You are on page 1of 42

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 DASAR TEORI PRAKTEK KERJA DRAINASE

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai


sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting
dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Berikut beberapa
pengertian drainase :
Menurut Dr. Ir. Suripin, M.Eng. (2004;7) drainase mempunyai arti
mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan airyang berfungsi untuk mengurangi
dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan
dapat difungsikan secara optimal.
Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah
dalam kaitannya dengan salinitas.
Drainase yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada
suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh
kelebihan air tersebut. (Suhardjono 1948:1)
Dalam konsep drainase konvensional, seluruh air hujan yang jatuh ke di suatu
wilayah harus secepat-cepatnya dibuang ke sungai dan seterusnya mengalir ke
laut. Jika hal ini dilakukan pada semua kawasan, akan memunculkan berbagai
masalah, baik di daerah hulu, tengah, maupun hilir. Dan ternyata, bahwa konsep
drainase konvensional ini di Indonesia tidak hanya dipakai untuk men-drain areal
permukiman, namun digunakan secara menyeluruh termasuk untuk men-drain
kawasan pedesaan, lahan pertanian dan perkebunan, kawasan olahraga, wisata,
dan lain sebagainya.
Drainase konvensional untuk permukiman atau perkotaan dibuat dengan
cara membuat saluran-saluran lurus terpendek menuju sungai guna mengatuskan
kawasan tersebut secepatnya.Seluruh air hujan diupayakan sesegera mungkin
mengalir langsung ke sungai terdekat. Pada areal pertanian dan perkebunan
biasanya dibangun saluran drainase air hujan menyusuri lembah memotong garis
kontur dengan kemiringan terjal. Pada saat hujan, saluran drainase ini berfungsi

1
mengatuskan kawasan pertanian dan perkebunan dan langsung dialirkan ke
sungai.
Demikian juga di areal wisata dan olahraga, semua saluran drainase
didesain sedemikian rupa sehingga air mengalir secepatnya ke sungai terdekat.
Orang sama sekali tidak berpikir apa yang akan terjadi di bagian hilir, jika semua
air hujan dialirkan secepat-cepatnya ke sungai tanpa diupayakan agar air
mempunyai waktu cukup untuk meresap ke dalam tanah.
Dampak dari pemakaian konsep drainase konvensional tersebut dapat kita lihat
sekarang ini, yaitu kekeringan yang terjadi di mana-mana, juga banjir, longsor,
dan pelumpuran.
Dalam melakukan praktek drainase ini harus mengikuti prosedur kerja
yang baik dan teratur, serta membaca dan mengikuti gambar kerja dengan teliti
agar pekerjaan tersebut hasilnya baik, dalam hal ini diperlukan keterampilan yang
tinggi dari pekerja dan juga pengetahuan-pengetahuan tentang drainase.

1.2 Rancangan konsep

Dalam menyiapkan rancangan konsep system drainase,hal-hal berikut


ini perlu diketahui :

1. Denah-denah drainase

2. Tempat penggunaan drainase dan jenis-jenisnya

3. Kekuatan drainase

1.3 Penelitian lapangan

Dalam tahap rancangan konsep. Penelitian lapangan sangat penting di


samping hal-hal yang di sebut di atas. Penelitian lapangan yang kurang
memadai ataupun tidak lengkap tidak hanya akan menimbulkan kesulitan
pada tahap awal perencanaan, tetapi bahkan dapat menyebabkan
terhambatnya pelaksanaan pemasangan instalasi. Oleh karena itu

2
penelitian lapangan merupakan bagian dari pekerjaan perencanaan dan
perancangan.

1.4 Pemilihan peralatan

Setelah menetapkan dasar-dasar perancangan,jenis system drainase


dapat dipilih, dan untuk perhitungan perancangan dapat disiapkan dan
jenis-jenis peralatannya dipelajari.

1.5 Dasar-dasar sistem pembuangan air limbah

Air buangan atau sering disebut air limbah, adalah semua cairan yang
dibuang, baik yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-
tumbuhan, maupun yang mengandung sisa-sisa proses dari industry.

Air buangan dapat dibagi kedalam empat golongan :

1. Air buangan khusus, yaitu air yang mengandung gas, racun, atau bahan-
bahan berbahaya seperti yang berasal dari pabrik, air buangan dari
laboratorium, tempat pengobatan, tempat pemeriksaan di rumah sakit, dan
lain-lain sebagainya.

2. Air bekas, yaitu air yang berasal dari alat-alat saniter lainnya, seperti : bak
mandi, bak cuci tangan, dan bak dapur.

3. Air kotor, yaitu air yang berasal dari kloset, peturasan, bidet, dan air
buangan mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat-alat saniter
lainnya dan,

4. Air hujan, yaitu air yang berasal dari atap rumah, halaman

1.6 Klasifikasi menurut jenis air buangan :

 Sistem pembuangan air kotor, yaitu system pembuangan melalui air kotor
dari kloset,peturasan;

 System pembuangan air bekas, yaitu system pembuangan dimana air bekas
dalam gedung dikumpulkan dan dialirkan ke luar;

3
 System pembuangan air khusus, yaitu system pembuangan ditinjau dari
segi pencemaran lingkungan;

 System pembuangan air dari dapur, yaitu system pembuangan yang


berasal dari bak cuci di dapur.

1.7 Bak kontrol

Bak control dipasang dimana pipa bawah tanah membelok tajam,


berubah diameternya, bercabang atau pada lokasi-lokasi yang mirip penempatan
lubang pembersih. Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan ukuran pipa dan
cukup besar untuk memudahkan pembersihan. Pada dasar bak control untuk
pembuangan air hujan dipasang tumpukan batu koral setebal 15 cm atau lebih.
Jarak antara bak control sebaiknya tidak lebih dari 120 kali diameter dalam
pipanya. Seperti gambar dibawah ini :

BAK KONTROL

1.8 Kelompok alat saniter

Sebagaimana kita ketahui, bahwa alat-alat saniter banyak sekali


macamnya, untuk memudahkan diingat dan dipahami maka alat-alat saniter itu

4
dibagi kepada empat bagian/empat grup. Yaitu grup(kelompok) pembersih badan,
pembersih sabun, pembersih lemak dan pembersih kotoran. Adapun contoh-
contoh masing-masing kelompok adalah sebagai berikut :

 Alat saniter pembersih badan (Ablutionary Fixtures)

Alat saniter ini berfungsi untuk mencuci tangan dan badan, alat ini
dapat dialirkan air dingin dan panas. Kontruksinya terbuat dari keramik dan fibre
glass dan dapat juga dibuat dari pasangan batu bata yang dilapisi dengan porsilin
ataupun keramik. Nama-nama alat saniter ini adalah seperti hand basin, bak mandi
rendam(bath tube), bak tempat cuci kaki(foot bath), bidet dan shower base, seperti
gambar dibawah ini :

HAND BASIN (bak cuci tangan) BATH TUBE (bak mandi rendam)

 Alat saniter pembersih sabun (Waste Water Fixtures)

Jenis alat saniter ini dipergunakan untuk tempat mencuci pakaian, alat
ini juga dapat dialirkan air panas dan air dingin karena kain yang terkana lamek
dan minyak mudah bersih bila dicuci dengan air panas. Kontroksinya terbuat dari
pasangan batu bata dan juga terbuat dari fibre glass, ada juga bahan dari PVC.

Adapun nama-nama alat tersebut seperti : bak cuci pakaian(Wash Troughp),


dringking fountain dan mesin cuci pakaian(laundries Machine). Seperti gambar
dibawah ini.

5
WASH TROUGHS (bak cuci pakaian)

DRINGKING FOUNTAIN (bak cuci piring)

WASHING MACHINE (mesin cuci pakaian)

6
 Alat saniter pembersih lemak (Gresy Water Fixtures)

Alat saniter pembersih lemak ini terbuat dari bahan stanles steel, fibre
glass, PVC dan pasangan batu bata yang dilapisi porsilin. Alat ini juga
dapat dialirkan air dingin dan air panas karena alat perabot yang terkena
lemak biasanya lebih cepat bersih bila dicuci dengan air panas. Adapun
contoh alat saniter ini seperti : Bak cuci piring(Kichen sink), mesin cuci
piring(Dish washer). Seperti gambar dibawah ini :

DISH WASHER (mesin cuci piring) KITCHEN SINK (bak cuci piring)

GLASS WASHER(mesin cuci gelas)

 Alat saniter pembersih kotoran (Soil Fixtures)

Alat saniter ini biasanya terbuat dari keramik, fibre glass dan pasangan
batu bata, khusus alat ini tidak dibenarkan untuk mengalirkan air panas
karena membahayakan penggunaannya sebab penggunaannya pada hal-hal

7
yang fital dan terkena selaput yang peka terhdap air panas. Jadi alat saniter
inicukup dialirkan air dingin saja kecuali air panas yang sudah
dikondisikan hangat kuku. Adapun contoh dari alat saniter ini adalah
seperti : Klosed jongkok, urinal(urinior), slop hopper,Bed pan hoper dan
Otopsy Teble yang biasa dipergunakan di rumah sakit. Seperti gambar
dibawah ini :

TOILET URINAL

SLOP HOPPER

AUTOPSY TABLE BED PAN WASHER

8
1.9 Jenis pipa dan alat sambung untuk instalasi drainase :
 Macam – macam pipa saluran pembuangan :
1. Pipa tanah liat local
Pipa tanah liat local pada umumnya dibuat dengan ukuran Ø 7 cm – Ø
15 cm dengan panjang 50 cm – 60 cm dilengkapi dengan macam-macam
sambungan dan disambung dengan adukan. Pipa ini digunakan untuk saluran
air buangan, air hujan dan khusus untuk daerah tanah yang tidak berair. Proses
pembakaran/pembuatannya pada suhu 1000 ͦ C sehingga mencapai warna
merah sama halnya seperti proses pembakaran batu bata. Proses
penyambungan pipa ini yaitu dengan cara menggunakan pasta semen(mortal)
dengan komposisi campuran 1 : 2 (1 semen : 2 pasir). Alat sambungan yang
dipakai untuk pipa tanah secara struktur fisik hamper sama dengan pipa PVC
namun dari berat dan kehalusan dinding sungguh berbeda yaitu berat dan
berdinding kasar. Seperti gambar dibawah ini :

PIPA TANAH LIAT LOKAL

9
2. Pipa tanah liat dibuat dengan mesin
Pipa ini dibuat dengan ukuran Ø 10 cm – Ø 30 cm, dengan panjang 50 –
100 cm dilengkapi dengan sambungan berupa cincin karet dan lem. Pipa ini
digunakan untuk instalasi air bersih dan air buangan.

3. Pipa paralon PVC dan UPVC


Pada umumnya pipa ini dibuat dengan Ø 2,5 cm – Ø 3,1 cm dengan
panjang 600 cm dilengkapi dengan sambungan yang disambung dengan lem
atau cincin karet. Pipa ini digunakan untuk instalasi air minum, air buangan
dll. Cara penyambungan yang dilakukan dengan cara menggunakan pasta lem,
kemasan lem ada dalam odol tube dan ada dalam kaleng. Alat sambung UPVC
dan PVC seperti gambar dibawah ini :

PIPA PARALON PVC DAN UPVC

10
PIPA PARALON PVC DAN UPVC

4. Pipa asbes
Pipa ini pada umumnya dibuat dengan Ø 2,5 cm – Ø 8 cm dengan
panjang 50 cm – 100 cm disambung dengan mortal. Pipa ini digunakan untuk
instalsi air bersih dan instalasi air buangan.

5. Pipa besi
Dibuat dengan ukuran Ø 24 mm – Ø 80 mm dengan panjang 600 cm
yang dilengkapi dengan fitting dan sambungan dengan tread. Pipa ini
digunakan untuk instalasi air minum.

6. Pipa beton
Pipa beton bentuknya fisik hamper sama dengan pipa tanah baik ukuran
dan bentuk hanya warna saja yang beda yakni berwarna abu-abu seperti
warna beton.

7. Pipa tembaga
Pipa tembaga(copper pipe) dibuat dalam bentuk keras, dengan simbul
untuk pipa type 259 D SAA 1567 sedangkan untuk alat sambungan type

11
1589 sering digunakan untuk pipa pembuang. Ukuaran pipa ini dari
ukuran berdiameter 5/8 inci sampai dengan ukuran 2 inci, digunakan pada
daerah yang memerlukan keindahan yang menarik berestetika tinggi. Cara
penyambungan pipa ini yaitu dengan cara pengelasan brasing, expansif,
capilarity, dan frection joint yaitu dengan menggunakan bahan tembaga
dan menggunakan nyala api karburasi. Dan juga dapat disambung dengan
cara sambungan kompresi dan kapiler. Seperti gambar dibawah ini :

PIPA TEMBAGA

1.10 Peralatan yang digunakan untuk kerja drainase :


 Alat pengukur dan pengatur
Kelompok alat ini digunakan untuk mengukur kedudukan benda kerja
pada tempatnya yang sedang dipasang oleh seorang pekerja/tukang. Alat pengukur
tersebut antara lain seperti :
1. Baja ukur
2. Meteran Lipat
3. Penyepit Datar/Waterpass
4. Benang

12
5. Boning Rood
6. Dumpu Level
7. Sipat datar gantung
8. Meteran gulung
9. Siku-siku
10. Cowley level
11. Unting-unting
 Alat-alat pemotong
Untuk memasang alat saniter di lapangan tidak terlepas dari pekerjaan
pemotongan dan pengeboran kayu, pemotongan plat, pipa ataupun besi dan
lain-lain. Alat pemotong yang disebut diatas adalah :
1. Gergaji besi
2. Gergaji kayu
3. Pemotong bulat (washer cutter)
4. Penyayat (seraper)
5. Pahat besi
6. Pahat kayu
7. Mata bor
8. Bor tangan
1.11 Pemotongan pipa (pipe cutter)

 Alat-alat galian tanah dan pasangan manual


Untuk penggalian tanah pada pekerjaan praktek drainase memerlukan
peralatan galian tanah manual ataupun alat mekanis. Peralatan yang sering
dipergunakan pada pekerjaan kecil biasanya menggunakan alat manual,
kecuali untuk pekerjaan drainase yang mega proyek baru menggunakan
peralatan mekanis seperti : backhoe, trenchdigger dan underground boring
machine. Alat penggalian yang dimaksud adalah antara lain :
1. Blincong(pick)
2. Linggis
3. Sekop runcing

13
4. Sekop ujung rata
5. Sendok semen
6. Skrap
7. Roskam kayu
8. Roskam besi

 Alat pemukul dan alat pemutar


Alat pemukul adalah merupakan alat untuk memasukan paku, klos
kayu atau membenahi alat-alat penyambung. Alat yang disebut diatas antara lain :
1. Obeng
2. Palu besi
3. Palu kayu
4. Palu kayu bundar (bosing mallet)
5. Pembentuk timah hitam
 Alat-alat penjepit
Alat-alat penjepit yang digunakan dalam pekerjaan pemasangan pipa,
yang ada hubungannya dengan pekerjaan saniter,antara lain :
1. Catok (ragum)
2. Kunci pipa panjang
3. Kunci pipa
4. Tang pipa
5. Ragum rantai
6. Kunci inggris
7. Kunci pipa rantai

 Alat-alat pembentuk
Untuk menyambung pipa tembaga perlu menggunakan alat
pembentukan ujung pipa agar sambungannya lebih sempurna. Alat ini dapat
digunakan untuk membentuk ujung pipa dan mengukir khususnya pipa
tembaga. Adapun bentuk alatnya antara lain :
1. Blok pembentuk pipa

14
2. Gagang pembentuk
3. Palu karet
4. Palu kayu(mallet)
5. Sney pipa tembaga

 Alat-alat galian tanah mekanik


Untuk pekerjaan drainase yang mega proyek baru menggunakan
peralatan mekanis seperti : backhoe, trenchdigger dan underground boring
machine. Alat penggalian yang dimaksud adalah antara lain :
1. Under ground boring machine
2. Trench digge

15
BAB II
TUJUAN DRAINASE

2.1 Tujuan Pekerjaan Drainase


A. Untuk mencegah banjir
Untuk mencegah terjadinya banjir maka perlu dibuat suatu system
pencegahan air dengan ruang lingkup. Pembuatan saluran di kiri dan kanan
jalan raya itu sangatlah berguna agar jalan tidak tergenang oleh air dan
akhirnya jalan tidak mudah rusak.

B. Untuk pembuangan air kotor


Air buangan atau limbah dari industri adalah faktor utama terjadinya
pencemaran lingkungan, karena air buangan ini mengandung berbagai jenis bahan
kimia, sampah-sampah pabrik dll. Banyak binatang ataupun makhluk hidup yang
ada di air mati karena air yang ada sudah terkontaminasi, oleh karena itu harus di
buat drainase tertutup dulu untuk penyaringan terlebih ahulu kemudian sesudah
disterilkan baru dialirkan ke drainase terbuka, agar makhluk hidup yang
meminumnya tidak mati.

C. Untuk pengeringan
Bila hujan dan tergenang air maka solusi terbaiknya adalah pembuatan
drainase agar airnya di serap dan hilang. Karena jika ada air tergenang maka
cukup membahayakan bagi masyarakat, karena air yang tergenang itu sumber
penyakit.

2.2 Prinsip drainase yang baik


Untuk menghasilkan drainase yang baik, adapun bahan yang
digunakan harus mempunyai ketahanan dan kekuatan yang cukup, diameter
pipa harus sesuai dengan kebutuhannya dan paling kecil diameter pipa adalah
Ø 100 mm, untuk penyaluran air tanah dan Ø 75 mm untuk penyaluran air
permukaan. Pada tiap-tiap pertemuan atau perubahan kemiringan pipa saluran

16
harus dibuat lubang control untuk pembersih kalau ada kemacetan. Pipa
saluran harus dipasang sejauh mungkin dan dalam suatu kemiringan tertentu
agar air dapat mengalir dan menjaga kebersihannya daripada pipa itu sendiri.
Pertemuan pipa saluran tidak boleh tegak lurus satu sama lain.

2.3 Trap (Pemutus Bau)


Trap adalah suatu alat drainase yang berguna untuk memutuskan bau
antara pipa yang satu dengan pipa yang lain. Trap dapat dibagi atas tiga bagian
yaitu :
1. Disconector trap, yaitu trap yang digunakan untuk pemutus bau dari pipa
drainse dengan pipa seniter dan lengkap dengan up stean vent.
2. Bondary trap, yaitu trap yang digunakan untuk pemutus bau dari pipa
umum dengan pipa drainase rumah dan lengkap dengan grand vent.
3. Trap alat saniter, yaitu trap yang dipakai pada alat-alat saniter yang
digunakan untuk pemutus bau antara pipa saniter dengan alat saniter.

2.4 Kekeringan Water Seil


Kekeringan disebabkan oleh 3 faktor :
1. Kapilaritas, adanya material seperti kapas, rambut yang menyebabkan
terjadinya daya kapilaritas.
2. Adanya penguapan/evaporation
3. Akibat momentum, menuang air dari jarak tertentu atau dari jarak yang
terlampau jauh.

17
2.5 Ventilasi
Ventilasi sangat berguna pada alat-alat saniter maupun alat-alat
drainase, ventilasi yang harus dibuat pada setiap sambungan yaitu :
1. Ventilasi trap /pemutus bau (trap vent)
2. Ventilasi group (group vent)
3. Ventilasi kepala (header vent)
4. Ventilasi pelepas (relief vent)
5. Ventilasi silang (cross vent)
6. Ventilasi tegak (stack vent)
7. Ventilasi akhir (terminal vent)

I. Jenis – jenis alat sambung

JENIS ALAT KEGUNAAN

Long elbow Membelokkan arah aliran beradius kecil


Elbow Membelokkan arah aliran 60° beradius
kecil
Soccet Menyambung pipa/memperpanjang aliran
Reducing soccet Menyambung pipa lurus beda 0°
Cross Membagi 3 arah aliran
Dop Memutuskan hubungan aliran
Tee fitting Membagi 2 arah aliran
Tee junction Membagi 2 arah aliran dengan sudut 60°
DLI Double level inlet
S L I Single level inlet

2.6 Septictank
Septictank adalah suatu tempat yang sesuai dibuat tertentu pada dalam
saluran pipa yang sesuai dengan volume air. Air pada rumah tangga dapat
dialiri 150-250 liter/orang/hari untuk waktu 9 jam pemakai dan air yang
dibuang ke septictank adalah 75% dari 150-250 liter, dan masuk kedalam
tubuh manusia 25% yang dibuang tanpa tempat pembuangan. Lumpur yang

18
dihasilkan sebanyak 30 liter/tahun, sehingga apabila dalam satu rumah
terdapat 15 orang, maka Lumpur yang dihasilkan sebanyak 450 liter/tahun.
Dalam mencari volume septictank digunakan rumus : V = p . l . t dimana, p =
2l
p = panjang (cm)
l = lebar (cm)
t = tebal (cm)

Sumber:www.abeeseptic.com

2.7 Peresapan

19
Peresapan adalah suatu tempat yang dibuat sebagai tempat untuk
meresap air yang berada dalam septic tank. Agar tidak terjadi peluapan air
dalam septic tank.
Berikut adalah contoh-contoh model peresapan:

BAB III

20
MENENTUKAN KEMIRINGAN DASAR SALURAN
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR BONING ROD

3.1 Tujuan
1. Dapat menggunakan perkakas dalam membuat Boning Rod.
2. Dapat menentukan kemiringan dasar galian dengan Boning Rod.
3. Dapat melatih ketepatan atau ketajaman mata dengan Boning Rod.
4. Dapat memasang patok dengan baik dan benar.

3.2 Peralatan yang digunakan :

21
1. meteran 5. martil besar
2. selang plastic 6. palu besar
3. gergaji potong 7. pensil
4. kapak 8. boning rod

3.3 Bahan yang digunakan


1. paku
2. kayu dolken untuk pembuatan patok
3. kayu untuk pembuatan boning rod

3.4 Keselamatan kerja


1. Bacalah do’a terlebih dahulu.
2. Memperhatikan instruksi dari instruktur dengan baik.
3. Membaca lembaran kerja (job sheet) dahulu sebelum bekerja.
4. Pakailah pakaian kerja dengan lengkap
5. Memperhatikan langkah kerja dengan baik dan benar sesuai dengan
job sheet.
6. Harus menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
7. Jangan bercanda saat bekerja.
8. Jangan memaksakan alat jika alat itu tidak bisa maka minta lain kepada
instruktur.
9. Harus konsentrasi dan pusatkan pikiran pada pekerjaan.
10. Usahakan selang air yang digunakan jangan berangin (bergelembung)
11. Tanyakan pada Instruktur bila ada yang belum mengerti.

3.5 Langkah kerja


Pekerjaan persiapan :
1. Buatlah patok dengan panjang 70 cm dari kayu dolken sebanyak 7
buah.
2. Buatlah boning rod dengan papan lebar 7 cm panjang lengan
horizontal 30 cm, lengan vertical 70 cm, tabal papan 2 cm. Paku kedua

22
papan lengan tersebut berbentuk T bersudut 90 ͦ dan dipaku dengan
keadaan kokoh seperti gambar dibawah ini :

3. Penempatan boning rod di lokasi kerja ( dilapangan )


4. Pemasangan patok A dan B
5. Pengukuran ketinggian patok A dan B
6. Menentukan kemiringan dasar saluran dengan kemiringan 1 : 60 (bila
menggunakan pipa beton )
7. Hitunglah kemiringan dasar saluran dengan cara 1/ 60 x 10,25 m
=0,18=18 cm antara patok A dan patok B
8. Tandai pada patok B turun 18 cm dari kepala patok dan pemberian
tanda
9. Tancapkan patok C berjarak 20 cm dari patok B dan penarikan boning
rod

23
10. Bidik dari patok A ke patok C dengan penarikan boning rod diatas
patok A dan C serta diatas patok pembagi
11. Konsentrasikan pikiran anda pada saat bekerja dan utamakanlah
keselamatan kerja dan juga kekompakan antara sesama team kerja
12. Periksakanlah hasil kerja anda pada instruktur untuk dilakukan
pengecekan dan penilaian
13. Gambar hasil kerja.

Gambar kerja :

24
BAB IV

25
PEMASANGAN STEAK OUT DAN GALIAN TANAH SALURAN
TERBUKA

4.1. Tujuan
1. Agar dapat memasang steak out dengan kokoh dan kuat
2. Dapat membentuk galian tanah untuk pemasangan pipa saluran
3. Dapat membuat galian dengan satu kesatuan miring

4.2. Peralatan yang digunakan


1. meteran 7. perata tanah
2. pensil 8. selang plastic
3. waterpass 9. martil besar
4. cangkul 10. unting-unting
5. cangkul burung 11. benang
6. sekop

26
4.3. Bahan yang digunakan
1. patok dolken 80 cm
2. papan 2 x 7 x 100 cm
3. paku 2 inci seperlunya
4. Riol ½ lingkaran 20 cm sebanyak 6 buah
5. mortal seperlunya
.
4.4. Keselamatan kerja
1. Bacalah do’a terlebih dahulu.
2. Memperhatikan instruksi dari instruktur dengan baik.
3. Membaca lembaran kerja (job sheet) dahulu sebelum bekerja.
4. Pakailah pakaian kerja dengan lengkap
5. Memperhatikan langkah kerja dengan baik dan benar sesuai dengan job
sheet.
6. Harus menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
7. Jangan bercanda saat bekerja.
8. Jangan memaksakan alat jika alat itu tidak bisa maka minta lain
kepada instruktur.
9. Harus konsentrasi dan pusatkan pikiran pada pekerjaan.
10. Usahakan selang air yang digunakan jangan berangin (bergelembung)
11. Tanyakan pada Instruktur bila ada yang belum mengerti.

4.5. Langkah kerja


1. Tentukan lokasi galian yang baik untuk pemasangan stake outnya
2. Tancapkan stake out pada lokasi kerja
3. Tentukan leveling kedua stake out dengan menggunakan slang air
4. Ukur panjang saluran yang akan digali
5. Pengambilan titik tengah saluran dengan membagi dua panjang stake
out ( sebagai As galian )
6. Menandakan galian saluran drainase
7. Penggalian saluran drainase
8. Merapikan saluran drainase
9. Konsentrasikan pikiran anda pada saat bekerja dan utamakanlah
keselamatan kerja dan juga kekompakan antara sesama team kerja
10. Periksakanlah hasil kerja anda pada instruktur untuk dilakukan
pengecekan dan penilaian
11. Gambar hasil kerja

Gambar kerja :
BAB V
PEMASANGAN SALURAN RIOL BETON SETENGAH LINGKARAN

5.1 Tujuan

1. Mengukur kemiringan pasangan riol beton dengan kemiringan dasar


saluran yang ditentukan secara benar.
2. Memasang riol beton setengah lingkaran dengan posisi yang benar.
3. Menyambung riol beton setengah lingkaran secara benar.

5.2 Peralatan yang digunakan


1. Meteran lipat
2. Meteran gulung panjang 50 m
3. Waterpass
4. Cangkul
5. Skop
6. Siku-siku

5.3 Bahan yang digunakan


1. Kayu dolken/broti ukuran 5 x7 cm (untuk patok)
2. Paku 2 inci
3. Benang
4. Semen
5. Kapur
6. Pasir
7. Riol beton ½ Ø 20 cm

5.4 Keselamatan kerja


1. Bacalah do’a terlebih dahulu.
2. Memperhatikan instruksi dari instruktur dengan baik.
3. Membaca lembaran kerja (job sheet) dahulu sebelum bekerja.
4. Pakailah pakaian kerja dengan lengkap
5. Memperhatikan langkah kerja dengan baik dan benar sesuai dengan
job sheet.
6. Harus menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
7. Jangan bercanda saat bekerja.
8. Jangan memaksakan alat jika alat itu tidak bisa maka minta lain
kepada instruktur.
9. Harus konsentrasi dan pusatkan pikiran pada pekerjaan.
10. Usahakan selang air yang digunakan jangan berangin (bergelembung)
11. Tanyakan pada Instruktur bila ada yang belum mengerti.

5.5 Langkah kerja


1. Siapkan bahan dan alat serta perhatikan gambar kerja pada job sheet
2. Pengambilan pasir urug
3. Penarukan pasir urug pada saluran dengan ketebalan 5 cm
4. Perapian pasir urug pada dasar saluran
5. Penarikan boning rud pada dasar saluran
6. Pengambilan roil saluran drainase setengah lingkaran
7. Peletakan roil pada dasar saluran
8. Pengecekan kelurusan roil dengan menggunakan ukuran di job sheet
9. Penimbunan sisi kiri dan kanan roil dengan tanah urug mencapai
ketinggian 5 cm dibawah bibir roil
10. Pemadatan sisi kiri dan kanan roil dengan tanah urug
11. Pengecoran bibir sambungan roil antara satu dengan yang lainnya
12. Saluran drainase siap di oprasikan
13. Pengecekan kekokohan saluran drainase
14. Pengamatan saluran drainase sesudah proses pengairan
15. Intruksi/ bimbingan dari instruktur di lapangan
16. Konsentrasikan pikiran anda pada saat bekerja dan utamakanlah keselamatan
kerja dan juga kekompakan antara sesama team kerja
17. Periksakanlah hasil kerja anda pada instruktur untuk dilakukan
pengecekan dan penilaian
18. Gambar hasil kerja
19. Gambar kerja :
BAB VI
PEMASANGAN INSTALASI PIPA DRAINASE
PADA GEDUNG BERTINGKAT

6.1 Tujuan
1. Mengetahui kegunaan alat – alat saniter seperti hand basin, washtavel,
water closed.
2. Dapat memasang waterclosed beserta pipa salurannya.
3. Dapat membuat bak kontrol secara tepat guna.

6.2 Peralatan yang digunakan


1. Alat saniter 6. ruskam
2. kapur 7. siku
3. waterpass 8. pipa PVC
4. rol besi 9. alat sambung (fitting)
5. sendok spesi 10. meteran

6.3 Bahan yang digunakan


1. mortal ½ semen : ½ kapur : 4 pasir
2. batu bata
3. pasir untuk timbunan
4. kayu

6.4 Keselamatan kerja


1. Bacalah do’a terlebih dahulu.
2. Memperhatikan instruksi dari instruktur dengan baik.
3. Membaca lembaran kerja (job sheet) dahulu sebelum bekerja.
4. Pakailah pakaian kerja dengan lengkap
5. Memperhatikan langkah kerja dengan baik dan benar sesuai dengan job
sheet.
6. Harus menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
7. Jangan bercanda saat bekerja.
8. Jangan memaksakan alat jika alat itu tidak bisa maka minta lain kepada
instruktur.
9. Harus konsentrasi dan pusatkan pikiran pada pekerjaan.
10. Usahakan selang air yang digunakan jangan berangin (bergelembung)
11. Tanyakan pada Instruktur bila ada yang belum mengerti.

6.5 Langkah kerja


1. Siapkan alat dan bahan, letakkan pada tempat yang aman serta
tentukan lokasi kerja dan beri tanda dengan kapur tulis
2. Pemasangan pipa instalasi dengan ukuran panjang dan diameter pipa
yang sesuai dengan job sheet
3. Pengecekan sambungan pada instalasi pipa
4. Hasil penampang penyambungan pipa drainase pada gedung bertingkat
5. Pembuatan penempatan alat saniter ( klosed duduk )
6. Penempatan pipa instalasi pada alat saniter ( klosed duduk )
7. Penarukan batu bata pecah pada penempatan alat saniter ( klosed
duduk )
8. Penimbunan pasir urug pada penempatan alat saniter ( klosed duduk )
9. Penempatan klosed duduk
10. Pengecekan klosed duduk
11. Pengecekan hasil pembuatan instalasi pipa drainase pada klosed duduk
12. Pembuatan bak control
13. Penempatan instalasi pipa drainase pada bak control
14. Pelasteran / perapian bak control
15. Pengecekan kelancaran air pada bak control
16. Pengamatan air yang tergenang di dalam bak control
17. Pengamatan pengeluaran hasil proses instalasi air pada pipa drainase
ke septictank
18. Pembersihan hasil pembuatan instalasi pipa drainase pada gedung
bertingkat
19. Konsentrasikan pikiran anda pada saat bekerja dan utamakanlah
keselamatan kerja dan juga kekompakan antara sesama team kerja
20. Periksakanlah hasil kerja anda pada instruktur untuk dilakukan
pengecekan dan penilaian
21. Gambar hasil kerja
Gambar kerja :
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai
sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen
penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya).
Pada pekerjaan galian di lapangan diperlukan kesabaran dan
ketelitian terutama pada daerah tanah yang berbentuk seperti daerah cadas.
Pekerjaan penerapan adalah suatu konstruksi untuk melindungi
pekerjaan yang akan dikerjakan didalam galian dan galian tersebut terbuka
walaupun ada beban ekstra.

7.2 Saran
Setelah melakukan praktek selama 7 hari di bengkel teknik sipil,
penulis menyarankan :
1. Hendaknya instruktur berada di lapangan pada saat kami bekerja untuk
mengecek kebenaran atau kesalahan dalam bekerja.
2. Alat-alat yang tidak lengkap maka harus lengkap agar mahasiswa tidak
berkekurangan pada saat praktek.
3. Jangan pernah bercanda pada saat praktek/bekerja karena nanti akan
berakibat fatal.
4. Bagi yang baru ingin praktek kami penulis menyarankan agar nanti siapa
pun yang praktek agar menggunakan waktu dengan baik dan tidak
membuang-buang waktu, karena pekerjaan ini sangat berat karena
ditakutkan nanti job yang ditarget tidak selesai.

TUGAS 1
Diketahui pada gambar di bawah ini, dan jawablah pipa berapa yang di
pakai pada lantai tersebut.

WC HB SK

A1 A2 B2
uuuyyy C2

B1 D2

UR FD
D1 E2 C1

F2
G2
MC SK
F1
H2 I2 J2 K2

G1

Jawab :
Jadi karena di lhokseumawe ini ukuran pipa yang lebih daripada 4 inci
susah di cari, jadi penulis menjawab soal ini dengan di bagi menjadi 2 pipa yang
dari lantai 3 sampai menuju tempat pembuangan, agar ukuran pipa yang di
butuhkan tidak melebihi 4 inci.

Pipa 1
No Alat Saniter UR Seksi UR Diameter Awal Lantai
mm inci
Seksi
1. WC 8 A1 8 80 3” III
2. - - B1 8 80 3” III
3. - - C1 8 80 3” III
4. UR 4 D1 4 50 2” II
5. - - E1 4 50 2” II
6. - - F1 12 110 4” II
7. - - G1 12 110 4” I
Pipa 2
No Alat Saniter UR Seksi UR Diameter Awal Lantai
mm inci
Seksi
1. HB 1 A2 1 32 1 ¼” III
2. SK 2 B2 2 40 1 ½” III
3. - - C2 3 50 2” III
4. - D2 3 50 2” III
5. FD 2 E2 2 40 1 ½” II
6. - - F2 2 40 1 ½” II
7. - - G2 2 40 1 ½” II
8. MC 2 H2 2 40 1 ½” I
9. SK 2 I2 2 40 1 ½” I
10. - - J2 4 50 2” I
11. - - K2 9 100 4” I

TUGAS 2

Jumlah air kotor pada lumpur = 9 X 250 Liter/hari


= 2250 Liter

2250 X 75/100 = 1687,5 Liter

Volume lumpur yang di produksi per tahun


= 9 X 30 Liter = 270 Liter

Masa pengurasan setiap 5 tahun 270 X 5 = 1350 Liter


Jadi, jumlah volume air kotor dan lumpur pada interval pengurasan

5 tahun adalah = 1687,5 + 1350 = 3037,5 Liter


Jika dijadikan dalam m3 = 3037,5 / 1000 = 3,0375 m3
Maka volume septitank = 3,0375 m3

Untuk septitank menggunakan cincin sumur dengan jari-jari 1 m.

V = π r2 t
3,0375 = 3,14 . 0,52 . t
3,0375 = 3,14 . 0,25 . t
3,0375 = 0,7850 t
t = 3,0375/ 0,7850
t = 3, 8694 m

Jadi tinggi cincin sumur yang harus dipasang adalah 3, 8694m

Kontrol V = π r2 t
= 3,14 . 0,52 . 3,8694
= 3, 0375

T=3,8694

V=3,0375

You might also like