You are on page 1of 129

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG

DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


PAMULANG KOTA TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH:
SHINTA MILANDA FITRI
1113104000045

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M/1348 H
1438 H/2017

ii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH ISLAMIC UNIVERSITY OF
JAKARTA

Undergraduate Thesis, June 2017

SHINTA MILANDA FITRI, NIM : 1113104000045

The Description of Mother Knowledge Level about Child’s Diarrhea Under


Five years at the Work Area Of Puskesmas Pamulang, South of Tangerang
Xviii + 71 Pages + 12 Tables + 2 Charts + 6 Appendixes

ABSTRACT

Patients with diarrhea in chlidren under five years at Puskesmas Pamulang 2016
reached 3.317 cases. The high incidence is due to various factors, one of them is
mother’s knowledge, but the unexplained and unavoidable mother’s knowledge
related to knowledge about diarrhea in under five years at working area of
Puskesmas Pamulang. The purpose of this research is to know the description of
mother’s knowledge level about child’s diarrrhea under five years at the working
area of Puskesmas Pamulang. This research is a quantitative research with
descriptive design. Sample totaling 107 people obtained through accidental
sampling and data collection using questionnaire. The results of this research is
mother’s with good knowledge are 58 people (54,2%), good level of knowledge
in age 20-35 years are 33 people (55,9%), good level of knowledge is also found
in mother’s education at senior high school are 31 people (55,4%) and in
mother’s who do not work are 49 people (80,3%).
Key Word : Mother’s Knowledge, Diarrhea, Under Five Years.
References : 70 (2004-2016)

iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

Skripsi, Juni 2017

SHINTA MILANDA FITRI, NIM : 1113104000045

Gambaran Tingkat Pengetahuna Ibu Tentang Diare pada Balita di Wilayah


Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan
Xviii + 71 Halaman + 12 Tabel + 2 Bagan + 6 Lampiran

ABSTRAK

Penderita diare pada balita di Puskesmas Pamulang tahun 2016 mencapai 3.317
kasus. Tingginya kejadian ini di sebabkan berbagai macam faktor salah satunya
pengetahuan ibu, namun belum terungkap dan tergalinya pengetahuan ibu
berkaitan dengan pengetahuan tentang diare pada balita di wilayah kerja
Puskesmas Pamulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas
Pamulang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain
deskriptif. Sampel berjumlah 107 orang yang diperoleh melalui accidental
sampling dan pengambilan data dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian
menunjukkan ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 58 orang (54,2%).
Tingkat pengetahuan baik pada umur 20-35 tahun sebanyak 33 orang (55,9%),
tingkat pengetahuan baik juga terdapat pada ibu yang memiliki pendidikan
menengah sebanyak 31 orang (55,4%) dan pada ibu yang tidak bekerja sebanyak
49 orang (80,3%).
Kata Kunci : Pengetahuan Ibu, Diare, Balita
Daftar bacaan : 70 (2004-2016)

iv
v
vi
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Shinta Milanda Fitri

Tempat, Tanggal Lahir : Samarinda, 18 November 1995

Agama : Islam

Status Pernikahan : Belum Menikah

Alamat : Jl. K.H. Harun Nafsi RT : 22 No : 11, Kel. Rapak


Dalam, Kec. Loa Janan Ilir, Samarinda
Seberang, Kalimantan Timur

Telepon : 085249660599

Email : shinta181195@gmail.com

shinta.milanda13@mhs.uinjkt.ac.id

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 003 Samarinda Seberang (2001-2007)


2. MTs Labbaika Samarinda Seberang (2007-2010)
3. MA Al-Mujahidin Samarinda Seberang (2010-2013)
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prodi Ilmu Keperawatan (2013-Sekarang)

Pengalaman Organisasi

1. Anggota OSIS MTs Labbaika Samarinda (2008-2009)


2. Bendahara OSIS MA Al-Mujahidin Samarinda (2011-2012)
3. Anggota CSSMoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013-Sekarang)
4. Staf Departemen Keamanan,Ketertiban dan Kebersihan (2014-2015)
Asrama Putri FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

viii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puji syukur saya panjatkan ke hadirat


Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya. Shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga terang benderang seperti pada
saat ini, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul
Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Diare pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak mengalami


kesulitan, hambatan dan tantangan yang tak terkira, namun syukur Alhamdulillah
berkat doa, usaha kerja keras, kesungguhan, kesabaran dan pertolonganMu Yaa
Allah, serta bantuan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya pada kesempatan kali
ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri,S.K.M, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran


dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Maulina Handayani, S.Kep., Msc dan Ibu Ernawati, S.Kp., M.Kep.,
Sp.KMB, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan dan Sekretaris
Program Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Karyadi, M.Kep., PhD selaku Dosen Pembimbing Pertama dan Ibu
Puspita Palupi, M.Kep., Ns., Sp.Kep.Mat selaku Dosen Pembimbing Kedua,
yang telah sabar dan ikhlas untuk meluangkan waktu, tenaga serta pikiran
selama membimbing peneliti.
4. Ibu Ratna Pelawati, M.Kep., M Biomed selaku Dosen Penasehat Akademik
peneliti, yang telah membimbing dan memberikan nasehat selalu kepada
peneliti selama melaksanakan pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan

ix
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen atau Staf pengajar, pada lingkungan Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan ikhlas dan tulus
memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga kepada
peneliti selama menjalankan perkuliahan.
6. Segenap jajaran Staf dan Karyawan Akademik dan Perpustakaan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah banyak membanti dalam pengadaan referensi sebagai
bahan rujukan skripsi.
7. Kementrian Agama Republik Indonesia selaku pemberi Beasiswa, sehingga
peneliti dapat menempuh pendidikan hingga akhir.
8. Pihak Puskesmas Pamulang yang telah memberikan kesempatan dan perizinan
dalam melakukan penelitian.
9. Kedua orang tua saya Bapak Marbawi dan Ibu Rukayah yang telah mendidik,
mencurahkan kasih sayang tiada tara, mendo’akan, memberikan motivasi dan
dukungan baik moril maupun materi yang tidak pernah habis dari mulai saya
dilahirkan hingga sekarang.
10. Kakak-Kakak saya Badri dan Nurhayati serta adik saya Muhammad Syahrul
Ramadhan dan seluruh keluarga yang selalu memberikan semangat tanpa
henti dan putus asa.
11. Sahabat Terbaikku Siti Yulia yang tak pernah bosan mengingatkan dan
memberikan support dalam proses penyelesaian skripsi ini.
12. Saudara-saudariku CSSMoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu dan pengalaman yang tak terhingga.
13. Sahabat-sahabat TOAK yang telah membantu, menyemangati dan
mendo’akan selama penyelesaian skripsi ini.
14. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2013 PSIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang senatiasa berbagi suka duka, canda tawa, ilmu dan pengalaman
berharga selama pembelajaran kuliah maupun kegiatan lainnya.

x
15. Serta seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran skripsi ini hingga
selesai.

Atas bantuan serta segala dukungan yang telah diberikan, semoga Allah SWT
senantiasa membalas dengan pahala yang berlimpah. Sangat besar harapan saya
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca. Semoga kita
semua senantiasa diberikan petunjuk, limpahan rahmat, hidayah, serta inayah
yang tak terhingga oleh Allah SWT.

Wasalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Ciputat, Juni 2017

Shinta Milanda Fitri

xi
DAFTAR ISI
Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ..................................... Error! Bookmark not defined.


ABSTRACT .......................................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN.......................... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN PENGESAHAN ........................................................................ v
LEMBAR PENGESAHAN ..................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
E. Ruang Lingkup ............................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 8
A. Pengetahuan ................................................................................................. 8
1. Definisi Pengetahuan ................................................................................ 8
2. Tingkat Pengetahuan ................................................................................ 8
3. Kriteria Tingkat Pengetahuan ................................................................. 10
4. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan .......................... 10
5. Pengukuran Pengetahuan ....................................................................... 13
B. Diare ........................................................................................................... 13
1. Definisi ................................................................................................... 13
2. Penyebab ................................................................................................ 13

xii
3. Klasifikasi ............................................................................................... 14
4. Patofisiologi............................................................................................ 15
5. Tanda dan Gejala .................................................................................... 17
6. Dampak .................................................................................................. 17
7. Pencegahan ............................................................................................. 20
8. Penatalaksanaan ...................................................................................... 25
C. Penelitian Terkait ....................................................................................... 28
D. Kerangka Teori........................................................................................... 29
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ........... 30
A. Kerangka Konsep ....................................................................................... 30
B. Definisi Operasional................................................................................... 31
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 33
A. Desain Penelitian ........................................................................................ 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 33
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 34
D. Kriteria Responden..................................................................................... 35
E. Pengumpulan Data ..................................................................................... 36
F. Pengolahan Data......................................................................................... 41
G. Etika Penelitian .......................................................................................... 43
BAB V HASIL PENELITIAN .......................................................................... 47
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ......................................................... 47
B. Hasil Analisa Univariat .............................................................................. 49
1. Gambaran Karakteristik Responden ....................................................... 49
2. Gambaran Karakteristik Balita ............................................................... 51
3. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu ...................................................... 52
BAB VI PEMBAHASAN.................................................................................... 56
A. Analisa Univariat ....................................................................................... 56
1. Karakteristik Responden ............................................................................ 56
2. Karakteristik Balita ................................................................................. 58
3. Tingkat Pengetahuan Ibu ........................................................................ 60
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 68

xiii
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 69
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 69
B. SARAN ...................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 3. 1 Definisi Operasional ............................................................................ 31


Tabel 4. 1 Uraian Kuesioner Penelitian ................................................................ 37
Tabel 4. 2 Hasil Uji Validitas Kuesioner .............................................................. 39
Tabel 5. 1 Distribusi Frekuensi Responden yang memiliki Balita Diare
Berdasarkan Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2017 .............. 49
Tabel 5. 2 Distribusi Frekuensi Responden yang memiliki Balita Diare
Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2017 ... 49
Tabel 5. 3 Distribusi Frekuensi Responden yang memiliki Balita Diare
Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2017 ...... 50
Tabel 5. 4 Distribusi Frekuensi Balita yang Mengalami Diare Berdasarkan Usia
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2017 ................................. 51
Tabel 5. 5 Distribusi Frekuensi Balita yang Mengalami Diare Berdasarkan Jenis
Kelamin Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2017 .................. 51
Tabel 5. 6 Distribusi Frekuensi Responden yang memiliki Balita Diare
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang
Tahun 2017 ........................................................................................................... 52
Tabel 5. 7 Distribusi Frekuensi Responden yang Memiliki Balita Diare Mengenai
Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Usia Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulang Tahun 2017........................................................................................... 53
Tabel 5. 8 Distribusi Frekuensi Responden yang Memiliki Balita Diare Mengenai
Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulang Tahun 2017........................................................................................... 54
Tabel 5. 9 Distribusi Frekuensi Responden yang Memiliki Balita Diare Mengenai
Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulang Tahun 2017........................................................................................... 55

xv
DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2. 1 Kerangka Teori ................................................................................... 29


Bagan 3. 1 Kerangka Konsep ................................................................................ 30

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Perizinan


Lampian 2 Inform Consent
Lampiran 3 Kuesioner
Lampiran 4 Uji Validitas & Reliabilitas Kuesioner
Lampiran 5 Uji Univariat

xvii
DAFTAR SINGKATAN

ASI : Air Susu Ibu

CFR : Case Fatality Rate

DEPKES : Departemen Kesehatan

IR : Insidensi Ratio

KEMENKES : Kementrian Kesehatan

KLB : Kejadian Luar Biasa

MDG’s : Milenium Development Goals

OR : Odds Ratio

PHBS : Pola Hidup Bersih dan Sehat

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

SKRT : Survei Kesehatan Rumah Tangga

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang ada

di negara berkembang seperti di Indonesia, karena mordibitas dan

mortalitanya yang masih tinggi. Survey mordibitas yang dilakukan oleh

Subdit diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat

mengalami kecenderungan kenaikan insidens. Pada tahun 2000 IR

penyakit diare 301/1000 penduduk, tahun 2003 mengalami kenaikan

menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423/1000

penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian luar

biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan Case Fatality Rate

(CFR) yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 kecamatan

dengan jumlah kasus 8.133 orang. Kematian 239 orang (CFR 2,94%).

Tahun 2009 terjadi KLB di 24 kecamatan dengan jumlah penderita 5.756

orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun 2010

terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4.204 dengan

kematian 73 orang (CFR 1,74%) (KemenKes RI, 2012).

Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia yaitu penyakit

potensial kejadian luar biasa yang sering terjadi dengan Case Fatality Rate

yang cukup tinggi dan hal ini menjadi masalah di Indonesia. menurut

Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa penyakit diare merupakan

1
2

penyebab utama kematian pada balita. Pada tahun 2015 tejadi 18 kali

kejadian luar biasa diare yang tersebar di 11 provinsi, 18 kabupaten/kota,

dengan jumlah penderita 1.213 orang dan kematian 30 orang (CFR 2,4%).

Angka kematian (CFR) saat kejadian luar biasa diare di harapkan <1%,

namun dilihat rekapitulasi kejadian luar biasa diare dari tahun 2008 sampai

dengan 2015, terlihat bahwa CFR kejadian luar biasa masih cukup tinggi

(>1%). Dengan demikian secara nasional, CFR kejadian luar biasa diare

tidak mencapai target program (Kemenkes RI, 2015).

Diare merupakan perubahan pada konsistensi feses serta frekuensi

yang meningkat saat buang air besar. Seseorang yang dikatakan

mengalami diare apabila feses yang di keluarkan lebih banyak berair dari

biasanya, atau jika buang air besar dalam sehari bisa tiga kali atau lebih,

dan atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24

jam dan penyakit diare inimerupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi

pada saluran pencernaan yang dapat disebabkan oleh beberapa organisme

seperti bakteri, virus dan parasit. Beberapa organisme tersebut biasanya

menginfeksi saluran pencernaan manusia melalui makanan dan minuman

yang telah tercemar oleh organisme tersebut, dengan demikian perlu

dilakukan pencegahan terhadap penyakit diare (KemenKes RI,2012).

Pencegahan penyakit diare adalah dengan cara pertama yaitu

berperilaku sehat yaitu memberikan ASI, memberikan makanan

pendamping ASI, menggunakan air bersih yang cukup, mencuci tangan,

menggunakan jamban, melakukan imunisasi dan cara kedua adalah dengan


3

penyehatan lingkungan yaitu dengan penyediaan air besrih dan

pengelolaan sampah yang baik.pencegahan ini dapat dilakukan oleh ibu

untuk mengurangi kejadian diare pada balita (KemenKes RI, 2011).

Kejadian diare yang dapat mengakibatkan kematian dengan pravelensi

dalam Riskesdas tahun 2007, dilihat dari kelompok umur dengan

pravelensi tertinggi terdeteksi pada anak balita (1-4 tahun) yaitu 16,7%.

Dengan demikian salah satu langkah dalam pencapaian target MDG’s

(Goal ke-4) adalah menurunkan kematian anak menjadi 2/3 bagian dari

tahun 1990 sampai pada 2015. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah

Tangga (SKRT), studi mortalitas dan riset kesehatan dasar dari tahun ke

tahun diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian

balita di indonesia. Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata

laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk

menurunkan kematian karena diare perlu tata laksanana yang cepat dan

tepat (KemenKes RI,2012).

Penatalaksanaan cepat dan tepat penyakit diare dapat dilakukan untuk

mengurangi dampak seperti menurunkan angka kematian diare yaitu

dengan melalui cara lima langkah tuntaskan diare (LINTAS Diare) antar

lain dengan memberikan oralit dengan sesuai dosis tertentu, memberikan

obat zinc,memberikan ASI/Makanan, memberikan antibiotika hanya atas

indikasi, dan memberikan nasehat tentang cara memberikan cairan dan

obat ketika di rumah untuk penanganan awal diare dan memberitahu

ibukapan harus membawa balita ke tenaga kesehatan. hal ini di lakukan


4

untuk mengurangi dampak diare dan mengurangi tingginya angka kejadian

diare pada balita (Kemenkes RI,2011).

Tingginya angka kejadian diare pada anak, tidak terlepas dari peran

orang tua salah satunya adalah peran ibu. Menurut Setiadi (2008) peran

ibu adalah sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak,

pelindung keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial.

Peran dalam hal masalah kesehatan adalah bagaimana ibu dapat mencegah

dan menangani anak yang terkena penyakit diare. Kejadian diare masih

banyak terjadi karena tingkat pengetahuan ibu yang masih kurang sejalan

dengan hasil penelitian. Hasil penelitian Suma (2013), menunjukkan dari

104 sampel responden yang termasuk tingkat pengetahuan ibu kurang

yaitu sebanyak 29 responden dengan kejadian diare pada dehidrasi berat

sebanyak 28 responden (96,5%) dan pada dehidrasi ringan sebanyak 1

responden (3,44%). Sedangkan responden yang termasuk dalam tingkat

pengetahuan ibu baik yaitu sebanyak 75 responden dengan kejadian diare

pada dehidrasi berat sebanyak 19 responden (25,3%) dan pada dehidrasi

ringan sebanyak 56 responden (74,6%).

Menurut data Profil Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan kasus

diare pada tahun 2015 tertinggi di kota Tangerang Selatan adalah

diPuskesmas Pamulang dengan penemuan penderita diare pada balita

mencapai 2.741 penderita. Hal ini menunjukkan bahwasanya masih

banyak di temukan kejadian penyakit diare pada balita di Kota Tangerang

Selatan(Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan,2015). Sedangkan


5

menurut data dari Puskesmas Pamulang penemuan penderita diare di

Puskesmas Pamulang dari 4 kelurahan yaitu kelurahan Pamulang Barat,

Pamulang Timur, Pondok Cabe Ilir dan Pondok Cabe Udik pada tahun

2016 mencapai 3.317 dengan penderita balita perempuan sebanyak 1.688

dan balita laki-laki sebanyak 1.629.

Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan didapatkan data melalui

wawancara pada 10 orang ibu yang membawa anak nya yang diare ke

Puskesmas Pamulang di antaranya ada 5 orang ibu yang menyakini bahwa

jika anak yang mengalami diare maka itu adalah sebagai tanda anak

tersebut akan cepat tumbuh besar dan ada 3 orang ibu yang menangani

diare dengan diberikan dedaunan yang dihancurkan kemudian dioleskan

pada bagian perutnya.

Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan

ibu di wilayah kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan terkait

diare pada balita masih belum tergali lebih dalam. Oleh karena itu peneliti

merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran

Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Diare pada Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Pamulang”.

B. Rumusan Masalah

Tingginya angka kejadian diare pada balita pada tahun 2016 di kota

Tangerang Selatan khususnya di wilayah kerja Puskesmas Pamulang yaitu

mencapai 3.317 penderita. Hal ini masih belum diketahui penyebab

penyakit diare pada balita tersebut, namun beberapa masyarakat masih ada
6

yang beranggapan bahwa penyakit diare tersebut bukan dianggap suatu

masalah akan tetapi beranggapan bahwa diare tersebut sebagai ukuran

tumbuh kembang balita. Berdasarkan hal tersebut peneliti merasa tertarik

untuk menggali lebih dalammengenai penelitian dengan judul “Gambaran

Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Diare pada Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Pamulang”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Tingkat

Pengetahuan Ibu dengan diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas

Pamulang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden meliputi usia,

pendidikandan pekerjaan ibu di wilayah kerja Puskesmas

Pamulang.

b. Mengidentifikasi karakteristik balita yang meliputi usia dan jenis

kelamin balita di wilayah Puskesmas Pamulang.

c. Mengidentifikasi gambarantingkat pengetahuan ibutentang diare

pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pamulang.

d. Mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang diare

pada balita berdasarkan usia ibu, pendidikan dan pekerjaan ibu di

wilayah kerja Puskesmas Pamulang.


7

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan

evaluasi bagi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan pendidikan

kesehatan mengenai faktor penyebab terjadinya diare dan pencegahan

serta penanganan diare pada balita di wilayah kerja puskesmas

Pamulang.

b. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk mengetahui

tingkat pengetahuan masyarakat mengenai diare pada balita di

Puskesmas Pamulang.

c. Bagi penelitian yang akan datang

Penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk mengembangkan

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan diare pada balita.

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini bersifat kuantitatif yang dilakukan pada bulan Maret-

April 2017, sasaran penelitian ini adalah ditunjukkan kepada ibu yang

memiliki balita yang pernah mengalami penyakit diare di wilayah kerja

Puskesmas Pamulang. Masalah yang diambil pada penelitian ini adalah

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu dengan diare pada balita. Penelitian

ini termasuk dalam ruang ilmu keperawatan anak.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar, pengetahuan

manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Sunaryo (2004) Tingkat pengetahuan di dalam domain

kognitif, mencakup 6 tingkatan antara lain:

a. Tahu adalah tingakatan yang paling rendah, dimana tahu berarti

dapat mengingat atau mengingat kembali suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya. Seseorang yang tahu adalah

seseorang yang dapat menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan dan menyatakan.

b. Memahami adalah kemamapuan seseorang untuk menjelaskan

dan menginterprestasikan dengan benar tentang objek yang

diketahui. Seseorang yang telah paham akan sesuatu maka ia

harus dapat menjelaskan, memberikan contoh dan

menyimpulkan.

8
9

c. Penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi dan kondisi nyata atau dapat

menggunakan hukum-hukum, rumus, metode dalam situasi

nyata.

d. Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menguraikan

objek ke dalam bagian-bagian lebih kecil, tetapi masih di dalam

suatu struktur objek tersebut dan masih terkait satu sama lain.

Seseorang yang bisa menganalisis adalah seseorang yang dapat

menggambarkan, membuat bagan, membedakan, memisahkan,

membuat bagan proses adopsi perilaku dan dapat membedakan

pengertian psikologi dengan fisiologi.

e. Sintesis adalah kemampuan seseorang untuk menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru

atau kemampuan untuk menyususn formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada. Seseorang yang mensintesi

adalah seseorang yang dapat menyusun, meringkaskan,

merencanakan dan menyesuaikan suatu teori atau rumusan

yang telah ada.

f. Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu objek, evaluasi dapat menggunakan kriteria yang

telah ada atau disusun sendiri.


10

3. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) mengkategorikan pengetahuan dengan

tingkatan yaitu :

a. Baik : hasil presentase 76 % - 100 %

b. Cukup : hasil presentase 56 % - 76 %

c. Kurang : hasil presentase < 56 %

4. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005) faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi pengetahuan antara lain:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran

untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu

sehingga sasaranpendidikan itu dapat berdiri sendiri. Pendidikan

formal maupun pendidikan non formal, sistema pendidikan

berjenjang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan melalui

pola tertentu.

b. Usia

Usia individu berkaitan erat dengan pengetahuan individu.

Semakin bertambah usia seseorang maka akan semakin

berkembang pula daya tangkapdan pola pikirnya, sehingga

pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.


11

c. Minat dan kreativitas

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadapsesuatu objek atau dalam melakukan suatu kegiatan

(perbuatan), yang didasari oleh rasa tertarik, senang, yang muncul

dalam diri bukan tekanan dari luar. Adanya perasaan tertarik dan

perasaan senang menimbulkan adanya minat, maka minat ini

merupakan kondisi psikologis yang dapat mendorong (memotivasi)

munculnya kreativitas.

d. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang dialami seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Teori determinan

menganalisa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu

karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri seseorang yang

terbentuk dalam pengetahuan, persepsi,sikap, kepercayaan,

seseorang terhadap objek tersebut, dimana seseorangmendapatkan

pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun

pengalamanorang lain.

e. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung.


12

f. Kebudayaan lingkungan sekitar

Lingkungan sosial budaya yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang dapat bersumber dari pandangan agama, kelompok etnis yang

mempengaruhi proses memperoleh informasi atau pengetahuan

khususnya dalam penerapan nilai-nilai keagamaan. Kebudayaan dimana

kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan sikap seseorang.

g. Informasi

Informasi yang didapatkan dari media massa mempengaruhi

fungsi kognitif dan afektif. Fungsi kognitif diantaranya berfungsi

untuk menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan

sikap, perluasan sistem, keyakinan masyarakat dan penegasan atau

penjelasan nilai-nilai tertentu.

h. Motivasi

Motivasi merupakan dorongan, keinginan dan tenaga

penggerak yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan

sesuatu dengan mengenyampingkan hal-hal yang dianggap kurang

bermanfaat. Dalam mencapai tujuan dan munculnya motivasi

memerlukan rangsangan dari dalam diri individu (biasanya timbul

dari perilaku yang dapat memenuh kebutuhan sehingga menjadi

puas) maupun dari luar (merupakan pengaruh dari orang

lain/lingkungan).
13

5. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari

subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin

kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan -

tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

B. Diare

1. Definisi

Diare adalah suatu keadaan peradangan pada mukosa lambung dan

usus halus yang mengakibatkan pengeluaran feses yang tidak normal

dan tidak seperti biasanya dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan

dapat juga berupa air saja dengan frekuensi yang lebih sering dari

biasanya (3 kali atau lebih) dalam satu hari (DepKes RI,2011).

2. Penyebab

Menurut Hidayat (2009) kejadian diare dapat disebabkan oleh

beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut :

a. Faktor infeksi yaitu suatu proses yang diawali dengan adanya

mikroorganisme (kuman) yang masuk ke dalam saluran

pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak

sel mukosa intestinal yang dapat menurunkan daerah permukaan

intestinal sehingga terjadinya perubahan kapasitas dari intestinal

yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi intestinal dalam


14

absorbsi cairan dan elektrolit. Adanya toksin bakteri juga akan

menyebabkan sistem transpor menjadi aktif dalam usus, sehingga

sel mukosa mengalami iritasi dan akhirnya sekresi cairan dan

elektrolit akan meningkat. Bakteri yang menyebabkan diare yaitu

enterophatogenic escherichia colli, salmonella, shigella, yersenia

enterocolitica, virus yang menyebabkan diare yaitu enterovirus,

adenovirus, human retrovirus seperti agent, rotavirus, jamur yang

menyebabkan diare adalah candida enteritis, parasit yang

menyebabkan diare yaitu giardia clamblia, crytosporidium dan

diare juga dapat disebabkan oleh protozoa.

b. Faktor malabsorbsi adalah suatu kegagalan dalam melakukan

absorpsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat

kemudian akan terjadi pergeseran air dan elektolit ke rongga usus

sehingga terjadilah diare.

c. Faktor makanan, akan terjadi jika toksin yang ada tidak mampu

diserap dengan baik dan dapat terjadi peningkatan peristaltik usus

yang akhirnya menyebabkan penurunan kesempatan untuk

menyerap makanan.

e. Faktor psikologis, dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan

peristaltik usus yang dapat mempengaruhi penyerapan makanan.

3. Klasifikasi

Menurut Suraatmaja (2007), diare dapat di klasifikasikan beberapa

pembagian antara lain :


15

a. Berdasarkan lamanya diare :

1) Diare akut merupakan diare yang berlangsung kurang dari 14

hari.

2) Diare Kronik merupakan diare yang berlangsung lebih dari 14

hari dengan keilangan berat badan atay berat badan tidak

bertambah (failure to thrive) selama masa diare tersebut.

b. Berdasarkan mekanisme patofisiologi antara lain:

1) Diare sekresi (secretory diarrhea)

2) Diare osmotik (osmotic diarrhea)

4. Patofisiologi

Menurut Latief (2007) mekanisme dasar yang menyebabkan diare

adalah sebagai berikut :

a. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat

diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usu

meningkat, sehingga terjadinya pergeseran air dan elektrolit ke

dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan

merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga terjadilah

diare.

b. Gangguan Sekresi

Akibat rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus akan

terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus


16

dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi

rongga usus.

c. Gangguan Motilitas Usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya

kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare.

Sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan mengakibatkan

bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya akan menimbulkan

diare juga.

d. Diare Inflamasi

Proses inflamasi di usus halus dan kolon menyebabkan

diare pada beberapa keadaan. Akibat kehilangan sel epitel dan

kerusakan tight junction tekanan hidrostatik dalam pembuluh darah

dan limfatik menyebabkan air, elektrolit, mukus, protein dan

seringkali sel darah merah dan sel darah putih menumpuk dalam

lumen. Biasanya diare akibat inflamasi ini berhubungan dengan

tipe diare lain seperti diare osmotik dan diare sekretorik.

e. Diare Infeksi

Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari

diare. Dari sudut kelainan usus, diare oleh bakteri dibagi atas non-

invasif dan invasif (merusak mukosa). Bakteri non-invasif

menyebabkan diare karena toksin yang di sekresikan oleh bakteri

tersebut.
17

5. Tanda dan Gejala

Tanda-tanda awal terjadinya penyakit diare pada bayi dan anak

yaitu gelisah dan cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu

makan menurun, tinja akan menjadi cair dan mungkin disertai dengan

lendir ataupun darah, anus dan daerah sekitarnya lecet karena

seringnya defekasi dan tinja semakin lama semakin asam sebagai

akibat banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak

dapat diabsorbsi oleh usus selama diare. gejala muntah dapat terjadi

seelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang

turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan

elektrolit (Kliegman, 2006).

6. Dampak

Menurut Maryuani (2010) dampak yang dapat ditimbulkan dari

penyakit diare yaitu sebagai berikut :

a. Kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi)

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air lebih banyak daripada

pemasukan, kejadian ini merupakan penyebab terjadinya kematian

pada anak yang menderita diare.

Menurut Departemen Kesehatan (2011) derajat dehidrasi diare

antara lain sebagai berikut :


18

1) Diare tanpa dehidrasi

Kehilangan cairan <5 % berat badan penderita diare. Tanda-

tanda diare tanpa dehidrasi ini antara lain : balita tetap aktif,

memiliki keinginan untuk minum seperti biasa, mata tidak

cekung dan turgor kulit kembali segera.

2) Diare dehidrasi ringan / sedang

Kehilangan cairan 5-10% berat badan penderita diare. Tanda-

tanda dehidrasi ini antara lain : balita gelisah atau rewel, mata

cekung, ingin minum terus atau rasa haus meningkat dan turgor

kembali lambat.

3) Diare dehidrasi berat

Kehilangan cairain mencapai > 10% berat badan penderita

diare. Tanda-tanda yang ditimbulkan anatra lain : balita terlihat

lesu, lunglai dan tidak sadar, mata cekung, malas minum dan

turgor kembali sangat lambat ≥ 2 detik.

b. Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis)

Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja.

metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor

tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena

adanya anorexia jaringan. produk metabolisme yang bersift asam

meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi

oliguria atau anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari

cairan ekstraseluler ke dalam cairan intraseluler.


19

c. Hipoglikemia

Hipoglikemisa terjadi pada 2-3 % anak yang menderita diare, lebih

sering pada anak yang sebelumnya telah menderita kekurangan

Kalori Protein. hal ini terjadi karena adanya gangguan

penyimpanan atau penyediaan glikogen dalam hati dan adanya

gangguan etabol glukosa. Gejala hipoglikemia akan muncul jika

kadar glukosa darah menurun hingga 40% pada bayi dan 50%

pada anak-anak.

d. Gangguan gizi

Pada saat anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi

sehingga terjadi penurunan berat badan. Hal ini disebabkan

karena:

1) Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare

atau muntahnya akan bertambah hebat, sehingga orang tua

hanya sering memberikan air teh saja.

2) Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan

pengenceran dalam waktu yang terlalu lama.

3) Makanan diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorpsi

dengan baik karena adanya hiperperistaltik.

e. Gangguan Sirkulasi

Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan syok hipovolemik,

akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis


20

bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak,kesadaran

menurun dan bila tidak tidak segera di atasi klien akan meninggal.

7. Pencegahan

Menurut Kementrian Kesehatan (2011) pencegahan yang dapat

dilakukan untuk menghindari penyakit diare antara lain sebagai

berikut:

a. Perilaku Sehat

1. Pemberian ASI

ASI adalah makanan paling baik untuk bayi, komponen zat

makanan tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk

dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi. ASI mempunyai

khasiat preventif secara imunologik dengan adanya antibodi

dan zat-zat lain yang dikandungnya, ASI memberikan

perlindungan terhadap diare.

2. Makanan pendamping ASI

Pemberian makanan pendamping ASI adalah ketika bayi secara

bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa.

Perilaku pemberian makanan pendamping ASI yang baik

meliputi perhatian terhadap kapan, apa dan bagaimana

makanan pendamping ASI diberikan. Ada beberapa saran

untuk meningkatkan pemberian makanan pendamping ASI

antara lain :
21

a. Perkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 6 bulan

dan dapat diteruskan pemberian ASI. Tambahkan macam

makanan setelah anak berumur 9 bulan atau lebih. Berikan

makanan lebih sering (4 jkali sehari). Setelah anak berumur

1 tahun, berikan semua makanan yang dimasak dengan

baik, 4-6 kali sehari, serta teruskan pemberian ASI bila

mungkin.

b. Tambahkan minyak, lemak dan gula ke dalam nasi/bubur

dan biji-bijian untuk energi. Tambahkan hasil olahan susu,

telur, ikan, daging, kacang-kacangan, buah-buahan dan

sayuran berwarna hijau ke dalam makanannya.

c. Cuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan menyuapi

anak. Suapi anak dengan sendok yang bersih.

d. Masak makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat

yang dingin dan panaskan dengan benar sebelum diberikan

kepada anak.

3. Menggunakan air bersih yang cukup

Penularan kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui

Face-Oral kuman tersebut dapat ditularkan bila masuk ke

dalam mulut melalui makanan, minuman atau benda yang

tercemar dengan tinja, misalnya jari-jari tangan, makanan yang

wadah atau tempat makan minum yang dicuci dengan aitr

tercemar. Masyarakat dapat mengurangi resiko terhadap


22

serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan

melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari umbernya

sampai penyimpanan di rumah. Yang harus diperhatikan oleh

keluarga antara lain :

a. Ambil air dari sumber air yang bersih

b. Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta

gunakan gayung khusus untuk mengambil air.

c. Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk

mandi anak-anak

d. Minum air yang sudah matang (dimasak sampai mendidih)

e. Cuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan

air yang bersih dan cukup.

4. Mencuci tangan

Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan

yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci

tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang

air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan

makanan, sebelum menyuapi makan, mempunyai dampak

dalam kejadian diare.

5. Menggunakan jamban

Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya

penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam


23

penurunan risiko terhadap penyakit diare. Yang harus di

perhatikan oleh keluarga antara lain :

a. Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik

dan dapat dipakai oleh seluruh anggota keluarga.

b. Bersihkan jamban secara teratur

c. Gunakan alas kaki bila akan buang air besar

6. Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak

berbahaya. Hal ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula

menularkan penyakit pada anak-anak dan orang tuanya. Tinja

bayi harus dibuang secara benar. Yang harus diperhatikan oleh

keluarga antara lain :

a. Kumpulkan segera tinja bayi dan buang di jamban

b. Bantu anak buang air besar di tempat yang bersih dan

mudah di jangkau olehnya.

c. Bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk membuang tinja

seperti di dalam lubangg atau di kebun kemudian ditimbun.

d. Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci

tangan dengan sabun.

7. Pemberian imunisasi campak

Pemberian imunisasi campak pada bayi sangat penting untuk

mencegah agar bayi tidak terkena penyakit campak. Anak yang

sakit campak sering disertai diare, sehingga pemberian


24

imunisasi campak juga dapat mencegah diare. Oleh karena itu

berilah imunisasi campak segera setelah bayi berumur 9 bulan.

b. Penyehatan lingkungan

1. Penyediaan air bersih

Penyedian air bersih baik secara kuantitas dan kualitas mutlak

diperlukan dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari

termasuk untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Untuk

mencegah terjadinya penyakit diare tersebut, penyediaan air

bersih yang cukup disetiap rumah tangga harus tersedia.

Disamping itu perilaku hidup bersih harus tetap dilaksanakan.

2. Pengelolaan sampah

Sampah adalah sumber penyakit dan tempat berkembang

biaknya vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa dan

lain-lain. Selain itu sampah dapat mencemari tanah dan

menimbulkan gangguan kenyamanan dan estetika seperti bau

yang tidak sedap dan pemandangan yang tidak enak dilihat.

Oleh karena itu pengelolaan sampah sangat penting, untuk

mencegah penularan penyakit diare. Tempat sampah harus

disediakan, sampah harus dikumpulkan setiap hari dan dibuang

ke tempat penampungan sementara. Bila tidak terjangkau oleh

pelayanan pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir

dapat dilakukan pemusnahan sampah dengan cara ditimbun

atau dibakar.
25

8. Penatalaksanaan

Menurut Kementrian Kesehatan (2011) penatalaksanaan diare

dapat dilaksanakan dengan tatalaksana yang standar di sarana

kesehatan melalui lima langkah tuntaskan diare (LINTAS Diare)

antara lain sebagai berikut :

1. Berikan Oralit

Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dai

rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan

bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin,

kuah sayur, dan air matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran

sudah oralit yang baruu dengan osmolaritas yang rendah, yang

dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan

yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan yang

hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus segera di bawa ke

sarana kesehatan untuk mendapat pertolongan cairan melalui

infus.

Dosis oralit

1) Dosis oralit bagi penderita diare tanpa dehidrasi antara lain

sebagai berikut :

Umur <1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret

Umur 1-4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret

Umur di atas 5 tahun : 1-1 ½ gelas setiap kali anak mencret


26

2) Dosis diare dengan diare ringan/sedang yaitu oralit yang

diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/kg BB dan selanjutnya

diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa

dehidrasi.

3) Penderita diare dehidrasi berat yang tidak dapat minum harus

segera dirujuk ke puskesmas untuk di berikan infus.

2. Berikan obat zink

Zink merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam

tubuh. Zink dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric

Oxide Synthase), dimana eksresi enzim ini selama diare dan

mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam

epitelisasi dinding usus yang megalami kerusakan morfologi dan

fungsi selama kejadian diare.Menurut Black (2003), penelitian di

indonesia menunjukkan bahwa zinc memiliki efek yang protektif

terhadap penanganan diare yaitu sebanyak 11 % dan menurut hasil

pilot study menunjukkan bahwa zinc mempunyai tingkat hasil

guna sebesar 67 % (Hidayat 1998 dan Soenarto 2007).

Berdasarkan pernyataan diatas maka dari itu anak yang menderita

diare tersebut sebaiknya diberikan zinc segera saat anak

mengalami diare.

Dosis pemberian zinc pada balita :

Umur <6 bulan ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari

Umur >6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari
27

Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah

berhenti.. Cara pemberian zinc : larutkan 1 tablet zinc dalam 1

sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut kemudian

berikan pada anak diare.

3. Pemberian ASI/Makanan

Anak yang masih minum ASI harus lebih sering diberikan ASI,

anak yang minum susu formula juga diberikan lebih sering dari

biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah

mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan yang

mudah dicerna dan diberikan sedikit demi sedikit namun lebih

sering, pemberian makanan dan ASI ini bertujuan agar gizi anak

tetap terpenuhi sehingga tetap kuat dan tumbuh serta mencegah

berkurangnya berat badan. Namun setelah diare berhenti,

pemberian makanan dilakukan ekstra diteruskan selama 2 minggu

untuk membantu pemulihan berat badan.

4. Pemberian antibiotika hanya atas indikasi

Antibiotika hanya diberikan pada penderita diare dengan darah

(sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera. Obat anti

protozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh parasit

(amuba, giardia).

5. Pemberian nasehat

Ibu harus di beri nasehat mengenai bagaimana cara memberikan

cairan dan obat ketika di rumah dan kapan harus membawa


28

kembali balita ke petugas kesehatan apabila balita mengalai diare

lebih sering, muntah berulang, sangat haus, makan/minum sedikit,

timbul demam, tinja berdarah dan tidak membaik selama 3 hari.

C. Penelitian Terkait

Beberapa hasil penelitian yang diidentifikasi terkait dengan gambaran

tingkat pengetahuan ibu dengan diare pada balita, masalah kurang

pengetahuan (ibu) pada anak dengan diare dapat disebabkan oleh kurang

informasi atau budaya yang menyebabkan tidak mementingkan pola hidup

yang sehat, sehingga rasa ingin tahu masih kurang khususnya dalam

penanganan dan pencegahan diare (Alimul, 2009). Berdasarkan penelitian

Yuana (2016), hasil penelitian secara statistik ibu dengan pengetahuan

kurang baik beresiko 7,1 kali memiliki balita yang mengalami diare.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu berpotensi sebagai

faktor resiko terhadap kejadian diare pada balita.

Berdasarkan faktor pengetahuan ibu yang memiliki balita yang

mengalami diare menurut beberapa penelitian menyatakan bahwa menurut

Suparno (2015) didapatkan hasil bahwa ada hubungan bermakna antara

pengetahuan dengan kejadian diare dengan pengetahuan ibu yang baik

sebanyak 29 (44,6%), pengetahuan cukup 23 (35,4%) dan pengetahuannya

kurang sebanyak 13 (20,0%). Berdasarkan penelitian Suma (2013), hasil

penelitian menunjukkan dari 104 sampel responden yang termasuk tingkat

pengetahuan ibu kurang yaitu sebanyak 29 responden dengan kejadian

diare pada dehidrasi berat sebanyak 28 responden (96,5%) dan pada


29

dehidrasi ringan sebanyak 1 responden (3,44%). Sedangkan responden

yang termasuk dalam tingkat pengetahuan ibu baik yaitu sebanyak 75

responden dengan kejadian diare pada dehidrasi berat sebanyak 19

responden (25,3%) dan pada dehidrasi ringan sebnayak 56 responden

(74,6%).

D. Kerangka Teori

Penyebab
Dampak
Infeksi :
Mikroorganisme, Kekurangan Cairan
bakteri, virus dan parasit (Dehidrasi)
Diare Pada Balita
Malbabsorbsi Hipoglikemia

Makanan Gangguan Gizi

Psikologi Kematian

Perawatan Balita
Oleh Ibu

Karakteristik Pengetahuan

Usia

Pendidikan

Pekerjaan

Bagan 2. 1 Kerangka Teori

Sumber : (Notoatmodjo,2007), (Hidayat,2009), (Notoatmodjo,2011).


BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan kerangka yang menggambarkan satu

atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen. Variabel

independen adalah faktor yang dapat di operasionalkan, sedangkan

variabel dependen adalah situasi masalah yang dapat di operasionalkan

dalam penelitian kuantitatif (Lapau,2013). Sebuah penelitian sangat

memerlukan sebuah kerangka konsep yaitu suatu model pendahualuan dari

sebuah maslaah penelitian yang akan dilakukan dan menjadi refleksi dari

hubungan variabel-variabel yang akan diteliti. Kerangka konsep dibuat

sesuai dengan literatur dan teori yang sudah ada (Swarjana.2015).

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah gambaran tingkat

pengetahuan ibu dengan diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas

Pamulang.

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu


tentang Diare pada Balita

 Pengertian Diare
 Penyebab Diare
 Tanda dan Gejala Diare
 Dampak Diare
 Pencegahan Diare
 Penatalaksanaan Diare

Bagan 3. 1 Kerangka Konsep

30
B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi ketika variabel-variabel penelitian menjadi bersifat operasional. Definisi dari
operasional menjadikan konsep yang masih bersifat abstrak menjadi operasional yang memudahkan pengukuran variabel
tersebut (Wasis, 2008).

Tabel 3. 1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Tingkat Suatu pola pikir atau pemahaman yang Memberi ceklist () di Kuesioner 0 = Baik (76-100%) Ordinal
Pengetahuan telah di dapatkan dari proses kolom pengetahuan
1 = Cukup (56-
pembelajaran ataupun media massa
76%)
mengenai penyakit diare yang meliputi :
2 = Kurang (<56%)
a. Pengertian diare
(Arikunto, 2006)
b. Penyebab diare
c. Tanda dan gejala diare
d. Dampak diare
e. Pencegahan diare
f. Penatalaksanaan diare
Karakteristik
Responden
dan Balita
1. Usia Ibu Pernyataan responden terhadap Memberi ceklist () di Kuesioner 0 = >20 Ordinal
usianya terhitung sejak lahir hingga kolom usia ibu 1 = 20-35
ulang tahun terakhir
2 = >35
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
2. Pendidikan Pernyataan responden tentang Memberi ceklist () di Kuesioner 0 = Pendidikan dasar Ordinal
pendidikan formal terakhir yang kolom pendidikan
1=Pendidikan
ditamatkan oleh responden
Menengah
2= Pendidikan Tinggi
(PT)
(UU Nomor 20 tahun
2003) Pasal 17 dalam
Kemendikbud (2012)
3. Pekerjaan Kegiatan rutin yang dilakukan dalam Mengisi kuesioner Kuesioner 0 = Tidak bekerja
upaya mendapatkan penghasilan untuk bagian pekerjaan 1 = Bekerja Nominal
pemenuhan kebutuhan hidup keluarga

4. Usia Balita Lama hidup yang telah dijalani di hitung Memberi ceklist () di Kuesioner 0 = 12 s/d 36 bulan Ordinal
berdasarkan dari bulan kelahiran kolom usia balita 1 = >36 bulan s/d 59
bulan
5. Jenis Kelamin Keadaan tubuh penderita secara gender Memberi ceklist () di Kuesioner 0 = Laki-Laki Nominal
yang dibedakan secara fisik kolom jenis kelamin 1 = Perempuan
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian atau rancangan penelitian merupakan strategi

untuk memperoleh data yang akan digunakan untuk melakukan uji

hipotesa. Pemilihan desain yang tepat sangat diperlukan untuk menjamin

pembuktian hipotesa secara tepat pula (Sanjadja,2006). Penelitian ini

adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan jenis penelitian deskriptif.

Deskriptif adalah suatuu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan

utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif

(Setiadi, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat

pengetahuan ibutentang kejadian diare pada balita. Penelitian ini dilakukan

dengan mengumpulkan data melalui pertanyaan terstruktur atau kuesioner

penelitian.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Pamulang kota

Tangerang Selatan, Banten.

b. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2017.

33
34

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan individu yang akan menjadi

sasaran generalisasi dari sampel yang akan diambil dalam suatu

penelitian (Sumantri,2011). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu

yang membawa balita mengalami diare berkunjung ke Puskesmas

Pamulang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang

terdapat pada populasi sebagai perangkat elemen yang akan dipilih

untuk di pelajari (Sugiyono,2015). Sampel yang di ambil pada

penelitian ini adalah ibu yang membawa balita diare dan ibu yang

memiliki balita yang sebelumnya di masa lalu pernah mengalami diare

yang di bawa ke Puskesmas Pamulang.

1. Pengambilan sampel

Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik

Accidental Sampling adalah sampel yang diperoleh berdasarkan

siapa yang dijumpai (Wasis, 2008). Accidental sampling adalah

pengambilan sampel dengan mengambil kasus yang kebetulan ada

atau tersedia (Hastono, 2012).


35

2. Besar sampel

Untuk memudahkan menentukan besarnya sampel dapat

digunakan model rumus sampel Slovin dalam Sambas Ali (2010)

di mana :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

d = presisi (% yang dapat ditoleransi dengan ketidaktepatan

penggunaan sampel sebagai pengganti populasi)

Rumus Slovin :

n= N = 3317 = 3317 = 3317 = 97

1 + N(d)2 1 + 3317 (0,1)2 1 + 33.17 34.17

Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya drop out

responden, maka jumlah sampel di tambah 10 % sehingga sampel

seluruhnya sebanyak 107 orang.

D. Kriteria Responden

1. Kriteria Inklusi

a. Ibu yang memiliki balita yang pernah mengalami diare yang

berusia 1sampai dengan5 tahun yang datang berobat ke sarana

pelayanan kesehatan Puskesmas Pamulang.

b. Tinggal di wilayah setempat.

c. Ibu bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian

ini.
36

2. Kriteria Eksklusi

a. Ibu yang memiliki balita yang pernah mengalami diare yang

berusia 1 sampai dengan5 tahun (1-5 tahun) yang datang

berobat ke sarana pelayanan kesehatan Puskesmas Pamulang

namun tidak tinggal di wilayah setempat.

b. ibu tidak bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam

penelitian ini.

E. Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data di lakukan dengan cara membuat daftar

pertanyaan atau angket, wawancara, observasi, dan pengukuran. Selain

itu, alat/instrumen pengumpulan data adalah formulir isian, check list,

kuesioner, dan alat ukur. Pada penelitian ini menggunakan jenis

instrumen kuesioner yaitu merupakan daftar pertanyaan yang telah

disusun untuk memperoleh data sesuai yang diinginkan peneliti

(Wasis, 2008).

Kuesioner pengetahuan merupakan modifikasi dari kuesioner Yeni

Iswari (2011) kuesioner pengetahuan ibu tentang diare pada anak

terdiri atas 23butir pertanyaan. Pertanyaan yang digunakan telah di edit

dengan menggunakan pertanyaan dengan jawaban skala Guttman dan

untuk pemberian skor dilakukan berdasarkan ketentuan, jawaban benar

di beri skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Skor diperoleh masing-

masing responden dijumlahkan, dibandingkan dengan skor maksimal


37

kemudian dikalikan 100. Hasil perhitungan terakhir menunjukkan nilai

pengetahuan yang dimiliki responden tentang diare. Skor yang

diperoleh kemudian dikategorikan sesuai dengan kategori pengetahuan

yang dikemukan oleh Arikunto (2006) menjadi pengetahuan baik skor

>76%, pengetahuan cukup apabila skor 56-76%, pengetahuan kurang

apabila skor <56%.

Tabel 4. 1 Uraian Kuesioner Penelitian


No Variabel Sub Variabel Jumlah Nomer
Pertanyaan Kuesioner

1. Data Terkait Pengetahuan


tingkat a. Definisi 1 1
pengetahuan b. Penyebab 5 2, 3, 4, 5, 6
dengan diare c. Tanda dan 2 7, 8
pada balita Gejala
d. Dampak 3 9,10, 11
e. Pencegahan 3 12, 13, 14

f. Penatalaksana 5 15, 16, 17, 18,


an 19
Total 19

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas merupakan kebenaran atau keakuratan yang

menunjukkan seberapa tepat alat ukur untuk menunjukkan apa yang

seharusnya di ukur (Nurbaiti,2010). Alat ukur dikatakan mempunyai

nilai valid jika alat ukur tersebut dapat dengan tepat mengukur apa

yang diukur (Wasis, 2008). Adapun uji validitas instrumen penelitian

ini dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment. Hasil r

hitung kita bandingkan dengan r tabel dimana df = n-2 dengan sig 5%

(Sujarweni, 2015).
38

Reliabilitas merupakan gambaran seberapa jauh pengukuran yang

diperoleh dengan menggunakan instrumen (termasuk kuesioner) jika di

ulang akan menghasilkan hasil yang sama atau konsisten (Nurbaiti,

2010). Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap

seluruh butir pertanyaan. Adapun uji reliabilitas instrumen penelitian

ini menggunakan rumus Alpha Cronbach . Jika nilai Alpha > 0.60

maka reliabel.

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji coba kuesioner dilakukan pada tanggal 27 Maret 2017 terhadap

30 responden yang memiliki balita usia 1-5 tahun yang pernah

mengalami diare di Puskesmas Pondok Jagung. Tujuan dari uji coba

kuesioner ini untuk mengetahui apakah pernyataan-pernyataan tersebut

valid serta dapat dimengerti atau tidak dimengerti oleh responden.

Penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner yang dibuat sendiri

oleh peneliti. Setelah membuat instrumen sesuai dengan aspek-aspek

yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya

dikonsultasikan dengan ahli oleh spesialisasi keperawatan anak yaitu

ibu Ns. Mardiyanti, M.Kep., MDS. Hasil konsultasi dengan content

validity adalah kuesioner mengenai pengetahuan dan sudah diterima

oleh pakar hanya dalam penggunaan kata-kata harus disederhanakan

agar mudah dipahami oleh ibu-ibu untuk mengerti maksud dari

pernyataan dari kuesioner tersebut.


39

Hasil dari uji coba kuesioner didapatkan bahwa dari 23 pernyataan

yang sudah di berikan hanya ada 16 pernyataan pada kuesioner yang

valid karena r hitung ≥ dari r tabel.

Berikut adalah tabel r hitung kuesioner

Tabel 4. 2 Hasil Uji Validitas Kuesioner


No Nilai r hitung Keterangan
1. 0,511 Valid
2. 0,680 Valid
3. 0,153 Tidak Valid
4 0,786 Valid
5. 0,128 Tidak Valid
6. 0,916 Valid
7. 0,130 Tidak Valid R. Tabel untuk 30
8. 0,735 Valid
9. 0,461 Valid responden adalah ≥
10. 0,479 Valid 0,361
11. 0,443 Valid
Alpha Cronbach ≥
12. 0,522 Valid
13. 0,437 Valid 0,60
14. 0,612 Valid
15. 0,302 Tidak Valid
16. 0.a Tidak Valid
17. 0,663 Valid
18. 0,629 Valid
19. 0,199 Tidak Valid
20. 0,665 Valid
21. 0,511 Valid
20. 0,615 Valid
23. 0,141 Tidak Valid

Uji validitas ke lapangan telah di lakukan kemudian selanjutnya di

lakukan uji konten dengan dosen expert, hasil dari uji konten 3

pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan nomor 7, 16 dan 23 tetap

di tambahkan dalam kuesioner penelitian karena pernyataan itu harus

ada dalam kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan responden

mengenai penyebab,dampak dan pencegahan diare, akan tetapi dari 3


40

pernyataan itu bentuk kalimat pernyataan di rubah lebih singkat dan

jelas.

Hasil uji reliabilitas kuesioner adalah dinyatakan realiabel karena

cronbach’s alpha yang di dapatkan > 0.60, yaitu dengan cronbach’s

alpha = 0,843.

4. Prosedur pengumpulan data

Proses-proses dalam pengumpulan data pada penelitian ini melalui

beberapa tahap antara lain :

1. Meminta surat pengantar dari FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta untuk melakukan penelitian setelah proposal disetujui

pembimbing.

2. Mengajukan dan menyerahkan surat permohonan ijin kepada pihak

puskesmas untuk melaksanakan penelitian.

3. Mendatangi responden untuk menjelaskan tujuan penelitian,

manfaat penelitian, kerahasiaan informasi yang diberikan

responden kepada peneliti serta meminta kerja sama responden

untuk menjawab pertanyaan dalam kuessioner secara jujur sesuai

dengan keadaan responden.

4. Memberikan daftar pertanyaan dan menyerahkan kepada

responden kemudian meminta responden untuk mendatangani

lembar persetujuan sebelum mengisi lembar pertanyaan.

5. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian

kuesioner.
41

6. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada

peneliti apabila ada yang tidak jelas dengan kuesioner.

7. Memberikan waktu selama 10-15 menit kepada responden untuk

mengisi kuesioner.

8. Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi

kepada peneliti untuk selanjutnya diolah dan dianalisis.

5. Data yang dikumpulkan

Data primer adalah sumber-sumber dasar yang terdiri dari bukti-

bukti atau saksi utama dari kejadian (fenomena) objek yang diteliti dan

gejala yang terjadi saat di lapangan (Sumantri, 2011). Data primerpada

penelitian ini diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah disiapkan.

Data sekunder merupakan sumber selain dokumen langsung yang

menjelaskan tentang suatu gejala. Dan data sekunder adalah data yang

sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan

(Sumantri, 2011).

F. Pengolahan Data

1. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka selanjutnya adalah dilakukan

pengolahan data dengan proses pengolahan data ini melalui tahap-

tahap sebagai berikut :

1. Editing

Pada tahap ini peneliti memeriksa kembali pengisian kuesioner

yang telah di jawab oleh responden, dengan memperhatikan


42

kelengkapan jawaban, kesalahan pengisian dan karakteristik dari

setiap jawaban dan daftar pertanyaan.

2. Coding

Setelah data di edit atau di sunting, selanjutnya adalah

mengkoding data yaitu dilakukan dengan cara memberi kode

terhadap setiap jawaban yakni dengan mengubah data berbentuk

kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan, hal ini

bertujuan untuk memudahkan entry data.

3. Entry

Entry data hasil jawaban dari masing-masing responden yang

dalam bentuk “kode” dimasukkan ke dalam program atau

“software” komputer dengan menggunakan perangkat lunak

pengolah data.

4. Cleaning

Pada tahap ini adalah proses jika semua data dari setiap sumber

data atau responden telah selesai di masuk kan, kemudian dicek

kembali untuk memastikan bahwa data tersebut telah bersih dari

kesalahan dalam pengkodean maupun kesalahan dalam membaca

kode,ketidaklengkapan, dan sebagainya, selanjunya dilakukan

pembenaran atau koreksi.


43

2. Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisis unvariat adalah digunakan untuk menjabarkan secara

deskriptif mengenai distribusi frekuensi dan proporsi masing-

masing variabel yang diteliti. Analisis ini bertujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel

penelitian (Sumantri,2011). Pada penelitian ini, akan menyajikan

analisis univariat yaitumengidentifikasi gambarankarakteristik

yang meliputi usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, usia balita

dan jenis kelamin balita dan tingkat pengetahuan ibu mengenai

diare pada balita serta tabulasi silang antara pengetahuan dengan

usia ibu, pengetahuan dengan pendidikan ibu dan pengetahuan

dengan pekerjaan ibu di Puskesmas Pamulang..

G. Etika Penelitian

Etika menurut bahasa yunani, yakni ethoos, maka etika artinya adalah

“adat istiadat” atau yang berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik

pada diri seseorang maupun pada suatu kelompok/masyarakat. Dalam

kegiatan penelitian etika penelitian bertujuan untuk menjamin bahwa tidak

seorang pun yang dirugikan atau menanggung konsekuensi yang

merugikan dari kegiatan penelitian (Adi,2015). Etika penelitian menurut

komisi etika penelitian Atma Jaya Jakarta (2010), etika penelitian

merupakan suatu pertimbangan rasioanal mengenai kewajiban-kewajiban


44

moral seorang peneliti tas apa yang dikerjakannya dalam penelitian,

publikasi dan pengabdiannya kepada masyarakat.

Menurut Sunarto (1993), menyatakan bahwa etika dalam penelitian yang

harus dihormati oleh setiap peneliti antara lain:

1. Peneliti tidak dapat memaksa seseorang untuk ikut serta dalam

penelitian.

2. Peneliti tidak boleh memberikan keterangan yang keliru untuk

mendorong subjek agar mau ikut serta dalam suatu penelitian. Dalam

penelitian

3. Tidak boleh menyebabkan cedera ( fisik maupun psikologis) bagi para

subjek penelitian. Subjek penelitian adalah anonim (tidak dikenal) dan

confidential (rahasia).

4. Peneliti dituntut untuk menyajikan data penelitian secara jujur.

5. Hipotesis harus dibuat sebelum penelitian diawali, bukan setelah hasil

penelitian diketahui.

Prinsip-prinsip dasar etika yang relevan dalam pelaksanaan penelitian

1. Menghormati orang : orang memiliki hak untuk menentukan nasib

dirinya sendiri dan untuk pengobatan sebagai individu yang otonom.

Dengan demikian mereka memiliki kebebasan untuk memilih bersedia

berpartisipasi atau tidak berpartisipasi dalam penelitian. Dalam

penelitian ini peneliti bersikap menghormati keputusan responden

dalam kesediaan menjadi responden, tanpa ada unsur paksaan,dengan

cara sebelum dilakukan pengisian kuesioner peneliti menjelaskan


45

terlebih dahulu mengenai penelitian yang dilakukan, kemudian di

lakukan pengisian informed consent bagi yang bersedia menjadi

responden.

2. Kebaikan : kewajiban untuk tidak membahayakan dan memaksimalkan

keuntungan yang mungkin. Seseorang diperlakukan dengan cara yang

etis dengan cara keputusan-keputusan yang telah mereka pilih dihargai,

mereka di lindungi dari bahaya dan memberikan kesejahteraan

terhadap mereka. Dalam penelitian ini peneliti bersikap baik dengan

responden, menjelaskan manfaat dari penelitian dan memberika

informasi lebih lanjut dengan pemaparan tentang penyakit diare pada

balita.

3. Keadilan : subyek manusia harus diperlakukan dengan adil. Suatu

ketidakadilan terjadi ketika menolak keuntungan terhadap orang yang

berhak tanpa alasan yang baik atau ketika terlalu dikenakan beban.

(Nurbaiti,2010). Dalam penelitian ini peneliti berperilaku adil terhadap

responden tidak membedakan dari segi suku, ras dan agama responden.

4. Prisnsip integritas keilmuan. Berdasarkan prinsip ini seorang peneliti

wajib : menjaga integritas keilmuan dengan menghargai kejujuran,

kecermatan, ketelitian, dan keterbukaan dalam penelitian, publikasi

dan penerapannya. Peneliti wajib berpegang pada komitmennya unuk

menjunjung tinggi objektivitas dan kebenaran. Pelanggaran atas hak

kekayaan intelektual (hakiki), pencurian data dan karya orang lain

selain merupakan pelanggaran atas prinsip ini, juga merupakan


46

pelanggaran hukum. Dalam penelitian ini peneliti memiliki komitmen

dalam kejujuran dan bersikap objektivitas serta tidak melakukan

pelanggaran terhadap penelitian yang dilakukan yaitu tidak mencuri

data orang lain.

5. Prinsip kepercayaan dan tanggung jawab. Berdasarkan prinsip ini

seorang peneliti wajib : membangun kepercayaan dengan mitra

peneliti, subjek penelitian dan semua yang terlibat dalam penelitian

(Adi, 2015). Dalam penelitian ini peneliti menjelaskan mengenai

penelitian dengan jelas dan mudah dipahami oleh responden agar

tercipta kepercayaan terhadap responden dan semua yang terlibat

dalam penelitian, dan peneliti juga bertanggung jawab atas penelitian

yang telah di lakukan.


BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini menyajikan data hasil penelitian yang meliputi karakteristik

responden, gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada balita di

wilayah kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2017.

Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu, dengan pembagian kuesioner yang

dilakuakan di poli anak Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan.

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Puskesmas Pamulang terletak di sebelah timur kota tamgerang

selatan, berada di Jalan Surya Kencana No. 1, Kecamatan Pamulang Kota

Tangerang Selatan Provinsi Banten, Puskesmas Pamulang merupakan unit

pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota Tangerang Selatan yang mempunyai batasan wilayah

sebagai berikut, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat,

sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Setu, sebelah selatan

berbatasan dengan Kota Depok, wilayah kerja Puskesmas Pamulang

mencakup 4 Kelurahan, yaitu Pamulang Barat, Pamulang Timur, Pondok

Cabe Ilir dan Pondok Cabe Udik. Puskesmas Pamulang terletak di tepi

jalan raya, sehingga untuk mencapainya relative lebih mudah karena

dilalui oleh kendaraan umum dan dapat pula di tempuh dengan berjalan

kaki.

47
Pelayanan yang terdapat di Puskesmas Pamulang adalah

memberikan pelayanan rawat inap selain rawat jalan, pemeriksaan

umum/dewasa, poli BPJS, pemeriksaan anak, pemeriksaan gigi dan mulut,

pemeriksaan mata dan katarak, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan kulit

dan kecantikan, pemeriksaan kesehatan haji, pemeriksaan lab, pelayanan

KIA/KB, klinik gizi, akupuntur, refleks, konseling remaja dan klinikm

sanitasi. Puskesmas juga memberikan pelayanan di masyarakat,

puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas

pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa maupun pos

bersalin desa (Polindes).

Visi dari dari puskesmas pamulang adalah “terwujudnya kota

tangerang selatan yang cerdas, berkualitas, berbasis teknologi dan

inovasi”. Dengan Motto “ Puskesmas Pamulang Berhasil Prima yaitu

Bersih, Harmonis, Silahturahim dan Pelayanan Prima dan Nilai Puskesmas

Pamulang Disiplin, Tanggung Jawab dan Kejujuran.

Misi dari Puskesmas Pamulang adalah sebagai berikut :

a. Mengembangkan sumber daya manusia yang handal dan berdaya

saing

b. Meningkatkan tata kelola pemerntah yang baik berbasis terknologi

informasi.
B. Hasil Analisa Univariat

1. Gambaran Karakteristik Responden

a. Usia Ibu

Tabel 5. 1
Distribusi Frekuensi Responden yang memiliki Balita Diare
Berdasarkan Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang
Tahun 2017
Usia Ibu Frekuensi Presentase (%)
<20 3 2,8
20-35 59 55,1
>35 45 42,1
Total 107 100

Berdasarkan tabel 5.1 distribusi frekuensi responden yang

memiliki balita diare di Puskesmas Pamulang dari 107 responden

didapatkan bahwa sebagian besar usia responden yaitu usia 20-35

tahun sebanyak 59 orang (55,1%), kemudian di ikuti dengan usia

>35 tahun sebanyak 45 orang (42,1%) dan usia <20 tahun

sebanyak 3 orang (2,8%).

b. Pendidikan

Tabel 5. 2
Distribusi Frekuensi Responden yang memiliki Balita Diare
Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulang Tahun 2017
Pendidikan Ibu Frekuensi Presentase (%)
Dasar 28 26,2
Menengah 56 52,3
Tinggi 23 21,5
Total 107 100
Berdasarkan tabel 5.2 distribusifrekuensi responden yang

memiliki balita diare di Puskesmas Pamulang dari 107 responden

didapatkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan responden

yaitupendidikan menengah sebanyak 56 orang (52,3%), kemudian

diikuti pendidikan dasar sebanyak 28 orang (26,2%)dan

pendidikan tinggi sebanyak 23 orang (21,5%).

c. Pekerjaan

Tabel 5. 3
Distribusi Frekuensi Responden yang memiliki Balita Diare
Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulang Tahun 2017
Pekerjaan Frekuensi Presentase (%)
Bekerja 46 43,0
Tidak bekerja 61 57,0
Total 107 100

Berdasarkan tabel 5.3 distribusi frekuensi responden yaang

memiliki balita diare di Puskesmas Pamulang dari 107 responden

didapatkan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja yaitu

sebanyak 60 orang (56,1%) dan yang bekerja yaitu sebanyak 47

orang (43,9%).
2. Gambaran Karakteristik Balita

a. Usia Balita

Tabel 5. 4
Distribusi Frekuensi Balita yang Mengalami Diare
Berdasarkan Usia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulang Tahun 2017
Usia Balita Frekuensi Presentase (%)
12-36 bulan 85 79,4
>36- 59 bulan 22 20,6
Total 107 100

Berdasarkan tabel 5.4 distribusifrekuensibalita yang

mengalami diare di Puskesmas Pamulang berdasarkan usia dari

107 responden adalahsebagian besarpada yang mengalami diare

padausia balita 12-36 bulan sebanyak 85 orang (79,4%)dan usia

>36-59 bulan sebanyak 22 orang (20,6%).

b. Jenis Kelamin
Tabel 5. 5
Distribusi Frekuensi Balita yang Mengalami Diare
Berdasarkan Jenis Kelamin Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Pamulang Tahun 2017
Jenis kelamin Frekuensi Presentase (%)
Laki-laki 56 52,3
Perempuan 51 47,7
Total 107 100

Berdasarkan tabel 5.5distribusi frekuensi balita yang

mengalami diare di Puskesmas Pamulang dari 107 responden yang

diteliti berdasarkan jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan

relatif sama, namun lebih banyak laki-laki yaitu sebanyak 56 orang


(52,3%), sedangkan jenis kelamin perempuan sebanyak 51 orang

(47,7%).

3. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu

a. Pengetahuan Tentang Diare pada Balita

Tabel 5. 6
Distribusi Frekuensi Responden yang memiliki Balita Diare
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu di Wilayah Kerja
Puskesmas Pamulang Tahun 2017
Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)
Baik 58 54,2
Cukup 41 38,3
Kurang 8 7,5
Total 107 100

Berdasarkan tabel 5.6 distribusi frekuensi responden yang

memiliki balita diare di Puskesmas Pamulang dari 107 responden

yang diteliti bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang

diare adalah pengetahuan baik yaitu sebanyak 58 orang (54,2%)

adalah responden yang memiliki pengetahuan baik yang dapat

memahami pengertian diare, penyebab diare, tanda dan gejala

diare, dampak diare, pencegahan diare dan penatalaksanaan diare,

sedangkan yang berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 41 orang

(38,3%) adalah responden yang dapat memahami pengertian diare,

penyebab diare, tanda dan gejala diare, dampak diare dan

penatalaksanaan diare dan pengetahuan kurang sebanyak 8

orang(7,5%) adalah responden yang dapat memahami pengertian


diare, penyebab diare, tanda dan gejala diare dan penatalaksanaan

diare.

b. Pengetahuan Berdasarkan Usia

Tabel 5. 7
Distribusi Frekuensi Responden yang Memiliki Balita Diare
Mengenai Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Usia Ibu di
Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2017
Usia Tingkat Pengetahuan Total
Ibu Baik Cukup Kurang
N % N % N % N %
<20 0 0 2 66,7 1 33,3 3 100
20-35 33 55,9 19 32,2 7 11,9 55 100
>35 25 55,6 20 44,4 0 0 49 100
Total 58 54,2 41 38,3 8 7,5 107 100

Berdasarkan tabel 5.7 distribusi frekuensi responden yang

memiliki balita diare di Puskesmas Pamulang pada tingkat

pengetahuan ibu berdasarkan usia dari 107 responden yang diteliti

di dapatkan tingkat pengetahuan ibu yang memiliki pengetahuan

baik yaitu terdapat pada usia ibu20-35 tahunyaitu sebanyak

33orang (55,9%), sedangkan pada usia ibu >35 tahun yaitu

sebanyak 25 orang (55,6%) dan usia ibu <20 yaitu 0 (0 %).


c. Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5. 8
Distribusi Frekuensi Responden yang Memiliki Balita Diare
Mengenai Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan Ibu
di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2017
Tingkat Tingkat Pengetahuan Total
Pendidikan Baik Cukup Kurang
N % N % N % N %
Dasar 14 50,0 12 42,9 2 7,1 28 100
Menengah 31 55,4 20 35,7 5 8,9 56 100
Tinggi 13 56,5 9 39,1 1 4,3 23 100
Total 58 54,2 41 38,3 8 7,5 107 100

Berdasarkan tabel 5.8 distribusi frekuensi responden yang

memiliki balita diare di Puskesmas Pamulang pada tingkat

pengetahuan ibu berdasarkan pendidikan dari 107 responden yang

diteliti bahwa secara berturut-turut relatif baik, mulai dari

pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Meskipun perbedaan jumlah presentasi nya kecilnamun sebagian

besarpengetahuan baik yang terbanyak yaitu padapendidikan

menengah yaitu sebanyak 31 orang (55,4%), pada pendidikan

tinggi yaitu sebanyak 13 orang (56,5%) dan pada pendidikan dasar

yaitu sebanyak 14 orang (50,0%).


d. Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5. 9
Distribusi Frekuensi Responden yang Memiliki Balita Diare
Mengenai Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan Ibu
di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2017
Pekerjaan Tingkat Pengetahuan Total
Baik Cukup Kurang
N % N % N % N %
Bekerja 9 19,6 30 65,2 1 1,6 28 100
Tidak 49 80,3 11 18,0 7 15,2 56 100
bekerja
Total 58 54,2 41 38,3 8 7,5 107 100

Berdasarkan tabel 5.9 distribusi frekuensi responden yang

memiliki balita diare di Puskesmas Pamulang pada tingkat

pengetahuan ibu berdasarkan pekerjaan dari 107 responden yang

diteliti bahwa sebagian besar yang memilikipengetahuan baik

adalah ibu yang tidak bekerjayaitu sebanyak 49orang (80,3%),

sedangkan ibu yang bekerja yaitu sebanyak 9 orang (19,6%).


BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan pembahasan mengenai data yang telah didapat

dari penelitian. Pembahasan akan menguraikan makna hasil penelitian

yang dilakukan tentang gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang diare

pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan

Tahun 2017. Pembahasan ini membahas mengenai hasil penelitian yang

dikaitkan dengan konsep teoritis sebelumnya. Bab ini juga akan

menjelaskan tentang keterbatasan penelitian yang telah dilaksanakan.

A. Analisa Univariat

1. Karakteristik Responden

a. Usia Ibu

Kejadian diare yang terjadi pada balita di Puskesmas

Pamulang, berdasarkan hasil penelitian pada usia ibu

distribusi responden mayoritas usia 20-35 tahun yaitu

sebanyak 59 orang (55,1%), sedangkan pada usia >35 tahun

sebanyak 45 orang (42,1%) dan usia <20 tahun sebanyak 3

orang (2,8%). Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian

Desmawati (2008) yang dilakukan di Puskesmas Pamulang,

bahwa sebagian besar distribusi responden berdasarkan umur

56
diketahui responden terbanyak terdapat pada kelompok umur

20-35 tahun yaitu sebanyak 17 (77,3%).

b. Pendidikan Ibu

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan ibu

didapatkan distribusi responden mayoritas berpendidikan

menengah (SMA atau sederajat) yaitu sebanyak 56 orang

(52,3%), sedangkan yang berpendidikan dasar sebanyak 28

orang (26,2%) dan pendidikan tinggi sebanyak 23 orang

(21,5%). Sejalan dengan Kualitas penduduk kota Tangerang

Selatan, tergambar dari capaian Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) di Kota Tangerang Selatan yang disumbang

indeks pendidikan, dengan indikator angka melek huruf yaitu

mencapai 98,62% dengan raa-rata lama sekolah berada pada

angka 10,99 yaitu setara dengan SMA (Badan Pusat Statistik,

2015).

c. Pekerjaan ibu

Berdasarkan hasil penelitian pekerjaan ibu didapatkan

mayoritas ibu tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah

tangga yaitu sebanyak 61 orang (57,0%) dan responden yang

tidak bekerja sebanyak 46 orang (43,0%). Hal ini

menunjukkan ibu yang memiliki balita diare yang berada di

wilayah Kerja Puskesmas Pamulang banyak yang tidak

bekerja. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang


dilakukan oleh Sirait (2013), bahwa sebagian besar responden

adalah yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga

dengan jumlah 90 orang (89%).

2. Karakteristik Balita

a. Usia Balita

Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak

yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya..

periode tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena

padamasa ini petumbuhan dasar akan mempengaruhi dan

menentukan perkembangan kemampuan berbahasa,, kreatifirtas,

kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat

cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya

(Supartini, 2004).

Balita berdasarkan usia balita pada penelitian ini

didapatkan distribusi usia balita terbanyak adalah usia 12-36

bulan yaitu sebanyak 85 orang (79,4%) sedangkan balita yang

berusia >36-59 bulan sebanyak 22 (20,6%). Hal ini menunjukkan

bahwa balita yang banyak mengalami diare di wilayah kerja

Puskesmas Pamulang adalah balita yang berusia 12-36 bulan.

Kejadian ini dapat terjadi karena pada kelompok bayi dan balita

merupakan yang lebih rentan terhadap penyakit infeksi, bahkan

dapat menderita sakit yang lebih berat. Pada kelompok ini juga
mudah mengalami dehidrasi dan komplikasi lainnya akibat

terjadinya malnutrisi dan juga dapat mengakibatkan kematian

(Widyastuti,2006).

Berdasarkan pravelensi diare dalam Riskesdas 2007,

dilihat dari kelompok umur dengan pravelensi tertinggi terdeteksi

pada anak balita (1-4 tahun) yaitu 16,7%. Dari hasil SDKI

(2007), pravelensi diare tertinggi adalah pada anak umur 12-23

bulan, diikuti 6-11 bulan dan umur 23-45 bulan.Diare

kebanyakan di derita pada anak umur sekitar 6 – 35 bulan karena

anak mulai aktif bermain dan sangat beresiko terkena infeksi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sukardi,dkk (2016)

tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare

pada Balita umur 6-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia

Tahun 2016 bahwa distribusi berdasarkan usia balita dari 34

balita yang terbanyak adalah usia 24-41 bulan yaitu 19 orang

(55,9%), kemudian di ikuti dengan usia 6-23 bulan sebanyak 11

orang (32,4%) dan usia 42-59 bulan sebanyak 4 orang (11,8%).

b. Jenis Kelamin

Karakteristik balita yang terakhir adalah berdasarkan

jenis kelamin balita bahwa pada penelitian ini distribusi

frekuensi menurut jenis kelamin balita relatif sama akan tetapi

yang terbanyak adalah jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 56


orang (53,2%). Penelitian ini sejalandengan data kasus diare

yang ditangani berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas

Pamulang pada tahun 2016, banyak ditemukan kasus diare yang

terjadi pada balita dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 1.669

balita (102, 5 %) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 1.639

balita (97,1 %). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kejadian diare pada tahun 2016 di Puskesmas Pamulang lebih

banyak terjadi pada balita yang berjenis kelamin laki-laki.

3. Tingkat Pengetahuan Ibu

Penelitian ini untuk mengukur pengetahuan ibu tentang diare

pada balita di wilayah kerja puskesmas pamulang melalui kuesioner

yang diberikan melalui angket. Pengetahuan responden dinilai

berdasarkan 19 pertanyaan yang mencakup informasi yang diketahui

responden mengenai diare pada balita, antara lain pengertian diare,

penyebab diare, tanda dan gejala diare, dampak diare, pencegahan

diare dan penatalaksanaan diare.

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar,

pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo,

2011). Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan hasil dari

penelitian tingkat pengetahuan ibu mengenai diare mayoritas tingkat


pengetahuan ibu baik yaitu sebanyak 58 orang (54,2%), pengetahuan

cukup 41 orang (38,3%), dan pengetahuan kurang 8 orang (7,5%).

Penelitian ini di dukung oleh Irawati dan Wahyuni (2011),

pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga

seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut, dengan

pengetahuan kesehatan lingkungan yang baik diharapkan dapat

meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mencapai

kondisi lingkungan yang sehat, sehingga dapat memutuskan rantai

penularan penyakit melalui lingkungan serta perilaku hidup bersih

dan sehat agar tidak mudah tertular penyakit. Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Malikhah, dkk (2012) tentang

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pencegahan dan

Penanggulangan Secara Dini Kejadian Diare pada Balita di Desa

Hegarmanah Jatinagor, bahwa distribusi frekuensi pengetahuan ibu

yang terbanyak adalah dari 88 responden lebih dari setengah ibu

berpengetahuan baik yaitu sebanyak 53 orang (60,23%),

pengetahuan cukup 31 orang (35,23%), dan pengetahuan kurang

sebanyak 4 orang (4,55%), begitu juga hasil penelitian yang telah di

lakukan oleh Motto, dkk (2012) tentang Tingkat Pengetahuan Ibu

Tentang Diare pada Anak di Puskesmas Bahu Manado bahwa

distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu responden

yang paling banyak adalah yang memiliki pengetahuan baik, yaitu

sebanyak 43 orang (55,8%), sedangkan yang memiliki pengetahuan


cukup sebanyak 27 orang (35,1%), dan yang memiliki pengetahuan

kurang sebanyak 7 orang (9,1%). Penelitian ini juga sejalan dengan

penelitian yang telah dilakukan oleh Khikmah (2012), tentang

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare dengan Kejadian Diare

Pada Balita Usia 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kecematan

Karanganyar Kabupaten Karanganyar bahwa distribusi responden

berdasarkan tingkat pengetahuan ibu tentang diare mayoritas

berpengetahuan baik yaitu sebanyak 53 orang (53%), pengetahuan

cukup 41 (41 %) dan pengetahuan kurang sebanyak 6 orang (6%).

Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Khasanah, U & Sari Galuh (2016), tentang hubungan tingkat

pengetahuan ibu tentang Diare dengan Perilaku Pencegahan Diare

pada Balita bahwa distribusi responden tingkat pengetahuan ibu

tentang diare mayoritas berpengetahuan cukup yaitu sebanyak33

orang (54,1%), pengetahuan kurang sebanyak 16 orang (26,2 %)

dan pengetahuan baik sebanyak 12 orang (19,7%).

Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bartambah umur akan semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik dan bertambah (Notoatmojo, 2010

& Pembe, et al, 2011).


Hasil Penelitian ini didapatkan umur ibu 20-35 tahun

cenderung lebih banyak mengetahui tentang diare pada balita, yaitu

ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang diare pada balita pada

umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 33 (55,9%) dari 107 responden.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan olehRusminingsih

(2012) tentang Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu

dalam Pertolongan Pertama pada Balita Diare di Rumah di Wilayah

Puskesmas Karangnongko Klaten bahwa distribusi responden

berdasarkan usia diketahui bahwa responden terbanyak terdapat

pada kelompok umur 21-30 tahun yaitu sebanyak 16 orang (61,5%).

Dan hasil penelitian Baekah (2016) tentang Gambaran Tingkat

Pengetahuan Ibu Tentang Diare pada Balita di Puskesmas Sentolo 1

Kulon Progo Yogyakarta bahwa distribusi responden berdasarkan

usia diketahui bahwa responden terbanyak terdapat pada kelompok

umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 58 ibu (81,1%).

Menurut Suraatmaja (2007), semakin cukup umur tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berpikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih

dewasa akan lebih percaya dari pada orang yang belum cukup tinggi

kedewasaannya. Namun pada penelitian ini menunjukkan tidak

sejalan dengan teori di atas karena ibu memiliki pengetahuan baik

dan usia 20-35 tahun, akan tetapi masih banyak memiliki balita yang

mengalami diare, hal ini dapat di sebabkan oleh faktor-faktor lain,


seperti adanya budaya yang tidak sesuai dengan cara penanganan

diare, dapat disebabkan oleh faktor yang mengasuh balita yang

mengalami diare tersebut bukan dari ibu nya sendiri, tapi nenek nya

atau pembantu nya dan dapat di sebabkan oleh pengalaman ibu

dalam menangani penyakit diare masih kurang, karena menurut

Wijaya (2007) menyatakan bahwa pengetahuan baik dipengaruhi

oleh informasi yang diterima atau faktor pengalaman. faktor

pengalaman merupakan salah satu cara pokok manusia untuk

mendapatkan pengetahuan. seseorang yang telah lama hidup

tentunya mengalami banyak hal dan memperoleh berbagai informasi

yang akan menambah pengetahuannya. Oleh sebab itu apabila

pengalaman seseorang masih kurang maka pengetahuan yang di

dapatkanya pun akan kurang.

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan sebagian besar

ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang diare pada balita adalah

ibu yang berpendidikan menengah yaitu sebanyak 31 (55,4%) dari

107 responden. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Motto,dkk (2012) tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

Diare pada Anak di Puskesmas Bahu Manado bahwa distribusi

responden berdasarkan pendidikan mayoritas berpendidikan

menengah (SMA atau sederajat) yaitu sebanyak 49 orang (63,6%).


Pendidikan dapat mempengaruhi proses belajar, semakin

tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut

untuk menerima informasi. Semakin banyak informasi yang masuk

semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

Pengetahuan sangat erat kaitannnya dengan pendidikan dimana

diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut

akan semakin luas pula pengetahuannya (Erfandi,2009). Sedangkan

menurut Notoatmojo (2010), pendidikan diberikan seseorang pada

orang lain mengenai sesuatu hal agar mereka dapat memahami

sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan

seseorang maka semakin mudah pula mereka menerima informasi

dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang

dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya

rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap seseorang.

Namun dalam penelitian ini tingkat pendidikan sudah cukup tinggi

akan tetapi kejadian diare pada balita yang di miliki oleh responden

masih banyak, hal ini menujukkan tingkat pendidikan ibu bukan

satu-satunya faktor yang menyebabkan diare akan tetapi dapat di

sebabkan faktor lain seperti pencegahan atau penanganan diare yang

masih salah atau kebiasaan ibu yang masih memberi jajanan

sembarangan pada anak nya. hal ini sejalan dengan penelitian

Hartini, dkk (2016), bahwa hasil penelitian menunjukkan hubungan

positif dan secara statistik signifikan antara kebiasaan menyuapi


anak di luar rumah dengan kejadian diare pada anak balita. anak

balita yang biasa disuapi diluar rumah memiliki resiko untuk

mengalami diare 10,26 kali lebih tinggi dari anak yang disuapi di

dalam rumah. hal ini dikarenakan makanan yang di luar rumah

belum tentu bersih karena dapat terkontaminasi sehingga tidak

hygenis. Menurut Chandra (2006) untuk menghindari diare

penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi, yaitu

bebas dari kontaminasi, bersih dan tertutup serta dapat memenuhi

selera makan.

Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

tingkat pengetahuan seseorang, Menurut Notoatmojo (2005) dengan

adanya pekerjaan seseorang akan memerlukan banyak waktu dan

peralatan. Masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu

untuk memperoleh informasi, sehingga pengetahuan yang mereka

peroleh kemungkinan juga berkurang.

Berdasarkan penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian

besar ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang diare pada balita

adalah ibu yang tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga

yaitu sebanyak 60 orang (56,1%) Penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Motto, dkk (2012), bahwa sebagian

besar responden yang memiliki pengetahuan baik adalah ibu yang


tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 32 orang

(41,6%).

Penelitian ini menunjukkan tidak sejalan dengan teori di atas

karena penelitian ini menyatakan ibu yang memiliki pengetahuan

baik, namun ibu tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga

tersebut masih banyak memiliki balita yang mengalami diare, hal ini

dapat disebabkan oleh faktor lain baik itu kebiasaan ibu yang masih

memberi jajanan sembarangan, fakor ibu yang masih salah dalam

melakukan tindakan dalam penatalaksanaan diare dan bahkan

disebabkan oleh faktor lingkungan yang kurang kurang baik. hal ini

sejalan dengan penelitian Palancoi (2014), bahwa hasil penelitian

menunjukkan hubungan yang signifikan antara lingkungan dengan

kejadian diare pada balita dengan niali p = 0,009 < 0,05. hal ini

membuktikan bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap

derajat kesehatan dan termasuk timbulnya gangguan terhadap

kehidupan manusia seperti penyakit diare. oleh karena itu

lingkungan harus selalu dalam keadaan sehat artinya kebersihan

lingkungan harus tetap dijaga.


B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam penelitian ini,

keterbatasan penelitian tersebut adalah sebagai berikut

1. Secara teoritis banyak masalah yang harus diteliti dalam masalah

diare pada balita, tetapi karena keterbatasan waktu, tenaga dan dana

penelitian, maka peneliti hanya meneliti satu variabel saja yaitu

tingkat pengetahuan ibu mengenai diare pada balita, dan faktor yang

mempengaruhi diare pada balita tidak diteliti.

2. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab benar dan salah

sehingga jawaban responden belum bisa untuk mengukur

pengetahuan secara mendalam.


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti mengenai gambaran tingkat pengetahuan ibu

tentang diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pamulang Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik ibu dari segi usia yaitu

mayoritas usia 20-35 tahun sebanyak 59 responden (55,1%),

sedangkan dari segi pendidikan responden dengan pendidikan

menengah (SMA atau sederajat) yaitu sebanyak 56 orang (52,3%) dan

dari segi pekerjaan ibu mayoritas ibu tidak bekerja yaitu sebanyak 61

orang (57,0%).

2. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik balita dari segi usia yaitu

mayoritas usia 12-36 bulan 85 orang (79,4%) dan dari segi jenis

kelamin mayoritas berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 56 orang

(52,3%).

3. Hasil penelitian berdasarkan gambaran tingkat pengetahuan ibu

tentang diare pada balita adalah mayoritas ibu berpengetahuan baik

yaitu sebanyak 59 orang (55,1%).

4. Hasil penelitian berdasarkan tabulasi silang responden yang

berpengetahuan baik berdasarkan umur mayoritas pada umur ibu 20-35

69
tahun yaitu sebanyak33 (55,9%) dari 107 responden,

sedangkanresponden terbanyak yang berpengetahuan baik berdasarkan

pendidikan ibu mayoritas pada ibu yang berpendidikan menengah

(SMA atau sederajat) yaitu sebanyak 31 (55,4%) dari 107 responden

dan responden terbanyak yang berpengetahuan baik berdasarkan

pekerjaan ibu yaitu ibu yang tidak bekerja yaitu sebanyak 49 orang

(80,3%).

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, saran yang

dapat diajukan antara lain:

a. Bagi Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Kesehatan khususnya Puskesmas Pamulang Kota Tangerang

Selatan dapat memberikan pendidikan kesehatan secara merata di

wilayah kerja Puskesmas Pamulang dan memberikan follow up

terutama tentang diare pada balita untuk mengurangi peningkatan

kejadian diare pada balita setiap tahunnya.

b. Bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan dapat memiliki perilaku yang baik sesuai

pengetahuan yang dimiliki dalam mencegah diare pada balita, sehingga

angka kejadian diare dapat berkurang.

c. Bagi peneliti

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan kuesioner agar

didapatkan data yang lebih mendalam dan peneliti dapat melakukan


penelitian selain gambaran pengetahuan saja, dapat ditambahkan

variabel lainnya bisa sikap, perilaku ibu dan faktor-faktor lain yang

mempengaruhi diare pada balita.


DAFTAR PUSTAKA

Adi, Rianto. (2015). Aspek Hukum dalam Penelitian.Jakarta:


Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik.Jakarta: Rineka Cipta
Badan Pusat Statistik. (2015). Kota Tangerang Selatan dalam
Angka Tangerang Selatan in Figures 2015.: BPS
Baekah, Ismu Ayu Rohisul. (2016). Gambaran Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Diare pada Balita di Puskesmas
Sentolo 1 Kulon Progo Yogyakarta. Yogyakarta: Stikes
Jenderal A. Yani Yogyakarta
Bahruddin, Asep Saepul Hamdi E. (2014). Metode Penelitian
Kuantitatif Aplikasi Dalam Pendidikan.Yogyakarta:
Deepublish
Cahyaningrum, desi dan Indriani. (2015). Studi Tentang Diare Dan
Faktor Resikonya Pada Balita Umur 1-5 Tahun Di Wilayah
Kerja Puskesmas Kalasan Sleman Tahun 2015.Yogyakarta:
STIKES Aisyiyah Yogyakarta
Chandra, B. (2006). Pengantar Kesehatan Lingkungan.Jakarta:
EGC
Dahlan, S. (2009). Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian
Bidang Kedokteran Dan Kesehatan Seri 3.Jakarta: CV Agung
Seto
Dahlan, Sopiyudin. (2014). Langkah-Langkah Membuat Proposal
Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan.Jakarta: Sagung
Seto
Darmaningtyas. (2004). Pendidikan Yang Memiskinkan.Yogyakarta:
Galang Press
Departemen Kesehatan RI. (2009). Seri Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Di Rumah Tangga.Jakarta : DepKes RI
Dinkes Kota Tangerang Selatan. (2015). Profil Dinas Kesehatan
Kota Tangerang Selatan 2015.Tangerang Selatan
Evayanti, Ni Ketut Elsi, dkk. (2014). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Yang
Berobat Ke Badan Rumah Sakit Umum Tabanan. Denpasar:
Poltekes Denpasar
Hardiansyah,Budi. (2013). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
diare akut pada balita di tiga puskesmas (Labuan, Pagelaran
dan Cibaliung) Kabupaten Pandeglang.Depok:FIK UI
Hartini, dkk. (2016). Hubungan Antara Umur Anak Balita,
Kebiasaan Menyuapi Anak di Luar Rumah dengan Kejadian
Diare pada Balita di Kawasan Padat Penduduk Kalicode
Kota Yogyakarta.Surakarta: FKM Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Hastono, P. (2012). Analisis Data Kesehatan. Depok: Jurusan
Biostatistik dan Kependudukan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia
Hastono, Sutanto Priyono. (2007). Basic Data Analysis For Health
Research Training, Analisis Data Kesehatan. Depok : FKM UI
Hidayanti, Rahmi. (2012). Faktor Resiko Diare di Kecamatan
Cisarua, Cigudeg dan Megamendung Kabupaten
Bogor.Depok: FIK UI
Hidayat, Alimul, Aziz. (2009). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak
untuk Pendidikan Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, Alimul, Aziz. (2011). Metode Penelitian Kebidanan dan
Teknik Analisis Data.Jakarta: Salemba Medika
Irawati, E Wahyuni. (2011). Gambaran Karakteristik Keluarga
Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada
Tatanan Rumah Tangga di Desa Karangasem Wilayah Kerja
Puskesmas Tanon II Sragen.Gaster. Vol.8, No 2. Agustus.2011
Iswari, Yeni. (2010). Analisis Faktor Risiko Kejadian Diare pada
Anak Usia dibawah 2 tahun di RSUD Kota Jakarta.Depok:FIK
UI
Karmaningsih,Mimi. (2010). Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Kejadian Diare Pada Balita di Kecamatan Cilincing Kota
Administrasi Jakarta Utara.Depok:FKM UI.2010
Kasaluhe, Meityn D, dkk. (2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tahuna Timur Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Manado: FKM Universitas Sam Ratulangi
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Buletin Jendela Data dan
Informasi Kesehatan Situasi Diare di Indonesia.Jakarta:
KemenKes RI diakses pada tanggal 12 Desember 2016
http.//www.depkes.go.id/download.php?file=downliad/pusdati
n/buletin/buletin-diare.pdf.
Kementerian Kesehatan RI. (2012). Profil Kesehatan Indonesia
2011.Jakarta: KemenKes RI
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia
2013.Jakarta: KemenKes RI
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia
2015.Jakarta: KemenKes RI.
Kementerian Kesehatatan RI. (2010). Profil Kesehatan Indonesia
2009.Jakarta: KemenKes RI
Khasanah,Uswatun & Galuh Kartika Sari. (2016).Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare dengan Perilaku
Pencegahan Diare pada Balita.Vol. 7. Yogyakarta: Samodra
Ilmu
Khikmah, Furi Ainun. (2012). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
Diare dengan Kejadian Diare pada Balita Usia 2-5 Tahun di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamtan Karanganyar Kabupaten
Karanganyar.Surakarta: Universitas Muhamadiyah Surakarta
Kliegman, R.M Marcdante K.J.,and Behrman R.E. (2006). Nelson
Essentials of Pediatric. 5th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders
Lapau,Buchari. (2013). Metode Penelitian Kesehatan : Metode
Ilmiah Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertai.jakarta:Yayasan
Pustaka Obor Indonesia
Latief, Abdul. (2007). Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1.Jakarta: EGC
Lustiono. (2009). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Lebakwangi
Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor.Depok:FIK UI.
Majid, Nurholis. (2006) Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Diare Pada Baliti di Wilayah Kerja Puskesmas
Cisurupan Kabupaten Garut.Depok: FIK UI
Malikhah, Lina, dkk. (2012). Gambaran Pengetahuan dan Sikap
Ibu Dalam Pencegahan dan Penanggulangan Secara Dini
Kejadian Diare pada Balita di Desa Hagarmanah
Jatinangor.Jatinagor: FIK Universitas Padjadjaran
Maryuani,Anik. (2010). Ilmu Kesehatan Anak.Jakarta: CV . Trans
Info Media
Motto, Stephany Y, dkk. (2012). Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Diare pada Anak di Puskesmas Bahu Manado.Manado: FK
Universitas Sam Ratulangi
Mubarak, W.I. (2007). Ilmu Keperawatan Komunitas: Konsep dan
Aplikasi.Jakarta: Salemba Medika
Nurbaiti, Irma dan Waras Budi Utomo. (2010). Metodologi
Penelitian dalam Bidang Keperawatan.Ciputat: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nursalam, dkk. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk
perawat dan bidan).Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan Pendoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen
Penelitian Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika
Palancoi, Najmuddin Andi. (2014). Hubungan Antara Pengetahuan
Dan Lingkungan Dengan Kejadian Diare Akut pada Anak di
Kelurahan Pabbundukang Kecamatan Pangkajene Kabupaten
Pangkep Vol. II,No. 2. Makassar: FIK UIN Alauddin Makassar
Purwanti, Sri. (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif.Jakarta:
EGC
Pusparianda, dewi. (2015). Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Diare Pada Balita Di Kelurahan Kampung Bugis
Kota Tanjung Pinang Tahun 2014.Tanjung Pinang: Poltekes
Kemenkes Tanjung Pinang
Roesli, Utami. (2009). Mengenal ASI Eksklusif.Jakarta: Trubus
Agriwidya
Rusminingsih,Esri. (2012). Gambaran Pengetahuan Sikap dan
Tindakan Ibu dalam Pertolongan Pertama pada Balita Diare
di Rumah di Wilayah Puskesmas Karangnongko
Klaten.Klaten: STIKES Muhamadiyah Klaten
Sandjaja dan Albertus Heriyanto. (2006). Panduan
Penelitian.Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Santoso, Singgih. (2010). Statistik Multivariat Konsep dan Aplikasi
dengan SPSS.Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Sirait, Edwin Dermody. (2013). Hubungan Pengetahuan Dan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Ibu dengan Kejadian Diare
Pada Anak Usia 1-4 Tahun di Puskesmas Siantan Hilir Tahun
2013.Pontianak: FK Unversits Tanjungpura Pontianak
Sugiyono. (2002). Ilmu Penyakit anak Diagnosa dan
Penatalaksanaan. Jakarta: Medika
Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendekatan kuantitatif,
kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta
Sujarweni, W. (2015). Statistik Untuk Kesehatan.Yogyakarta.Gava
Media
Sukardi, dkk. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan
Kejadian Diare pada Balita Umur 6-59 Bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Poasia Tahun 2016.Poasia: FKM Universita
Halu Oleo
Suma, Sarlin A. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Diare Akut Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango Tahun
2013.Gorontalo: FIIKK Universitas Negeri Gorontalo
Sumantri, Arif. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Sumaryati, ayu, dkk. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Buruan
Kecamatan Balaibatuh Kabupaten Gianyar Tahun
2012.Denpasar: Poltekes Denpasar
Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan.Jakarta: EGC
Suparno dan Meilina Estiani. (2015). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di
Kelurahan Saung Naga Kecamatan Baturaja Barat.Baturaja:
PolteKes KemenKes RI
Supartini, Yupi. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan
Anak.Jakarta: EGC
Suraatmaja, S. (2007). Kapita Selekta Gastroenterologi Anak.
Jakarta: Sagung Seto
Swarjana, I Ketut. (2016). Statistik Kesehatan Ed. 1.Jakarta: Andi
Offset
Swarjana,Ketut. (2015). Metodelogi Penelitian Kesehatan :
Tuntunan Praktis Pembuatan Proposal Penelitian Untuk
Mahasiswa Keperawatan, Kebidanan dan Profesi Bidang
Kesehatan Lainnya.Yogyakarta:CV Andi Offset
TIM Pengembang Ilmu Pendidikan. (2007). Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan.FIP UPI: PT. IMTIMA
Wasis. (2008). Pendoman Riset Praktis Untuk Profesi
Perawat.Jakarta: EGC
Wati, Aflia. (2015). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan
Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
Titeu Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie.Aceh: FIK
Universitas Ubudiyah Indonesia
Widyastuti, Palupi. (2006). Penyakit Bawaan Makanan : Fokus
Pendidikan Kesehatan.Jakarta: EGC
Wijaya, Cece. (2007). Pendidikan Remedial: Sarana Pengembangan
Sumber Daya Manusia.Jakarta: Remaja Rosdakarya
Yuana,Isna Endip. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Puskesmas
Kecamatan Cakung.Depok: FIK UI
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bahwa:

1. Telah mendapatkan penjelasan tentang penelitian “Gambaran Tingkat


Pengetahuan Ibu dengan Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Pamulang”.
2. Diberikan kesempatan untuk bertanya dan mendapatkan jawaban dari
peneliti
3. Memahami prosedur penelitian yang dilakukan,tujuan, dan manfaat
penelitian yang dilakukan.

Dengan pertimbangan di atas, tanpa ada paksaan dari siapa dan pihak manapun,
saya memutuskan Bersedia/Tidak Bersedia* berpartisipasi menjadi responden
dalam penelitian yang di lakukan oleh:

Nama peneliti : Shinta Milanda Fitri

Alamat : Jl. Taruma Negara RT. 1 No. 1, Pisangan

Pekerjaan : Mahasiswa

Nomor kontak : 085249660599 (SMS/WA)

Demikian pernyataan ini saya buat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Ciputat, .................2017

Responden

*Coret salah satu


Kuesioner Penelitian

GAMBARANTINGKAT PENGETAHUAN IBUDENGAN DIARE PADA


BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAMULANG

Tanggal Pengisian……April 2017

Petunjuk Pengisian Kuesioner:


1. Bacalah setiap pertanyaan dibawah ini dengan baik
2. Pertanyaan dibawah ini mohon diisi semuanya
3. Jika kurang mengerti atau ragu, tanyakan pada peneliti
4. Untuk pilihan jawaban, beri tanda ceklis (  ) dan tulis jawaban pada kotak
yang tersedia
5. Nomor responden (diisi oleh peneliti)
Karakteristik Responden dan Balita
Nama (Inisial) : ........................................
Usia : ........................................
Pendidikan : .......................................
Pekerjaan : .......................................
Alamat : ............................................................................................
............................................................................................
Nama Balita (Inisial) : .......................................
Usia : .......................................
Jenis Kelamin : .......................................
Usia anak saat diare : ..................... Tahun

No. Pernyataan Benar Salah


1. Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal, yang
lebih encer dan frekuensi BAB lebih dari 3 kali sehari.
2. Diare dapat disebabkan oleh makanan yang tertutup
penyajiannya.
3. Diare disebabkan karena kebersihan lingkungan yang
tidak sehat,misalnya sumber air langsung dari sungai.
4. Air sungai dapat digunakan untuk membersihkan alat-
alat rumah tangga
5. Penyakit diare banyak ditemukan pada balita yang tidak
diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
6. Penderita diare tidak dapat menyebarkan kuman melalui
kotoran (BAB)
7. Tanda dan gejala anak mengalami diare adalah
cengeng, gelisah dan nafsu makan menurun.
8. Anak yang mengalami diare menandakan anak
bertambah pintar dan bertambah besar.
9. Gangguan gizi akan terjadi pada balita yang menderita
diare apabila terjadi perubahan pola makan.
10. Apabila pada anak diare terdapat darah dalam tinja
maka disebut disentri
11. Balita yang menderita diare jika tidak ditangani dengan
baik maka tidak akan mengalami kekurangan cairan
(dehidrasi).
12. ASI dapat mencegah diare karena mengandung antibodi
yang memberikan perlindungan terhadap penyakit
diare.
13. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah
makan dapat mencegah diare.
14. Membersihkan jamban/toilet secara teratur tidak
berperan dalam penurunan risiko penyakit diare.
15. Anak yang menderita diare harus diberikan minum
yang lebih banyak dari biasanya dan diberikan sedikit
demi sedikit.
16. Apabila anak diare maka makanan seperti makanan
yang berserat tidak boleh diberikan.
17. Anak yang mengalami diare saat dirumah dapat
diberikan oralit, air tajin, kuah sayur dan air matang.
18. Anak yang menderita diare sebaiknya diberikan vitamin
zink selama 10 hari.
19. Kondisi anak yang harus segera di bawa ke dokter, jika
anak mengalami demam terus-menerus, tidak mau
makan dan minum.
A. Hasil Uji Validitas Kuesioner

Correlationsl

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16

P1 Pearson - .550 -
1 .100 .253 .424* ** .289 .177 .213 .373* .139 .000 .100 .263 .c
Correlation .056 .107

Sig. (2-
.599 .177 .019 .770 .002 .122 .350 .258 .042 .575 .465 1.000 .599 .161 .
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P2 Pearson - .550 - .530 .693 .373 .550


.100 1 .566** .111 ** ** ** .373* * .139 .236 ** -.131 .c
Correlation .126 .289

Sig. (2-
.599 .505 .001 .558 .002 .122 .003 .000 .042 .042 .465 .210 .002 .489 .
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P3 Pearson - -
.253 1 .089 .176 .063 .000 .000 .135 .135 .088 .149 .063 -.083 .c
Correlation .126 .067

Sig. (2- 1.00 1.00


.177 .505 .638 .352 .740 .723 .477 .477 .645 .432 .740 .663 .
tailed) 0 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P4 Pearson .566 .707 - .500 ** .452 .566


.424* ** .089 1 .236 ** ** .302 .603 * .392* .333 ** .186 .c
Correlation .136

Sig. (2-
.019 .001 .638 .208 .000 .473 .005 .105 .000 .012 .032 .072 .001 .326 .
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P5 Pearson - - -
-.056 .111 .176 .236 1 .024 .024 .202 -.216 -.184 .279 -.102 .c
Correlation .056 .193 .079

Sig. (2-
.770 .558 .352 .208 .770 .307 .679 .901 .901 .284 .251 .331 .136 .590 .
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P6 Pearson .550 - .707 .373 .373 .400


.550** ** .063 .707** 1 .000 ** * .373* * .555** .471** * .263 .c
Correlation .056

Sig. (2- 1.00


.002 .002 .740 .000 .770 .000 .042 .042 .042 .001 .009 .029 .161 .
tailed) 0

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P7 Pearson -
- - - -
Correlation .289 .000 -.136 .000 1 .031 -.277 -.080 -.181 .433 -.227 .c
.289 .193 .272 .277 *
Sig. (2- 1.00 1.00
.122 .122 .473 .307 .146 .872 .138 .138 .674 .337 .017 .227 .
tailed) 0 0

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P8 Pearson .530 - .707 - .452


.177 ** .000 .500** ** 1 .264 .264 * .539** .389* .354 .371* .c
Correlation .079 .272

Sig. (2- 1.00


.350 .003 .005 .679 .000 .146 .159 .159 .012 .002 .034 .055 .043 .
tailed) 0

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P9 Pearson .693 - .373


.213 ** .302 .024 * .031 .264 1 .318 .148 -.015 -.201 .213 -.112 .c
Correlation .067

Sig. (2-
.258 .000 .723 .105 .901 .042 .872 .159 .087 .436 .938 .287 .258 .556 .
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P10 Pearson .373 .373 - .373


.373* * .135 .603** .024 * .264 .318 1 .318 .207 .050 * .308 .c
Correlation .277

Sig. (2-
.042 .042 .477 .000 .901 .042 .138 .159 .087 .087 .272 .792 .042 .098 .
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P11 Pearson .373 .373 - .452 .373
-.107 * .135 .452* .202 * * .148 .318 1 .207 .302 * -.112 .c
Correlation .277

Sig. (2-
.575 .042 .477 .012 .284 .042 .138 .012 .436 .087 .272 .105 .042 .556 .
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P12 Pearson - .555 - .539 -


.139 .139 .088 .392* ** ** .207 .207 1 .523** .347 .473** .c
Correlation .216 .080 .015

Sig. (2-
.465 .465 .645 .032 .251 .001 .674 .002 .938 .272 .272 .003 .061 .008 .
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P13 Pearson - .471 - .389 - .471


.000 .236 .149 .333 ** * .050 .302 .523** 1 ** -.062 .c
Correlation .184 .181 .201

Sig. (2-
1.000 .210 .432 .072 .331 .009 .337 .034 .287 .792 .105 .003 .009 .745 .
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P14 Pearson -
.550 .400 .373
Correlation .100 ** .063 .566** .279 * .433 .354 .213 .373* * .347 .471** 1 .263 .c
*
Sig. (2-
.599 .002 .740 .001 .136 .029 .017 .055 .258 .042 .042 .061 .009 .161 .
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P15 Pearson - - - - .371 - -


.263 .186 .263 * .308 .473** -.062 .263 1 .c
Correlation .131 .083 .102 .227 .112 .112

Sig. (2-
.161 .489 .663 .326 .590 .161 .227 .043 .556 .098 .556 .008 .745 .161 .
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P16 Pearson
.c .c .c .c .c .c .c .c .c .c .c .c .c .c .c .c
Correlation

Sig. (2-
. . . . . . . . . . . . . . .
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P17 Pearson .550 - .550 - .530 .373 .400


.250 ** .566** .279 ** ** * .213 .213 .139 .000 * .263 .c
Correlation .126 .144

Sig. (2-
.183 .002 .505 .001 .136 .002 .447 .003 .042 .258 .258 .465 1.000 .029 .161 .
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P18 Pearson .489 .636 - .484
.196 ** .031 .484** .071 ** ** .167 .010 .167 .515** .438* .342 .244 .c
Correlation .226

Sig. (2-
.300 .006 .871 .007 .710 .000 .230 .007 .378 .956 .378 .004 .015 .064 .194 .
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P19 Pearson - - -
.177 .177 .000 .167 .354 .068 .167 .075 .075 .049 .111 -.093 .c
Correlation .079 .113 .177

Sig. (2- 1.00


.350 .350 .379 .679 .055 .721 .379 .692 .692 .552 .797 .559 .350 .626 .
tailed) 0

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P20 Pearson .577 - .577 - .612


.433* ** .000 .544** ** ** .277 .431* .277 .280 .181 .289 .227 .c
Correlation .129 .028

Sig. (2- 1.00


.017 .001 .002 .498 .001 .884 .000 .138 .017 .138 .134 .337 .122 .227 .
tailed) 0

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P21 Pearson .400 - - .400 - .373 .400


.100 * .424* * .354 * .213 .053 .555** .236 * .263 .c
Correlation .126 .056 .144

Sig. (2-
.599 .029 .505 .019 .770 .029 .447 .055 .042 .258 .780 .001 .210 .029 .161 .
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P22 Pearson - .617 .400


.617** .154 .098 .364* ** .089 * .099 .099 .099 .171 .267 .309 .284 .c
Correlation .017

Sig. (2-
.000 .416 .608 .048 .928 .000 .640 .028 .604 .604 .604 .366 .154 .097 .129 .
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

P23 Pearson - - - - - - -
-.189 .000 .169 .141 .141 -.105 -.089 -.050 .c
Correlation .189 .120 .189 .055 .134 .161 .189

Sig. (2-
.317 .317 .529 1.000 .373 .317 .775 .481 .395 .457 .457 .581 .640 .317 .795 .
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Totalpe Pearson .680 .916 - .735 .461 ** .443 .612


.511** ** .153 .786** .128 ** ** * .479 * .522
**
.437* ** .302 .c
ngetahu Correlation .130
an
Sig. (2-
.004 .000 .420 .000 .499 .000 .494 .000 .010 .007 .014 .003 .016 .000 .104 .
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Correlations

Totalpenget
P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 ahuan

P1 Pearson
.250 .196 .177 .433* .100 .617** -.189 .511**
Correlation

Sig. (2-tailed) .183 .300 .350 .017 .599 .000 .317 .004

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P2 Pearson
.550** .489** .177 .577** .400* .154 -.189 .680**
Correlation

Sig. (2-tailed) .002 .006 .350 .001 .029 .416 .317 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P3 Pearson
-.126 .031 .000 .000 -.126 .098 -.120 .153
Correlation

Sig. (2-tailed) .505 .871 1.000 1.000 .505 .608 .529 .420

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P4 Pearson
.566** .484** .167 .544** .424* .364* .000 .786**
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .007 .379 .002 .019 .048 1.000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P5 Pearson
.279 .071 -.079 -.129 -.056 -.017 .169 .128
Correlation

Sig. (2-tailed) .136 .710 .679 .498 .770 .928 .373 .499

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P6 Pearson
.550** .636** .354 .577** .400* .617** -.189 .916**
Correlation

Sig. (2-tailed) .002 .000 .055 .001 .029 .000 .317 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P7 Pearson
-.144 -.226 .068 -.028 -.144 .089 -.055 -.130
Correlation

Sig. (2-tailed) .447 .230 .721 .884 .447 .640 .775 .494

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P8 Pearson
.530** .484** .167 .612** .354 .400* -.134 .735**
Correlation

Sig. (2-tailed) .003 .007 .379 .000 .055 .028 .481 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30

P9 Pearson
.373* .167 .075 .277 .373* .099 -.161 .461*
Correlation

Sig. (2-tailed) .042 .378 .692 .138 .042 .604 .395 .010

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P10 Pearson
.213 .010 .075 .431* .213 .099 .141 .479**
Correlation

Sig. (2-tailed) .258 .956 .692 .017 .258 .604 .457 .007

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P11 Pearson
.213 .167 -.113 .277 .053 .099 .141 .443*
Correlation

Sig. (2-tailed) .258 .378 .552 .138 .780 .604 .457 .014

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P12 Pearson
.139 .515** .049 .280 .555** .171 -.105 .522**
Correlation

Sig. (2-tailed) .465 .004 .797 .134 .001 .366 .581 .003

N 30 30 30 30 30 30 30 30
P13 Pearson
.000 .438* .111 .181 .236 .267 -.089 .437*
Correlation

Sig. (2-tailed) 1.000 .015 .559 .337 .210 .154 .640 .016

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P14 Pearson
.400* .342 -.177 .289 .400* .309 -.189 .612**
Correlation

Sig. (2-tailed) .029 .064 .350 .122 .029 .097 .317 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P15 Pearson
.263 .244 -.093 .227 .263 .284 -.050 .302
Correlation

Sig. (2-tailed) .161 .194 .626 .227 .161 .129 .795 .104

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P16 Pearson
.c .c .c .c .c .c .c .c
Correlation

Sig. (2-tailed) . . . . . . . .

N 30 30 30 30 30 30 30 30
P17 Pearson
1 .342 .000 .577** .400* .463** -.189 .663**
Correlation

Sig. (2-tailed) .064 1.000 .001 .029 .010 .317 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P18 Pearson
.342 1 .311 .367* .342 .257 -.203 .629**
Correlation

Sig. (2-tailed) .064 .094 .046 .064 .171 .281 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P19 Pearson
.000 .311 1 .102 .000 .036 -.134 .199
Correlation

Sig. (2-tailed) 1.000 .094 .591 1.000 .849 .481 .293

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P20 Pearson
.577** .367* .102 1 .289 .356 -.218 .665**
Correlation

Sig. (2-tailed) .001 .046 .591 .122 .053 .247 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30
P21 Pearson
.400* .342 .000 .289 1 .154 -.189 .511**
Correlation

Sig. (2-tailed) .029 .064 1.000 .122 .416 .317 .004

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P22 Pearson
.463** .257 .036 .356 .154 1 -.175 .615**
Correlation

Sig. (2-tailed) .010 .171 .849 .053 .416 .355 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

P23 Pearson
-.189 -.203 -.134 -.218 -.189 -.175 1 -.170
Correlation

Sig. (2-tailed) .317 .281 .481 .247 .317 .355 .370

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Totalpengetahu Pearson
.663** .629** .199 .665** .511** .615** -.170 1
an Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .293 .000 .004 .000 .370

N 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


B. Hssil Uji Reliabilitas Kuesioner

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables


in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.843 23
Hasil Olahan SPSS Univariat

a. Karakteristik Responden

UsiaIbu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <20 3 2.8 2.8 2.8

20-35 59 55.1 55.1 57.9

>35 45 42.1 42.1 100.0

Total 107 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Pendidikan Dasar 28 26.2 26.2 26.2

Pendidikan Menengah 56 52.3 52.3 78.5

Pendidikan Tinggi 23 21.5 21.5 100.0

Total 107 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak bekerja 61 57.0 57.0 57.0

Bekerja 46 43.0 43.0 100.0

Total 107 100.0 100.0


b. Karakteristik Balita

UsiaAnak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 12-36 bulan 85 79.4 79.4 79.4

>36 bulan-59 bulan 22 20.6 20.6 100.0

Total 107 100.0 100.0

JenisKelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 56 52.3 52.3 52.3

perempuan 51 47.7 47.7 100.0

Total 107 100.0 100.0

c. Pengetahuan Ibu

kat_pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kurang 8 7.5 7.5 7.5

cukup 41 38.3 38.3 45.8

Baik 58 54.2 54.2 100.0

Total 107 100.0 100.0


d. Pengetahuan Berdasarkan Usia Ibu

UsiaIbu * kat_pengetahuan Crosstabulation

kat_pengetahuan

kurang cukup baik Total

UsiaIbu <20 Count 1 2 0 3

% within UsiaIbu 33.3% 66.7% .0% 100.0%

% within kat_pengetahuan 12.5% 4.9% .0% 2.8%

% of Total .9% 1.9% .0% 2.8%

20-35 Count 7 19 33 59

% within UsiaIbu 11.9% 32.2% 55.9% 100.0%

% within kat_pengetahuan 87.5% 46.3% 56.9% 55.1%

% of Total 6.5% 17.8% 30.8% 55.1%

>35 Count 0 20 25 45

% within UsiaIbu .0% 44.4% 55.6% 100.0%

% within kat_pengetahuan .0% 48.8% 43.1% 42.1%

% of Total .0% 18.7% 23.4% 42.1%

Total Count 8 41 58 107

% within UsiaIbu 7.5% 38.3% 54.2% 100.0%

% within kat_pengetahuan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 7.5% 38.3% 54.2% 100.0%


e. Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan Ibu
Pendidikan * kat_pengetahuan Crosstabulation

kat_pengetahuan

Kurang cukup baik Total

Pendidikan Pendidikan Dasar Count 2 12 14 28

% within Pendidikan 7.1% 42.9% 50.0% 100.0%

% within kat_pengetahuan 25.0% 29.3% 24.1% 26.2%

% of Total 1.9% 11.2% 13.1% 26.2%

Pendidikan Menengah Count 5 20 31 56

% within Pendidikan 8.9% 35.7% 55.4% 100.0%

% within kat_pengetahuan 62.5% 48.8% 53.4% 52.3%

% of Total 4.7% 18.7% 29.0% 52.3%

Pendidikan Tinggi Count 1 9 13 23

% within Pendidikan 4.3% 39.1% 56.5% 100.0%

% within kat_pengetahuan 12.5% 22.0% 22.4% 21.5%

% of Total .9% 8.4% 12.1% 21.5%

Total Count 8 41 58 107

% within Pendidikan 7.5% 38.3% 54.2% 100.0%

% within kat_pengetahuan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 7.5% 38.3% 54.2% 100.0%


f. Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan Ibu
pekerjaan * kat_pengetahuan Crosstabulation

kat_pengetahuan

kurang cukup baik Total

pekerjaan tidak bekerja Count 1 11 49 61

% within pekerjaan 1.6% 18.0% 80.3% 100.0%

% within kat_pengetahuan 12.5% 26.8% 84.5% 57.0%

% of Total .9% 10.3% 45.8% 57.0%

Bekerja Count 7 30 9 46

% within pekerjaan 15.2% 65.2% 19.6% 100.0%

% within kat_pengetahuan 87.5% 73.2% 15.5% 43.0%

% of Total 6.5% 28.0% 8.4% 43.0%

Total Count 8 41 58 107

% within pekerjaan 7.5% 38.3% 54.2% 100.0%

% within kat_pengetahuan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 7.5% 38.3% 54.2% 100.0%

You might also like