You are on page 1of 11

TUGAS FENGAWETAN

Alat Pengeringan Freeze Dryer

Oleh :

Winda Laelasari (103020005)


Rayi Annissa Tiaraswara (103020012)
Hilda Rani Dwitama (103020030)
Rizka Resmi (103020032)
Cut Rifafitri Hanifah (103020040)
Vanidya Afsarah Permadi (103020043)

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Pengolahan dan pengawetan bahan makanan memiliki interelasi terhadap pemenuhan
gizi masyarakat, maka tidak mengherankan jika semua negara baik negara maju maupun
berkembang selalu berusaha untuk menyediakan suplai pangan yang cukup, aman dan bergizi.
Salah satunya dengan melakukan berbagai cara pengolahan dan pengawetan pangan yang dapat
memberikan perlindungan terhadap bahan pangan yang akan dikonsumsi. Teknologi
pemrosesan bahan pangan terus berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan teknologi ini
didorong oleh kebutuhan pangan manusia yang terus meningkat yang diakibatkan oleh semakin
meningkatnya jumlah penduduk dunia. Pada saat yang sama, luas lahan penghasil bahan
pangan makin menyempit. Hal tersebut menyebabkan dibutuhkannya teknologi-teknologi
pemrosesan pangan yang mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk makanan, salah
satunya adalah teknologi pengeringan bahan makanan. Sekarang ini memang banyak sekali
cara untuk mengawetkan makanan baik cara sederhana maupun cara yang sudah modern.
Pengawetan makanan pada dasarnya membuat makanan lebih tahan lama dengan menahan laju
pertumbuhan mikroorganisme pada makanan tersebut.
Pengeringan adalah suatu peristiwa perpindahan massa dan energi yang terjadi dalam
pemisahan cairan atau kelembaban dari suatu bahan sampai batas kandungan air yang
ditentukan dengan menggunakan gas sebagai fluida sumber panas dan penerima uap cairan.
Pengeringan makanan memiliki dua tujuan utama. Tujuan pertama adalah sebagai sarana
pengawetan makanan. Mikroorganisme yang mengakibatkan kerusakan makanan tidak dapat
berkembang dan bertahan hidup pada lingkungan dengan kadar air yang rendah. Selain itu,
banyak enzim yang mengakibatkan perubahan kimia pada makanan tidak dapat berfungsi tanpa
kehadiran air. Tujuan kedua adalah untuk meminimalkan biaya distribusi bahan makanan
karena makanan yang telah dikeringkan akan memiliki berat yang lebih rendah dan ukuran
yang lebih kecil. Pengeringan merupakan proses penghilangan sejumlah air dari material.
Dalam pengeringan, air dihilangkan dengan prinsip perbedaan kelembaban antara udara
pengering dengan bahan makanan yang dikeringkan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode pengeringan ?
2. Apa saja macam-macam pengeringan ?
3. Bagaimana metode pengeringan dapat dijadikan metode pengawetan makanan ?
4. Apa yang diamaksud dengan alat freeze dryer ?
5. Bagaimana prinsip dan cara kerja dari mesin pengeringan Freeze Dryer
6. Bagaimana Kegunaan serta Aplikasi dari mesin pengeringan Freese Dyer
7. Apa saja keunggulan juga kelemahan yang dimiliki oleh alat pengering Freeze Dryer ? serta
dapatkan metode pengeringan dengan alat freeze dryer menjadi alternatif dalam
mengawetkan makanan tanpa kehilangan zat-zat yang dibutukan oleh tubuh ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan metode pengeringan
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam pengeringan
3. Untuk mengetahui metode pengeringan dalam pengawetan makanan
4. Untuk mengetahui apa yang diamaksud dengan alat freeze dryer
5. Untuk mengetahui prinsip dan cara kerja dari mesin pengeringan Freeze Dryer
6. Untuk mengetahui Kegunaan serta Aplikasi dari mesin pengeringan Freese Dyer
7. Untuk mengetahui keunggulan juga kelemahan yang dimiliki oleh alat pengering Freeze
Dryer, dan serta dapatkan metode pengeringan dengan alat freeze dryer menjadi alternatif
dalam mengawetkan makanan tanpa kehilangan zat-zat yang dibutukan oleh tubuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengeringan
Pengeringan merupakan proses mengurangi kadar air atau megeluarkan sebagian air dari
suatu bahan dengan cara menguapkan sebagian besar air yang dikandungnya dengan
menggunakan enersi panas sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan
enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Semakin banyak kadar
air dalam suatu bahan, maka semakin cepat pembusukannya oleh mikroorganisme. Biasanya
kandungan air bahan dikurangi sampai batas dimana mikroba tidak dapat tumbuh lagi di
dalamnya. Pengeringan dapat pula diartikan sebagai suatu penerapan panas dalam kondisi
terkendali , untuk mengeluarkan sebagian besar air dalam bahan pangan melalui evaporasi
(pada pengeringan umum) dan sublimasi (pada pengeringan beku).Dengan demikian bahan
yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama dan kandungan nutrisinya
masih ada. Pengeringan memberikan manfaat lain yang penting selain melindungi pangan yang
mudah rusak. Pengurangan air menurunkan bobot dan memperkecil volume pangan sehingga
biaya pengangkutan dan penyimpanan. Pengeringan juga memudahkan penanganan,
pengemasan, pengangkutan dan konsumsi. Selam pengeringan terjadi perubahan fisik dan
kimiaei yang semuanya tidak diinginkan.
Tujuan pengeringan bahan pangan yaitu :
1. Mengurangi risiko kerusakan karena kegiatan mikroba. Mikroba memerlukan air untuk
2. pertumbuhannya. Bila kadar air bahan berkurang, maka aktivitas mikroba dihambat atau
dimatikan.
3. Menghemat ruang penyimpanan atau pengangkutan.
4. Umumnya bahan pangan mengandung air dalam jumlah yang tinggi, maka hilangnya air
akan sangat mengurangi berat dan volume bahan tersebut.
5. Untuk mendapatkan produk yang lebih sesuai dengn penggunaannya. Misalnya kopi instant.
6. Untuk mempertahankan nutrien yang berguna yang terkandung dalam bahan pangan,
7. misalnya mineral, vitamin, dsb.
2.2. Macam-Macam Metode Pengeringan
1. Pengeringan Alami
Pengeringan alami sering juga dikenal dengan pengeringan dengan menggunakan sinar
matahari, atau sering disebut dengan penjemuran, yakni pengeringan yang dilakukan dengan
menggunakan bahan-bahan yang disediakan alam seperti angin, sinar dan matahari.
Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari memang bisa efektif , karena suhu yang
dicapai sekitar 35oC sampai 40oC. Penggunaan sinar matahari kadang-kadamg kurang
menguntungkan, karena kondisi cuaca yang bisa berubah-ubah. Salah satu keuntungan dari
metode ini adalah tidak memerlukan keahlian dan peralatan khusus, serta biayanya lebih
murah, dan kelemahannya yakni membutuhkan lahan yang luas, sangat tergantung pada cuaca,
dan sanitasi hygiene sulit dikendalikan.
2. Pemgeringan Buatan atau Mekanis
Pengeringan buatan atau mekanis dapat menggunakan udara yang dipanaskan. Udara
yang dipananskan tersebut dialirkan kebahan yang akan dikeringkan dengan menggunakan alat
penghembus fan. Pengeringan dengan cara ini memberikan beberapa keuntungan, diantaranya
suhu dan kecepatan proses pengeringan dapat diatur seuai keinginan, tidak terpengaruh cuaca,
tidak memerlukan tempat yang luas, kondisi pemgeringan dapat dikontrol atau sanitisi dan
higiene dapat dikendalikan.
Pengeringan dengan pemanas buatan ini mempunyai 3 golongan tipe, yakni alat
pengering langsung (direct dryer). Pada alat ini pemindahan udara panas langung pada bahan
yang akan dikeringkan. Pindah panas secara konveksi umumnya menggunakan udara panas
yang dialirkan sehingga energi panas merata ke semua bahan yang dikeringkan. Tipe pengering
buatan yang kedua yakni pengering tak langsung (indirect dryer). Alat ini pemindahan panas
berhubungan dengan medium padat, dimana uap yang terjadi dikeluarkan secara terpisah dari
medium pengering. Tipe ketiga yaitu alat pengering inframerah (infra red dryer).
Alat yang akan dibahas kali ini yakni alat pengering tak langsung (indirect dryer), yakni
freeze dryer atau pengeringan beku.
2.3. Freeze dryer
Pengeringan dengan cara pembekuan yaitu bahan langsung dibekukan dan air
dikeluarkan dari bahan secara sublimasi. Freeze dryer adalah sebuat alat yang memerlukan
sterilisasi antara membekukan dan berjalannya pengeringan. Bentuk yang paling umum dari
sterilisasi sterilisasi uap. Tidak hanya melakukan steam sterilizable pengering beku harus
mampu mempertahankan vakum penuh mereka juga harus mampu mempertahankan suhu
tinggi dan tekanan tinggi, yang membutuhkan desain khusus pertimbangan dan konstruksi.
Proses ini dilakukan pada P<4 mmHg dan suhu 10ᵒF. Dengan demikian bahan pangan akan
terhibdar dari kerusakan kimiawi dan mikroniologi dan citarasa akan teteap, daya dehidrasi
akan baik. freeze drying) adalah salah satu metode pengeringan yang mempunyai keunggulan
dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan, khususnya untuk produk-produk yang sensitif
terhadap panas.Pengawetan dengan suhu rendah (pembekuan) dapat menghambat aktivitas
mikroba mencegah terjadinya reaksi-reaksi kimia dan aktivitas enzim yang dapat merusak
kandungan gizi bahan pangan .
Pengeringan Beku ini merupakan salah satu cara dalam pengeringan bahan pangan. Pada
cara pengeringan ini semua bahan pada awalnya dibekukan, kemudian diperlakukan dengan
suatu proses pemanasan ringan dalam suatu lemari hampa udara. Kristal-kristal es ini yang
terbentuk Selama tahap pembekuan, menyublim jika dipanaskan pada tekanan hampa yaitu
berubah secara langsung dari es menjadi uap air tanpa melewati fase cair. Ini akan
menghasilkan produk yang bersifat porous dengan perubahan yang sangat kecil terhadap
ukuran dan bentuk bahan aslinya. Karena panas yang digunakan sedikit, maka kerusakan
karena panas juga kecil dibandingkan dengan cara-cara pengeringan lainnya. Produk yang
bersifat porous dapat direhidrasi dengan cepat didalam air dingin.
Spesifikasi alat ini terdiri komponen asesorisnya terdiri dari: vaccum sensor, vaccum
hose, base plate, 3 unheated shelves, drying chamber, rubber valve, vaccum pump dan exhaust
filter. Sedangkan menu display antara lain dari beberapa setting program antara lain:
pengaturan suhu, waktu oprasional,dll.

2.3.1. Landasan Teori


Berdasar Teori Fisika Hukum Boyle, pada rumus P1.V1 = P2.V2 dengan pernyataan
bahwa tidak terjadi perubahan suhu selama proses perubahan tekanan.Metode ini digunakan
agar partikel zat cair yang terdapat dalam makanan dapat lebih mudah terlepas ,mengurangi
langkah penguapan.Es menyublim menjadi uap air.
2.3.2. Prinsip kerja freeze dryer
Pada prinsipnya pengeringan beku terdiri dari dua urutan proses yaitu pembekuan yang
dilanjutkan dengan pengeringan. Dalam hal ini, proses pengeringan berlangsung pada saat
bahan dalam keadaan beku, sehingga proses perubahan fase yang terjadi adalah sublimasi.
Sublimasi dapat terjadi jika suhu dan tekanan ruang sangat rendah, yaitu dibawah titik triple
air.

Titik tripel terletak pada suhu 0,01 C dan tekanan 0,61 KPa, dengan demikian proses
pengeringan beku harus dilakukan pada kondisi dibawah suhu dan tekanan tersebut. Tekanan
kerja yang umum digunakan di dalam ruang pengeringan beku adalah 60 – 600 Pa. Pada saat
pembekuan terbentuk kristal-kristal es di dalam bahan, yang mana pada saat pengeringan
kristal es tersebut akan tersublimasi dan meninggalkan rongga (pori) didalam bahan. Keadaan
bahan yang bersifat porous setelah pengeringan, meyebabkan bentuk bahan tidak mengalami
perubahan yang besar dibandingkan sebelumnya, serta proses rehidrasi air (pembasahan
kembali) lebih baik dari pada proses pengeringan lainnya.
Pada saat pembekuan terbentuk kristal-kristal es di dalam bahan, yang mana pada saat
pengeringan kristal es tersebut akan tersublimasi dan meninggalkan rongga (pori) di dalam
bahan. Keadaan bahan yang bersifat porous setelah pengeringan, menyebabkan bentuk bahan
tidak mengalami perubahan yang besar dibandingkan sebelumnya, serta proses rehidrasi air
(pembasahan kembali) lebih baik daripada proses pengeringan yang lain.
Freeze pengering (lyophilizer) adalah teknik yang menggunakan prinsip pengeringan
sublimasi pada bahan kering menjadi lebih cepat pada suhu rendah untuk dapat membeku,
maka kondisi yang tepat adalah vakum, untuk membekukan molekul dari air, langsung
disublimasikan ke dalam proses penguapan produk Freeze Drying, bahannya disebut bahan
beku-kering (lyophilizer), proses ini disebut proses beku-kering (liofilisasi).
Sebelum pengeringan bahan tersebut selalu dalam suhu rendah (beku), dan kristal
es merata dalam materi, proses sublimasi tidak akan terjadi karena dehidrasi dan konsentrasi
bahan, untuk menghindari uap air yang dihasilkan oleh rongga, oksidasi dan efek
samping lainnya.
Pembekuan dalam sistem pengering terdiri dari sistem pendingin, sistem vakum,
sistem pemanas, instrumentasi listrik,komponen sistem kontrol. Komponen utama
adalah Lyophilizer oven, kondensor, pendingin unit, pompa, perangkat pemanas /pendingin.
Freeze dryer bekerja dengan cara bahan yang dikeringkan dengan suhu di bawah titik
tripel air dan dalam keadaan vakum, sehingga bahan kering. Kemudian ke dehidrasi
kompartemen pengeringan sublimasi, diikuti oleh pos-pabrik pengolahan dalam kemasan
Vacuum sublimasi pengeringan gudang sistem untuk pembentukan tekanan rendah
sistem pemanas untuk memberikan panas laten, sublimasi bahan, sistem pendinginan,
dan ruang pengering dengandingin. menjebak untuk menyediakan kapasitas
pendinginan yang dibutuhkan.
2.3.3. Cara kerja alat:
Pengoprasian alat tersebut sedikit lebih panajang karena banyak menu display yang harus
diseting dahulu dan harus lebih hati-hati karena banyak peralatan/asesoris terbuat dari gelas.
Cara oprasionalnya sebagai berikut: ekstrak cairan atau kental sebelum dimasukkan
kedalam Freeze Dryer telah dibekukan dalam refrigenarator (lemari es) minimal semalam.
Setelah membeku kemudian dimasukkan ke dalam alat, alat diseting sesuai dengan yang
diinginkan. Oleh vaccum puma alat tersebut akan menyedot solvent yang telah beku (freeze)
menjadi uap.
Prinsip mendasar dalam freeze dryer yakni sublimasi, pergeseran dari padat langsung ke gas.
Sama seperti penguapan, sublimasi terjadi ketika molekul mendapatkan energi yang cukup untuk
membebaskan diri dari molekul di sekitarnya. Air akan meyublin dari padat (es) menjadi gas (uap)
ketika molekul memiliki cukup energi untuk melepaskan diri namun kondisinya tidak tepat untuk
cairan untuk membentuk.
Ada dua faktor utama yang menentukan fase zat (padat, cair atau gas), yakni tekanan panas dan
atmosfer. Untuk substansi untuk mengambil setiap fase tertentu, suhu dan tekanan harus berada
dalam kisaran tertentu. Tanpa kondisi ini, bahwa fase zat tidak bisa eksis. Grafik di bawah ini
menunjukkan tekanan yang diperlukan dan nilai suhu fase yang berbeda dari air.

Kita dapat melihat dari grafik, bahwa air berbentuk cair di permukaan laut (di mana
tekanan sama dengan 1 atm) jika suhu di antara titik permukaan laut beku (32 derajat
Fahrenheit atau 0 derajat Celcius) dan permukaan laut titik dididh (212 F atau 100 C). Tetapi
jika dilakukan peningkatan suhu di atas 32 F sekaligus mempertahankan tekanan atmosfer
bawah .06 atmosfer (ATM), air cukup hangat untuk mencairkan, tapi tidak ada tekanan yang
cukup untuk membentuk cairan. Ini menjadi gas.
Sebuah mesin khas terdiri dari ruang pembekuan-pengeringan dengan beberapa rak yang
melekat pada unit pemanas, koil beku terhubung ke kompresor kulkas, dan pompa vakum.

Dengan mesin yang baik, materi ditempatkan pada rak ketika masih beku. Ketika
menutup ruang tersebut dan memulai proses, mesin menjalankan kompresor untuk
menurunkan suhu dalam ruangan. Materi yang membeku, yang memisahkan air dari segala
sesuatu di sekitarnya, pada tingkat molekuler, meskipun air masih ada.
Selanjutnya, mesin ternyata pada pompa vakum untuk memaksa udara keluar dari
ruangan, menurunkan tekanan atmosfer bawah .06 ATM. Unit pemanas menerapkan sejumlah
kecil panas ke rak, menyebabkan es untuk mengubah fase. Karena tekanan sangat rendah, es
berubah langsung menjadi uap air. Uap air mengalir keluar dari ruang freeze dryer, melewati
kumparan beku. Uap air mengembun ke kumparan membeku dalam bentuk es padat, dalam
cara yang sama air mengembun seperti embun beku pada hari yang dingin.

Ini terus selama berjam-jam (bahkan hari), sementara materi secara bertahap mengering.
Proses ini memakan waktu begitu lama karena overheating materi secara signifikan dapat
mengubah komposisi dan struktur. Selain itu, mempercepat proses sublimasi dapat
menghasilkan lebih banyak uap air dalam periode waktu maka sistem pompa dapat menghapus
dari ruangan. Ini bisa rehydrate bahan agak, kualitas merendahkan.
Setelah bahan dikeringkan, bahan menyerap oksigen. Selama paket tersebut aman,
material dapat duduk di rak selama bertahun-tahun tanpa merendahkan, sampai itu
dikembalikan ke bentuk aslinya dengan sedikit air (jumlah yang sangat kecil kelembaban tetap,
sehingga material pada akhirnya akan merusak) . Jika semuanya bekerja dengan benar, materi
akan pergi melalui seluruh proses hampir sepenuhnya.

2.3.4. Kegunaan alat:


Sesuai dengan namanya pula Freeze Dryer (pengering es) dapat digunakan untuk
mengeringkan bahan-bahan cair seperti ekstrak baik cair maupun kental, lebih ditekankan
untuk pengeringan ekstrak dengan penyari/solvent dari air. Pengeringan ekstrak relatif lama,
sebagai ilustrasi kerja alat tersebut sebagai berikut: untuk mengeringkan ekstrak cair sebanyak
500 ml bisa membutukan waktu lebih dari 20 jam. Untuk itu lebih disarankan ekstrak yang
dikeringkan dalam Freeze Dryer sudah dalam ekstrak kentalnya sehingga waktu pengeringan
akan lebih cepat sehingga biaya akan lebih murah. Kapasitas alat tersebut mampu
mengeringkan ekstrak sampai 6 liter sekaligus. Jenis makanan yang cocok untuk pengeringan
beku adalah kopi, buah dan jus, sayuran, daging, ikan dan makanan laut, telur, susu. Beberapa
makanan dapat dikeringbekukan dengan baik, tapi tidak semua makanan cocok untuk
dikeringbekukan. Buah-buahan berukuran kecil dan sayuran dapat dengan mudah
dikeringbekukan, sedangkan buah utuh dan sayuran berukurna besar tidak sesuai, walaupun
dapat dikeringbekukan jika dipotong menjadi bagian-bagian yang kecil lebib dulu, hal ini juga
berlaku untuk daging. Untuk beberapa makanan pengeringan beku tidak efektif dalam segi
biaya.
2.3.5. Keunggulan Freeze Dryer
Keunggulan menggunakan pengeringan beku dibandingkan metode lainnya menurut
Melor, in England 1978 adalah dapat mempertahankan stabilitas produk (mnghindari
perubahan aroma, warna, dan unsur organoleptik lain) dan dapat mempertahankan stabilitas
struktur bahan (pengerutan dan perubahan bentuk setelah pengeringan sangat kecil).
Keunggulan-keunggulan tersebut tentu saja dapat diperoleh jika prosedur dan proses
pengeringan beku yang diterapkan tepat dan sesuai dengan karakteristik bahan yang
dikeringkan. Dalam hal ini, penelitian rinci mengenai karakteristik pengeringan beku berbagai
jenis produk sangat diperlukan karena masih sangat terbatas, khususnya untuk produk-produk
khas Indonesia. Pengeringan beku bahan pangan ‘masih jarang’ dilakukan, karena biaya
pengeringan yang relatif mahal dibandingkan harga bahan pangan tersebut. Salah satu
penyebabnya adalah tingginya resistensi terhadap perpindahan panas selama periode akhir
pengeringan yang menyebabkan lambatnya laju pengeringan dan, sebagai konsekuensinya,
meningkatnya biaya operasi.
2.3.6. Kelemahan Freeze Dryer
Tingkat pendinginan yang kurang rendah suhunya dan relatif tidak stabil sehingga tidak
menjamin keawetan produk pangan yang dibekukan. Pada penggunaan ammonia sebagai
bahan pendingin, suhu terdingin yang dapat dicapai untuk refrigeran produk pangan yaitu
antara -1 derajat Celsius sampai dengan -46 derajat Celsius.
2.3.7. Cara Pemakaian Freeze Dryer
Pertama ,makanan harus dibekukan hingga suhu 0°C. Pastikan keran pada ujung alat
dalam posisi terkunci. Buka tutup alat Freeze Drying, Kemudian masukan makanan(Daging)
yang sudah beku ke dalam alat Freeze Drying . Tutup dan kunci alat freeze Drying, lalu isi
tekanan dalam ruang alat freeze drying hingga pada bilangan yang telah ditentukan pada
Gauge(pengukur tekanan), lalu kemudian buka keran. Lalu keluarkan makanan dari dalam alat.
2.3.8. Aplikasi Freeze dryer pada daging beku
Selama proses dehidrasi beku terjadi perubahan-perubahan suhu pda bahan pangan.
Tekanan diatur di bawah 4,7 mmHg dan lebih baik pada 1 mmHg. Dehidrasi pada daging beku
secara konvensional, selama proses daging beku tersebut diletakkan pada wadah yang
dipanaskan pada suhu 110ᵒF. Selama daging mengandung es yang menyublim, suhu akan tetap
rendah dan akan meningkat jika es yang tertinggal dan kecepatan hilangnya menurun. Bila
suhu 32ᵒF telah tercapai, dalam potongan daging sudah menghilang, dan kadar air daging telah
mendekati 6% untuk mengeluarkan kadar air yang 6% diperlukan waktu untuk menghilangkan
kadar air yang 94% sebelumnya.
Pada pengeringan beku secara batch maka produk pangan dikemas terlebih dahulu,
kemudian dimasukkan ke dalam ruang pengering beku dan suhu dijaga pada awal pengeringan
antara 100ᵒC-120ᵒC kemudian secara perlahan-lahan suhu diturunkan selama 6-8 jam. Suhu
pengering beku pada umumnya tidak lebih dari 60ᵒC. Suhu pengeringan beku sangat
tergantung jenis bahan pangan. Pada sistem pengering kontinue maka bahan pangan diletakkan
di tray, dimasukkan dan dikeluarkan dari ruang pengering melalui kunci vakum.
Beberapa jenis alat pengering beku seperti :
 Pengering beku sistem kontak
 Pengering beku sistem radiasi
 Pengering beku sistem microwave dan dielektrik

DAFTAR PUSTAKA
Anomim. (2012). Pengawetan. http://marimemakan.wordpress.com/2011/01/25/cara-cara-
mengawetkan-makanan/. Search date : 07 Oktober 2012.
Anonim. (2012). Pengawetan. http://buyungchem.wordpress.com/pengawetan-makanan/.
Search date : 07 Oktober 2012.
Anonim. (2012). Pengeringan. http://www.gogreen.web.id/2008/04/pengawetan-dengan-
cara-pengeringan.html. Search date : 06 Oktober 2012.
Anonim. (2012). Pengeringan. http://jut3x.multiply.com/journal/item/5/Metode-
Pengeringan?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem. Search date : 06 Oktober
2012.
Yefri. (2012). Pengeringan Beku. http://yefrichan.wordpress.com/2011/02/26/pengeringan-
beku-freeze-drying/. Search date : 07 Oktober 2012.
Zia. (2012). Freeze Dryer. http://zaifbio.wordpress.com/2009/02/02/pengolahan-dan-
pengawetan-bahan-makanan-serta-permasalahannya/. Search date : 06 Oktober 2012.

You might also like