Professional Documents
Culture Documents
MUHAMMADIYAH SUKOHARJO
SKRIPSI
Oleh :
NIM. ST 13033
SURAKARTA
2015
SURAT PERNYATAAN
Alhamdulillahirobil’alamin
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
limpahan taufik, hidayah – Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
SUKOHARJO “.
Dalam menjalani proses penyusunan skripsi ini tidak sedikit halangan dan
rintangan yang penulis hadapi. Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi perbaikan skripsi ini.
Atas bantuan, arahan dan motivasi yang senantiasa diberikan selama penyusunan
skripsi ini, dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan ucapan terima
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada.
2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku ketua program studi S-1
4. Ibu Anissa Cindy Nurul Afni, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku pembimbing II yang
skripsi ini.
7. Bapak dan ibu yang tak henti – hentinya mendoakan penulis dan selalu
8. Kakak – kakakku tercinta atas doa dan motivasi yang selalu diberikan kepada
penulis.
2013.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ ii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xi
ABSTRAK.......................................................................................................... xii
ABSTRACT........................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang................................................................. 1
2.1.2 Kecemasan........................................................... 18
2.5 Hipotesis........................................................................... 34
BAB V PEMBAHASAN
6.1 Simpulan.......................................................................... 56
6.2 Saran................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Terapeutik 46
Kecemasan 46
9 Kuesioner Penelitian
12 Lembar Konsultasi
13 Jadwal Penelitian
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2015
ABSTRAK
ABSTRACT
Operative patients may experience anxiety. This can occur because of fear
of pain and failed operation. Therapeutic communication gives understanding
between the nurses and the clients with the goal to help clients to clarify and
reduce the burden of mind and is expected to relieve anxiety. The objective of this
research is to investigate the correlation between the therapeutic communication
and the anxiety level of pre-operative patients at PKU Muhammadiyah Hospital
of Sukoharjo.
This research used the correlational method with the cross sectional
approach. The samples of research were 30 respondents and were taken by using
the incidental sampling technique. The result of Chi-square shows that the p-value
was 0.009 which was less than 0.05. Thus, there was a correlation between the
therapeutic communication and the anxiety level of pre-operative patients at PKU
Muhammadiyah Hospital of Sukoharjo.
It is expected that therapeutic communication in providing pre-operative
information is expected to be improve, and the further researcher can examine the
other factors that can affect the level of anxiety.
PENDAHULUAN
dibuat dan berakhir saat pasien dikirim ke meja operasi. Perawatan pre
operasi yang efektif dapat mengurangi resiko post operasi, salah satu prioritas
& Bare, 2002). Alasan yang dapat menyebabkan ketakutan atau kecemasan
pasien dalam menghadapi pembedahan antara lain adalah takut nyeri setelah
pembedahan, takut terjadi perubahan fisik, dan takut operasi akan gagal
abdomen, sesak nafas) dan perubahan perilaku seperti (gelisah, bicara cepat,
reaksi terkejut) dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala sebagai
upaya untuk melawan kecemasan (Stuart & Laraia, 2005). Salah satu faktor
sedang (47,5%) dari 40 pasien klien rawat inap di ruang penyakit bedah dan
ringan (39,7%) dan kecemasan sedang (25,8%) (Endang & Agus, 2008).
mengurangi kecemasan.
verbal dan non verbal sangat penting untuk membangun hubungan saling
yang dihadapi selama periode perioperatif (Burke & Lemone, 2000). Agar
asuhan keperawatan yang diberikan dapat berjalan dengan baik dan dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama klien, perawat harus membina
klien (Anas, 2005). Pentingnya komunikasi terapeutik adalah pada tahap awal
(Arwani, 2002).
(Wahyu, 2006).
pasien. Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan 5 pasien pre
operasi, 3 pasien mengatakan cemas berat dengan tanda gelisah, bicara cepat,
bagi pasien. Pasien akan menghadapi dan mengalami tindakan yang dapat
Sukoharjo.
Sukoharjo.
operasi.
Sebagai sarana untuk menerapkan teori dan ilmu yang telah didapat di
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
(Mulyani, 2008).
realistic.
a. Komunikasi verbal
sederhana.
penting.
pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata. Kata
6) Humor
humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi
1) Metakomunikasi
2) Penampilan personal
klien.
6) Sentuhan
menghindarkan sentuhan.
a. Keikhlasan (genuiness)
b. Empati (emphaty)
c. Kehangatan (warmth)
pasien.
maupun mental.
mempertahankan konsistensinya.
terapeutik.
mengganggu.
manusiawi.
a. Fase preinteraksi
1) Fase orientasi
2) Kerja
3) Fase terminasi
1) Pre operatif
akan berlangsung?”
2) Operatif
mengurangi kecemasan.
3) Pasca operatif
2.1.2 Kecemasan
1. Definisi kecemasan
2. Tahapan Kecemasan
dengan pengarahan.
3. Manifestasi kecemasan
kepala, otot tegang atau kaku, sakit perut atau sembelit, terengah-
c. Respons pikiran seperti mengira hal yang paling buruk akan terjadi
a. Faktor Prepitasi
2) Faktor internal
a) Potensi stressor
adaptasi.
b) Maturitas
d) Keadaan fisik
mengalami kecemasan.
e) Tipe kepribadian
rutinitas.
f) Lingkungan dan situasi
g) Umur
berpendapat sebaliknya.
h) Jenis kelamin
b. Faktor prediposisi
1) Teori psikoanalisis
3) Teori perilaku
5. Penatalaksanaan kecemasan
a. Psikoterapi
b. Farmakoterapi
c. Pendekatan suportif
6. Pengukur kecemasan
apakah ringan, sedang, berat dan berat sekali. Menggunakan alat ukur
artinya adalah tidak ada gejala diberi skor 0, gejala ringan diberi skor
1, gejala sedang diberi skor 2, gejala berat diberi skor 3, gejala berat
1. Pengertian Operasi
2. Klasifikasi Bedah
(Ermawati, 2009) :
a. Menurut lokasi
tubuh. Parut dari bedah internal tidak terlihat, tapi bisa menjadi
c. Menurut tujuan
(Ermawati, 2009).
d. Prosedur bedah
a. Respon Fisiologis
beban dan shock akan menjadi akibat dari itu semua. Anesthesi
2009).
b. Respon Psikologis
Judul Metode
Nama peneliti Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
c.Teori perilaku
Komunikasi
Kecemasan
Terapeutik
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
2.5 Hipotesis
diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris
METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasi dengan
antara dua variabel. Dengan studi ini akan diperoleh prevalensi atau efek suatu
3.2.1 Populasi
3.2.2 Sampel
Muhammadiyah Sukoharjo.
Definisi
Skala
Variabel Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
Variabel Yang dimaksud Menggunakan Komunikasi Ordinal
Independen : komunikasi kuesioner terapeutik
Komunikai terapeutik dalam komunikasi dikategorikan
terapeutik penelitian ini terapeutik menjadi:
adalah yang terdiri 1.Kurang :
komunikasi dari 19 item 0 – 19
antara perawat pertanyaan 2.Cukup :
dan klien untuk dengan skala 20 – 38
kenyamanan likert, dikategori 3. Baik :
pasien dalam untuk 39 – 57
menjalani proses jawaban :
pelayanan 1.Selalu : 3
keperawatan. 2.Kadang –
kadang : 2
3.Tidak pernah : 1
Variabel Yang dimaksud Menggunakan Tingkat Ordinal
Dependen : dengan Kuesioner HRS kecemasan
Tingkat kecemasan – A (Hamilton dikategorikan
kecemasan adalah perasaan Rating Scale for :
tidak Anxiety), yang 1.Tidak ada
menyenangkan terdiri dari 11 kecemasan:
yang ditandai item pertanyaan. < 11
dengan gejala Penilaian skor 2.Kecemasan
denyut jantung antara 0 – 4, yang ringan:
bertambah artinya: 11 – 21
cepat, nafas 0: tidak ada gejala 3.Kecemasan
yang cepat, (tidak ada gejala sedang:
keringat dingin, sama sekali) 22 – 32
gemetar, lemas 1: gejala ringan 4.Kecemasan
dan lelah. (satu pilihan dari berat:
gejala yang ada) 33 – 43
2: gejala sedang 5.Kecemasan
(separuh dari berat sekali:
gejala yang ada) > 43
3: gejala berat
(lebih dari se
paruh gejala yang
ada)
4: gejala berat
sekali (semua
gejala ada)
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau
apabila gejala berat sekali. Tidak ada kecemasan apabila skor < 11,
jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi 5%
r xy = N ∑ XY – ( ∑ X )( ∑ Y )
√ N ∑ X 2 – ( ∑ X ) 2 √ N ∑ Y2– ( ∑ Y ) 2
Y : Skor total
N : Jumlah responden
3.6.2 Uji Reliabilitas
r= k 1– ∑ ab 2
k–1 ab 2
r : reliabilitas instrumen
ab 2 : varians total
tidak valid. Hal ini dikarenakan ketiga item tersebut mempunyai nilai r
hitung < r tabel (0,361). Ketiga item tersebut yaitu item nomor 8
dengan r hitung sebesar 0,328 < r tabel (0,361); item nomor 10 dengan
nilai r hitung sebesar 0,224 < r tabel (0,361); dan item nomor 13 dengan
nilai r hitung sebesar 0, 355 < r tabel (0,361). Sehingga dari 22 item
tabel (0,361).
diperoleh nilai alpha sebesar 0,820 > r tabel (0,361), sehingga dapat
tanda dan gejala yang sering muncul pada pasien pre operasi.
berikut:
a. Editing
yang lengkap.
b. Coding
c. Entry
program komputer.
d. Tabulating
a. Analisis Univariat
2011).
komputer.
b. Analisis Bivariat
X2 = ∑ (f0 – fe ) 2
fe
X2 : Nilai chi-kuadrat
persetujuan.
mencantumkan nama responden dan tanda tangan pada lembar alat ukur,
tertentu yang dilaporkan pada hasil penelitian yaitu usia, jenis kelamin,
pasien.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Hasil analisa univariat dalam penelitian ini terdiri dari usia, jenis
1. Usia
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
Di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Tahun 2015 (n =30)
Jumlah 30 100%
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Tahun 2015 (n =30)
Jumlah 30 100,0%
3. Pendidikan
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Tahun 2015 (n =30)
Jumlah 30 100,0%
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Tahun 2015 (n =30)
Jumlah 30 100,0%
5. Komunikasi Terapeutik
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Komunikasi
Terapeutik
Di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Tahun 2015 (n=30)
Jumlah 30 100,0%
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa kumunikasi
6. Tingkat Kecemasan
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan
Di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Tahun 2015 (n =30)
Kecemasan Sedang 0 0%
Kecemasan Berat 0 0%
Jumlah 30 100,0%
orang (56,7%).
4.1.2 Analisis Bivariat
Tabel 4.7
Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik Perawat dengan
Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi
Di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo Tahun 2015 (n=30)
Tingkat Kecemasan
Komunikasi
Tidak Jumlah X2 p-value
Terapeutik Ringan Sedang Berat
Ada
0 0 0 0 0
Kurang
(0%) (0%) (0%) (0%) (0%)
1 9 0 0 10
Cukup
(3,3%) (30,0%) (0%) (0%) (33,3%)
6,787 0,009
12 8 0 0 20
Baik
(40,0%) (26,7%) (0%) (0%) (66,7%)
13 17 0 0 30
Jumlah
(43,3%) (56,7%) (0%) (0%) (100%)
PEMBAHASAN
Muhammadiyah Sukoharjo
baik bila perawat bekerja sama dengan pasien mendiskusikan tentang masalah
2012).
orang (66,6%) dan pada tahap terminasi perawat mengucap salam perpisahan
2008).
bahwa pada fase kerja adalah baik sebanyak 60 orang (89,6%). Hal ini terjadi
karena pada fase kerja perawat – pasien memiliki waktu bertatap muka lebih
kesehatannya.
Muhammadiyah Sukoharjo
kecemasan seperti bunyi peralatan yang bervariasi, kondisi pasien yang harus
ditinggal sendiri tanpa ditemani keluarga. Gejala yang sering muncul pada
seperti sulit tidur, dada berdebar – debar, tubuh berkeringat meskipun tidak
gerah, tubuh panas atau dingin, sakit kepala, otot tegang atau kaku, sakit perut,
penyebab yang berbeda – beda yaitu khawatir tidak tahan nyeri, bingung akan
perawatan luka, khawatir luka tidak sembuh, takut bagaimana nanti di kamar
operasi. Pernyataan ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa operasi
akan mengakibatkan rasa cemas karena kaitan dengan takut akan sesuatu yang
belum diketahui, nyeri, perubahan citra tubuh, perubahan fungsi tubuh,
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Soesanto (2008) bahwa
tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang
bahwa kesan lahiriah perawat mampu berbicara banyak, baik mulai profil
tubuh atau wajah terutama senyum yang tulus dari perawat, kerapian
berbusana, sikap yang familiar dan yang paling penting adalah cara berbicara (
Dewi, 2007).
klien. Komunikasi dan hubungan terapeutik yang terbina antara perawat dan
(2012) dengan jumlah sampel 40 orang. Menyatakan ada pengaruh yang kuat
berjalan lancar tanpa adanya kendala (Siti & Ida, 2012). Melalui komunikasi
PENUTUP
6.1 Simpulan
orang (66,7%).
(56,7%).
6.2 Saran
operasi.
kecemasan serta dengan metode lain atau metode kualitatif agar dapat
menggali lebih dalam tentang kecemasan yang di alami pasien pre operasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://dhanwaode.wordpress.com/2010/10/09/komunikasi-dalam-proses-
pembangunan-dalam-proses-keperawatan.
sahar.blogspot.com/2013/01/makalah-komunikasi-terapeutik.html
Semarang.
Damayanti, M.N. (2008). Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Humanika.
Media.
Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
EGC.
77.
Mubarak, W.I, Sajidin , M., Muhith, A., Nasir, A. (2009). Komunikasi Dalam
Mulyani, S., Paramastri, I., Priyanto, M.A. (2008). Komunikasi dan Hubungan
Manado.
Setiowati, S., Aida, R., Zulfa, Atabaki. (2012). Gambaran Tahapan Komunikasi
Pekalongan.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Keperawatan . 1 – 11.
EGC
01, 53-60.