You are on page 1of 19

INTELEGENSI

(Makalah Perkembangan Peserta Didik)

Oleh:
Ni Luh Putu Suwartika Eka Putri (1513022028)
I Made Arimbawa Astawa
Ragil Nur Irfiandaru (1513022046)
Lorena BR Ginting (15130220)

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Intelegensi”. Makalah ini merupakan salah satu tugas untuk melengkapi
presentasi alat ukur pada mata kuliah Dasar-dasar Pendidikan.

Makalah ini telah dibuat dengan semaksimal mungkin oleh penulis. Namun,
terlepas dari semua itu penulis menyadari masih terdapat kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca untuk perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Penulis
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan
menginspirasi pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Bandarlampung, 06 April 2016

Penulis
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusuan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan ...................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Intelegensi............................................................................3


2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Intelegensi..............................................................................................6
2.3 Jenis-jenis
Intelegensi..............................................................................................8
2.4 Hal-hal yang berhubungan dengan intelegensi......................................

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................16
3.2 Saran...............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk paling sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaan
Allah SWT di bumi ini. Diberinya daya cipta, rasa dan karsa yang memungkinkan
manusia untuk berbuat lebih besar dari pada otak mereka yang kecil. Kekuatan
berpikir itulah yang sering disebut-sebut dengan intelegensi. Manusia yang
mempunyai intelegensi yang tinggi, tentulah mereka lebih unggul daripada
manusia yang memiliki intelegesi yang rendah. Intelegensi merupakan
kemampuan yang dibawa sejak lahir, bukan timbul secara tiba-tiba. Yang
memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Intelegensi juga
dapat dipahami sebagai kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan
penyesuaian terhadap suatu situasi atau masalah.

1.2 Rumusan Masalah


Agar pembahasan dalam makalah ini tidak lari dari sub judul, ada baiknya
penyusun merumuskan masalah-masalah yang akan dibahas, antara lain:
a. Apakah Pengertian intelegensi?
b. Apa saja Macam-macam intelegensi
c. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi
d. Apa saja Hal-hal yang berhungan dengan intelegensi.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penyusun menulis makalah ini antara lain :
a. Untuk mengetahui pengertian intelegensi.
b. Untuk mengetahui macam-macam intelegensi.
c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi.
d. Untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan intelegensi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Intelegensi
Konsep Intelegensi menimbulkan kontroversi dan debat panas, sering kali
sebagai reaksi terhadap gagasan bahwa setiap orang punya kapasitas mentalumum
yang dapat diukur dan dikuantifikasikan dalam angka. Inteligensi adalah suatu
istilah yang popular. Hampir semua orang sudah mengenal istilah tersebut, bahkan
mengemukakannya. Seringkali kita dengar seorang mengatakan si A tergolong
pandai atau cerdas (inteligen) dan si B tergolong bodoh atau kurang cerdas (tidak
inteligen). Istilah inteligen sudah lama ada dan berkembang dalam masyarakat
sejak zaman Cicero yaitu kira-kira dua ribu tahun yang lalu dan merupakan salah
satu aspek alamiyah dari seseorang. Inteligensi bukan merupakan kata asli yang
berasal dari bahasa Indonesia. Kata inteligensi adalah kata yang berasal dari
bahasa latin yaitu “inteligensia“. Sedangkan kata “ inteligensia “ itu sendiri
berasal dari kata inter dan lego, inter yang berarti diantara, sedangkan lego berarti
memilih. Sehingga inteligensi pada mulanya mempunyai pengertian kemampuan
untuk memilih suatu penalaran terhadap fakta atau kebenaran.
Menurut W. Stem dalam Abu Ahmadidan Widodo Supriyono
mengemukakan intelegensi adalah suatu daya jiwa untuk dapat menyesuaikan diri
dengan cepat dan tepat di dalam situasi yang baru. Menurut David Wechsler,
inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara
rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan
proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati
secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang
merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Menurut Wangmuba inteligensi merupakan suatu konsep mengenai
kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat
spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu
suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau
ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau
Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap
kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui
lewat tes inteligensi. K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan
yang disertai dengan pemahaman atau pengertian. David Wechster (1986).
Definisinya mengenai intelegensi mula-mula sebagai kapasitas untuk mengerti
ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi tantangan-tantangannya.
Namun di lain kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan
untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi
lingkungannya secara efektif. Beberapa pakar menyebutkan bahwa intelegensi
sebagai keahlian untuk memecahkan masalah.
Intelegensi merupakan potensi bawaan yang sering dikaitkan dengan
berhasil tidaknya anak belajar disekolah. Dengan kata lain, intelegensi dianggap
sebagai faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya anak disekolah.
Kecerdasan (Inteligensi) secara umum dipahami pada dua tingkat yakni:
kecerdasan sebagai suatu kemampuan untuk memahami informasi yang
membentuk pengetahuan dan kesadaran. Kecerdasan sebagai kemampuan untuk
memproses informasi sehingga masalah-masalah yang kita hadapi dapat
dipecahkan (problem solved) dan dengan demikian pengetahuan pun bertambah.
Sternberg dalam Santrock mengatakan bahwa secara umum intelegensi dibedakan
menjadi 3 diantaranya:
· Inteligensi Analitis
Yaitu kecerdasan yang lebih cenderung dalam proses penilaian objektif
dalam suatu pembelajaran dalam setiap pelajaran, selalu mendapatkan nilai yang
bagus dalam setiap hasil ujian. Misalnya: seorang individu dalam ujian disetiap
pelajarannya selalu mendapatkan nilai di atas rata-rata.
· Inteligensi Kreatif
Yaitu kecerdasan yang lebih cenderung pada sifat-sifat yang unik, merancang hal-
hal yang baru. Misalnya: seorang peserta didik diinstrusikan untuk menuliskan
kata “P O H O N” oleh gurunya, tetapi jawaban seorang individu yang kreatif
dengan menggambarkan sebuah pohon.
· Inteligensi Praktis
Yaitu kecerdasan yang berfokus pada kemampuan untuk menggunakan,
menerapkan, mengimplementasikan, dan mempraktikan. Misalnya: seorang
individu mendapatkan skor rendah dalam tes IQ tradisional, tetapi dengan cepat
memahami masalah dalam kehidupan nyata, contohnya dalam pembelajaran
praktikum di laboratorium, akan cepat memahami karena dibantu dengan berbagai
peralatan dan media.

2.2 Macam-macam IntelIgensi


Ada beberapa macam intelegensi, antara lain :
· Inteligensi keterampilan verbal
Yaitu kemampuan untuk berpikir dengan kata-kata dan menggunakan bahasa
untuk mengungkapkan makna. Contohnya: seorang anak harus berpikir secara
logis dan abstrak untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang bagaimana
beberapa hal bisa menjadi mirip. Contoh pertanyaannya “Apa persamaan Singan
dan Harimau”?. Cenderung arah profesinya menjadi: (penulis, jurnalis,
pembicara).
· Inteligensi keterampilan matematis
Yaitu kemampuan untuk menjalankan operasi matematis. Peserta didik dengan
kecerdasan logical mathematical yang tinggi memperlihatkan minat yang besar
terhadap kegiatan eksplorasi. Mereka sering bertanya tentang berbagai fenomena
yang dilihatnya. Mereka menuntut penjelasan logis dari setiap pertanyaan. Selain
itu mereka juga suka mengklasifikasikan benda dan senang berhitung. Cenderung
profesinya menjadi: (ilmuwan, insinyur, akuntan)
· Inteligensi kemampuan ruang
Yaitu kemampuan untuk berpikir secara tiga dimensi. Cenderung berpikir secara
visual. Mereka kaya dengan khayalan internal (Internal imagery) sehingga
cenderung imaginaif dan kreatif. Contohnya seorang anak harus menyusun
serangkaian balok dan mewarnai agar sama dengan rancangan yang ditunjukan
penguji. Koordinasi visual-motorik, organisasi persepsi, dan kemampuan untuk
memvisualisasi dinilai secara terpisah. Cenderung menjadi profesi arsitek,
seniman, pelaut.
· Inteligensi kemampuan musical
Yaitu kepekaan terhadap pola tangga nada, lagu, ritme, dan mengingat nada-nada.
Ia juga dapat mentransformasikan kata-kata menjadi lagu, dan menciptakan
berbagai permainan musik. Mereka pintar melantunkan beat lagu dengan baik dan
benar. Mereka pandai menggunakan kosa kata musical, dan peka terhadap ritme,
ketukan, melodi atau warna suara dalam sebuah komposisi music.

· Inteligensi Keterampilan kinestetik tubuh


Yaitu kemampuan untuk memanipulasi objek dan mahir sebagai tenaga fisik.
Senang bergerak dan menyentuh. Mereka memiliki control pada gerakan,
keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak. Mereka
mengeksplorasi dunia dengan otot-ototnya. Cenderung berprofesi menjadi ahli
bedah, seniman yang ahli, penari.
· Inteligensi Keterampilan intrapersonal
Yaitu kemampuan untuk memahami diri sendiri dengan efektif mengarahkan
hidup seseorang. Memiliki kepekaan perasaan dalam situasi yang tengah
berlangsung, memahami diri sendiri, dan mampu mengendalikan diri dalam
konflik. Ia juga mengetahui apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat
dilakukan dalam lingkungan social. Mereka mengetahui kepada siapa harus
meminta bantuan saat memerlukan. Cenderung berprofesi menjadi teolog,
psikolog.
· Inteligensi keterampilan interpersonal
Yaitu kemampuan untuk memahami dan secara efektif berinteraksi dengan orang
lain. Pintar menjalin hubungan social, serta mampu mengetahui dan menggunakan
beragam cara saat berinteraksi. Mereka juga mampu merasakan perasaan, pikiran,
tingkah laku dan harapan orang lain, serta mampu bekerja sama dengan orang
lain.
· Inteligensi keterampilan naturalis
Yaitu kemampuan untuk mengamati pola di alam serta memahami system buatan
manusia dan alam. Menonjol ketertarikan yang sangat besar terhadap alam sekitar,
termasuk pada binatang, diusia yang sangat dini. Mereka menikmati benda-benda
dan cerita yang berkaitan dengan fenomena alam, misalnya terjadinya awan, dan
hujan, asal-usul binatang, peumbuhan tanaman, dan tata surya.
· Inteligensi emosional
Yaitu kemampuan untuk merasakan dan mengungkapkan emosi secara akurat dan
adaftif (seperti memahami persfektif orang lain).
Orang yang berjasa menemukan tes inteligensi pertama kali ialah seorang
dokter bangsa Prancis Alfred Binet dan pembantunya Simon. Tesnya terkenal
dengan nama tes Tes Binet-Simon. Seri tes dari Binet-Simon ini, pertamakali
diumumkan antara 1908-1911 yang diberi nama : “Chelle Matrique de
l’inteligence” atau skala pengukur kecerdasan. Tes binet-simon terdiri dari
sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang telah dikelompok-kelompokkan menurut
umur (untuk anak-anak umur 3-15 tahun). Pertanyaan-pertanyaaan itu sengaja
dibuat mengenai segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan pelajaran di
sekolah. Seperti mengulang kalimat, dengan tes semacam inilah usia seseorang
diukur atau ditentukan. Dari hasil tes itu ternyata tidak tentu bahwa usia
kecerdasan itu sama dengan usia sebenarnya (usia kalender). Sehingga dengan
demikian kita dapat melihat adanya perbedaan-perbedaan IQ (Inteligentie
Quotient) pada tiap-tiap orang/anak.
Dewasa ini perkembangan tes itu demikian majunya sehingga sekarang
terdapat beratus-ratus macam tes, baik yang berupa tes verbal maupun nonverbal.
Juga dinegeri kita sudah mulai banyak dipergunakan te, dalam lapangan
pendidikan maupun dalam memilih jabatan-jabatan tertentu. Klasifikasi IQ antara
lain :
· Genius 140 ke atas
· Sangat Cerdas 130-139
· Cerdas (superior) 120-129
· Di atas rata-rata 110-119
· Rata-rata 90-109
· Di bawah rata-rata 80-89
· Garis Batas 70-79
· Moron 50-69
· Imbisil, Idiot 49 ke bawah

2.3 Faktor yang mempengaruhi Inteligensi


Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap individu memiliki tingkat
intelegensi yang berbeda. Perbedaan intelegensi itu, dipengaruhi oleh faktor-
faktor sebagai berikut :
a. Pengaruh faktor bawaan
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa individu-individu yang
berasal dari suatu keluarga, atau bersanak saudara, nilai dalam tes IQ mereka
berkolerasi tinggi ( + 0,50 ) orang yang kembar ( + 0,90 ) yang tidak bersanak
saudara ( + 0,20 ), anak yang diadopsi korelasi dengan orang tua angkatnya ( +
0,10 – +0,20 ).1[6]
b. Pengaruh faktor lingkungan
Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Oleh
karena itu ada hubungan antara pemberian makanan bergizi dengan intelegensi
seseorang. Pemberian makanan bergizi ini merupakan salah satu pengaruh
lingkungan yang amat penting selain guru, rangsangan-rangsangan yang bersifat
kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting,
seperti pendidikan, latihan berbagai keterampilan, dan lain-lain (khususnya pada
masa-masa peka). Ada beberapa lingkungan yang berpengaruh terhadap
intelegensi, antara lain :
· Lingkungan keluarga;
· Pengalaman pendidikan;
c. Stabilitas inteIigensi dan IQ
Intelegensi bukanlah IQ. Intelegensi merupakan suatu konsep umum
tentang kemampuan individu, sedang IQ hanyalah hasil dari suatu tes intelegensi
itu (yang notabene hanya mengukur sebagai kelompok dari intelegensi). Stabilitas
intelegensi tergantung perkembangan organik otak.
d. Pengaruh faktor kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang
jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya (berkaitan erat
dengaan umur).
e. Pengaruh faktor pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi. Dapat kita bedakan pembentukan

1
sengaja (seperti disekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam
sekitar).
f. Minat dan pembawaan yang khas
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan
(motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Apa
yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih
baik.
g. Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang
tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan
memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
Semua faktor tersebut di atas bersangkutan satu sama lain. Untuk
menentukan intelegensi atau tidaknya seseorang, kita tidak dapat hanya
berpedoman kepada salah satu faktor tersebut, karena intelegensi adalah faktor
total. Keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan intelegensi
seseorang.

2.4 Beberapa hal yang berhubungan dengan Inteligensi


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam masalah intelegensi,
antara lain :
a. Inteligensi Dengan Bakat
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kamampuan umum individu
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dalam kemampuan yang umum ini
terdapat keampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan ini memberikan
pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan,
kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang
disebut bakat atau aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang khusus
untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dengan
segera diketahui lewat tes inteligensi. Demikian juga, karena rangsang lingkungan
dengan tidak sadar selalu diarahkan pada kemampuan-kemampuan khusus ini
maka bakat tidak selalu dengan sendirinya menampakkan diri.
Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut
aptitude test atau tes bakat. Karena sifatnya khusus, maka tes ini dirancang khusus
untuk mengungkap kemampuan yang amat spesifik.
b. Inteligensi dan Kreativitas
Kreatifitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena
keativitas juga merupakan manifestsi dari suatu proses kognitif, meskipun
demikian, hubungan antara kreativitas dengan inteligensi tidak selalu
menunjukkan keselarasannya. Walaupun ada anggapan kreatifitas mempunyai
hubungan yang bersifat kurva linear dengan inteligensi, tetapi bukti-bukti yang
diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung pendapat itu. Skor IQ yang
rendah memang diikuti tingkat kreativitas yang rendah, namun semakin tinggi
skor IQ tidak selalu diikuti oleh tingkat keativitas yang tinggi. Sampai pada skor
IQ tertentu, masih dapat korelasi yang cukup berarti.
Permasalahan diatas menimbulkan banyak pertanyaan mengapa ini terjadi.
Salah satu jawabannya diberikan oleh J. P. Guilfrod. Ia menjelaskan bahwa
kreatifitas adalah suatu proses berfikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan
untuk memberikan alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan.
Sebaliknya, tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berfikir yang
bersifat konvergen, yakni kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau
kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan

c. Hubungan inteligensi dengan kehidupan


Memang kecerdasan/intelegensi seseorang memainkan peranan yang
penting dalam kehidupannya. Akan tetapi kehidupan adalah sangat kompleks,
intelegensi bukan satu-satunya faktor yang menentukan sukses tidaknya
kehidupan seseorang. Banyak lagi faktor yang lain, seperti faktor kesehatan dan
ada tidaknya kesempatan. Orang yang sakit-sakitan saja meskipun intelegensinya
tinggi dapat gagal dalam usaha mengembangkan dirinya dalam kehidupannya.
Demikian pula meskipun cerdas jika tidak ada kesempatan mengembangkan
dirirnya dapat gagal pula.
Juga watak (pribadi) seseorang sangat berpengaruh dan turut menentukan.
Banyak di antara orang-orang yang sebenarnya memiliki intelegensi yang cukup
tinggi, tetapi tidak mendapat kemajuan dalam kehidupannya. Ini
disebabkan/karena misalnya, kekurangan-mampuan bergaul dengan orang-orang
lain dalam masyarakat,atau kurang memiliki cita-cita yang tinggi, sehingga
tidak/kurang adanya usaha untuk mencapainya.
Sebaliknya, ada pula seorang yang sebenarnya memiliki intelegensi yang
sedang saja, dapat lebih maju dan mendapat kehidupan yang lebih layak berkat
ketekunan dan keuletannya dan tidak banyak faktor-faktor yang menggagu atau
yang merintanginya. Akan tetapi intelejensi yang rendah menghambat pula usaha
seseorang untuk maju dan berkembang, meskipun orang itu ulet dan bertekun
dalam usahanya. Sebagai kesimpulan dapat kita katakan: Kecerdasan atau
intelejensi seseorang memberi kemungkinan bergerak dan berkembang dalam
bidang tertentu dalam kehidupannya. Sampai di mana kemungkinan tadi dapat
direalisasikan, tergantung pula kepada kehendak dan pribadi serta kesempatan
yang ada. Jelaslah sekarang bahwa tidak terdapat korelasi yang tetap antara
tingkatan intelegensi dengan tingkat kehidupan seseorang.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dalam pembahasan Inelegensi memang harus benar-benar dipahami secara
teliti biar kita semua bisa tau apa Intelegensi itu sendiri. Yang lebih penting lagi
yang harus dipahami secara detail dalam pembagian kecerdasan/tingkat
kecerdasan, dengan memahami tingkat kecerdasan itu kita bisa tahu bahwa dalam
diri kita ini ada kecerdasan yang tidak pernah kita sadari meski dalam sekolah-
sekolah kita tidak pernah mendapatkan rangking, orang selalu menganggap bahwa
orang yang cerdas adalah orang yang dapat rangking kelas dan yang bisa jawab
soal ujian, namun orang yang mampu dalam menghias, main musik tidak
dianggap kecerdasan. Dari itu, sangat perlulah kita memahami intelegensi dan
tingkat intelegensi biar tidak ada kesalah pahaman dalam mengartikan intelegensi
itu sendiri.
Intelegensi juga mempunyai hubungan dan perbedaan dengan bakat
maupun kreativitas, tapi yang perlu kita ketahui, bakat dan kreativitas adalah hasil
yang didapat dari intelegensi itu sendiri.

3.2 Kritik & Saran


Berdasarkan kenyataan dilapangan, kita dapat menemukan beberapa
pengajar yang masih kurang memperhatikan dalam pengembangan intelegensi
anak didiknya, maka dari itu kita sebagai calon-calon pendidik masa depan harus
mempersiapkan sejak dini rencana-rencana pengajaran yang merujuk pada
pengembangan intelegensi sehingga kreativitas anak-anak didik mengalami
kemajuan dimasa yang akan datang.
Dari hasil makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi kita semua umumnya kami pribadi. Dan segala yang baik
datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari diri saya. Penyusun sedar
bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari
berbagai sisi, jadi kami harafkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun,
untuk perbaikan karya ilmiah selanjutnya.
SOAL

A. PILIHAN GANDA

1. Kemampuan untuk berpikir dengan kata-kata dan menggunakan


bahasa untuk mengungkapkan makna termasuk dalam intelejensi
bagian ?
a. Inteligensi keterampilan matematis
b. Inteligensi keterampilan verbal
c. Inteligensi kemampuan ruang
d. Inteligensi Keterampilan kinestetik tubuh
e. Inteligensi kemampuan musical

2. Mereka memiliki control pada gerakan, keseimbangan,


ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak. Mereka
mengeksplorasi dunia dengan otot-ototnya , hal tersebut termasuk
kedalam macam-macam intelegensi bagian apa ?
a. Inteligensi keterampilan matematis
b. Inteligensi keterampilan verbal
c. Inteligensi kemampuan ruang
d. Inteligensi Keterampilan kinestetik tubuh
e. Inteligensi kemampuan musical

3. Segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi


perkembangan intelegensi adalah faktor yang memperngaruhi
intelegensi bagian ?
a. Pengaruh faktor pembentukan
b. Stabilitas inteIigensi dan IQ
c. Minat dan pembawaan yang khas
d. Pengaruh faktor kematangan
e. Kebebasan

4. Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang


dikonsumsi. Oleh karena itu ada hubungan antara pemberian
makanan bergizi dengan intelegensi seseorang hal tersebut
termasuk dalam faktor yang memperngaruhi intelegensi bagian ?
a. Pengaruh faktor lingkungan
b. Stabilitas inteIigensi dan IQ
c. Minat dan pembawaan yang khas
d. Pengaruh faktor kematangan
e. Kebebasan

5. Individu-individu yang berasal dari suatu keluarga, atau bersanak


saudara, nilai dalam tes IQ mereka berkolerasi tinggi hal tersebut
termasuk dalam faktor yang memperngaruhi intelegensi bagian ?
a. Pengaruh faktor lingkungan
b. Stabilitas inteIigensi dan IQ
c. Minat dan pembawaan yang khas
d. Pengaruh faktor kematangan
e. Pengaruh faktor bawaan

B. SOAL ESSAI
1. Jelaskan pengertian intelegensi Menurut W. Stem dalam Abu
Ahmadidan Widodo Supriyono !
2. Sebutkan 5 macam intelegensi dan penjelasannya!
3. Sebutkan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi!
4. Jelaskan hubungan intelegensi dengan kehidupan!
5. Sebutkan apa saja klasifikasi IQ!
DAFTAR PUSTAKA

Jimmy. 2013. Psikologi Pendidikan. Diunduh dari


http://jimmyandrio.blogspot.co.id/ Pada 4 April 2016, pukul 14.20 WIB.

Rudi. 2013. Intelegensi. Diunduh dari http://rudisiswoyo89.blogspot.co.id/ Pada 4


April 2016, pukul 13.00 WIB.

Yogi. 2011. Pengertian Intelegensi. Diunduh dari


http://yogieaffandi.blogspot.com/ Pada 4 April 2016, pukul 15.35 WIB.

You might also like