Professional Documents
Culture Documents
Askep Depresi
Askep Depresi
13.50 |
LAPORAN PENDAHULUAN
I. MASALAH UTAMA
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah,
murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit
lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.
Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor konstitusi,
faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia
dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagai-nya.
Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedah-an, kecelakaan,
persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan
akibat kerja keras.
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan adanya
faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi
merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak
dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
III. A. POHON MASALAH
Akibat
Core problem
Koping maladaptif
Penyebab
a. Data subyektif:
Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.Sering mengemukakan keluhan somatik.
Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan
cenderung bunuh diri.
b. Data obyektif:
Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap yang merosot,
ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan lang-kah yang diseret.Kadang‑kadang dapat
terjadi stupor. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering
me-nangis.Proses berpikir terlambat, seolah‑olah pikirannya kosong, konsentrasi tergang-gu, tidak
mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal Pada pasien psikosa depresif
terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk akal (irasional), waham dosa,
depersonalisasi dan halusinasi.Kadang‑kadang pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan
(hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu.
2. Koping maladaptif
a. DS : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.
b. Tujuan khusus
Tindakan:
1.2. Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati
1.3. Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai bahasa
non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan.
1.4. Perhatikan pembicaraan pasien serta beri respons sesuai dengan keinginannya
1.5. Bicara dengan nada suara yang rendah, jelas, singkat, sederhana dan mudah dimengerti
1.6. Terima pasien apa adanya tanpa membandingkan dengan orang lain.
2. Klien dapat menggunakan koping adaptif
2.1. Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat
memahami apa yang dirasakan pasien.
2.2. Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan sedih/menyakitkan
2.3. Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan
2.5. Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima
2.6. Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih
2.7. Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.
Tindakan:
3.2. Jauhkan dan simpan alat‑alat yang dapat digunakan olch pasien untuk mencederai
dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.
3.4. Awasi dan tempatkan pasien di ruang yang mudah dipantau oleh peramat/petugas.
Tindakan:
4.3. Bantu mengidentifikasi sumber‑sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, keyakinan,
hal‑hal untuk diselesaikan).
Tindakan:
5.1. Kaji dan manfaatkan sumber‑sumber ekstemal individu (orang‑orang terdekat, tim pelayanan
kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).
5.2. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan,
kepercayaan agama).
Tindakan:
6.1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).
6.2. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).