Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
mulai beralih dari manusia pengumpul pangan yang tidak menetap menjadi
pangan ke areal dekat mereka tinggal. Tanah adalah hasil pengalihragaman bahan
mineral dan organik yang berlangsung di muka daratan bumi di bawah pengaruh
(Notohadiprawiro, 1998).
Tanah merupakan produk alami dari gabungan mineral dan bahan organik
pada permukaan bumi. Peranan tanah sebagai tempat hidup tumbuhan menjadikan
dekomposisi materi organik dan tempat kembalinya elemen mineral pada siklus
materi. Tanah juga merupakan habitat hewan, penyedia air dan nutrisi bagi
tumbuhan. Pada dasarnya tanah merupakan tubuh alam. Namun demikian banyak
1998).
Tanah pada masa kini didefinisikan sebagai lapisan permukaan bumi yang
tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi
berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan
anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn,
Fe, Mn, B, Cl, dan lain-lain), dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota
(organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat
adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam
horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan
sebagai berikut :
Tanah yang berkembang secara genetis oleh gaya genese tanah, artinya lapisan
tanah mineral dari atas sampai sedikit di bawah batas atas horizon C.
Lapisan tanah paling atas yang subur dan biasanya mengandung banyak bahan
organik.
dilakukan, namun masih dalam skala yang relatif kecil. Sampai dengan tahun
2009, dari total lahan yang telah diberi izin eksploitasi yaitu 2.205.348 ha, lahan
yang telah dibuka untuk areal tambang dan infrastrukur hanya 135.000 ha, dengan
luas total yang telah direklamasi 33.767,58 ha (Direktorat Teknik dan Lingkungan
2.3.2 Permasalahan
Sumber daya mineral dan batu bara di Indonesia sebagian besar terdapat
pada lapisan bumi yang dekat permukaan tanah, oleh karena itu penambangannya
banyak dilakukan dengan cara terbuka (open pit mine methode). Sistem ini
penutup, pola hidrologi, dan kerusakan tubuh tanah (Mulyanto, 2008), sehingga
1. Limbah Tailing
Limbah tailing dari prosesing bijih tambang dapat menutupi lansekap baik
dukung yang sangat rendah untuk kehidupan flora maupun fauna, misalnya
hara dan air sangat rendah. Selain itu, kandungan hara, Kapasitas Tukat Kation
(KTK), dan Kejenuhan Basa (KB), tidak mendukung persyaratan tumbuh tanaman
bahan mineral dan logam diperkirakan sekitar 0,3 milyar m3. Jika mengikuti tata
cara penambangan yang benar, bagian tanah yang paling atas (tanah pucuk),
overburden, sehingga daya dukung lahan menjadi sangat terbatas (Subadja, dkk.
2010).
Salah satu ciri khas dari areal bekas tambang yang belum direklamasi
adalah kondisi lahan yang tidak bervegetasi, dengan bentuk permukaan yang tidak
beraturan. Pada kondisi ini, tanah pucuk atau bahan (overburden) merupakan
bagian tanah yang paling mudah tererosi, baik oleh curah hujan langsung, maupun
oleh aliran permukaan yang tidak terkendali, akibat rusaknya saluran drainase
pencemar dalam bentuk air asam dan logam berat. Misalnya, aktivitas
ditunjukkan oleh kadar logam-logam berat dalam tanaman yang melebihi kadar
2.4.1 Mangan
berat atom 54,93, titik lebur 1247 0C, dan titik didihnya 2032 0C. Mangan (Mn)
ditemui dalam bentuk senyawa dengan berbagai macam valensi. Air yang
Kandungan mangan yang diizinkan dalam air yang digunakan untuk keperluan
domestik yaitu dibawah 0,05 mg/l. Air yang berasal dari sumber tambang asam
agak tinggi dan kondisi aerob terbentuk mangan yang tidak larut seperti MnO2,
Mn3O4 atau MnCO3 meskipun oksidasi dari Mn2+ itu berjalan relatif lambat
(Achmad, 2004).
Dalam jumlah yang kecil (<0,5 mg/l) , mangan (Mn) dalam air tidak
kesehatan otak dan tulang, berperan dalam pertumbuhan rambut dan kuku, serta
2010).
Tetapi dalam jumlah yang besar (>0,5 mg/l), mangan (Mn) dalam air
minum bersifat neurotoksik. Gejala yang timbul berupa gejala susunan syaraf,
insomnia, kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi muka
menjadi beku dan muka tampak seperti topeng/mask (Slamet, 2007). Teknologi
1. Oksidasi
2. Ion Exchange
4. Sequestering Process
5. Lime Softening
6. Adsorpsi (Penjerapan)
7. Filtration (Penyaringan)
reaktif yang mudah menggabungkan dengan ion dalam air dan udara. Di bumi,
mangan ditemukan dalam sejumlah mineral kimia yang berbeda dengan sifat
fisiknya, tetapi tidak pernah ditemukan sebagai logam bebas di alam. Mineral
yang paling penting adalah pyrolusite, karena merupakan mineral biji utama untuk
mangan. Kehadiran mangan dalam air tanah bersamaan dengan besi yang berasal
dari tanah dan bebatuan. Mangan dalam air berbentuk mangan bikarbonat
(Pacini,2005).
relatif sudah tampak pada konsentrasi rendah. Kandungan mangan yang diizinkan
dalam air yang digunakan untuk keperluan domestik yaitu dibawah 0,05 mg/l. Air
yang berasal dari sumber tambang asam dapat mengandung mangan terlarut
dengan konsentrasi ±1 mg/l. Pada pH yang agak tinggi dan kondisi aerob
terbentuk mangan yang tidak larut seperti MnO2, Mn3O4 atau MnCO3 meskipun
Dalam jumlah yang kecil (<0,5 mg/l), mangan (Mn) dalam air tidak
kesehatan otak dan tulang, berperan dalam pertumbuhan rambut dan kuku, serta
karbohidrat dan protein membentuk energi yang akan digunakan (Febrina dan
Ayuna, 2015).
2.5 Batubara
sisa tumbuhan purba yang mengendap dan selanjutnya berubah bentuk akibat
proses fisika dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun. Periode
pembentukan karbon (Carboniferus Period) merupakan zaman awal dari
berlangsung antara 290 juta hingga 360 juta tahun yang lalu. Endapan tumbuhan
berubah menjadi gambut (peat) merupakan proses awal yang selanjutnya berubah
menjadi batubara muda (lignite) atau disebut pula batubara coklat (brown coal)
(Billah, 2010).
waktu yang lama (puluhan sampai jutaan tahun) dibawah pengaruh fisika, kimia,
1. Lignite
tingkat klasifikasi batubara berada pada daerah transisi dari jenis gambut ke
batubara. Lignite adalah batubara yang berwarna hitam dan memiliki tekstur
seperti kayu.
2. Sub-bitumine
Batubara jenis ini merupakan peralihan antara jenis lignite dan bitumine.
Batubara jenis ini memiliki warna hitam yang mempunyai kandungan air, zat
terbang, dan oksigen yang tinggi serta memiliki kandungan karbon yang rendah.
3. Bitumine
Batubara jenis ini merupakan batubara yang berwarna hitam dengan tekstur
4. Antrasit
kandungan karbon lebih dari 93 % dan kandungan zat terbang kurang dari 10 %.
Antrasit umumnya lebih keras, kuat dan sering kali berwarna hitam mengkilat
seperti kaca.
di alam dalam tingkat atau grade yang berbeda mulai dari lignite, subbitumine,
istilah Hard Coal dan Brown Coal. Hard Coal adalah jenis batubara yang
Hard coal merupakan jenis batubara dengan hasil kalori yang lebih tinggi
2.6 Adsorpsi
dari fasa cair ke permukaan fasa padat yang menyerapnya. Molekul-molekul yang
ada dalam fasa padat mendapat gaya-gaya yang sama dari segala arah, sedangkan
untuk mengimbangi gaya-gaya bagian dalam, fasa gas atau cair menjadi tertarik
kepermukaan. Gaya yang relatif lemah ini disebut gaya Van der Walls. Dalam
proses adsorpsi, zat yang tertarik oleh permukaan zat padat disebut adsorbat,
berdasarkan jenis ikatan yang terdapat antara bahan yang diadsorpsi dengan
adsorbennya, maka adsorpsi dibagi menjadi dua macam, yaitu adsorpsi fisika dan
adsorpsi kimia.
Adsorpsi fisika terdapat interaksi gaya Van der Walls antara adsorbat dan
adsorben dengan jarak jauh, lemah, dan energi yang dilepaskan jika partikel
Entalpi yang kecil ini tidak cukup untuk menghasilkan pemutusan ikatan,
fisika adalah rendah yaitu kurang dari 20,92 kJ mol-1 (Danarto, 2007).
2. Difusi zat terlarut yang teradsorpsi melalui lapisan film (film diffusion
process).
3. Difusi zat terlarut yang teradsopsi melalui kapiler/pori dalam adsorben (pore
diffusion process).
4. Adsorpsi zat terlarut yang teradsorpsi pada dinding pori atau
1. Luas permukaan
Semakin luas permukaan adsorben, maka makin banyak zat yang teradsorpsi.
Luas permukaan adsorben ditentukan oleh ukuran partikel dan jumlah dari
adsorben.
2. Jenis adsorbat
molekul yang tidak dapat membentuk dipol (non polar). Peningkatan berat
yang lurus.
4. Konsentrasi Adsorbat
6. pH
7. Kecepatan pengadukan
8. Waktu Kontak
dinding pori proses umumnya juga berlangsung relative sangat cepat, sehingga
tidak mengontrol juga. Jadi yang umumnya mengontrol kecepatan proses adsorpsi
adalah proses a atau proses b atau keduanya. Jika butir-butir sangat kecil (seperti
serbuk) maka difusi dari permukaan ke dalam butir (proses b) berlangsung relative
berukuran besar, difusi dari permukaan ke dalam butir relative sangat lambat,
dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai
Semakin tinggi konsentrasi dari zat yang diserap dalam larutan maka
2010).
kondisi udara terbatas. Pada tahap ini terjadi perengkahan termal bahan bakar
padat menjadi senyawa-senyawa CO, CO2,CH4, H2, H2O, tar dan arang. Gas-gas
yang terbentuk pada tahap pirolisis akan menjadi reaktan pada tahap oksidasi dan
tahap reduksi. Kebutuhan bahang untuk tahap piroiisis dipenuhi oleh bahan reaksi
reduksi dan oksidasi. Semakin besar difusivitas bahan melalui laju pemanasan
bahan akan semakin tinggi, berarti laju pirolisis akan semakin tinggi. Sehingga
Sedangkan pada temperatar 200-280 oC, CO2, asam asetat, dan uap air drlepaskan.
Proses pirolisis pada temperatur 280-500 oC menghasilkan gas dalam jumlah yang
besar. Pada temperatur 500-700 oC gas yang dihasilkan lebih sedikit dan
mengandung hidrogen. Proses pirolisis yang terjadi pada molekul tratubara dapat
pemutusan ikatan kimia dan ikatan yang lemah diikuti ikatan yang lebih kuat.
Pada tahap pertama ikatan hidrogen terputus dan batubara melembek yang disebut
Pirolisis
tanaman sebagai bahan pembenah tanah. Proses pembuatan biochar hampir sama
dengan arang yang umumnya digunakan sebagai bahan bakar. Biochar dihasilkan
dari proses pirolisis atau pembakaran bahan organik dalam kondisi oksigen yang
terbatas. Berbeda dengan bahan organik, biochar tersusun dari cincin karbon
aromatis sehingga lebih stabil dan tahan lama di dalam tanah (Maguire dan
Aglevor, 2010).
pada tanah masam (Solaiman dan Anawar, 2015), meningkatkan KTK tanah
2011). Biochar menjaga kelembaban tanah sehingga kapasitas menahan air tinggi
(Endriani, et al, 2013) dan meremediasi tanah yang tercemar logam berat seperti
(Pb, Cu, Cd dan Ni) (Ippolito, et al. 2012). Selain itu, pemberian biochar pada
tanah juga mampu meningkatkan pertumbuhan serta serapan hara pada tanaman
Biochar dapat diproduksi dari berbagai bahan yang mengandung lignin selulosa,
seperti kayu, sisa tanaman (jerami padi, sekam padi, tandan kosong kelapa sawit
dan limbah sagu) dan pupuk kandang (Maguire dan Aglevor, 2010). Penggunaan
tanah Ultisol. Tanah ultisol memiliki sebaran yang luas dan banyak digunakan
dibidang pertanian. Masalah tanah Ultisol seperti pH tanah yang rendah, kadar
bahan organik rendah, unsur hara seperti N, P dan K rendah dan kemantapan
(Notohadiprawiro, 2006).
Atas dasar fungsi biochar terhadap tanah dan salah satu penentu kualitas
biochar adalah bahan baku, maka perlu dilakukan percobaan pemanfaatan biochar
dari bahan baku jerami padi, tandan kosong kelapa sawit, kulit durian dan kotoran
sapi, kemudian diaplikasikan dan diuji pada tanah Ultisol dan tanaman jagung.
bahan tanaman dan pupuk kandang. Meski penggunakan arang (biochar kayu)
sudah ada dan sudah umum sejak penelitian pertama, ide untuk menggunakan
bahan baku yang lain untuk memproduksi biochar baru relatif tidak dieksplorasi.
Biasanya biochar memiliki pertukaran kation dan basa, biochar memiliki banyak
manfaat potensial pada sifat tanah sebagai peningkatan aktivitas biologis tanah
(Paz-Ferreiro,dkk. 2014), Mengurangi hasil emisi gas rumah kaca dari sumber
pertanian dan dengan demikian meningkatkan penyerapan karbon tanah karena isi
muatan bentuk karbon yang kuat (Gasco, dkk. 2012). Perubahan yang disebabkan
Karakteristik biochar dapat dilihat dari faktor jenis bahan baku, ukuran
partikel bahan, suhu dan kondisi pirolisa. Berbagai karakteristik yang mungkin
dimiliki oleh biochar , beberapa bahan baku tertentu lebih cocok daripada bahan
baku yang lain untuk menyerap logam berat yang berbeda. Karena itu, saat
memilih biochar untuk tujuan remediasi tidak hanya tipe tanah dan karakteristik
tetapi juga pada bahan biochar. Adapun hal lain yang mempengaruhi sifat dari
biochar seperti luas permukaan, pH, abu dan karbon agar dapat menangulangi
Adsorpsi ini bisa disebabkan interaksi logam berat dengan kelompok fungsional
yang berbeda dalam biochar, karena pertukaran logam berat dengan kation yang
terkait dengan biochar, seperti Ca+2 dan Mg+2 , K+, Na+ dan S (Uchimiya, dkk.
2011), atau karena adsorpsi fisik (Lu et al., 2012). Oksigen juga sebagai kelompok
untuk asam yang lebih lembut seperti Pb,, Cd, Fe, Mn, Cr dan Cu.
berhubungan dengan permukaan beroksigen tinggi dan juga dengan diameter pori,
kerapatan muatan superfisial yang tinggi dan Ca+2 dan Mg+2 bertukar kandungan
dengan biochar. Mekanisme Adsorpsi sangat tergantung pada jenis tanah dan
kation pada biochar dan tanah. Beberapa komponen terdapat dalam abu, seperti
karbonat, fosfat atau sulfat, juga dapat membantu menstabilkan logam berat
konsentrasi yang lebih rendah dari logam berat yang tersedia ditemukan di
biochar pada tanah. Nilai pH yang lebih tinggi setelah penambahan biochar dapat
Stabilisasi logam berat dalam tanah dengan penerapan biochar dapat melibatkan
lumpur biochar yang dapat mencakup, bursa Pb2+ dengan Ca2+, Mg2+, dan kation
lainnya yang ada pada biochar, yang terpresipitasi bersama dan kompleksasi
innersphere dengan kompleks materi humat dan oksida - oksida mineral dari
berbeda, dan kompleksasi dengan mineral oksida hidroksil bebas dan mengendap
berat pada limbah tambang telah di lakukan oleh banyak peneliti diantara; Fellet
et al. (2011), dengan menggunakan biochar yang berasal dari sampah kebun di
empat level pemberian biochar (0%, 1%, 5%, dan 10%) pada limbah tambang).
daya pegang air meningkat seiring dengan peningkat jumlah biochar yang
diberikan dan terjadi penurunan bioavailabilitas Cd, Pb, dan Zn, dan Cd memiliki
tanah dan mengurangi penyerapan Cd oleh kubis dan hasil menujukan bahwa
berat tanah
(550 oC)
efek biochar pada logam berat pada tanah. Fellet dkk. (2011) mencoba
2.9 Spektrofotometer
deretan contoh pada suatu panjang gelombang tunggal mungkin juga dapat
dilakukan. Alat–alat demikian dapat dikelompokkan baik sebagai manual atau
perekam, maupun sebagai sinar tunggal atau sinar rangkap. Dalam praktek, alat-
alat sinar tunggal biasanya dijalankan dengan tangan dan alat–alat sinar rangkap
mencatat stau spectrum dengan satu alat tunggal (Day dan Underwood, 1989).
pada penglihatan. Apabila suatu cahaya putih yang mengadung seluruh spektrum
panjang gelombang melewati suatu kaca berwarna atau suatu larutan kimia yang
jernih terhadap panjang gelombang tertentu tetapi menyerap yang lainnya, maka
visual, yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh
serta kuantitatifnya dengan ketelitian yang lebih besar. Dalam penggunaan jaman
radiasi diserap oleh suatu sistem sebagai fungsi panjang gelombang dari radiasi,
cahaya saat mengenai larutan bening akan mengalami dua hal yaitu transmisi dan
absorbs.
Tabel 3. Spektrum tampak dan warna-warna komplementer
Panjang
Warna Warna komplementer
gelombang (nm)
larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok
200 nm-650 nm (650 nm-1100 nm) agar daerah λ yang diperlukan dapat terliputi.
lewatkan berkas cahaya pada blanko dan “nol” galvanometer didapat dengan
kemudian atur besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel
yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel
(Khopkar, 2010).
fenomena penyerapan energi sinar oleh atom netral dalam bentuk gas sebagai
dasar pengukuran dan sangat tepat digunakan utuk analisis zat pada konsentrasi
yang berupa larutan atau suspensi dalam nyata. Besarnya kecepatan analik
ditentukan dari besarnya penyerapan berkas sinar garis resonansi yang melewati
nyala.
Cara analisis ini selain atomisasi dengan nyala dapat pula dilakukan
dengan tanpa nyala (flamelles atomizer), yaitu dengan menggunakan energi listrik
dengan batang karbon (Carbon Rod atomizer) atau bahkan apnya saja seperti pada
analisis merkuri. Dalam SSA dengan nyala biasanya terdapat empat jenis nyala
panas +3200oC tetapi burning vellocity nya cukup besar yaitu +220 cm/det
3. Udara-hidrogen
4. Argon-udara-hidrogen (Suryana,2001)
menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat
unsurnya. Misalkan natrium menyerap pada 589 nm, uranium pada 358,5 nm,
sedang kalium pada 766,5 nm. Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai
banyak energi, suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ke
memilih diantara panjang gelombang ini yang menghasilkan garis spektrum yang
resonansi. Garis-garis lain yang bukan resonansi dapat berupa spektrum yang
berasosiasi dengan tingkat energi molekul, biasanya berupa pita-pita lebar ataupun
garis tidak berasal dari eksitasi tingkat dasar yang disebabkan proses
1989).
a. Lampu katoda
memiliki masa pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda pada
setiap unsur yang akan diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan diuji,
seperti lampu katoda Cu, hanya bisa digunakan untuk pengukuran unsur Cu.
sekaligus.
b. Tabung gas
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi
gas asetilen.Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu ± 2000oK, dan ada juga
tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen, dengan kisaran
suhu ± 3000oK. Regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk pengaturan
banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang berada di dalam tabung.
Serapan Atom.
c. Burner
burner berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar
tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik dan merata.
d. Monokromator
Berkas cahaya dari lampu katoda berongga akan dilewatkan melalui celah
e. Detektor
listrik, yang memberikan suatu isyarat listrik berhubungan dengan daya radiasi
yang diserap oleh permukaan yang peka.Fungsi detektor adalah mengubah energi
sinar menjadi energi listrik, dimana energi listrik yang dihasilkan digunakan untuk
yang digunakan adalah barier layer cell. Tetapi pada umumnya yang digunakan
adalah detektor photomultiplier tube. Photomultiplier tube terdiri dari katoda yang
dilapisi senyawa yang bersifat peka cahaya dan suatu anoda yang mampu
dipancarkan, dan bergerak menuju anoda. Antara katoda dan anoda terdapat
yang sampai menuju anoda besar dan akhirnya dapat dibaca sebagai sinyal listrik.
Untuk menambah kinerja alat maka digunakan suatu mikroprosesor, baik pada
f. Sistem pembacaan
g. Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa
pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian
luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya
Kelebihan dari metoda SSA yaitu memiliki kepekaan dan ketelitian yang
tinggi karena dapat mengukur kandungan logam dengan satuan ppm, analisisnya
cepat, memerlukan sampel sedikit dan dapat digunakan untuk menentukan kadar
(Khopkar,2010).
dari larutan dengan keadaan larutan jika dilalui oleh suatu sinar. Hukum yang
sama telah dikemukakan oleh Bouger pada tahun (1792). Menurut Bouger dan
a = tetapan absorpsivitas
c = konsentrasi
= -a.b.c
1 𝑃
log (𝑇) = log ( 𝑃0 ) = a.b.c = A
𝑡
A = ε. b. c
Dimana A = absorbansi
a = tetapan absorpsivitas
Tebal kuvet yang dilalui sinar (b) dan konsentrasi (c) adalah faktor yang
1990).