Professional Documents
Culture Documents
3 2 Bahan Ajar BAB1 Diktat PSA II PDF
3 2 Bahan Ajar BAB1 Diktat PSA II PDF
Bahan Ajar:
BAB / POKOK BAHASAN I
RING DAN SUBRING
Direncanakan Untuk Perkuliahan
Minggu ke-1 dan 2
November 2013
BAB I
Sebelum masuk ke pokok bahasan utama bab ini tentang Ring dan Subring,
terlebih dahulu akan ditampilkan sifat-sifat himpunan bilangan bulat terhadap ope-
rasi penjumlahan dan perkalian bilangan-bilangan yang tidak asing lagi bagi kita.
1
3. terhadap keduanya (penjumlahan dan perkalian): Z bersifat distributif
kiri dan kanan, yakni
Definisi 1.2.1. Misalkan R adalah sebarang himpunan tak kosong, dan pada R
didefinisikan 2 (dua) operasi yang dinotasikan dengan + dan · yang selanjutnya
disebut operasi penjumlahan dan perkalian. Himpunan R disebut RING terhadap
operasi penjumlahan + dan perkalian · jika memenuhi:
2
Contoh 1.2.2. Berikut contoh-contoh yang lain:
• Ring (R,+,)
• Ring (C,+,).
Namun himpunan bilangan asli N bukan merupakan ring sebab terhadap pen-
jumlahan bukan merupakan grup.
Dari sifat-sifat penjumlahan dan perkalian matriks yang sudah dipelajari dalam
MK Aljabar Linear Elementer dapat ditunjukkan bahwa M2×2 (R) merupakan
ring terhadap operasi penjumlahan dan perkalian matriks.
Proses memperluas dari M2×2 (R) ke Mn×n (R) merupakan salah contoh proses
generalisasi.
3
3. Pandang himpunan semua fungsi dari R ke R sebagai berikut
F (R, R) = {f : R → R | f fungsi}.
dan
2A = {S | S ⊂ A}.
dan
(∀S1 , S2 ∈ 2A )S1 · S2 = S1 ∩ S2
5. Dari MK Teori Grup, kita sudah tahu bahwa jika (G, +) adalah grup abelian,
maka kita dapat membentuk himpunan semua endomorphisma dari G ke G,
yakni
4
Kita sudah tahu bahwa (End(G), +) merupakan merupakan grup Abelian. Se-
lain itu kita dapat mendefinisikan operasi komposisi ◦ pada End(G), yakni
(f ◦ g)(x) = f (g(x)), ∀x ∈ G.
Sudah kita ketahui bahwa jika (R, +, ·) merupakan ring, maka jelas bahwa
(R, +) merupakan grup. Dengan demikian pada R akan terdapat elemen netral 0R
yang menenuhi:
(∀r ∈ R)0R + r = r + 0R = r,
r + (−r) = (−r) + r = 0R .
Berikut sifat-sifat dasar dari ring R dalam kaitannya dengan operasi perkaliannya.
Teorema 1.2.3. Jika (R, +, ·) merupakan ring, maka berlaku sifat-sifat sebagai
berikut:
(b). mempunyai elemen satuan; sebagai contoh ring (2Z, +, ·) tidak mempunyai
elemen satuan terhadap perkalian
5
(c). setiap elemen mempunyai invers terhadap perkalian; sebagai contoh (Z, +, ·)
yang mempunyai invers terhadap perkalian hanyalah 1 dan -1.
(ii). Ring R disebut ring dengan elemen satuan jika R mempunyai elemen satuan
terhadap perkalian.
(iii). Ring R disebut ring komutatif dengan elemen satuan jika R komutatif dan
mempunyai elemen satuan terhadap perkalian.
(iv). Ring R disebut ring pembagian (division ring) jika R mempunyai elemen
satuan dan setiap elemen tak nol di R mempunyai invers terhadap perkalian.
Contoh 1.2.5. 1. Ring (2Z, +, ·) merupakan ring komutatif, namun tidak mem-
punyai elemen satuan.
2. Ring matriks (M2×2 (R), +, ·) merupakan ring dengan elemen satuan I2 . Ring
matriks M2×2 (R) bukan ring komutatif.
3. Ring (Z, +, ·), (R, +, ·), (Q, +, ·), dan (C, , +, ·) masing-masing merupakan
ring komutatif dengan elemen satuan.
6
1.3. Subring: Definisi dan Syarat Perlu dan Cukup
Sudah kita ketahui bahwa himpunan bilangan bulat genap dapat dinyatakan
sebagai
2Z = {2n | n ∈ Z},
dan dengan mudah dapat ditunjukkan bahwa terhadap operasi penjumlahan dan
perkalian bilangan bulat 2Z juga merupakan ring. Hal ini berbeda dengan him-
punan bilangan ganjil
1 + 2Z = {1 + 2n | n ∈ Z}
Dari fenomena ini, kita dapat mendefinisikan struktur subring sebagai berikut.
Definisi 1.3.1. Misalkan S adalah suatu himpunan bagian tak kosong dalam ring
(R,+,·). Himpunan S disebut subring dari R jika S juga merupakan ring terhadap
operasi penjumlahan dan perkalian yang sama pada ring R.
Jadi subring adalah suatu ring di dalam suatu ring. Nampak jelas bahwa 2Z
subring dalam ring (Z,+,·), dan 1 + 2Z bukan merupakan subring dalam (Z,+,·).
merupakan subring dalam (M2×2 (R), +, ·). Begitu juga himpunan matriks
diagonal
a11 0
D2×2 (R) = A= | a11 , a22 ∈R
0 a22
7
Dari definisi subring, dapat disimpulkan bahwa suatu himpunan bagian dari
suatu ring (R, +, ·) merupakan ring jika:
Nampak bahwa:
(∀s1 , s2 ∈ S)(s1 − s2 ) ∈ S.
(∀s1 , s2 ∈ S)(s1 · s2 ) ∈ S.
3. Syarat 3 merupakan syarat kedistributifanan, yang juga pasti terpenuhi oleh se-
barang himpunan bagian dari R.
Dengan demikian, kita dapat menurunkan syarat perlu dan cukup agar him-
punan bagian S dalam ring R merupakan subring dalam teorema sebagai berikut.
Teorema 1.3.2. Misakan S himpunan tak kosong dalam ring (R, +, ·). Himpunan
S merupakan subring dari R jika dan hanya jika
(∀s1 , s2 ∈ S)(s1 − s2 ), s1 · s2 ∈ S.
8
Bukti. (⇒). Diketahui S merupakan subring dari (R, +, ·), sehingga berdasarkan
penjelasan sebelumnya diperoleh bahwa untuk setiap s1 , s2 ∈ S berlaku
s1 − s2 ∈ S dan s1 · s2 ∈ S.
Teorema di atas memberikan pada kita cara yang lebih efisien untuk menge-
cek suatu himpunan bagian dari suatu ring merupakan subring atau bukan.
1.4. Latihan
1. Untuk sebarang ring (R, +, ·), tunjukkan bahwa {0} merupakan subring!
2. Apakah ring (2A , +, ·) pada Contoh 1.2.2 (4) merupakan ring dengan elemen
satuan? Jelaskan!
3. Jika (R1 , +1 , ·1 ) dan (R2 , +2 , ·2 ) merupakan ring, tunjukkan bahwa R1 ×R2 juga
merupakan ring terhadap operasi penjumlahan + dan perkalian · sebagai berikut:
F (A, R) = {f : A → R | f fungsi}.
9
(f1 · f2 )(a) = f1 (a) · f2 (a).
Perhatikan bahwa soal ini adalah perluasan (generalisasi) dari Contoh 1.2.2 (3),
yakni dengan mengganti R dengan sebarang himpunan A. Buktikan (F (A, R), +, ·)
merupakan ring !
merupakan subring! Subring C(R) selanjutnya disebut pusat (center) dari ring
R.
x + y = f −1 (f (x) + g(y))
x · y = f −1 (f (x) · g(y)).
10. Misalkan
z z2
1
M= | z1 , z2 ∈ C
−z z
2 1
10