You are on page 1of 10

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No.

3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

ANALISIS CEMARAN BAKTERI COLIFORM DAN IDENTIFIKASI


ESCHERICHIA COLI PADA AIR ISI ULANG DARI DEPOT DI KOTA MANADO

Andrian G. Bambang1), Fatimawali1), dan Novel, S. Kojong 2)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115
1)
Program Studi Farmasi UKIT Tomohon

ABSTRACT

Water is a basic needs for human life, but potable water is getting hard to find. The high rates
of environmental pollution affecting the availability of clean water. This study aims to
analyze the bacterial contamination in drinking water refill from the depots with random
sampling method from nine districts in the city of Manado. This research included the
examination of Total Plate Count (TPC), examination of Coliform bacteria, and identification
of Escherichia coli. The results of this study indicate that the all nine samples tested drinking
water contained microbial contamination ranging from 1.6 x 103 to 2.9 x 104 colonies/mL.
All samples contained coliform bacteria that do not qualify according to the Ministry of
Health Regulation No. 492/MENKES/Per/IV/2010 which states 0 APM/100 mL sample. On
the identification of Escherichia coli, first sample and ninth sample does not contain the
bacteria Escherichia coli. While the other samples contained the bacterium Escherichia coli
that do not qualify according to the Ministry of Health Regulation No.
492/MENKES/Per/IV/2010 are stated that in 100 mL of drinking water should not be
contained of bacterium Escherichia coli.

Key words : drinking water refill, Total Plate Count, Most Probable Number, Coliform,
Escherichia coli

ABSTRAK

Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, tetapi air bersih yang layak minum
semakin sulit ditemukan. Tingginya angka pencemaran lingkungan mempengaruhi
ketersediaan air bersih. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis cemaran bakteri pada air
minum isi ulang dari depot-depot dengan metode pengambilan sampel secara acak dari 9
kecamatan di Kota Manado. Penelitian meliputi pemeriksaan Angka Lempeng Total (ALT),
bakteri Coliform dan identifikasi Escherichia coli. Berdasarkan hasil menunjukan bahwa ke 9
sampel air minum yang di uji mengandung cemaran mikroba yang berkisar antara 1,6 x 103
sampai 2,9 x 104 koloni/mL. Semua sampel mengandung bakteri Coliform sehingga tidak
memenuhi syarat menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/MENKES/Per/IV/2010
yaitu 0 APM/100 mL sampel. Pada identifikasi Escherichia coli, sampel 1 dan sampel 9 tidak
mengandung bakteri Escherichia coli. Sedangkan sampel lainnya mengandung bakteri
Escherichia coli sehingga tidak memenuhi syarat menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.
492/MENKES/Per/IV/2010 yaitu dalam 100 mL air minum tidak boleh terdapat kandungan
bakteri Escherichia coli.

Kata kunci : Air minum isi ulang, Angka Lempeng Total, Angka Paling Mungkin, Coliform,
Escherichia coli

325
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN Menurut Soemirat (2004), syarat


Air merupakan kebutuhan air minum ialah harus aman diminum
manusia yang paling penting. Kadar air artinya bebas mikroba patogen dan zat
tubuh manusia mencapai 68% dan untuk berbahaya dan diterima dari segi warna,
tetap hidup kadar air dalam tubuh harus rasa, bau dan kekeruhannya.
dipertahankan. Kebutuhan air minum Masalah utama yang harus
setiap orang bervariasi mulai dari 2,1 liter dihadapi dalam pengolahan air ialah
hingga 2,8 liter perhari, tergantung pada semakin tingginya tingkat pencemaran
berat badan dan aktivitasnya. Agar tetap air, baik pencemaran yang berasal dari air
sehat, air minum harus memenuhi limbah rumah tangga maupun limbah
persyaratan fisik, kimia maupun industri, sehingga upaya-upaya baru terus
bakteriologis (Suriawiria, 2003). dilakukan untuk mendapatkan sumber air,
Ketersediaan air bersih semakin khususnya untuk pemenuhan akan air
berkurang seiring dengan perkembangan minum yang memenuhi persyaratan yang
pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan telah ditetapkan. Dalam pengelolaannya,
penduduk yang semakin padat air minum isi ulang rentan terhadap
menyebabkan rendahnya kemampuan kontaminasi dari berbagai
tanah untuk menyerap air karena mikroorganisme terutama bakteri
perubahan tata guna tanah yang tidak coliform.
terkendali sebagai dampak kepadatan Semakin tinggi tingkat
penduduk. Untuk dapat memenuhi kontaminasi bakteri coliform, semakin
kebutuhan air bagi masyarakat, menjadi tinggi pula risiko kehadiran bakteri-
alasan tumbuhnya industrialisasi dalam bakteri patogen lain yang biasa hidup
penyediaan air minum dengan dukungan dalam kotoran manusia dan hewan. Salah
kondisi geografi daerah yang mempunyai satu contoh bakteri patogen yang
beberapa sumber air pegunungan. Air kemungkinan terdapat dalam air
minum dalam kemasan (AMDK) menjadi terkontaminasi kotoran manusia atau
alternatif lain sebagai sumber air minum, hewan berdarah panas ialah bakteri
namun harga AMDK dari berbagai merek Escherichia coli, yaitu mikroba penyebab
yang relatif mahal menyebabkan AMDK gejala diare, demam, kram perut, dan
sebagian besar hanya dikonsumsi oleh muntah-muntah (Entjang, 2003).
masyarakat tingkat ekonomi menengah Dari uraian di atas dapat diketahui
keatas. Hal ini menyebabkan air menjadi tingginya kemungkinan kontaminasi
benda ekonomi yang mahal sehingga mikroorganisme pada air minum isi
masyarakat mencari alternatif lain untuk ulang, maka pengujian kualitas air yang
mendapatkan air yang layak minum, diproduksi dari depot-depot isi ulang
yaitu air minum dari depot dengan harga harus dilakukan secara berkala untuk
yang lebih murah. menjamin ketersediaan air minum yang
Air minum isi ulang merupakan sehat dan aman untuk dikonsumsi
suatu jawaban akan kebutuhan masyarakat.
masyarakat. Air minum yang biasa Penelitian ini bertujuan untuk
diperoleh dari depot, harganya jauh lebih menguji cemaran mikroba pada air
murah, bisa sepertiga dari produk air minum isi ulang dari depot-depot di Kota
minum dalam kemasan yang bermerek. Manado yang dihitung berdasarkan
Tidak mengherankan bila banyak Angka Lempeng Total (ALT), menguji
masyarakat konsumen beralih pada adanya cemaran bakteri coliform pada air
layanan air minum isi ulang, minum isi ulang dari depot-depot di Kota
menyebabkan depot air minum di Manado dan mengidentifikasi adanya
berbagai kota di Indonesia termasuk Kota bakteri Escherichia coli pada air isi ulang
Manado tumbuh dengan sangat pesat. dari depot-depot di Kota Manado.

326
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

dan dikocok sampai homogen sehingga


METODOLOGI PENELITIAN didapatkan pengenceran 10-1. Selanjutnya
Bahan dan Alat dilakukan pengenceran secara serial
Sampel air isi ulang dari 9 depot sehingga didapatkan pengenceran 10-2
air minum isi ulang masing-masing dari 9 dan seterusnya sampai 10-7. Dari masing-
kecamatan yang ada di Kota Manado, masing hasil pengenceran sampel dipipet
Plate Count Agar (PCA) Merck, Pepton 1 mL ke dalam cawan Petri steril,
Dilution Fluid (PDF), Triphenyl kemudian dituangkan 15-20 mL media
Tetrazolium Chloride (TTC), BD Briliant Plate Count Agar (PCA), yang telah
Green Lactose Bile 2% (BGLB) Broth, dicairkan dan didinginkan hingga
Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) temperaturnya 45°C. Digunakan juga
HIMEDIA, Nutrient Agar (NA) Merck, pereaksi khusus Tri Phenyl Tetrazalim
Mac Conkey Broth (MCB) Merck, MR- Chlotide (TTC). Cawan Petri segera
VP medium (Glucose Phosphate Broth) digoyang dan diputar sampai media
HIMEDIA, BD™ Difco Motility Indol tersebar merata dan homogen. Percobaan
Ornithine (MIO) Medium, BD BBL™ dilakukan secara duplo dan disertakan
Simmons Citrate Agar (SCA), Nutrient cawan petri yang mengandung media dan
Agar (NA) Merck, Larutan Kovac Merck, larutan pengencer Pepton Dilution Fluid
Kristal Violet, Lugol, Alkohol 95% (PDF) yang tidak mengandung sampel
OneMed, Safranin, Alfanaftol 1% dan sebagai kontrol uji (blanko). Setelah
Larutan Kalium Hidroksida (KOH) 40%. media membeku, inkubasi cawan petri
Autoclave All American No.75X, pada suhu 37°C selama 24 - 48 jam
Laminar Air Flow OMRON H3BA, dengan posisi terbalik. Dihitung koloni
Memmert Modell 200 incubator, yang tumbuh pada setiap cawan petri.
Microscoph Olympus CX21, Adam Pgw Angka total bakteri dalam 1 mL sampel
1502i Precision Balance, Cimarec adalah dengan mengalikan jumlah rata-
Hotplate, Brand Micropipette, Lemari rata koloni pada cawan petri dengan
Pendingin, Jarum Ose, Spritus, Kaca faktor pengenceran yang digunakan.
Preparat Sail Brand, Kaca penutup
Sailing Boat dan alat-alat gelas Pyrex. Pengujian Bakteri Coliform
Coliform adalah golongan bakteri
Pengambilan sampel yang merupakan campuran antara bakteri
Sampel air isi ulang diambil dari fekal dan bakteri non fekal. Prinsip
9 depot air minum isi ulang masing- penentuan angka bakteri coliform adalah
masing dari 9 kecamatan yang ada di bahwa adanya pertumbuhan bakteri
Kota Manado. Sampel air diambil dari coliform yang ditandai dengan
depot menggunakan galon yang steril dan terbentuknya gas pada tabung Durham,
dibawah ke laboratorium untuk dilakukan setelah diinkubasikan pada media yang
penelitian tidak lebih dari 24 jam setelah sesuai (Harmita dan Radji M, 2008).
pengambilan. Pada pengujian ini dilakukan
dengan metode Angka Paling Mungkin
Pengujian Angka Lempeng Total (APM). Pengujian APM dilakukan
Pada pengujian angka lempeng dengan dua tahap yaitu, Uji Praduga
total dilakukan sesuai dengan prosedur (Presumtif Test) dan Uji Konfirmasi
cara uji cemaran mikroba Standar (Confirmative Test).
Nasional Indonesia SNI 01-2897-1992.
Sampel dikocok homogen dan dipipet Uji Praduga (Presumtif Test)
sebanyak 25 mL ke dalam labu steril Pada uji ini dilakukan
yang telah berisi 225 mL larutan pengenceran sampel dalam larutan
pengencer Pepton Dilution Fluid (PDF) pengencer Pepton Dilution Fluid (PDF)

327
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

sehingga didapatkan hasil pengenceran yang positif dan tabung yang negatif pada
10-1 dan 10-2. Disiapkan 9 tabung yang uji konfirmasi.
berisi 9 mL medium Mac Conkey Broth
(MCB) yang di dalamnya terdapat tabung Identifikasi bakteri Escherichia coli
Durham terbalik. Dipipet 1 mL sampel Masing-masing biakan positif pada
air ke dalam 3 seri tabung pertama, 1 mL uji konfirmasi bakteri coliform, diambil
larutan hasil pengenceran 10-1 ke dalam 3 satu Öse dan diinokulasikan pada media
seri tabung kedua, dan 1 mL larutan hasil Eosin Methylene Blue Agar (EMBA), dan
pengenceran 10-2 ke dalam 3 seri tabung diinkubasi pada suhu 37°C selama 24
ketiga. jam. Dipilih koloni warna hijau dengan
Seluruh tabung diinkubasi pada kilap logam dan bintik biru kehijauan
suhu 37°C selama 24 - 48 jam. Setelah 24 dari media EMBA dan digoreskan pada
jam dicatat jumlah tabung yang media Nutrient Agar (NA). Setelah
membentuk gas pada masing-masing diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam
pengenceran dan inkubasi kembali dilakukan pewarnaan Gram dan uji
tabung yang tidak membentuk gas selama IMViC yang meliputi Uji Indol, Uji Metil
24 jam, kemudian dicatat jumlah tabung merah, Uji Voges Praskauer dan Uji
yang membentuk gas. Sitrat (Radji M, 2006).

Uji Konfirmasi (Confirmative Test) HASIL DAN PEMBAHASAN


Untuk uji konfirmasi dilakukan Pengujian Angka Lempeng Total
dengan cara memindahkan sebanyak 1 Pada perhitungan koloni,
Öse dari tiap tabung yang membentuk berdasarkan data dari setiap sampel
gas pada media MCB ke dalam tabung hanya dihitung pengenceran dengan
yang berisi 10 mL Brilliant Green jumlah koloni antara 30-300. Hal ini
Lactose Bile (BGLB) 2%. Diinkubasikan bertujuan untuk memperkecil
semua tabung pada suhu 37°C selama 24 kemungkinan kesalahan dalam
- 48 jam. Adanya gas pada tabung perhitungan. Karena percobaan dilakukan
Durham dalam media BGLB 2% dua kali (duplo) maka harus
memperkuat adanya bakteri coliform. menggunakan data dari kedua
Hasil angka bakteri coliform didapatkan pengulangan dengan cara mengambil
dari tabel APM yang memberikan nilai rata-rata dari kedua data, dihitung dan
duga terdekat dengan kombinasi tabung dibandingkan dengan standar uji cemaran
mikroba untuk air minum.

Tabel 1. Hasil Pengujian Angka Lempeng Total


Angka Lempeng Total
Sampel Standar (koloni/mL) Keterangan
(koloni/mL)
1 1,9 x 103 1,0 x 102 TMS
2 1,3 x 104 1,0 x 102 TMS
3 2,4 x 103 1,0 x 102 TMS
4
4 1,5 x 10 1,0 x 102 TMS
5 2,3 x 103 1,0 x 102 TMS
6 1,4 x 104 1,0 x 102 TMS
7 2,5 x 104 1,0 x 102 TMS
8 2,9 x 104 1,0 x 102 TMS
9 1,6 x 103 1,0 x 102 TMS
Standar menurut SNI No. 01-3553 tahun 2006
Keterangan :TMS (Tidak Memenuhi Syarat)

328
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

Sebagaimana terlihat pada Tabel 1, faktor lain yang dapat mempengaruhi


diantara ke 9 (sembilan) sampel yang kualitas produk air yang dihasilkan
diuji, semua sampel melebihi batas adalah bahan baku, penanganan terhadap
cemaran mikroba menurut Standar wadah pembeli, kebersihan operator, dan
Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3553 kondisi depot.
tahun 2006 yaitu 1,0 x 102 koloni/mL.
Sampel dengan jumlah cemaran mikroba Pengujian Bakteri Coliform
terendah adalah sampel 9 dengan jumlah Dalam pemeriksaan bakteri
koloni 1,6 x 103 koloni/mL. Sedangkan coliform dengan metode APM, dilakukan
sampel dengan jumlah cemaran mikroba melalui uji praduga (presumptive test)
tertinggi adalah sampel 8 dengan jumlah dan uji konfirmasi/penegasan
koloni 2,9 x 104 koloni/mL. Tingginya (confirmative test). Media pada tabung
nilai Angka Lempeng Total menunjukan yang digunakan untuk uji praduga adalah
banyaknya jumlah bakteri dalam suatu Mac Conkey Broth (MCB) dan ditambah
sampel. Banyaknya jumlah bakteri pada tabung durham. Media ini mengandung
air minum isi ulang dipengaruhi oleh laktosa dan garam empedu (bile salt)
proses pengolahan depot air minum isi yang mampu menghambat pertumbuhan
ulang. Proses yang dimaksud disini bakteri non enterik dan menumbuhkan
meliputi penampungan/penyimpanan bakteri enterik sebagai dasar
bahan baku, penyaringan, desinfeksi, dan kemampuannya untuk memfermentasi
sanitasi tempat pengolahan air minum laktosa menjadi asam dan gas. Hasil
atau sistem distribusi pada pipa penyalur positif pada uji ini dapat dilihat dari
air minum, serta kondisi peralatan yang pembentukan gas yang terdapat pada
digunakan pada proses tersebut. Pada tabung durham, dan terbentuknya asam
penelitaian sebelumnya yang dilakukan yang ditandai dengan perubahan warna
oleh Rido Wandrivel, dkk (2012), faktor- pada media.

Tabel 2. Hasil pada Uji Praduga


Jumlah Tabung Positif
Inokulum
S.1 S.2 S.3 S.4 S.5 S.6 S.7 S.8 S.9
1 mL 2 2 3 2 3 3 2 3 2
0,1 mL 1 2 2 2 2 2 2 2 2
0,01 mL 1 3 2 2 1 2 1 3 0
Keterangan: S (Sampel)

Dalam uji konfirmasi digunakan media tidak hidup dalam saluran pencernaan
selektif yaitu media Brilliant Green manusia dan mengandung hijau brilian
Lactose Bile (BGLB) 2% yang yang dapat menghambat pertumbuhan
mengandung garam empedu yang dapat bakteri Gram positif dan bakteri Gram
menghambat pertumbuhan bakteri yang negatif tertentu selain coliform.

Tabel 3. Hasil pada Uji Konfirmasi

329
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

Nilai APM ditentukan dengan Coliform. Pengujian bakteri coliform


kombinasi jumlah tabung positif (asam dan menggunakan metode Most Probable
gas) tiap serinya setelah diinkubasi dan Number mendapatkan hasil seperti pada
hasil dilihat dari tabel APM/MPN Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Angka Paling Mungkin (APM) Coliform


Coliform Coliform Standar Coliform
Sampel Keterangan
(APM/mL) (APM/100 mL) (APM/100 mL)
1 0,36 36 0 TMS
2 1,5 150 0 TMS
3 2,0 200 0 TMS
4 0,74 74 0 TMS
5 0,72 72 0 TMS
6 2,1 210 0 TMS
7 1,1 110 0 TMS
8 2,8 280 0 TMS
9 0,74 74 0 TMS
Standar menurut PERMENKES NO. 492/MENKES/Per/IV/2010
Keterangan : TMS (Tidak Memenuhi Syarat)

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bakteri Escherichia coli digoreskan pada


bahwa dari 9 (sembilan) sampel air minum media miring Nutrien Agar (NA) dan
isi ulang yang diuji semuanya tidak diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam
memenuhi syarat batas maksimal total hingga terdapat pertumbuhan koloni di
bakteri Coliform yang ditetapkan Peraturan atas permukaan media miring. Selanjutnya
Menteri Kesehatan No. biakan dari media miring Nutrien Agar
492/MENKES/Per/IV/2010 dan No. (NA) digunakan untuk pewarnaan Gram
907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu 0 dan Uji IMViC.
APM/100 mL sampel. Sampel dengan
total bakteri Coliform paling sedikit adalah Pewarnaan Gram
sampel 1 dengan 36 APM/100 mL. Dari Gambar 1 menunjukan bahwa
Sedangkan sampel dengan total bakteri bakteri yang terlihat dari hasil pengamatan
Coliform paling banyak adalah sampel 8 di bawah mikroskop adalah bakteri
dengan 280 APM/100 mL. Adanya bakteri berbatang pendek dan berwarna merah
coliform di dalam makanan/minuman setelah proses pewarnaan. Hal ini
menunjukan kemungkinan adanya mikroba disebabkan karena konsentrasi lipid dan
yang bersifat enteropatogenik dan ketebalan lapisan peptidoglikan pada
toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. dinding sel bakteri.

Identifikasi Escherichia Coli


Masing-masing biakan positif pada
uji konfirmasi bakteri coliform, diambil
satu Öse dan diinokulasikan pada media
Eosin Methylene Blue Agar (EMBA), dan
diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.
Koloni warna hijau dengan kilap logam
dan bintik biru kehijauan dari media Gambar 1. Hasil Pengamatan pada
EMBA yang menandakan keberadaan Mikroskop

330
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

fermentasi glukosa yang terkandung dalam


Pada sel Gram-negatif, alkohol medium MR-VP. Terbentuknya asam
meningkatkan porositas dinding sel campuran pada media akan menurunkan
dengan melarutkan lipid lapisan luar. Jadi, pH sampai 5,0 atau lebih rendah, oleh
kompleks KV-I dapat lebih mudah karena itu bila indikator metil ditambahkan
dihilangkan dari lapisan peptidoglikan pada biakan tersebut dengan pH serendah
yang tidak tertaut silang dengan kuat. Oleh itu maka indikator tersebut menjadi merah.
sebab itu, efek pencucian alkohol Uji VP Hasilnya negatif, karena
memfasilitasi pelepasan kompleks KV-I tidak terbentuk warna merah pada medium
yang tidak terikat, yang membuat sel-sel setelah ditambahkan alfanaftol dan KOH,
menjadi kehilangan warna atau tidak hal ini disebabkan karena bakteri tidak
berwarna. Karena hanya sel-sel Gram- menghasilkan produk netral seperti asetil
negatif yang mengalami kehilangan warna metil karbinol (asetoin) dari hasil
sehingga sel-selnya menyerap pewarna metabolisme glukosa melainkan
tandingan. Sedangkan Gram-positif menghasilkan asam. Adanya kandungan
mempertahankan warna ungu dari pewarna asetoin pada biakan akan menyebabkan
primer. perubahan warna merah ketika
ditambahkan alfanaftol dan KOH 40%. Uji
Uji IMViC ini negatif untuk Escherichia coli karena
Uji Indol, terbentuk lapisan Escherichia coli memfermentasikan
(cincin) berwarna merah muda pada karbohidrat menjadi produk asam dan
permukaan biakan setelah penambahan tidak menghasilkan produk netral seperti
reagen kovaks. Artinya bakteri ini asetoin.
membentuk indol dari tryptopan sebagai Uji Sitrat, uji ini dilihat
sumber karbon. Asam amino triptofan kemampuan bakteri untuk menggunakan
merupakan komponen asam amino yang sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon.
lazim terdapat pada protein sehingga asam Jika bakteri mampu menggunakan sitrat
amino ini dengan mudah dapat digunakan sebagai sumberkarbonnya maka akan
oleh mikroorganisme akibat penguraian menaikan pH dan mengubah warna
protein. Ini menunjukan hasil positif dan medium biakan dari hijau menjadi biru.
menguatkan kemungkinan adanya bakteri Uji ini negatif untuk Escherichia coli
Escherichia coli karena Escherichia coli karena Escherichia coli tidak dapat
merupakan bakteri yang dapat membentuk menggunakan sitrat sebagai sumber karbon
indol dari tryptopan sebagai sumber Pernyataan hasil dari uji deteksi
karbonnya. Escherichia coli yang merupakan bakteri
Uji metil merah akan berwarna gram negatif berbentuk batang pendek dan
merah pada pH 4,4 dan berwarna kuning pada reaksi IMViC memberikan hasil
pada pH 6,2. Pada uji metil merah sebagai berikut:
mendapatkan hasil positif karena terjadi Indol : positif
perubahan warna menjadi merah setelah Merah metil : positif
ditambahkan indikator metal merah. Voges-proskauer : negatif
Artinya, bakteri ini mengahasilkan asam Citrate : negatif
campuran (metilen glikon) dari proses

331
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

Tabel 5. Hasil Uji IMViC untuk Escherichia Coli pada air minum isi ulang
Jumlah Tabung Positif Escherichia coli
Inokulum
S.1 S.2 S.3 S.4 S.5 S.6 S.7 S.8 S.9
1 mL 0 1 1 0 0 1 1 2 0
0,1 mL 0 0 1 1 0 1 0 1 0
0,01 mL 0 0 0 0 1 0 1 0 0
Keterangan: S (Sampel)

Pada Tabel 5 menunjukan, sampel 1 dan 2. Sampel air minum isi ulang yang
sampel 9 tidak mengandung bakteri diuji dengan pengujian Angka
Escherichia coli dan memenuhi syarat Paling Mungkin (APM), semuanya
total bakteri Escherichia coli yang positif mengandung bakteri
ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Coliform dan tidak memenuhi
No. 492/MENKES/Per/IV/2010 dan No. syarat batas maksimal total bakteri
907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu dalam Coliform yang ditetapkan Peraturan
100 mL air minum tidak boleh terdapat Menteri Kesehatan No.
kandungan bakteri Escherichia coli. 492/MENKES/Per/IV/2010 dan
Sedangkan sampel lainnya tidak No. 907/MENKES/SK/VII/2002
memenuhi syarat karena mengandung yaitu 0 APM/100 mL sampel.
bakteri Escherichia coli. Adanya bakteri 3. Sampel 1 dan sampel 9 tidak
Escherichia coli pada air minum isi ulang mengandung bakteri Escherichia
menunjukan buruknya kualitas air tersebut. coli dan memenuhi syarat total
Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri Escherichia coli yang
bakteri yang menjadi salah satu mikroba ditetapkan Peraturan Menteri
indikator sanitasi dan juga bersifat patogen Kesehatan No.
yang sering menyebabkan berbagai 492/MENKES/Per/IV/2010 dan
penyakit. No. 907/MENKES/SK/VII/2002
yaitu dalam 100 mL air minum
PENUTUP tidak boleh terdapat kandungan
Kesimpulan bakteri Escherichia coli.
Berdasarkan hasil penelitian yang Sedangkan sampel lainnya tidak
dilakukan pada sampel air minum isi memenuhi syarat karena
ulang, maka diperoleh kesimpulan sebagai mengandung bakteri Escherichia
berikut: coli.
1. Cemaran mikroba pada semua
sampel air minum isi ulang tidak Saran
memenuhi standar setelah melalui 1. Perlu pengawasan dari instansi
pengujian Angka Lempeng Total terkait terhadap cemaran mikroba
(ALT) karena melebihi batas pada air minum isi ulang dari depot
cemaran mikroba menurut Standar dengan melakukan
Nasional Indonesia (SNI) No. 01- pemeriksaan/pengujian secara
3553 tahun 2006 yaitu 1,0 x 102 berkala.
koloni/mL. Sampel dengan jumlah 2. Perlu dilakukan penyuluhan untuk
cemaran mikroba terendah adalah para pengusaha air minum isi ulang
sampel 9 dengan jumlah koloni 1,6 agar menjamin kualitas air minum
x 103 koloni/mL. Sedangkan yang dijual kepada masyarakat.
sampel dengan jumlah cemaran 3. Masyarakat harus lebih selektif
mikroba tertinggi adalah sampel 8 dalam memilih air minum yang
dengan jumlah koloni 2,9 x 104 akan dikonsumsi agar terhindar
koloni/mL. dari berbagai penyakit.
332
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

DAFTAR PUSTAKA Harmita dan Radji M. 2008. Buku Ajar


Arifah, Isti Noor. 2010. Analisis Analisis Hayati, Edisi 3. Penerbit
Mikrobiologi Pada Makanan. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Fakultas Pertanian Universitas Irinto koes, 2006. Mikrobiologi jilid 1.
Sebelas Maret. Bandung : yrama widya
Arthur, Sutikno. 2009. Cara Menghitung Irinto koes, 2006. Mikrobiologi jilid 2.
Nilai MPN Uji Coliform. Bandung : yrama widya
http://sutikno.Blog. Uns.ac.id. Jawert, Melnick, Adelberg, 2005,
diakses tanggal 16 Juli 2014. Mikrobiologi Kedokteran (Medical
BPOM RI. 2006. Metode Analisis Microbiology). Salemba Medika.
Mikrobiologi Suplemen 2000. Pusat Jakarta.
Pengujian Obat Dan Makanan Badan Jawetz, E. Melnick J. L. Dan Adelberg E.
Pengawasan Obat Dan Makanan A. 1986.MIKROBIOLOGI Untuk
Republik Indonesia : Jakarta. Profesi Kesehatan edisi 16. Jakarta:
BPOM. RI. 2008. Pengujian Mikrobiologi Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Pangan. Pusat Pengujian Obat Dan Menteri Kesehatan RI. 2002. Syarat-
Makanan Badan Pengawasan Obat Syarat Dan Pengawasan Kualitas
Dan Makanan Republik Indonesia. Air Minum. PERMENKES
Cappuccino, J. dan Sherman N. 2009. NO.907/MENKES/SK/VII/2002.
Manual Laboratorium Mikrobiologi, Menteri Kesehatan RI. 2010. Persyaratan
Ed. 8. Penerbit Buku Kedokteran Kualitas Air Minum. PERMENKES
EGC. NO. 492/MENKES/Per/IV/2010.
DE MAN, J.C. MPN tables (corrected), Mulia, Ricki M. 2005. Kesehatan
Eur. J. Appl. Biotechnol. 1983, 17, Lingkungan.Yogyakarta: Graham
pp. 301-5 Ilmu.
Departemen Perindustrian dan Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan
Perdagangan RI. 2003, Keputusan Masyarakat. Jakarta: Penerbit
Menteri Perindustrian dan Rineka Cipta.
Perdagangan No. 705/MPP/Kep/II/ Pelczar, M. J. dan Chan E.C.S. 1988 .
2003, tentang Persyaratan Teknis Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Jakarta
Industri Air Minum Dalam Kemasan : UI-Press
dan Perdagangannya. Radji M. 2006, Penuntun Praktikum
Dwidjoseputro, D. 2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi Farmasi, Edisi 2,
Mikrobiologi. Jakarta : djambatan Departemen Farmasi FMIPAUI,
Dundu, B. 2000. Penuntun Praktikum Depok.
Mikrobiologi. Fakultas Pertanian Rido Wandrivel, Netty Suharti, Yuniar
Universitas Sam Ratulangi, Manado. Lestari. 2012. Kualitas Air Minum
Entjang, I. 2003. Mikrobiologi dan yang Diproduksi Depot Air Minum
Parasitologi untuk Akademi Isi Ulang Di Kecamatan Bungus
Keperawatan dan Sekolah Tenaga Padang Berdasarkan Persyaratan
Kesehatan yang Sederajat. Bandung: Mikrobiologi. Fakultas Kedokteran
Citra Adtya Bakti. Universitas Andalas.
Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis SNI.1992. Cara Uji Cemaran Mikroba,
Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Standar Nasional Indonesia, SNI 01-
Grafindo Persada, Jakarta. 2897-1992, Badan Standar Nasional.
Gwimbi, P. 2011. The Microbial Quality SNI. 2006. Air Minum Dalam Kemasan,
of Drinking Water in Manonyane Standar Nasional Indonesia, SNI 01-
Community Maseru District, 3553-2006, Badan Standar Nasional.
Lesotho. African Health Sciences,
Vol 11 hal 474-480.

333
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

Soemirat, J. 2004. Kesehatan Lingkungan. Suriawiria, U. 2003. Mikrobiologi Air. P.T


Yogyakarta: Gadjah Mada Alumni Bandung.
University Press. Suriawiria, U. 2008. Mikrobiologi Air dan
Staf pengajar Fakultas Kedokteran Dasar-dasar Pengolahan Buangan
Universitas Indonesia. 1993. Secara Biologis. Bandung: Penerbit
Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Alumni.
Aksara. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

334

You might also like