lain. Negara-negara maju seperti AS, Inggris, Jerman, Perancis,
Rusia dan Jepang secara berkelanjutan mengembangkan industri pertahanannya
untuk memperkuat kekuatan militernya dan menjadikan sebagai negara
pengekspor alutsista. Masing-masing negara memiliki keunggulan sesuai dengan
pengembangan Iptek yang terdapat di negaranya. Industri pertahahan di negara
maju berkembang sangat pesat karena dukungan yang penuh dari pemerintah
(baik kebijakan industri maupun finansialnya) dan iklim ekonomi yang
menunjang perkembangannya.
Di beberapa kawasan muncul negara sebagai kekuatan baru dengan disertai
peralatan militer yang canggih. India dan China merupakan contoh negara yang
memiliki kekuatan militer sekaligus kekuatan ekonomi yang tangguh. Mereka
memanfaatkan kemajuan Iptek untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus
menggiatkan industri pertahanannya.
China mengembangkan kemampuan militer yang berteknologi tinggi
dengan membangun angkatan bersenjata yang terkomputerisasi, kemampuan
tempur berbasis teknologi informasi, dan didukung oleh prajurit dengan jumlah
yang besar dan berkualitas. Sedangkan India dengan kemajuan elektroniknya
berhasil mengembangkan pembuatan pesawat, helikopter, dan rudal yang cukup
disegani.
Dengan Iptek, sistem persenjataan dan alat peralatan baru dapat diciptakan
untuk mendukung keperluan militer/pertahanan yang lebih handal, lebih akurat,
dan lebih cepat dan fleksibel pengerahannya. Teknologi dalam memproduksi
persenjataan dan alat peralatan tersebut terus berkembang sejalan dengan
perkembangan Iptek.
3.2 Upaya Penguasaan dan Penerapan Iptek untuk Pertahanan Negara.
Paradigma pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia sedang
menuju pembangunan berbasis sumber daya masyarakat berpengetahuan
(knowledge based society). Proses ini berimplikasi pada berbagai bidang
pembangunan, termasuk pembangunan teknologi pertahanan. Sebagai bagian
utama dari knowledge based society, Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas dan kebutuhan hidup manusia dengan
mendayagunakan sumber daya yang ada disekelilingnya.

Prioritas pembangunan Iptek ditetapkan dalam Rencana Pembangunan


Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009, dan Kebijakan Strategis Pembangunan
Nasional (Jakstranas) Iptek 2005-2009, menempatkan bidang teknologi
pertahanan dan keamanan pada urutan ke 5 dari enam skala prioritas, dengan arah
kebijakan terutama untuk memenuhi kebutuhan alutsista, meningkatkan
kapabilitas Iptek Hankam dan memberikan peluang kepada industri strategis
(nasional) untuk berperan dalam pengembangan Iptek Hankam. Pembangunan
Iptek ini selaras dengan yang digariskan Undang-undang, yaitu :
 Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (5) menyatakan bahwa
pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, pasal
23 ayat (1) menyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan kemampuan
pertahanan negara, pemerintah melakukan penelitian dan pengembangan
industri dan teknologi di bidang pertahanan.
3.3 Pengembangan Iptek untuk Pertahanan
Suatu negara yang memiliki kekuatan pertahanan yang tangguh dengan
didukung oleh kecanggihan alutsista akan memiliki bargaining power dan
disegani oleh negara lain. Amerika Serikat dengan kecanggihan alutsista dan
besarnya anggaran pertahanan yang dialo-kasikan ($ 711 billions) membuat
Amerika Serikat memiliki peran penting baik di kawasan regional maupun
internasional.
Pada dasarnya, perang dimasa mendatang adalah ”perang otak” atau sering
disebut perang daya saing. Perang ini mengandalkan kreatifitas intelektual untuk
mengalahkan negara lain dalam persaingan internasional. Untuk itu, setiap negara
dituntut untuk memenangkan daya saing, sehingga perlu meningkatkan
kemampuan teknologi, sumber daya manusia dan finansialnya.
Pembangunan kekuatan pertahanan Indonesia yang sedang dilakukan tidak
terlepas dari perkembangan Iptek. Program pembangunan Iptek yang diarahkan
untuk mendukung kepentingan pertahanan lebih menjurus pada terpenuhinya
kebutuhan alutsista yang difokuskan pada teknologi pendukung, yaitu :
 Daya Gerak, meliputi Alat transportasi Darat, Laut dan Udara
 Daya Tempur, meliputi Senjata, Munisi Kaliber Besar dan dan Bahan
Peledak, Roket dan Peluru Kendali
 Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer dan Informasi (K4I),
meliputi Alat Komunikasi, Surveilance, Penginderaan dan Navigasi
 Peralatan/Bekal Prajurit , meliputi Perlengkapan Operasi Personel
BAB IV
KESIMPULAN

IPTEK dan Seni sangat mempengaruhi dalam meningkatkan bela negara


karena melalui seni dan IPTEK masyarakat dapat menambah wawasannya dan
tergerak hatinya untuk memperjuangkan dan melestarikan kebudayaan asli
Indonesia dengan memanfaatkan IPTEK yang ada.
Pelaksanaan IPTEK dan Seni untuk meningkatkan kemampuan bela
negara dapat didukung oleh berbagai pihak antara lain :
 Keluarga sebagai wadah utama yang mendukung dan memberikan
pelatihan kepada anak sejak dini.
 Masyarakat juga menjadi media pembelajaran tentang seni dan
IPTEK sehingga bisa bertukar pikiran antara warga satu dengan
warga yang lain.
 Media adalah salah satu faktor penting yang berfungsi sebagai
wadah untuk menampung sekaligus menyalurkan berbagai inspirasi
dan aspirasi tentang seni dan IPTEK yang bisa membuat bangga
Indonesia
 Selain media, pemerintah juga berperan sebagai wadah untuk
menyalurkan dan mendukung seni dan IPTEK dari masyarakat
sehingga dapat dibantu untuk Hak Paten dan bisa juga untuk
motivasi masyarakat yang lain dengan memberikan apresiasi.
DAFTAR PUSTAKA

MJ, Ravenska. 2012. Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni.


http://ravenskamutia.blogspot.com/2012/01/ilmu-pengetahuan-teknologi-
dan-seni.htm. Diakses pada 21 November 2013
Soepandji, Budi Susilo, D.E.A. 2009. Penguasaan dan Penerapan IPTEK Guna
Mendukung Kekuatan Pertahanan Negara.
(http://belanegarari.wordpress.com/2009/08/18/penguasaan-dan-
penerapan-iptek-guna-mendukung-kekuatan-pertahanan-negara/). Diakses
pada 21 November 2013
Sumarsono S.dkk.2002. Pendidikan kewarganegaraan, Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama

You might also like