Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The aims of the study were to evaluate the availability, completeness, and accountability of village profile data
presentation, its utilization as village sources of information and various constraints in the preparation of village
profile data preparation in South Sulawesi Province. The research type was descriptive with 15 informants selected
purposively. Data were collected with in-depth interview, direct observation and literature study, and were analyzed
with qualitative analysis. The results of the research indicated that the presentation of village profile data in South
Sulawesi were available, but neither complete nor accountable yet, therefore it has not been utilized, but it served as
a source of information of potential villages expected to data base for development planning. Being viewed from
communication perspective the village profiles were related to communication elements, village profile (messages)
was presented by the organization working group (communicator), by development actors and public users of
information (communicant) had not been utilized (immature effect) for the benefit of development planning
(feedback).
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi ketersediaan, kelengkapan dan akuntabilitas penyajian Data Profil Desa dan
Kelurahan, pendayagunaannya dalam fungsinya sebagai sumber informasi potensi desa dan kelurahan dan berbagai
kendala dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan Data Profil Desa dan Kelurahan di Sulawesi Selatan. Penelitian ini
bersifat deskriptif dengan pemilihan informan secara purposive sejumlah 15 orang, pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara mendalam, observasi langsung dan studi literatur. Data dianalisis dengan menggunakan analisis
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data Profil Desa dan Kelurahan di Sulawesi Selatan sudah tersedia
namun belum lengkap dan akuntabel sehingga belum didayagunakan dan belum dapat berfungsi sebagai sumber
informasi potensi desa dan kelurahan yang diharapkan dapat menjadi data dasar dalam perencanaan pembangunan.
Ditinjau dari perspektif komunikasi kaitannya dengan unsur-unsurnya, Profil Desa dan Kelurahan (pesan) yang
disajikan oleh organisasi Pokja (komunikator), oleh para pelaku pembangunan dan publik pengguna informasi
(komunikan) belum didayagunakan (belum menghasilkan efek) untuk kepentingan perencanaan pembangunan
(umpan balik).
Kata kunci: profil desa dan kelurahan; sumber informasi; penyajian data; pendayagunaan
449
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 4 No.4 Oktober - Desember 2015
450
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.4 No.4 Oktober - Desember 2015
451
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 4 No.4 Oktober - Desember 2015
452
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.4 No.4 Oktober - Desember 2015
453
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 4 No.4 Oktober - Desember 2015
jawabannya bahwa penyajian data Profil adalah karena kegiatan penyusunan Profil
Desa dan Kelurahan di tingkat Provinsi Desa dan Kelurahan dengan aplikasi website
sudah tersedia namun belum lengkap (online) masih dalam proses pelaksanaan
dan akuntabel, jawaban yang sama juga sampai dengan Tahun 2020, dan kegiatan
diungkapkan oleh Kepala Bidang. publikasi secara nasional pada Tahun 2021.
Kepala Sub Bidang memberikan Pada saat publikasi inilah data Profil
jawaban yang sedikit berbeda bahwa diharapkan dapat didayagunakan sesuai
selain tersedia data juga akuntabel. Pasal 41 Permendagri Nomor 12 Tahun
Kesimpulan bahwa ketersediaan data Profil 2007.
Desa dan Kelurahan di Sulawesi Selatan
belum lengkap dan akuntabel Berbagai Kendala Dalam Pelaksanaan
menggambarkan bahwa pemanfaatan Kegiatan Penyusunan dan Pendayagunaan
informasi potensi desa dan kelurahan dalam Profil Desa dan Kelurahan di Sulawesi
profil tersebut untuk kebutuhan perencanaan Selatan
pembangunan di berbagai sektor pada setiap
tingkatan pemerintahan (desa/kelurahan, Kendala dalam pelaksanaan kegiatan
kabupaten/kota dan provinsi) belum dapat Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa
terlaksana sesuai harapan. dan Kelurahan ini terdiri dari keterbatasan
Dari perspektif komunikasi, informasi anggaran, keterbatasan/sulitnya akses
potensi desa dan kelurahan (pesan) yang jaringan internet di beberapa wilayah
disajikan oleh organisasi Pokja pedesaan, mutasi (pegawai dan operator),
(komunikator) yang diterima oleh pengguna kesulitan melakukan wawancara khusus di
informasi (komunikan) belum dapat perkotaan, masyarakat tidak transparan
memberi efek bagi komunikan sehingga dalam memberi informasi, kurangnya tenaga
feedback yang diharapkan juga belum pendata dan operator, Pokja kecamatan tidak
tercapai. berfungsi, Anggaran Dasar Kelurahan
(ADK) yang tidak dikelola oleh BPM
Pendayagunaan Data Profil Desa dan Kabupaten, adanya BPM Kabupaten yang
Kelurahan Dalam Fungsinya Sebagai kurang responsif, dan kurangnya Leadership
Sumber Informasi Potensi Desa Dan Commitment pada level para pengambil
Kelurahan Di Sulawesi Selatan kebijakan di Provinsi Sulawesi Selatan.
Kendala ini berdampak pada penyajian data
Dari hasil wawancara setiap Pokja Profil yang baru berada pada tataran “tersedia”
tentang pemanfaatan dan pendayagunaan namun belum dapat dikatakan “lengkap”
Data Profil Desa dan Kelurahan, dan “akuntabel”, serta berdampak pada
disimpulkan bahwa seluruh Pokja Profil belum berfungsinya Profil Desa dan
(desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota Kelurahan sebagai sumber informasi potensi
dan provinsi) menyatakan pendapatnya desa dan kelurahan di Sulawesi Selatan yang
bahwa Profil Desa dan Kelurahan belum diharapkan menjadi data dasar dalam
dapat didayagunakan atau dimanfaatkan perencanaan pembangunan.
dalam perencanaan kebijakan pembangunan
maupun untuk kepentingan publik pengguna Dampak Berbagai Kendala Terhadap
informasi karena datanya belum lengkap, Penyajian Data dan Fungsi Profil Desa dan
dengan demikian belum dapat berfungsi Kelurahan
sebagai sumber informasi potensi desa dan
kelurahan. Alasan mendasar dari kondisi ini Berbagai kendala yang ditemui dalam
454
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.4 No.4 Oktober - Desember 2015
455
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 4 No.4 Oktober - Desember 2015
(penerima informasi) yang bermanfaat bagi kepada penerima yaitu para pengambil
bertambahnya pengetahuan komunikan. kebijakan dan publik pengguna informasi.
Bertambahnya pengetahuan komunikan Seperti yang telah diuraikan sebelumnya
bermanfaat bagi pengambilan keputusan berdasarkan pernyataan Berelson dan
yang dilakukannya terhadap hasil Steiner dalam Schement & Ruben, 1993,
penerimaan informasi tersebut. Dengan bahwa tindakan atau proses transmisi
demikian dapat dikatakan informasi informasi dengan menggunakan simbol
memiliki berbagai manfaat yang pada (kata, gambar, angka, grafik, dan lain-lain)
prakteknya disesuaikan dengan kebutuhan biasa disebut komunikasi. Berikut ini
penerima pesan. Penerima pesan-lah yang disajikan pembahasan mengenai analisis
paling tahu akan manfaat informasi yang data informasi desa dan kelurahan dari
diterimanya baik bagi diri maupun perspektif komunikasi. Informasi yang
lingkungannya. disajikan dalam Profil Desa dan Kelurahan
Informasi tentang potensi desa dan adalah merupakan sekumpulan data tentang
kelurahan yang diperoleh dari Profil Desa potensi desa dan kelurahan yang telah diolah
dan Kelurahan memberi manfaat yang menjadi suatu bentuk yang lebih berguna
sangat besar dalam pengambilan keputusan bagi penerimanya dan digunakan untuk
dan kebijakan terhadap hal-hal yang pengambilan keputusan dalam hal ini yaitu
berkaitan dengan pembangunan pedesaan, perencanaan kebijakan pembangunan berupa
misalnya bidang kependudukan, pendidikan, program dan kegiatan yang sesuai dengan
pariwisata, sumberdaya alam, dan lain-lain. karakteristik, kondisi dan kebutuhan suatu
Selain dari itu, manfaat yang bisa diperoleh wilayah.
dari informasi Profil Desa dan Kelurahan ini
sangat dibutuhkan oleh para stakeholder a. Komunikasi Sebagai Suatu Proses yang
yang ingin menanam modalnya maupun Melibatkan Elemen-Elemen Dasar dan
yang ingin melakukan upaya-upaya Fungsi-Fungsi Komunikasi
pemberdayaan masyarakat yang terkait
dengan masyarakat di pedesaan. Bagi para Komunikasi adalah proses penyampaian
stakeholder atau investor yang ingin pesan dari sumber (komunikator) kepada
menanam modal, misalnya dalam bidang penerima (komunikan) melalui media serta
pertanian, perkebunan, perikanan, adanya pengaruh (efek) yang ditimbulkan
peternakan, kehutanan, pertambangan, maka dari proses penyampaian pesan tersebut.
tidak bisa lepas dengan masyarakat dan Sebagai suatu proses, berlangsungnya
lingkungan yang menjadi sasaran. Untuk itu komunikasi sangat tergantung pada elemen-
informasi tentang potensi desa dan elemen dasar pendukungnya yang terdiri
kelurahan sangat diperlukan. dari sumber, pesan, media, penerima,
pengaruh atau efek, umpan balik dan
Analisis Data Informasi Desa dan lingkungan. Berikut ini diuraikan elemen-
Kelurahan Dilihat dari Perspektif elemen dasar komunikasi (Cangara, 2012:
Komunikasi 27-30), yang diaplikasikan dalam proses
penyajian data Profil Desa dan Kelurahan.
Penyajian Data profil akan berbagai
informasi tentang potensi desa dan Sumber (Source)
kelurahan adalah suatu bentuk transmisi
informasi dari sumber dalam hal ini adalah Sumber biasa disebut pengirim (sender) atau
organisasi Pokja melalui media website komunikator (encoder). Dalam hal ini Ditjen
456
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.4 No.4 Oktober - Desember 2015
PMD Kemendagri melalui organisasi Pokja penyajian informasi desa dan kelurahan
adalah merupakan sumber atau pengirim adalah bertambahnya pengetahuan para
(sender) karena organisasi Pokja ini yang penerima informasi dimaksud akan potensi
menyampaikan pesan dalam bentuk yang dimiliki oleh desa dan kelurahan dan
penyajian informasi berupa data profil desa direncanakannya kebijakan pembangunan
dan kelurahan kepada penerima (receiver). yang mengacu pada data profil sebagai data
dasar.
Pesan (message, content, information)
Umpan balik
Pesan adalah sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Pesan disini Adalah salah satu bentuk dari pengaruh yang
adalah informasi mengenai berbagai potensi berasal dari penerima, bisa juga berasal dari
desa dan kelurahan, yang disampaikan oleh unsur lain seperti pesan dan media. Dalam
organisasi Pokja melalui website kepada penyajian informasi desa dan kelurahan,
para pengambil kebijakan dan publik aplikasi elemen “umpan balik” adalah
pengguna informasi. berupa penilaian penerima terhadap data
profil yang disajikan sesuai kebutuhannya
Media berdasarkan kriteria ketersediaan,
kelengkapan dan akuntabilitas data.
Yaitu alat atau transmitter yang digunakan Penilaian ditujukan dan menjadi masukan
untuk mentransfer pesan dari pengirim bagi sumber (source) agar berusaha
kepada penerima, yang dalam hal ini media memperbaiki kualitas data profil desa dan
dimaksud adalah jaringan internet website kelurahannya.
Profil Desa dan Kelurahan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan
Penerima (Receiver) bahwa proses penyajian data profil desa dan
kelurahan oleh Ditjen PMD Kemendagri
Yaitu pihak penerima pesan yang dikirim melalui organisasi Pokja, dengan
atau disampaikan oleh sumber. Penerima menggunakan media website kepada para
biasa disebut sasaran, khalayak, komunikan. pengambil kebijakan, publik pengguna
Sebagai penerima disini adalah para informasi serta aparat dan masyarakat desa
pengambil kebijakan, publik pengguna dan kelurahan, adalah merupakan suatu
informasi serta aparat dan masyarakat desa proses komunikasi yang tidak terlepas dari
dan kelurahan yang akan memanfaatkan elemen-elemen pendukungnya. “Efek” dan
informasi dimaksud. “umpan balik” juga teraplikasikan dalam
bentuk dijadikannya data profil sebagai data
Pengaruh atau Efek dasar atau sumber informasi desa dan
kelurahan untuk kebutuhan perencanaan
Yaitu perbedaan antara apa yang dipikirkan, kebijakan pembangunan serta penilaian
dirasakan dan dilakukan oleh penerima terhadap kualitas data yang disajikan.
(receiver) sebelum dan sesudah menerima Selain melibatkan elemen-elemen dasar,
pesan, dimana bentuk pengaruh tersebut bisa proses berlangsungnya komunikasi juga
terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah tidak terlepas dari fungsi-fungsi komunikasi.
laku seseorang (De Fleur, 1982 dalam Menurut Harold D. Laswell dalam Cangara
Cangara, 2012:29). Aplikasi elemen (2012:67), fungsi komunikasi antara lain 1)
pengaruh atau efek ini ke dalam proses manusia dapat mengontrol lingkungannya,
457
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 4 No.4 Oktober - Desember 2015
2) beradaptasi dengan lingkungan tempat sumber informasi pada tingkat pusat, Badan
mereka berada, serta 3) melakukan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan
transformasi warisan sosial kepada generasi Desa dan Kelurahan (BPMPDK) untuk
berikutnya. tingkat provinsi.
Adapun menurut Hubeis et.al., (2012:19- Untuk tingkat kabupaten/kota penyediaan
20), fungsi komunikasi adalah : data dilakukan oleh badan, dengan berbagai
1) Agar menjadi tahu (to secure macam nama sesuai lingkup bidang tugas
understanding) dan memberitahukan dan administrasi pemerintahan di
(surveillance), misalnya antar hubungan wilayahnya, seperti Badan Pemberdayaan
pergaulan sehari-hari, surat edaran, Masyarakat Pemerintahan Desa dan
pengumuman, pemberitahuan, dan Kelurahan (BPMPDK) Kabupaten Takalar,
sebagainya. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
2) Menilai masukan (input) atau hasil (BPMD) Kabupaten Barru, Badan
(output) atau suatu pola pemikiran, Pemberdayaan Masyarakat dan
misalnya umpan balik, penilaian Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten
rencana, dan sebagainya. Hal ini terkait Sidrap, Badan Pemberdayaan Masyarakat
dengan to change the opinion. (BPM) Kota Makassar, Badan
3) Mengarahkan atau diarahkan kepada Pemberdayaan Masyarakat dan
suatu tujuan, misalnya rapat kerja, Pemerintahan Lembang (BPMPL)
seminar, penataran latihan kerja, Kabupaten Toraja dan Toraja Utara, dan
petunjuk pelaksanaan (juklak), petunjuk sebagainya.
teknis (juknis), dan sebagainya. Hal ini Dari unsur pesan (p) maka informasi-
terkait dengan to change the attitude. informasi yang disajikan dalam profil
4) Memengaruhi dan dipengaruhi, merupakan content atau isi atau pesan, yang
misalnya motivasi, persuasi, stimulasi, disampaikan dalam proses komunikasi.
dan sebagainya. Hal ini terkait dengan Pesan ini berupa jumlah penduduk, keadaan
to change the behaviour and society. geografis, potensi ekonomi, potensi budaya,
5) Mengandung beberapa fungsi insidental potensi sumberdaya alam (pertanian,
atau netral yang tidak langsung perkebunan, perikanan, peternakan,
memengaruhi tercapainya tujuan dan kehutanan, pertambangan), kelembagaan
hubungan dalam pergaulan sosial serta sarana prasarana.
(transmission of the social herritage). Keempat jenis data potensi desa dan
kelurahan secara lengkap disajikan sebagai
Dari uraian mengenai fungsi-fungsi berikut :
komunikasi, semuanya berinti pada 1. Data Sumberdaya Alam, meliputi :
bagaimana proses komunikasi dapat • potensi umum yang meliputi batas dan
berlangsung dengan pelibatan elemen- luas wilayah, iklim, jenis dan
elemen komunikasi. kesuburan tanah, orbitasi, bentangan
Jika data yang disajikan dalam Profil Desa wilayah dan letak;
dan Kelurahan dilihat dari perspektif • pertanian;
komunikasi berdasarkan elemen-elemen • perkebunan;
dasar atau unsur-unsur komunikasi, maka • kehutanan;
sumber (s) adalah pihak penyedia informasi, • peternakan;
maka dengan demikian Direktorat Jenderal • perikanan;
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Ditjen • bahan galian;
PMD) Kementerian Dalam Negeri menjadi
• sumberdaya air;
458
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.4 No.4 Oktober - Desember 2015
459
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 4 No.4 Oktober - Desember 2015
460
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.4 No.4 Oktober - Desember 2015
461
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 4 No.4 Oktober - Desember 2015
462
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.4 No.4 Oktober - Desember 2015
463
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 4 No.4 Oktober - Desember 2015
adalah meningkatkan pendapatan asli daerah lainnya tentang berbagai obyek wisata yang
(PAD) pada level pemerintah daerah ada di suatu daerah.
maupun untuk meningkatkan devisa negara Selanjutnya adalah bagaimana para
pada level pemerintah pusat. pengambil kebijakan sebagai pelaku
Sebagai contoh pada sektor kehutanan, dari pembangunan mampu mengelola dengan
data potensi desa dan kelurahan yang baik potensi wisata tersebut untuk menjadi
tersedia dapat dilihat potensi hasil hutan suatu obyek wisata yang secara ekonomi
kayu dan non kayu. Dengan menitikberatkan mendatangkan keuntungan bagi daerah.
pada pemanfaatan sumberdaya alam Dibutuhkan keterlibatan investor (baik lokal
berdasarkan asas kelestarian, maka dapat maupun asing) sebagai pihak ketiga (pihak
dibuat program kebijakan pembangunan pengelola) dalam pelaksanaan kebijakan
berupa pemanfaatan hasil hutan dengan terkait pengembangan budaya dan
prioritas pada hasil hutan non kayu (damar, pariwisata dimaksud.
rotan, lebah madu), sehingga dengan Upaya promosi tentu saja merupakan upaya
demikian kelestarian fungsi hutan dapat yang harus dilakukan untuk menunjang
tetap terjaga karena meminimalisir dan pembangunan di sektor budaya dan
menghindari aktivitas penebangan kayu. pariwisata. Salah satu bentuk upaya promosi
Pada sektor pertanian dan perkebunan, adalah pencanangan pogram desa/kelurahan
berdasarkan data yang tersedia, dapat wisata dengan memfokuskan pada
disusun program pembangunan dengan pemberdayaan masyarakat selaku
memfokuskan pada pemanfaatan dan masyarakat wisata yaitu masyarakat yang
budidaya komoditas unggulan yang berbeda- karakternya bisa seperti karakter orang yang
beda di setiap daerah. mendalami bidang kepariwisataan.
Pengembangan program penyuluhan dan Di bidang kebudayaan, dibutuhkan
pendampingan masyarakat juga dapat informasi tentang adat istiadat dan kebiasaan
menjadi prioritas pada sektor ini, untuk umum yang berlaku di suatu daerah, yang
mendukung terlaksananya berbagai program akan digunakan untuk menentukan berbagai
pembangunan dalam bentuk fiisik dan program kegiatan pembangunan yang sesuai
infrastruktur pertanian, perkebunan, untuk dikembangkan dalam rangka
peternakan dan perikanan di pedesaan. mendorong dan melestarikan budaya di
Perencanaan pembangunan dari perspektif daerah tersebut.
sumberdaya alam dan potensi ekonomi
dapat pula melibatkan para investor sebagai d. Geopolitik
pihak ketiga untuk berinvestasi, misalnya
pada sektor pertambangan. Menurut Rudolph Kjellen (1864-1922)
dalam Fathurachman (2015:1), istilah
c. Budaya dan Pariwisata geopolitik yang merupakan singkatan dari
Geographical Politic adalah suatu sistem
Program pembangunan pada sektor budaya politik yang menyeluruh meliputi
dan pariwisata juga dapat direncanakan dan demopolitik, ekonomi politik dan
dibuat dengan mengacu pada ketersediaan sosiopolitik. Kjellen menjelaskan bahwa
informasi desa dan kelurahan pada data negara adalah suatu organisme yang
Profil Desa dan Kelurahan. Informasi dianggap sebagai “prinsip dasar”.
mengenai potensi wisata yang juga ada Geopolitik adalah cara pandang dan sikap
dalam data profil memberi gambaran bagi bangsa Indonesia mengenai diri, lingkungan,
para pelaku pembangunan dan stakeholder yang berwujud negara kepulauan
464
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.4 No.4 Oktober - Desember 2015
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 solving), dan mengetahui kebutuhan dasar
(Pendidikan kewarganegaraan, 2012:2). apa yang diperlukan di suatu
Dari pengertian tersebut di atas, dapat kabupaten/kota.
didefinisikan bahwa perencanaan Dengan mengetahui berbagai informasi
pembangunan dari perspektif geopolitik tersebut di atas, para tim sukses dan juru
adalah perencanaan pembangunan yang kampanye dapat merencanakan dan
melihat negara sebagai suatu kesatuan membuat peta politik untuk calon
wilayah yang terdiri dari wilayah darat, laut, kandidatnya dengan pendekatan melalui
dan udara. Perencanaan ini bersifat makro berbagai tawaran program pembangunan
karena harus mempertimbangkan berbagai yang menyentuh langsung kebutuhan dasar
faktor pendukung pembangunan yang saling masyarakat di desa/kelurahan tempat mereka
berintegrasi satu sama lain untuk menggalang massa, untuk menarik simpati
menghasilkan program pembangunan yang demi memperoleh dukungan bagi partai atau
mengcover berbagai permasalahan yang calon kandidatnya.
terjadi di Indonesia sebagai suatu negara Khusus untuk perencanaan program
kepulauan. Ketersediaan informasi akan pembangunan, hal ini dapat disusun oleh
potensi wilayah darat dan laut sangat para calon kandidat bersama tim suksesnya
dibutuhkan dalam perencanaan secara dengan menggunakan informasi dalam
geopolitik ini. Dibutuhkan pemikiran dan Profil Desa dan Kelurahan, karena Profil
pertimbangan yang mendalam dari para Desa dan Kelurahan dapat memberi
pelaku pembangunan, stakeholder, dalam gambaran menyeluruh tentang karakter desa
pengambilan kebijakan berbagai program dan kelurahan (meliputi data dasar keluarga,
dan kegiatan yang akan dilaksanakan, data potensi sumberdaya alam, sumberdaya
karena kesalahan dalam perencanaan pada manusia, kelembagaan, prasarana dan
satu aspek akan berdampak pada aspek sarana) serta perkembangan kemajuan dan
pembangunan yang lain. permasalahan yang dihadapi desa dan
Informasi yang dibutuhkan harus benar- kelurahan.
benar valid dan akurat untuk menghasilkan Selanjutnya, dengan mengetahui data jumlah
program pembangunan yang secara pemilih, (diketahui bahwa jumlah penduduk
komprehensif meliputi segala aspek sebagian besar adalah di pedesaan), maka
geopolitik. Sebagai contoh dalam para calon kandidat bersama tim suksesnya
pelaksanaan pemilihan umum maupun dapat merencanakan kekuatan-kekuatan
pemilihan kepala daerah dan presiden, para politik (peta politik) menyangkut
tim sukses dan juru kampanye penggalangan massa pendukung calon
membutuhkan data mengenai pemilih kandidat maupun pendukung partai di setiap
sampai di tingkat desa/kelurahan, mulai dari kabupaten/kota maupun provinsi.
jumlah, jenis kelamin, usia, pekerjaan dan
sebagainya.
Demikian pula untuk memperoleh gambaran KESIMPULAN
tentang kondisi suatu kabupaten/kota atau
provinsi, diperlukan informasi yang Dari hasil analisis dan pembahasan dalam
menyajikan data potensi pada tingkat penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan
desa/kelurahan, sebagai lini pemerintahan bahwa :
yang terkecil, yang dapat digunakan untuk 1. Ketersediaan, kelengkapan dan
mengkaji berbagai substansi permasalahan akuntabilitas penyajian Data Profil Desa
yang membutuhkan solusi (problem dan Kelurahan di Sulawesi Selatan saat
465
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 4 No.4 Oktober - Desember 2015
ini baru berada pada tataran “tersedia” Presentasi dan Publikasi Hasil Penelitian
namun “belum lengkap” dan “belum Untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula
akuntabel”. Hal ini dikarenakan proses Bidang Ilmu-Ilmu Sosial, Pendidikan dan
pelaksanaan penginputan data sejak Humaniora. Cetakan Kesatu. CV.
menggunakan aplikasi website (online) Pustaka Setia : Bandung.
pada tahun 2012 masih berlangsung Effendy, Onong U. 2013. Ilmu Komunikasi:
sampai dengan tahun 2020. Teori dan Praktek. Cetakan
2. Profil Desa dan Kelurahan dalam Keduapuluhlima. PT. Remaja
fungsinya sebagai sumber informasi Rosdakarya : Bandung.
potensi desa dan kelurahan di Sulawesi Hubeis, Musa, et.al. 2012. Komunikasi
Selatan saat ini belum didayagunakan Profesional: Perangkat Pengembangan
karena data belum lengkap, dengan Diri. Cetakan Kesatu. PT. Penerbit IPB
demikian belum dapat berfungsi sebagai Press : Bogor.
sebagai sumber informasi potensi desa Juariyah. 2009. Diktat Teori Komunikasi.
dan kelurahan yang dapat dimanfaatkan Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu
untuk perencanaan dan pelaksanaan Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
pembangunan nasional di berbagai Muhammadiyah : Jember.
sektor sesuai kebutuhan dan target yang McQuail, Denis. 1987. Teori Komunikasi
diharapkan. Massa: Suatu Pengantar. Edisi Kedua.
3. Berbagai kendala dalam pelaksanaan Penerbit Erlangga : Jakarta.
kegiatan Penyusunan dan Mendagri RI. 2007. Peraturan Menteri
Pendayagunaan Data Profil Desa dan Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007
Kelurahan berdampak pada lambatnya tentang Pedoman Penyusunan dan
pencapaian progress of entry data, Pendayagunaan Data Profil Desa dan
sehingga belum dapat didayagunakan Kelurahan. Direktorat Jenderal
dan belum berfungsi sebagai sumber Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
informasi potensi desa dan kelurahan di (Ditjen PMD) Kementerian Dalam
Sulawesi Selatan. Negeri RI : Jakarta.
Nasution, Zulkarimen. 2012. Komunikasi
DAFTAR RUJUKAN Pembangunan: Pengenalan Teori dan
Penerapannya. Cetakan Kedelapan.
Cangara, Hafied. 2012. Pengantar Ilmu Rajawali Pers : Jakarta.
Komunikasi. Edisi Kedua. Cetakan Rogers, Everett M. 1986. Communication
Ketigabelas. PT. Rajagrafindo Persada : Technology: The New Media in Society.
Jakarta. The Free Press : New York.
Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan dan Schement, Jorge R. and Ruben, Brent D.
Strategi Komunikasi. Edisi Kesatu. 1993. Between Communication and
Cetakan Kesatu. PT. Rajagrafindo Information: Information and Behavior -
Persada : Jakarta. Volume IV. Transaction Publisher : New
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Brunswick, New Jersey, USA.
Kualitatif: Ancangan Metodologi,
466
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.4 No.4 Oktober - Desember 2015
467