You are on page 1of 24

BAB 5

INFILTRASI DAN
PERKOLASI
REKAYASA HIDROLOGI
Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
DEFINISI
 INFILTRASI
 Proses masuknya lapisan air kedalam tanah lewat
permukaan tanah, sehingga besarnya Infiltrasi ini
dipengaruhi oleh keadaan lapisan permukaan
tanah.

 PERKOLASI
 Proses mengalirnya air kebawah secara gravitasi
dari suatu lapisan tanah kelapisan dibawahnya,
sehingga mencapai permukaan air tanah pada
lapisan jenuh air.

REKAYASA HIDROLOGI
2 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
MOISTURE TANAH
 Kandungan air yang ada didalam lapisan tanah
dimana air dapat bergerak keatas permukaan
tanah sebagai air kapiler dan juga dapat bergerak
kebawah sebagai air gravitasi disebut Moisture
Tanah.
 Gerakan air ini dimungkinkan karena adanya
texture tanah pada lapisan tanah tersebut.
Dengan adanya gerakan air pada lapisan tanah ini
maka keseimbangan air moisture tanah
mengalami perubahan.
REKAYASA HIDROLOGI
3 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
MOISTURE TANAH
 Perubahan moisture tanah dapat ditulis seperti dalam
persamaan dibawah ini:

Mc  f  c  d  e
Dimana:
Mc = perubahan moisture content.
f = kapasitas infiltrasi (besarnya peresapan dari permukaan tanah)
c = besarnya volume air yang merembes dari daerah kapiler
d = kapasitas perkolasi (besarnya perembesan ke lapisan tanah
dibawahnya
e = besarnya evapotranspirasi permukaan tanah terbuka atau tertutup
tumbuhan
REKAYASA HIDROLOGI
4 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
MOISTURE TANAH
 Yang terpenting didalam moisture content ini
adalah:
1. Kemampuan tanah untuk meresap air
permukaan (kapasitas infiltrasi)
2. Kemampuan tanah untuk menyimpan
moisture dan banyaknya yang disimpan
3. Pengaliran air dari permukaan tanah ke
permukaan air tanah dan sebaliknya (gerak
moisture tanah)

REKAYASA HIDROLOGI
5 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
INFILTRASI
 Setiap permukaan tanah mempunyai daya serap yang
kemampuannya berbeda-beda dilihat dari kondisi
tanah dan lapisan penutup permukaannya
 Kemampuan permukaan tanah untuk menyerap air
hujan yang jatuh diatasnya disebut kapasitas infiltrasi
yang dinotasikan sebagai (f)
 Bila intensitas hujan (I) lebih kecil dari kapasitas
infiltrasi awal (fo) maka seluruh air hujan yang jatuh
di atas permukaan tanah akan meresap kedalam
tanah sebesar fo dan tidak terjadi aliran di atas
permukaan tanah

REKAYASA HIDROLOGI
6 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
INFILTRASI
 Sedangkan bila intensitas hujan (I) lebih besar
dari kapasitas infiltrasi awal (fo) maka sebagian
air hujan akan meresap kedalam tanah sebesar fo
dan sisanya akan mengalir di atas permukaan
tanah
 Pada keadaan pertama besarnya f sama dengan I,
sedang pada keadaan kedua besarnya f sama
dengan fo pada awal hujan. Bila hujan masih
terjadi maka besarnya f akan turun terhadap
waktu dan intensitas hujan
REKAYASA HIDROLOGI
7 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KAPASITAS INFILTRASI
 Ketinggian lapisan air diatas permukaan tanah
 Macam tanah (tanah liat, tanah berpasir, dlsb)
 Banyaknya moisture tanah yang sudah ada dalam
lapisan tanah
 Keadaan permukaan dan penutup tanah
 Transmisibiliti massa tanah

REKAYASA HIDROLOGI
8 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
REKAYASA HIDROLOGI
9 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
REKAYASA HIDROLOGI
10 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
PERKOLASI
 Akibat adanya gaya gravitasi dan texture tanah
yang memungkinkan untuk mengalirnya air ke
lapisan dibawahnya. Besarnya perkolasi ini akan
mempengaruhi keseimbangan moisture content
infiltrasi awal.
 Lihat gambar bila f > d maka selang ∆t, fo akan
turun, sedang bila f < d maka selang ∆t, fo akan
naik.

REKAYASA HIDROLOGI
11 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
PERKOLASI

REKAYASA HIDROLOGI
12 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
INFILTROMETER

REKAYASA HIDROLOGI
13 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
LENGKUNG KAPASITAS
INFILTRASI

REKAYASA HIDROLOGI
14 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
PERSAMAAN HORTON
 Untuk memberikan gambaran besarnya kapasitas infiltrasi akibat
hujan pada suatu daerah aliran dengan segala karakternya maka
Horton mengemukakan persamaan sebagai berikut:

f  f c   f o  f c .e  K .t

Dimana:
f = kapasitas infiltrasi pada saat t (mm/jam)
fc = kapasitas infiltrasi pada t besar (mm/jam)
fo = kapasitas infiltrasi pada saat t=0 (mm/jam)
t = waktu mulai terjadi hujan (menit)
K = konstanta untuk jenis tanah dan permukaannya (menit-1)

 Untuk I < f → f 2  f1  K I  f c .t


REKAYASA HIDROLOGI
15 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
PENGGUNAAN INDEX
 Dengan melihat pada intensitas hujan dan lengkung
kapasitas infiltrasi dapat disimpulkan bahwa bagian
intensitas hujan dibawah lengkung f adalah besar
kapasitas infiltrasi yang sama besarnya hujan yang masuk
kedalam tanah (recharge).
 Sedangkan bagian intensitas hujan diatas lengkung f
adalah besarnya hujan yang tidak masuk kedalam tanah
atau yang menjadi aliran permukaan (discharge).
 Lengkung f dapat dicari harga rata-ratanya yang disebut
sebagai index yang didefinisikan sebagai besarnya
intensitas hujan rata-rata dimana bagian atas volume dari
hujan sama dengan volume aliran permukaan.

REKAYASA HIDROLOGI
16 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
PENGGUNAAN INDEX

REKAYASA HIDROLOGI
17 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
PENGGUNAAN WINDEX
 Besarnya recharge selama hujan disebut sebagai Windex yang
dinyatakan dalam persamaan:

R  Vr .o
Windex 
tr
Dimana:
R = total volume hujan (mm)
Vro = total volume run off (mm)
tr = lama hujan (jam)

Untuk hujan dengan intensitas uniform maka besarnya Windex


adalah sama dengan index

REKAYASA HIDROLOGI
18 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
KOEFISIEN ALIRAN
 Dalam mengestimasi besarnya aliran yang terjadi
akibat hujan dikenal bilangan koefisien aliran yang
dinyatakan sebagai berikut: V
 ro
R
 Dan bila dinyatakan dalam Windex maka besarnya
adalah sebagai berikut:
i  Windex

Dimana: i
I = intensitas rata-rata selama hujan (mm/jam)
REKAYASA HIDROLOGI
19 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
CONTOH PERHITUNGAN
HYETOGRAPH HUJAN
 Dengan data hujan 50

seperti gambar 45

disamping dan 40

I (mm/jam)
diketahui data lain 35

sebagai berikut: 30

25
fo = 25 mm/jam 20

fc = 15 mm/jam 15

k = 8.10-3 menit-1 10

5
 Diminta untuk 0
menghitung: 45 75 150 170 200

Φindex = Windex t (menit)


REKAYASA HIDROLOGI
20 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
PENYELESAIAN
 Untuk dapat menjawab persoalan diatas terlebih dahulu dapat
digambarkan lengkung kapasitas infiltrasi pada hyetograph hujan
dengan menggunakan persamaan Horton.

t: 0-45, maka f45 = 25 – 8.10-3 (20 – 15).45


= 23,2 mm/jam
8.10 3 x 30
t: 45-75, maka f75 = 15 + (23,2 – 15) e
= 21,45 mm/jam

t: 75-150, maka f150 = 21,45 – 8.10-3 (0 – 15).75


= 30,45 mm/jam
8.10 3 x 20
t: 150-200, maka f170 = 15 + (30,45 – 15) e
= 28,17 mm/jam

REKAYASA HIDROLOGI
21 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
PENYELESAIAN
HYETOGRAPH HUJAN  Bagian hyetograph yang
diatas garis biru adalah
50
45
45

40
besarnya volume aliran
I (mm/jam)

35
35 langsung (Vro)
30

25
20 20
20

15
index  25,2 mm/jam
10

5
0
0
45 75 150 170 200

t (menit)
REKAYASA HIDROLOGI
22 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
PENYELESAIAN
1 30 35  23,2   (35  21,45)  1 20 (45  30,45)  (45  28,17)
Vro= 2 60 2 60
= 0,25 (11,8 + 13,55) + 0,167 (14,55 + 16,83)
= 11,58 mm

Menghitung index :

(35   )  45   
30 20
11,58 =
60 60
11,58 = 17,5 - 0,5 ∅ + 15 − 0,33 ∅
0,83  = 32,5 – 11,58
 = 23,2 mm/jam
REKAYASA HIDROLOGI
23 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.
PENYELESAIAN
Menghitung W :
45 30 20 20
R = 60
x 20  x35 
60 60
x 45 
60
x20  72,5 mm

Windex = (72,5 – 11,58) / 3,33 = 18,28 mm/jam

Menghitung Koefisien Aliran:


= 11,58/72,5 = 0,16

Atau:
I = 72,5/3,33 = 21,75 mm/jam
= (21,75-18,28)/21,75 = 0,16

REKAYASA HIDROLOGI
24 Copyright © 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.

You might also like