You are on page 1of 14

Korelasi Keaktifan Siswa Dalam Kegiatan Organisasi Sekolah Dan Gaya

Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa


Kelas X Madrasah Aliyah Negeri Ngawi Tahun Ajaran 2014/2015.

Oleh:
Erny Untari
Dosen STKIP PGRI Ngawi

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat korelasi
antara keaktifan siswa dalam organisasi sekolah dan gaya belajar siswa kelas X
IPA Madrasah Aliyah Negeri Ngawi tahun ajaran 2014/2015.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA MAN
Ngawi sebanyak 9 kelas. Teknik pengambilan sampel dengan probability
sampling. Sampel penelitian 2 kelas dengan jumlah siswa 79 siswa. Data tentang
keaktifan siswa dalam kegiatan organisasi sekolah dan gaya belajar siswa pada
penelitian ini diambil dengan instrumen angket, sedangkan untuk data prestasi
belajar diambil dengan menggunakan nilai tes pada pokok bahasan eksponen dan
logaritma.
Pengujian hipotesis dengan dengan uji t diperoleh = 3,241 lebih besar
dari taraf signifikan 5% = 2,007, berarti bahwa keaktifan siswa dalam
kegiatan organisasi sekolahtermasuk dalam kategori sangat kuat, yang
menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan positif antara keaktifan
siswa dalam organisasi sekolah terhadap prestasi belajar siswa, sedangkan gaya
belajar terhadap prestasi belajar dengan = 2,510 lebih besar dari taraf
signifikan 5% = 2,007 menunjukkan ada korelasi positif yang signifikan antara
gaya belajar dengan prestasi belajar matematika siswa.

Kata-kata kunci: Keaktifan, Gaya Belajar, Prestasi Belajar.

PENDAHULUAN manusia seutuhnya harus juga

Pendidikan merupakan kebutuh ditempuh melalui pendidikan.

an yang mendasar yang harus dimiliki Untuk mewujudkan tujuan

oleh manusia, karena tanpa pendidikan pendidikan diatas dapat dicapai melalui

manusia tidak akan bisa meningkatkan tiga macam jaalur pendidikan yaitu

taraf hidupnya. Dengan demikian pendidikan formal, pendidikan

pengakuan terhadap eksistensi individu informal, dan pendidikan nonformal.

akan dibina menjadi pribadi yang utuh. Pendidikan formal ialah jalur

Hal ini konsisten dengan tujuan pendidikan yangterstruktur dan

pendidikan, yaitu untuk mewujudkan berjenjang yang terdiri atas pendidikan

Media Prestasi Vol. XV No.2 Desember 2015 / P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 41
dasar, pendidikan menengah, dan kebebasan untuk memilih kegiatan
pendidikan tinggi. Pendidikan informal sesuai dengan minat dan bakatnya.
ialah jalur pendidikan keluarga dan Keaktifan dalam organisasi memang
lingkungan. Dan pendidikan nonformal dapat berpengaruh positif bagi siswa,
ialah jalur pendidikan di luar akan tetapi juga dapat berpengaruh
pendidikan formal yang dapat negatif bagi siswa yang tidak dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan membagi waktunya. Konsentrasi
berjenjang. Melalui tiga macam siswa terhadap kegiatan juga
pendidikan tersebut diatas, diharapkan mempengaruhi siswa dalam menerima
tujuan pendidikan nasional dapat materi pelajaran.
dicapai sehingga akan tercapai sumber Gaya belajar siswa setiap sekolah
daya manusia yang utuh dan dapat berbeda-beda tergantung dengan
berkualitas. kenyamanan mereka masing-masing.
Dalam penelitian ini difokuskan Gaya belajar siswa erat kaitannya
pada pendidikan formal yang dengan prestasi belajar siswa. Setiap
berlangsung disekolah, karena siswa mempunyai gaya belajar mereka
pendidikan formal merupakan salah masing-masing dan tidak dapat
satu unsur dalam pencapaian tujuan dipaksakan, tetapi gaya belajar siswa
pendidikan nasional. Salah satu mutu yang kurang memberikan dampak
pendidikan sekolah ditentukan oleh positif dapat diubah dengan
kurikulum yang ada dalam proses memberikan pendekatan dan
belajar mengajar. Proses belajar bimbingan kepada siswa.
mengajar tidak terlepas dari suatu Setiap manusia memiliki
sistem kurikulum yang saling berkaitan kemampuan yang berbeda-beda untuk
yang memungkinkan terjadinya proses tumbuh dan berkembang. Demikian
belajar mengajar tersebut. juga dengan siswa, setiap siswa
Disetiap sekolah pasti ada memiliki potensi yang berbeda, baik
organisasi sekolah yang merupakan intelegensinya, motitivasi belajarnya,
perlengkapan dari kurikulum yang maupun kemauan belajarnya. Siswa
disediakan untuk siswa yang dalam yang aktif dalam kegiatan
pelaksanaannya setiap siswa diberi keorganisasian akan mendapat
Media Prestasi Vol. XV No.2 Desember 2015 / P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 42
manfaat dari kegiatan yang diikutinya, 101) “aktifitas tidak hanya ditentukan
misalnya bertambahnya wawasan oleh aktifitas fisik semata, tetapi juga
siswa dan membantu siswa untuk ditentukan oleh aktifitas non fisik,
bersosialisasi dengan teman maupun seperti mental, intelektual dan
guru yang dapat membantu siswa emosional”.
dalam mengikuti proses belajar Berdasarkan pernyataan tersebut
mengajar dengan baik, sehingga dapat diatas dapat disimpulkan bahwa
mencapai prestasi yang tinggi. keaktifan adalah suatu kegiatan yang
Berdasarkan pada pemikiran tersebut, dilakukan secara fisik maupun non
maka peneliti mengadakan penelitian fisik.
tentang: Korelasi Keaktifan Siswa
dalam Kegiatan Organisasi Sekolah1 Pengertian Organisasi
dan Gaya Belajar Siswa Terhadap Menurut Syarifudin (2011: 65)
Prestasi Belajar Siswa Kelas X IPA “organisasi merupakan suatu sistem
MAN Ngawi Tahun Ajaran 2014/2015 kerjasama daripada sekelompok orang
untuk mencapai tujuan bersama.
KAJIAN PUSTAKA. Organisasi juga merupakan hubungan-
Pengertian Keaktifan hubungan yang terpolakan di antara
orang-orang berurusan dengan
Organisasi sekecil apapun dan
aktivitas-aktivitas ketergantungan yang
dilingkup apapun, membutuhkan
diarahkan pada suatu tujuan tertentu”.
partisipasi atau keaktifan dari
Dari pengertian di atas dalam
anggotanya. Begitu pula dengan
organisasi terdapat unsur-unsur:
kegiatan organisasi sekolah, kegiatan
kerjasama, individu-individu yang
ini juga membutuhkan partisipasi dan
tergabung dalam kelompok dan tujuan
keaktifan dari anggotanya yaitu siswa.
yang hendak dicapai, adanya aktivitas-
Mulyono (2001: 26) “keaktifan adalah
aktivitas, serta adanya saling
segala sesuatu/aktifitas atau segala
ketergantungan antara individu dalam
sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-
kelompok.
kegiatan yang terjadi baik fisik maupun
Dari pengertian di atas, dalam
nonfisik”. Sedangkan Sanjaya (2007:
penelitian ini kegiatan organisasi siswa
Media Prestasi Vol. XV No.2 Desember 2015 / P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 43
adalah kegiatan yang dilakukan oleh berdasarkan atas kesepakatan bersama
siswa berdasarkan pilihannya sendiri atau berdasarkan mufakat, memiliki
yang dilakukan di sekolah di luar jam prinsip kepemimpinan, melakukan
pelajaran. pengawasan dalam berorganisasi, dan
memiliki tanggung jawab dalam
Tujuan Organisasi
kesatuan perintah.
Setiap kegiatan yang dilakukan,
Penjelasan di atas memberikan
tidak terlepas dari aspek tujuan. Akan
pengertian bahwa kegiatan organisasi
sia-sia suatu kegiatan jika dilakukan
yang diterapkan disekolah mempunyai
tanpa mempunyai tujuan yang jelas.
tujuan untuk kepentingan siswa. Hal ini
Begitu pula dalam berorganisasi,
berarti kegiatan organisasi memiliki
pastinya memiliki tujuan yang akan
nilai-nilai pendidikan tambahan bagi
dicapai bersama. Untuk dapat
siswa dalam upaya menjadikan
mencapai tujuan tersebut, seseorang
manusia yang lebih matang, disiplin ,
dituntut untuk mampu mengikuti
mandiri dan tangguh.
kegiatan yang telah dipilihnya (untuk
2
menyalurkan bakatnya) sesuai dengan3 Prinsip Kegiatan Organisasi
aturan-aturan atau kaidah-kaidah yang Dalam pengelolaan sebuah
telah ditetapkan oleh pihak sekolah, organisasi, hal yang perlu menjadi
yang tentunya akan mendukung perhatian adalah prinsip-prinsi yang
prestasi akademik ataupun non harus dijadikan pola dasar sebuah
akademik di sekolah. organisasi. Oleh karena prinsip-prinsip
Menurut Jati (2000) Dalam tersebut menjadi acuan untuk
berorganisasi, sebaiknya mengikuti terlaksananya program-program
beberapa prinsip sebagai pedoman kegiatan (rencana kerja) dalam rangka
dalam memperlancar perkembangan tercapainya tujuan organisasi itu
organisasi yang diikuti. Prinsip yang sendiri.
dimaksud yaitu dengan melakukan Menurut Max Weber dalam Ibnu
kejelasan dalam merumuskan tujuan, Syamsi (1994) prinsip organisasi
pekerjan dan tugas yang harus dibagi adalah:
rata, pemimpin organisasi yang terpilih

Media Prestasi Vol. XV No.2 Desember 2015 / P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 44
1. Semua kegiatan yang diperlukan meningkatkan efektivitas organisasi.
untuk mencapai tujuan organisasi Jadi keberhasilan pembinaan organisasi
harus didasarkan keahlian, sehingga akan mengakibatkan keberhasilan
pemegang jabatan mampu organisasi.
menjalankan tugas dengan baik Empat (4) macam faktor
2. Pelaksanaan tugas pekerjaan harus mempengaruhi organisasi:
sesuai dengan kebijakansanaan, a. Karakteristik Organisasi
peraturan dan prosedurnya Karakteristik organisasi terdiri
3. Setiap pelaksanaan tugas pekerjaan dari struktur dan teknologi. Struktu
harus dapat dipertanggungjawabkan diartikan sebagai cara bagaimana
kepada atasan melalui mata rantai orang-orang akan dikelompokkan
tingkat unit dalam organisasi untuk menyelesaikan pekerjaan.
4. Semua keputusan harus diambil Teknologi menyangkut mekanisme
secara formal dan tidak ada suatu organisasi untuk mengubah
pertimbangan yang bersifat pribadi masukan mentah menjadi keluaran
5. Hal-hal yang menyangkut bidang jadi. Teknologi dapat memiliki
kepegawaian harus didasarkan pada berbagai bentuk, termasuk variasi-
sistem kecakapan (Merit Sistem) variasi dalam proses mekanisme
yang digunakan dalam produksi,
Faktor Pendukung Kegiatan
variasi dalam pengetahuan teknis
Organisasi
yang dipakai untuk menunjang
Banyak pendapat yang kegiatan menuju sasaran.
mengemukakan faktor-faktor yang b. Karakteristik Lingkungan
mempengaruhi efektivitas organisasi, Karakteristik lingkungan
namun pada dasarnya pendapat- mencakup dua aspek yaitu internal
pendapat tersebut telah terangkum dan eksternal. Lingkungan internal
dalam penelitian Richard M. Steers, dikenal sebagai iklim organisasi.
seperti teori mengenai pembinaan Yang meliputi macam-macam
organisasi yang menekankan adanya atribut lingkungan yang
perubahan yang berencana dalam mempunyai hubungan dengan
organisasi yang bertujuan untuk segi-segi dan efektivitas.
Media Prestasi Vol. XV No.2 Desember 2015 / P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 45
Lingkungan eksternal adalah kebijakan tersebut secara jelas
kekuatan yang timbul dari luar membawa kita ke arah tujuan yang
batas organisasi yang diinginkan.
mempengaruhi keputusan serta
Pengertian Gaya Belajar
tindakan didalam
Menurut Keefe (1979) dalam
organisasinseperti kondisi
Ghufron (2012: 10-11) gaya belajar
ekonomi, pasar dan peraturan
adalah suatu karakteristik kognitif,
pemerintah.
afektif, dan perilaku psikomotorik,
c. Karakteristik Pekerja
sebagai indikator yang bertindak relatif
Karakteristik pekerja
stabil untuk pembelajar merasa saling
berhubungan dengan peran
berhubungan dan bereaksi terhadap
perbedaan individu para pekerja
lingkungan belajar. Sedangkan
dalam hubungan dengan
Gunawan (2006) gaya belajar adalah
efektivitas. Para individu pekerja
cara-carayang lebih kita sukai dalam
mempunyai pandangan ynag
melakukan kegiatan perpikir,
berlainan, tujuan dan kemampuan
memproses dan mengerti suatu
yang berbeda-beda pula. variasi
informasi.
sifat pekerja ini yang sedang
Gaya belajar mempunyai peran
menyebabkan perilaku orang yang
penting dalam bidang pendidikan.
berbeda satu sama lain. Perbedaan
Berdasarkan dari beberapa riset belajar,
tersebut menpunyai pengaruh
dalam Ghufron (2012: 12) Marton
langsung terhadap efektivitas
(1986) dengan studi phenomenografhic
organisasi.
menemukan sekaligus mengukuhkan
d. Kebijakan dan Praktek Manajemen
suatu kesimpulan tentang hubungan
Karena manajer memainkan
konsep belajar individu sebagai satu
peranan sentral dalam keberhasilan
usaha yang dilakukan individu untuk
suatu organisasi melalui
belajar, dan hasil usaha individu untuk
perencanaan, koordinator dan
belajar. Keberadaan dari hubungan
memperlancar kegiatan yang
tersebut secara spesifik berupa gaya
ditujukan ke arah sasaran.
Kebijakan yang baik adalah
Media Prestasi Vol. XV No.2 Desember 2015 / P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 46
belajar dan pengukuran hasil belajar (pendengaran), 3) Gaya Belajar
dan prestasi akademis. Kinestetik (pergerakan). (El Fanany,
Keunikan pada individu perlu 2013)
diperhatikan bukan sebagai gangguan Gaya belajar yang dimiliki siswa
tetapi sebagai perbedaan, dengan bermacam-macam dan juga unik bila
perspektif ini, maka individu yang unik dilihat. Ada beberapa tipe gaya belajar
dapat dipandang sebagai pribadi yang dan bisa kita cermati dan mungkin kita
utuh (Kolb, 1984; Hannel, 2005; ikuti apabila kita merasa cocok.
Santrock, 2006) dalam Ghufron (2012: Macam-macam gaya belajar
12) Gaya-gaya belajar yang unik ini diantaranya:
dapat dipandang sebagai kekayaan a. Gaya Belajar Auditorial
yang harus disadari oleh individu itu Gaya belajar Auditorial,
sendiri dan khususnya bagi mereka berhubungan dengan masalah
yang menjadi orang-orang yang pendengaran siswa. Hal ini ada
terampil membantu (guru, ataupun kaitannya dengan proses belajar
orang tua) pada proses pembelajaran menghafal, membaca maupun
khusus. matematika dalam mengerjakan
Dalam penelitian ini gaya belajar soal cerita.
adalah suatu karakteristik yamg Ciri-ciri dalam gaya belajar
dimiliki oleh siswa yamg melibatkan Auditorial antara lain:
aspek kognitif, afektif, maupun 1) Mudah ingat dari apa yang
psikomotor dalam melakuakn didengarkan
hubungan atau relasi dengan 2) Tidak bisa belajar dalam suasana
lingkungan di sekolahnya. atau berisik
3) Senang dibacakan atau
Macam-macam Gaya Belajar mendengarkn
Ada beberapa tipe gaya belajar 4) Lebih menyukai diskusi atau juga
dang bisa kita cermati dan mungkin cerita
kita ikuti apabila kita merasa cocok, 5) Bisa mengulangi apa yang
yaitu: 1) Gaya Belajar Visual didengarkannya
(penglihatan), 2) Gaya Belajar Auditori
Media Prestasi Vol. XV No.2 Desember 2015 / P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 47
Kendala dalam gaya belajar dipapan tulis, dan tulisannya
auditorial ini adalah anak sering lupa berantakan sehingga tidak mudah
apa yang dijelaskan guru. Sering keliru terbaca. Seiwa dengan gaya belajar
apa yang disampaikan oleh guru, dan visual umumnya lebih suka melihat
juga sering lupa membuat tugas yang daripada mendengar, umumnya mereka
diperintah melalui lesan. Siswa yang cenderung teratur, rapi dan berpakaian
menyukai gaya belajar auditorial indah.
umumnya tidak suka membaca buku c. Gaya Belajar Kinestetik
petunjuk. Dia lebih suka bertanya Gaya belajar kinestetik,
untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan masalah
diperlukan. gerak siswa. Hal ini kaitannya
b. Gaya Belajar Visual dengan proses belajar seperti
Gaya belajar visual, pelajaran olah raga, menari dan
berhubungan dengan penglihatan percobaan-percabaan sains.
siswa. Hal ini kaitannya dengan Cirinya antara lain:
proses belajar matematika 1) Jika memnghafal, dengan cara
(Geometri), bahasa mandarin dan berjalan atau melihat langsung
arab, atau yang berkaitan dengan 2) Belajar melalui praktek langsung
simbol-simbol atau letak simbol. atau manipulasi (trik, peraga)
Ciri-ciri dalam gaya belajar visual 3) Lebih banyak gerak fisik dan
antara lain: punya perkembangan otot yang
1) Lebih mudah mengingat dengan baik
cara melihat
Kendala dalam gaya belajar
2) Tidak terganggu oleh suara ribut
kinestetik seperti anak cenderung tidak
atau berisik
bisa diam. Siswa yang dengan gaya
3) Lebih suka membaca
belajar seperti ini tidak dapat belajar di
4) Suka mendemonstrasikan sesuatu
sekolah-sekolah yang bergaya
daripada penjelasan
konvensional dimana guru menjelaskan
Kendala dalam gaya belajar visual dan anak duduk diam. Siswa akan lebih
seperti terlambat menyalin pelajaran cocok berkembang bila di sekolah

Media Prestasi Vol. XV No.2 Desember 2015 / P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 48
dengan sistem active learning, dimana diciptakan, yang menyenangkan hati
anak banyak terlibat dalam proses yang diperoleh dengan jalan keuletan
belajar. Siswa yang menyukai gaya kerja, baik secara individual maupun
belajar kinestetik umumnya lebih suka kelompok dalam bidang kegiatan
bergerak dan tidak betah duduk lama tertentu”.
serta sering menundukkan kepala serta Muhibbin Syah mengatakan
mendengarkan. bahwa prestasi belajar adalah hasil
yang telah dicapai oleh siswa setelah
Pengertian Prestasi Belajar
melakukan serangkaian aktivitas
Sering kali istilah prestasi belajar
belajar yang berupa perubahan tingkah
digunakan untuk menunjukkan suatu
laku baik berupa kognitif, psikomotor
proses pencapaian tingkat keberhasilan
maupun afektif yang bissa dilihat dari
terhadap usaha belajar yang telah
prestasi belajar di sekolah. Dengan
dilakukan. Darmadi mengatakan bahwa
demikian, dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah sebuah
prestasi belajar adalah hasil belajar
kecakapan atau keberhasilan yang
berupa nilai (skor) dari siswa yang
diperoleh seseorang setelah melakukan
diperoleh setelah megerjakan tes.
sebuah kegiatan dan proses belajar
sehingga dalam diri seseorang tersebut METODE PENELITIAN
memahami perubahan tingkah laku Rancangan Penelitian
sesuai dengan kompetensi belajarnya. Metode penelitian yang
Sedangkan WJS. Poerwadarminta digunakan dalam penelitian ini adalah
berpendapat bahwa prestasi adalah metode penelitian eksperimen, yaitu
hasil yang telah dicapai (dilakukan, suatu penelitian yang berusaha mencari
dikerjakan dan sebagainya). pengaruh variabel tertentu terhadap
Dari beberapa pengertian prestasi variabel yang lain dalam kondisi yang
yang dikemukakan para ahli diatas, terkontrol secara ketat (Hamid
maka dapat disimpulkan (Syaiful Bahri Darmadi, 2013:155).
Djamarah, 2012) bahwa pengertian Pendekatan yang digunakan
prestasi adalah“hasil dari suatu adalah pendekatan kuantitatif, yaitu
kegiatan yang telah dikerjakan, pendekatan yang memungkinkan

Media Prestasi Vol. XV No.2 Desember 2015 / P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 49
dilakukan pencatatan dan analisis data pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 9
hasil penelitian secara eksak dan kelas
menganalisis datanya menggunakan
Sampel
perhitungan statistik (Riduwan, 2011).
Menurut Sugiyono (2013:118)
Teknik pengumpulaan data yang
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan
digunakan dalam penelitian ini adalah
karakteristik yang dimiliki oleh
teknik pengumpulan data dengan
populasi tersebut”.
instrumen berupa angket.
Pada penelitian ini sampel yang
Teknik analisis data pada
digunakan adalah kelas X IPA4 danX
penelitian ini menggunakan pendekatan
IPA6 dengan jumlah subjek penelitian
statistik parametrik, yaitu ilmu statistik
sebanyak 79 siswa.
yang mempertimbangkan jenis sebaran
atau distribusi data, yaitu apakah data
Teknik Pengambilan Sampel
menyebar secara normal atau tidak.
Teknik pengambilan sampel adalah
suatu cara mengambil sampel yang
POPULASI DAN SAMPEL
representatif dari populasi (Riduwan,
Populasi
2011). Teknik pengambilan sampel
“Populasi adalah wilayah
yang peneliti gunakan adalah
generalisasi yang terdiri atas
“probability sampling”, yaitu teknik
obyek/subyek yang mempunyai
sampling yang memberikan peluang
kualitas dan karakteristik tertentu yang
sama setiap anggota populasi untuk
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dipilih menjadi anggota sampel.
dan kemudian ditarik kesimpulannya",
(Sugiyono:2010). Populasi juga juga
TEKNIK ANALISA DATA
bukan sekedar jumlah yang ada pada
Setelah data-data hasil penelitian
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi
terkumpul, maka langkah selanjutnya
meliputi seluruh karakteristik/sifat
adalah mengadakan analisis data
yang dimiliki oleh subyek atau obyek
menggunakan analisis data statistik.
yang diteliti.
Dalam menganalisis data, diperlukan
Populasi dalam penelitian ini adalah
suatu teknik analisis data. analisis data
siswa kelas X IPA MAN Ngawi tahun
Media Prestasi Vol. XV No.2 Desember 2015 / P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 50
yang peneliti gunakan analisis korelasi Uji Signifikansi Koefisien Korelasi
(Sugiono, 2013:249) sebagai berikut: a. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi
Untuk hipotesis diuji dengan Korelasi PPM
Product Moment (PPM), hipotesis Untuk menguji signifikansi korelasi
ganda digunakan rumus sebagai
Uji Koefisien Korelasi
berikut:
Korelasi Pearson Product Moment
(PPM)
Korelasi digunakan untuk
mengetahui derajad pengaruh antara (Riduwan, 2011:138)
variabel bebas (independent) dan Kaidah pengujian signifikansi
variabel terikat (dependent). Korelasi Jika

yang sering digunakan dalam penelitian Jika

adalah korelasi Pearson Product Dengan taraf signifikan: α = 0,01


atau α = 0,05; dk = n – 2
Moment (PPM), dengan rumus
(Riduwan, 2011) sebagai berikut:
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
1) Untuk mengetahui korelasi tingkat
Analisis Korelasi Product Moment
keaktifan( ) terhadap prestasi
belajar matematika (Y) digunakan Pengaruh keaktifan dalam kegiatan
rumus: organisasi sekolah terhadap prestasi
belajar matematika siswa kelas X IPA
MAN Ngawi Tahun Ajaran
2) Untuk mengetahui korelasi Gaya
2014/2015.
belajar ( ) terhadap prestasi
Dari hasil perhitungan skor
belajar matematika (Y) digunakan
angket keaktifan dalam kegiatan
rumus:
organisasi sekolah dan nilai tes
matematika dengan uji “r” korelasi
= koefisien korelasi antara Y dan product moment diperoleh data pada
= koefisien korelasi antara Y dan tabel berikut:

Media Prestasi Vol. XV No.2 Desember 2015 / P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 51
Tabel 1 Dari hasil perhitungan skor
Hasil Pengujian Korelasi Product Moment
angket gaya belajar dan nilai tes
Keaktifan
dalam matematika dengan uji “r” korelasi
Kegiatan produt moment diperoleh data pada
Organisasi
Sekolah tabel berikut:
Koefisien Tabel 2
Korelasi
0,410 Hasil Pengujian Korelasi Produt Moment
Product
Prestasi Belajar Gaya
Moment “r”
Matematika Belajar
Uji 3,241
Koefisien
Signifikan
2,007 Korelasi
pada taraf 5%
0,329
Product
Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel diatas Moment “r”
Matematika
Uji 2,510
diketahui koefisien korelasi “Product
Signifikan
Moment” yaitu diperoleh . 2,007
pada taraf 5%
Pada uji “t” dengan menggunakan nilai
“r” diperoleh pada Berdasarkan tabel diatas
diketahui koefisien korelasi “Product
taraf signifikan .
Moment” yaitu diperoleh .
Dari analisis data dengan
Pada uji “t” dengan menggunakan nilai
menggunakan korelasi product moment
“r” diperoleh pada
diperoleh bahwa = 3,241 lebih
taraf signifikan .
besar dari taraf signifikan 5% =
Dari analisis data dengan
2,007 dengan demikian berarti Ho
menggunakan korelasi product moment
(hipotesis nihil) ditolak Sehingga dapat
diperoleh bahwa = 2,510 lebih
disimpulkan bahwa ada korelasi positif
yang signifikan antara keaktifan dalam besar dari taraf signifikan 5% =

kegiatan organisasi sekolah terhadap 2,007 dengan demikian berarti Ho

prestasi belajar matematika. (hipotesis nihil) ditolak Sehingga dapat


disimpulkan bahwa ada korelasi positif
Pengaruh gaya belajar terhadap yang signifikan antara keaktifan dalam
prestasi belajar matematika siswa
kelas X IPA MAN Ngawi Tahun kegiatan organisasi sekolah terhadap
Ajaran 2014/2015 prestasi belajar matematika.

Media Prestasi Vol. XV No.2 Desember 2015 / P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 52
KESIMPULAN DAN SARAN Bagi Siswa
1. Terdapat korelasi yang positif dan Diharapkan dapat aktif dalam
signifikan antara keaktifan siswa kegiatan agar dapat
dalam kegiatan sekolah terhadap mengembangkan minat dan bakat
prestasi belajar matematika siswa yang dimiliki serta menambah
kelas X IPA MAN Ngawi tahun wawasan siswa.
ajaran 2014/2015.
Bagi Sekolah
2. Terdapat korelasi yang positif dan
Diharapkan agar dapat mendukung,
signifikan antara gaya belajar
memelihara, dan memberikan
siswa terhadap prestasi belajar
fasilitas yang memadai agar
matematika siswa kelas X IPA
kegiatan siswa dapat berjalan
MAN Ngawi tahun ajaran
dengan baik.
2014/2015.

DAFTAR PUSTAKA
SARAN
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-
Berdasarkan simpulan di atas
dasar Evaluasi Pendidikan. Cet.
disarankan :
2. Jakarta: Bumi Aksara.
Bagi Guru
Djamarah, Syaiful Bahri. 2012.
1. Diharapkan meningkatkan Prestasi Belajar dan Kompetensi
Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
keaktifan siswa dalam kegiatan-
kegiatan sekolah serta Fanany, El. 2013. Guru Sejati Guru
Idola. Yogyakarta: Araksa.
meningkatkan gaya belajar siswa
melalui berbagai aktifitas yang Ghufron, M., dan Risnawita, R. 2012.
Gaya Belajar Kajian Teoretik.
cocok dan sesuai dengan karakter
Yogyakarta: PUSTAKA
belajarnya sendiri. PELAJAR.
2. Memahami kondisi berdasarkan
Ibnu Syamsi. Pokok-pokok Organisasi
keunikan gaya belajar siswa, dan dan Manajemen. Jakarta: Renika
Cipta.
memberikan solusi peningkatan
cara belajar siswa mereka masing- Junaidi. 2010. Tabel Persentase
Ditribusi F Probabilita (0,01 dan
masing.
0,05) (online)

Media Prestasi Vol. XV No.2 Desember 2015 / P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 53
(http://junaidichaniago.wordpres Sugiyono. 2012. Statistik
s.com). Nonparametris untuk Penelitian.
Bandung: ALFABETA.
Junaidi. 2010. Tabel r (Koefisien
Korelasi Sederhana) (df = 1 - Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar
200) (online) dan Pembelajaran. Bandung: PT.
(http://junaidichaniago.wordpres Remaja.
s.com)./
Syarifudin. 2011. Manajemen
Riduwan. 2011. Belajar Mudah Pendidikan. Jakarta: DIADIT
Penelitian untuk Guru-Karyawan MEDIA.
dan Peneliti Mula. Bandung:
ALFABETA.

Media Prestasi Vol. XV No.2 Desember 2015 / P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 54

You might also like