Professional Documents
Culture Documents
TUGASJIWA
TUGASJIWA
Disusun oleh :
1
MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN JIWA PROFESIONAL
hambatan emosi.
Setiap manusia dapat mencapai prestasi kerja semaksimal
dan produktivitas dalam dunia kerja. Tidak ada upaya saling menghambat,
menunjukkan bahwa sering terjadi konflik antara keinginan orang tua dan
anak. Misalnya, anak yang harus masuk sekolah jam 07.00 WIB, orang tua
sekolah, mandi, sarapan, dan jam 06.00 harus sudah berangkat. Saat di
sekolah tidak boleh jajan sembarangan sehingga anak diberi bekal kue atau
nasi untuk makan siang. Sepulang sekolah harus tidur, les, mengaji, dan
2
seterusnya. Bagaimana dengan keinginan anak ? Jika memungkinkan
bangun jam 06.00, mandi, berangkat, tidak perlu sarapan, minta uang saku
saja, serta jika diberi bekal, maka ditukar dengan teman. Sepulang sekolah
bersepeda, main ke rumah semua teman yang dikenalnya, bila perlu tidak
pulang, karena jika sudah pulang tidak boleh keluar lagi, dan seterusnya.
Nah, siapa yang salah? Keinginan siapa yang harus diikuti? Kemauan
orang tua benar (menurut orang tua), bagaimana dengan keinginan anak?
Jika memperhatikan tugas pertumbuhan dan perkembangan usia
ini, anak mulai mengenal lingkungan yang lebih luas yaitu lingkungan
sekolah. Anak harus mulai beradaptasi dengan sekian banyak teman dan
guru dari berbagai macam latar belakang. Dalam diri anak mulai tumbuh
setia kawan dan berpegangan pada aturan yang berlalu. Apabila ini tidak
terjadi pada anak, maka sikap inferioritas yang akan berkembang dalam
diri anak.
Keinginan orang tua harus diprioritaskan, tetapi keinginan anak
nilai orang tua diterapkan kepada anak sesuai dunia anak. Dengan
demikian, hubungan orang tua dengan anak akan tetap berjalan sesuai
3
keluarga. Menurut Good & Good, kesehatan jiwa masyarakat dapat terjadi
adalah, apakah keluarga dan masyarakat kita saat ini sudah dalam keadaan
sejahtera? Jika belum, upaya mencapai keadaan sejahtera harus mulai dari
kondusif, maka ketika anak pulang dari sekolah, dia bisa menirukan
ucapan kotor yang didengar dari teman sekolah kepada orang tuanya.
masyarakat.
KELUARGA MASYARAKAT
SEJAHTERA
4
Upaya peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat dalam
masyarakat.
hidup.
Pengaruh budaya. c. Peralatan rumah tangga jadi modern. d. Makanan siap saji,
hangat, dingin. e. Ibu bekerja di luar rumah. f. Kesiapan terhadap perubahan yang
5
berkurang. 5. Kepadatan penduduk a. Daya saing semakin ketat. b. Hukum alam
perubahan yang cepat. Jangan terlalu terikat pada kebiasaan keluarga (family
culture), yang seolah menolak perubahan, sehingga mendidik anak menurut sudut
pandang orang tua semata. Akibatnya anak hidup pada dunia “tidak nyata
beberapa norma dan nilai keluarga yang penting, sehingga keluarga dapat
berubah dengan cepat, sehingga setiap orang akan dituntut menghadapi perubahan
luar. 4. Waspada terhadap peran keluarga yang makin berkurang. Tunjukkan selalu
figur ibu (mother figure) atau figur ayah (father figure), sehingga diharapkan anak
6
masalah kesehatan jiwa antara kondisi sehat dan sakit, pada usia anak sampai usia
lanjut, perawatan di rumah sakit atau masyarakat, serta kondisi kesehatan jiwa di
Area keperawatan kesehatan jiwa masyarakat ini mencakup seluruh kasus yang
terjadi pada usia anak, dewasa, usia lanjut, baik pada kasus individu, kelompok,
maupun keluarga.
7
merupakan sarana merawat pasien gangguan fisik umum yang mengalami
CMHN). Pelayanan kesehatan jiwa di CMHN ini dimulai dari level lanjut
desa siaga sehat jiwa (DSSJ), serta melakukan revitalisasi kader dengan
GAMBAr 21.3 Level Perawatan dan Tindakan (Keliat, 1997; Maramis A., 2005;
8
2. Tujuan pelayanan adalah mencegah terjadinya gangguan jiwa, serta
umur yaitu anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. 4. Aktivitas pada
persiapan menjadi orang tua. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain
Stres pascabencana. b. Program dukungan sosial diberikan pada anak yatim piatu,
tinggal, yang semuanya ini mungkin terjadi akibat bencana. Beberapa kegiatan
orang tua asuh bagi anak yatim piatu. 3) Melatih keterampilan sesuai keahlian
untuk mengatasi masalah. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain sebagai
9
Latihan asertif yaitu mengungkapkan keinginan dan perasaan tanpa menyakiti
orang lain. 3) Latihan afirmasi dengan menguatkan aspek-aspek positif yang ada
pada diri seseorang. d. Program pencegahan bunuh diri. Bunuh diri merupakan
salah satu cara penyelesaian masalah oleh individu yang mengalami keputusasaan.
adalah deteksi dini masalah psikososial dan gangguan jiwa serta penanganan
Melakukan pengkajian dua menit untuk memperoleh data fokus (format terlampir
10
pengobatan cepat terhadap kasus baru yang ditemukan sesuai dengan standar
efek samping pemberian obat, gejala, dan kepatuhan pasien minum obat. 5)
Bekerja sama dengan perawat komunitas dalam pemberian obat lain yang
dibutuhkan pasien untuk mengatasi gangguan fisik yang dialami (jika ada
jadwal tindak lanjut. 7) Penanganan kasus bunuh diri dengan menempatkan pasien
tempat yang aman sebelum dirujuk dengan menciptakan lingkungan yang tenang,
pemulihan pasien seperti terapi aktivitas kelompok, terapi keluarga, dan terapi
dan cara penyelesaiannya. 11) Hotline service untuk intervensi krisis yaitu
11
Pencegahan Tersier 1. Fokus pelayanan keperawatan pada peningkatan fungsi dan
pada tahap pemulihan. 4. Aktivitas pada pencegahan tersier antara lain sebagai
memberdayakan pasien dan keluarga hingga mandiri. Fokus pada kekuatan dan
dan potensi yang perlu dikembangkan oleh pasien, keluarga, dan masyarakat. 4)
dirinya.
12
rumah tangga, dan mengembangkan hobi. 3) Program rekreasi seperti nonton
bersama, jalan santai, pergi ke tempat rekreasi. 4) Kegiatan sosial dan keagamaan,
seperi arisan bersama, pengajian, majelis taklim, dan kegiatan adat. d. Program
terhadap gangguan jiwa. Oleh karena itu, perlu diberikan program mencegah
stigma untuk menghindari isolasi dan diskriminasi terhadap pasien gangguan jiwa.
jiwa, serta sikap dan tindakan menghargai pasien gangguan jiwa. 2) Pendekatan
pasien dan keluarga, pengamatan langsung terhadap kondisi pasien, serta melalui
pemeriksaan.
13
Diagnosis Keperawatan Diagnosis keperawatan dapat dirumuskan berdasarkan
hasil pengkajian, baik masalah yang bersifat aktual (gangguan kesehatan jiwa)
agar tidak menyebutkan gangguan jiwa karena hal tersebut merupakan stigma
dewasa. a. Harga diri rendah b. Perilaku kekerasan c. Risiko bunuh diri d. Isolasi
Depresi
kebersihan rambut, gigi, perineum), makan dan minum, buang air besar dan buang
air kecil; 4. terapi modalitas seperti terapi aktivitas kelompok, terapi lingkungan
14
dan terapi keluarga; 5. tindakan kolaborasi (pemberian obat-obatan dan monitor
efek samping).
masalah.
yang telah dibuat. Tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi pasien saat ini. Perawat bekerja sama dengan pasien, keluarga, dan tim
15
bekerja dengan pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka dan
pasien mandiri. b. Mengenal tanda dan gejala dini terjadinya gangguan jiwa. c.
Melakukan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa atau
REFERNSI
Maramis, W.F. 2010. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press:
Surabaya.
16
Stuart dan Laraia. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8th
17