You are on page 1of 22

MULTITESTER

(Instrumentasi Fisika)

Oleh

Siti Nurmahudina 1513022014


Siti Sa’diyah 1513022048

PENDIDIKAN FISIKA
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Multitester”. Tidak lupa penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada Prof. DR. Agus Suyatna selaku dosen
pengampuh mata kuliah instrumentasi fisika dan semua pihak yang telah
membantu dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pemikiran.
Makalah in dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Instrumentasi Fisika
tentang multitester

Makalah ini telah dibuat dengan semaksimal mungkin oleh penulis. Namun,
terlepas dari semua itu penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan. Maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat berguna
untuk menambah wawasan dan menginspirasi pembaca khususnya masyarakat
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih.

Bandarlampung, Maret 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................2
1.3 Tujuan ................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Definisi dan Fungsi Multitester ..........................................................3
2.2 Macam-Macam Multitester ................................................................3
2.3 Bagian-Bagian Multitester Analog ....................................................4
2.4 Prinsip Kerja Multitester Analog ........................................................7
2.5 Prosedur Penggunaan Multitester Analog ..........................................7
2.6 Cara-Cara Pemeliharaan Multitester .................................................16
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 17
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 17
3.2 Saran ......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Multitester atau multimeter adalah alat ukur listrik yang memungkinkan kita
untuk mengukur besarnya besaran listrik yang ada pada suatu rangkaian.
Multimeter analog yaitu multitester yang pembacaan hasil ukurnya
menggunakan penunjuk jarum. Multitester merupakan salah satu alat penting
bagi para praktisi elektronika, multitester minimal memiliki 3 fungsi yaitu
mengukur tegangan, arus, maupun nilai hambatan sehinngga multitester juga
sering disebut AVOmeter(Ampere Volt Ohm meter Akan tetapi sesuai
perkembangan teknologi multitester juga dapat digunakan untuk mengukur
kapasitansi kapasitor, frekuensi, dan faktor penguatan transitor, voltage
(tegangan) AC dan DC satuan pengukuran Volt. Listrik dipelajari dalam ilmu
fisika,sehingga penggunaan alat ukur listrik sangat diperlukan. Kita sebagai
mahasiswa khususnya mahasiswa pendidikan fisika, harus terampil dalam
menggunakan alat ukur terutama alat ukur listrik yang disebut multitester.
Sebelum mempergunakan multitester, para pemakai harus mengenal terlebih
dahulu tentang multitester tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam
pemakaiannya dan akan menyebabkan rusaknya alat tersebut. Oleh karena itu
kita perlu mengetahui tentang jenis-jenis multitester, cara menggunakan,
prinsip kerja, dan perawatan multitester sehingga kita dapat menggunakannya
dengan sebaik mungkin dan terhindar dari kerusakan. Hal itulah yang melatar
belakangi pembuatan makalah ini
2

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang ada, maka adapun rumusan masalah yang akan
dibahas pada makalah ini yaitu:
1. Apa definisi dan fungsi dari multitester?
2. Apa macam-macam multitester?
3. Apa bagian-bagian multitester analog?
4. Bagaimana prinsip kerja multitester analog?
5. Bagaimana prosedur penggunaan mulitester analog?
6 Bagaimana cara-cara pemeliharaan multimeter analog?

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:


1. Menjelaskan definisi dan fungsi dari multitester.
2. Menjelaskan macam-macam multitester.
3. Menjelaskan bagian-bagian dari mutitester analog.
4. Menjelaskan prinsip kerja multitester analog.
5. Menjelaskan prosedur penggunaan multitester analog.
6. Menjelaskan cara-cara pemeliharaan multitester analog
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Fungsi Multitester

Multitester atau multimeter merupakan salah satu alat penting bagi para
praktisi elektronika. Multitester adalah alat ukur listrik yang memungkinkan
kita untuk mengukur besarnya besaran listrik yang ada pada suatu rangkaian.
Multitester minimal memiliki 3 fungsi yaitu mengukur tegangan, arus,
maupun nilai hambatan sehinngga multitester juga sering disebut AVOmeter.
AVOmeter adalah singkatan dari Ampere Volt Ohm meter. Akan tetapi sesuai
perkembangan teknologi multitester juga dapat digunakan untuk mengukur
kapasitansi kapasitor, frekuensi, dan faktor penguatan transitor, voltage
(tegangan) AC dan DC satuan pengukuran Volt. Kemampuan pengukuran
multitester antara lain :
a. Current (arus listrik) satuan pengukuran Ampere
b. Resistance (hambatan) satuan pengukuran Ohm
c. Capacitance (kapasitansi) satuan pengukuran Farad
d. Frequency (frekuensi) satuan pengukuran Hertz
e. Inductance (induktansi) satuan pengukuran Henry
f. Pengukuran atau pengujian dioda
g. Pengukuran atau pengujian transistor

2.2 Macam-Macam Multitester

Terdapat 2 jenis multitester, yaitu analog dan digital.


4

a. Multitester analog
Multitester analog menggunakan display ukur (meter) dengan tipe jarum
penunjuk, sehingga untuk membaca hasil ukur harus dilakukan dengan
cara melihat posisi jarum penunjuk pada meter dan melihat posisi saklar
selektor pada posisi batas ukur kemudian melakukan perhitungan secara
manual untuk mendapatkan hasil ukurnya. Kekurangan dari multitester ini
adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan
ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital. Multimeter
analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para
tukang servis TV atau komputer.

h. Multitester digital
Multitester digital pembacaannya lebih mudah karena menggunakan
display digital sebagai penampil hasil ukurnya. Hasil ukur yang
ditampilkan pada multitester digital merupakan hasil yang telah sesuai
sehingga tidak perlu dilakukan lagi perhitungan antara hasil ukur dan batas
ukur. Multitester digital memiliki akurasi yang tinggi dan kegunaan yang
lebih banyak jika dibandingkan dengan multitester analog. Yaitu memiliki
tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti dan juga opsi pengukuran
yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja.
Multitester digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja
mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi saat ini banyak juga
bengkel-bengkel komputer dan service center yang memakai multitester
digital. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang
tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-
turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog.

2.3 Bagian-Bagian Multitester Analog

Multitester terdiri atas bagian luar dan bagian dalam.


5

a. Bagian luar multitester

1
2

5 4

7
6
8

1. Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.


2. Jarum penunjuk meter (knife-edge pointer), berfungsi sebagai
penunjuk besaran yang diukur.
3. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (zero adjust screw),
berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara
memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng
pipih kecil.
4. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (zero ohm
adjust knob), berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi
nol. Caranya: saklar (Ohm), test lead + (merah pemilih diputar pada
posisi dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol diputar
ke kiri atau ke kanan pengatur kedudukan 0. sehingga menunjuk
pada kedudukan 0
5. Saklar pemilih (range selector switch), berfungsi untuk memilih posisi
pengukuran dan batas ukurannya.
 (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai(4) Posisi ohmmeter,
yang biasanya memiliki batas ukur : x 1; x 10; x 1k; x 10k.
6

 Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai


voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500;
dan 1000.
 Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai
voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500;
dan 1000.
 Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi
sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur :
0,25; 25; dan 500.
*Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu
dengan yang lain batas ukurannya belum tentu sama.
6. Lubang kutub positif(+) berfungsi sebagai tempat masuknya test lead
kutub positif (+) yang berwarna merah.
7. Lubang kutub negatif(–) berfungsi sebagai tempat masuknya test lead
kutub negatif (–) yang berwarna hitam

a. Bagian-bagian dalam multimeter analog

6
6

5
1
1

1. Resistor tentunya berfungsi untuk menghambat arus. Resistor yang


ada tersusun menjadi dua macam, yaitu secara seri dan paralel.
2. Kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan.
7

3. Sicring berfungsi untuk memutuskan rangkaian saat menerima arus


yang melampaui batas.
4. Sound berfungsi untuk memberikan indikator bunyi bahwa multimeter
dapat berfungsi
5. Dioda berfungsi untuk menyearahkan arus. Dioda yang dipakai adalah
dioda zener dan berjumlah dua.
6. Batu baterai berfungsi sebagai sumber tegangan.

2.4 Prinsip Kerja Multitester Analog

Multitester analog bekerja dengan prinsip kumparan putar, yaitu sinyal listrik
dalam bentuk arus diubah dalam simpangan jarum penunjuk. Arus rangkain
yang diukur memasuki kumparan, sehingga timbul medan magnet pada
kumparan yang di dalamnya terdapat teras besi lunak. Kumparan dalam
medan magnet tetap yang berasal dari magnet permanen. Akibatnya timbul
gaya magnet yang dapat memutar jarum penunjuk. Dari jarum penunjuk dapat
diketahui besar arus yang diukur. Jika sudah tidak mengukur arus ,artinya
tidak ada arus pada kumparan, maka tidak ada medan elektomagnetik. Pada
keadaan ini pegas akan kembali pada posisi awal bersama jarum penujuk.
Jika arus yang diukur yang lewat kumparan besar maka medan
elektromagnetik menyebabkan jarum menyimpang besar namun jika arus
kecil maka penyimpangan jarum juga kecil. Hasil peyimpangan yangdi
tunjukkan skala inilah yang dapat dibaca sebagai hasil pengukuran.

2.5 Prosedur Penggunaan Mulitester Analog

2.5.1 Cara Kalibrasi Multitester Analog

Sebenarnya pengkalibrasian multitester telah dilakukan pihak


pembuatan multitester ataupun pihak pabrik, akan tetapi sebelum
menggunakan multitester perlu melakukan pengenolan kembali dengan
menggunakan sekrup pengatur jarum yang dapat diputar dengan obeng
8

atau plat kecil, untuk mengatur jarum agar kembali atau tepat pada
posisi nol.Sebelum mengukur hambatan menggunakan multimeter
analog, dilakukan pengenolan sebagai berikut:
1) Pastikan batas ukurnya pada posisi ohmmeter
2) Hubungkan probe maka akan jarum bergerak ke kanan
3) Putar knop zero ohm untuk mengatur supaya posisi jarum diangka
nol

2.5.2 Mengukur Tegangan

Pada saat mengukur tegangan baik itu teggangan AC maupun DC,


maka alat ukur mesti dipasang paralel terhadap rangkaian.Umumnya
berwarna merah untuk positif (+) dan hitam untuk negatif (-) harus
membentuk suatu titik percabangan terhadap beban. Pemasangan
yang benar dapat dilihat pada gambar berikut:

a. Mengukur tegangan DC
1) Pastikan alat ukur tidak rusak
2) Lakukan kalibrasi dengan mengatur sekrup pengatur jarum agar
jarum menunjukkan angka nol
3) Atur Selektor pada posisi DCV.
4) Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan
yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 19Volt maka
atur posisi skala di batas ukur 20V.
9

5) Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka


atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak
rusak.
6) Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan
yang akan dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan probe
warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik.
7) Baca hasil ukur pada multimeter dengan cara:
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘 𝑗𝑎𝑟𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘
× 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

b. Mengukur Tegangan AC
1) Pastikan alat ukur tidak rusak
2) Lakukan kalibrasi dengan mengatur sekrup pengatur jarum agar
jarum menunjukkan angka nol
3) Atur Selektor pada posisi ACV.
4) Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan
yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 220Volt
maka atur posisi skala di batas ukur 300V.
5) Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka
atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak
rusak.
6) Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan
yang akan dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
7) Baca hasil ukur pada multimeter.
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘 𝑗𝑎𝑟𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘
× 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

2.5.3 Mengukur Kuat Arus DC

Untuk melakukan pengukuran arus yang harus diperhatikan yaitu posisi


terminal harus dalam kondisi berderetan dengan beban, sehingga untuk
melakukan pengukuran arus maka rangkaian harus diputus / Open
10

circuit dan kemudian menghubungkan probe multimeter analog pada


titik yang telah terputus tersebut. Pemasanngan yang benar dapat dilihat
pada gambar:

1) Pastikan alat ukur tidak rusak


2) Lakukan kalibrasi dengan mengatur sekrup pengatur jarum agar
jarum menunjukkan angka nol
3) Atur Selektor pada posisi DCA.
4) Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan
di cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi
skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
5) Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu
diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse
(sekring) pada multimeter akan putus dan multimeter sementara
tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
6) Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran
tegangan DC dan AC, karena mengukur arus berarti kita memutus
salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya,
lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
7) Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu
daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian
yang akan dicek pemakaian arusnya.
8) Baca hasil ukur pada multimeter dengan cara:
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘 𝑗𝑎𝑟𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘
× 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
11

2.5.4 Mengukur Nilai Hambatan Sebuah Resistor Tetap

Yang harus diketahui saat pengukuran hambatan ialah jangan pernah


mengukur nilai hambatan suatu komponen saat terhubung dengan
sumber. Ini akan merusak alat ukur. Pengukurannya dengan mengatur
saklar pemilih ke posisi skala ohm dan kemudian menghubungkan
terminal ke kedua sisi komponen (Resistor) yang akan di ukur.

1) Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


2) Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
3) Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya
hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali
sesuai batas ukur
4) Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor
boleh terbalik.
5) Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan
multimeter sama dengan nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna
resistor.
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑗𝑎𝑟𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘 × 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟

2.5.5 Menguji Kapasitor Menggunakan Multimeter Analog

1) Putar batas ukur pada Ohmmeter X1K / X10K


2) Hubungkan probe ke masing-masing kaki kapasitor
3) Lihat penunjukan jarum pada papan skala.
12

Kesimpulan hasil pengukuran:


 Jarum menunjuk angka dan ke tempat semula : kapasitor baik.
 Jarum menunjuk angka dan tidak kembali ke tempat semula :
kapasitor bocor.
 Jarum tidak bergerak : kapasitor putus.

2.5.6 Mengecek Diode

1) Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


2) Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3) Hubungkan probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada
katoda.
4) Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat
dicek, led akan menyala.
5) Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-
20K) berarti dioda baik, jika tidak berarti dioda rusak /putus.
6) Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada
anoda dan probe (-) pada katoda.
7) Jika jarum multimeter tidak bergerak berarti dioda baik, jika
bergerak berarti dioda rusak bocor tembus katoda-anoda.

2.5.7 Menguji Transistor Menggunakan Multimeter Analog

a. Mencari Kaki Base


1. Siapkan multimeter dan atur pada pengukuran ohmmeter X100
2. Lakukan pengukuran seperti gambar di bawah ini.
13

3. Perhatikan penunjukkan pergerakan jarum. Apabila jarum


bergerak ke kanan dengan posisi probe yang satu tetap pada
kaki 3 dan probe lainnya pada kaki 1 atau kaki 2 berarti kaki 3
adalah base transistor. Jika probe positif yang berada pada kaki
3 berarti transistor tersebut berjenis NPN, sebaliknya jika
probe negatif berada pada kaki 3 berarti transistor tersebut
berjenis PNP.

b. Mencari kaki kolektor dan emitor


1. Misal transistor yang kita gunakan berjenis PNP
2. Lakukan pengukuran seperti gambar dibawah

3. Perhatikan penunjukkan jarum, apabila probe positif pada kaki


2 dan probe negatif pada kaki 1 dan jarum bergerak, maka kaki
1 adalah emitter dan kaki 2 adalah kolektor.Atau Jika dipasang
kebalikkannya apabila probe positif pada kaki 1 dan probe
negatif pada kaki 2 dann jarum tidak bergerak, maka kaki 1
adalah emitter dan kaki 2 adalah kolektor.
Untuk transistor jenis NPN dapat dilakukan seperti diatas dan
hasilnya kebalikan dari transistor jenis PNP.

c. Mengecek Transistor NPN

1) Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


2) Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
14

3) Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+)


pada kolektor .
4) Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar
5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti
transistor rusak putus.
5) Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+)
pada basis dan probe (-) pada kolektor.
6) Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti
transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor
tembus.
7) Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+)
pada emitor.
8) Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar
5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti
transistor rusak putus.
9) Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+)
pada basis dan probe (-) pada emitor.
10) Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti
transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor
tembus.
11) Hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-)
pada kolektor.
12) Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti
transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor
tembus.
*Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan
probe (+) pada kolektor tidak diperlukan.

d. Mengecek Transistor PNP

1) Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


2) Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
15

3) Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-)


pada kolektor.
4) Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar
5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti
transistor rusak putus.
5) Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-)
pada basis dan probe (+) pada kolektor.
6) Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti
transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor
tembus
7) Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-)
pada emitor.
8) Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar
5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti
transistor rusak putus
9) Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-)
pada basis dan probe (+) pada emitor.
10) Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti
transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor
tembus
11) Hubungkan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+)
pada kolektor.
12) Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti
transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor
tembus
*Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan
probe (-) pada kolektor tidak diperlukan.

2.5.8 Mengecek Hubung-Singkat / Koneksi

1) Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


2) Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).
16

3) Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung


kabel/terminal yang akan dicek koneksinya.
4) Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan
yang ditunjukkan maka semakin baik konektivitasnya.
5) Jika jarum multimeter tidak bergerak atau menunjuk kemungkinan
kabel atau terminal tersebut putus.

2.5.9 Mengecek Kapasitor Elektrolit (Elko)

1) Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


2) Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10
untuk untuk nilai elko diatas 100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko
10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko dibawah 10uF.
3) Hubungkan probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+)
pada kaki (-) elko.
4) Pastikan jarum multimeter bergerak kekanan sampai nilai tertentu
(tergantung nilai elko) lalu kembali ke posisi semula.
5) Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan elko bocor.
6) Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak menghantar.

2.6 Cara-Cara Pemeliharaan Multimeter

Cara- cara pemeliharaan multitester antara lain:


1. Jangan menempatkan Multimeter di dalam medan magnet yang kuat.
2. Jika mengukur besaran listrik yang tidakl diketahui mulailah dengan
jangkauan yang terbesar.
3. Jangan menempatkan ditengah terik matahari.
4. Jangan menempatkannya ditempat yang bergetar.
5. Jangan dicuci dengan cairan pelarut.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Multimeter analog yaitu multimeter yang pembacaan hasil ukurnya
menggunakan penunjuk jarum. Bagian luarnya antara lain: skala (scale),
jarum penunjuk meter (knife – edge pointer), sekrup pengatur kedudukan
jarum penunjuk (zero adjust screw), Tombol pengatur jarum penunjuk
ohm pada kedudukan zero (zero ohm adjust knob), Saklar pemilih (range
selector switch), dan bagian-bagian dalam multimeter analog: resistor,
kapasitor, sicring, sound, dioda, batu baterai
2. Multitester dapat digunakan untuk mengukur arus listrik, tegangan,
hambatan, pengujian dioda,transistor, dan lain-lain.
3. Multitester analog bekerja dengan prinsip kumparan putar, yaitu sinyal
listrik dalam bentuk arus diubah dalam simpangan jarum penunjuk.
4. Pengenolan posisi jarum pada skala dapat dilakukan dengan memutar
sekrup pemutar yang dapat diputar dengan obeng atau plat kecil, dan
untuk mengukur hambatan dilakukan dengan memutar knop zero ohm
untuk mengatur supaya posisi jarum diangka nol
5. Cara merawat multitester dapat diakukan dengan tidak menempatkan
multimeter di dalam medan magnet yang kuat, jika mengukur besaran
listrik yang tidak diketahui dimulai dengan jangkauan yang terbesar,
tidak menempatkan ditengah terik matahari, tidak menempatkannya
ditempat yang bergetar, dan tidak dicuci dengan cairan pelarut.
18

3.2 Saran

Begitu banyak alat-alat dalam ilmu fisika atau instrument yang di gunakan
dalam ilmu fisika yang telah di ditemukan oleh para ilmuan fisika yang
memudahkan pembelajaran dalam ilmu pendidikan fisika kita hingga
sekarang ini, salah satunya adalah multimeter analog, alat dengan banyak
fungsi ini memudahkan kita terutama masalah mengenai listrik, oleh sebab
itu, kita harus pandai menjaga dan merawat alat-alat tersebut agar tidak
mudah rusak dan tetap pada fungsinya yang baik, guna rasa terimakasih kita
terhadap ilmuan yang terdahulu
DAFTAR PUSTAKA

Ade. 2011. Cara Kerja Multimeter, diunduh dari


http://carakerjamultimeter.blogspot.com/ Pada 15 Maret 2016 pukul 17:52

Anonim, 2014. Cara menggunakan Multimeter, diunduh dari


http://teknikelektronika.com/cara-menggunakan-multimeter-multitester/
Pada 09 Maret 2016 pukul 09:31

Cahyo. 2013. Penggunaan Multitester, diunduh dari


http://cahyokrisma.wordpress.com/2013/09/12/pengukuran-resistor-
menggunakan-multimeter/ Pada 09 Maret 2016 pukul 09:22

Efraim.2012. Cara Membaca Multimeter, diunduh dari


https://efraimmasarrang.wordpress.com/2012/07/31/cara-membaca-
multimeter-avometer-jilid-2/ Pada Pada 15 Maret 2016 pukul 17:50

Masputz. 2015 Kelebihan dan Kekurangan Multimeter ,diunduh dari


http://www.masputz.com/2015/11/kelebihan-dan-kekurangan-
multimeter.html Pada 15 Maret 2016 pukul 17:55

Rizky. 2012. Multimeter Analog dan Digital, dinduh dari


https://rizqiaawulansari.wordpress.com/2012/03/22/multimeter-analog-dan-
digital/ Pada 21 Maret 2016 pukul 20:21

You might also like