You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Semakin majunya kehidupan semakin banyak pula masalah yang kita hadapi baik dari
bidang pendidikan,ekonomi, po4litik, budaya, kesehatan dll. Akan tetapi semua itu memiliki
keuntungan dan kerugian. Setiap masalah pasti memiliki jalan keluar walapun semua itu
tidak mudah. Salah satu kesehatan yang kita hadapi adalah penyakit chikungunya yang
disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus Chikungunya.
Virus Chikungunya pertama kali diidentifikasi di Afrika Timur tahun 1952. Virus ini terus
menimbulkan epidemi di wilayah tropis Asia dan Afrika. Di Indonesia Demam
Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda tahun 1973. Kemudian berjangkit di
Kuala Tunkal, Jambi, tahun 1980. Tahun 1983 merebak di Martapura, Ternate dan
Yogyakarta. Setelah vakum hampir 20 tahun, awal tahun 2001 kejadian luar biasa (KLB)
demam Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor
bulan Oktober. Demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi Jawa Barat, Purworejo dan
Klaten Jawa Tengah tahun 2002.
Faktor penular utamanya adalah nyamuk Aedes aegypti. Dalam musim hujan nyamuk ini
berkembang sangat cepat sehingga pada musim hujan penderita penyakit chikungunya
semakin banyak dan meningkat.Selain itu, lingkungan juga bisa menjadi factor pemicu
datangnya nyamuk ini. Lingkungan yang kurang dijaga kebersihannya dan didukung oleh
sikap masyarakat yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan tempat tinggalnya
dapat mengundang nyamuk penyebar penyakit chikungnunya.. Penyakit ini tidak dapat di
tularkan secara langsung oleh penderita, seperti berjabat tangan, memakai peralatan yang
sama secara bergantian. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk pembawa. Penyakit ini seperti
penyakit demam berdarah yang ditularkan oleh faktor pembawa yaitu nyamuk. Bedanya,
jika virus demam berdarah menyerang pembuluh darah, sedangkan virus Chikungunya
menyerang sendi dan tulang. Penyakit demam Chikungunya ini merupakan penyakit
endemik.
BAB II
PEMBAHASAN

I. DEFINISI
Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti
“posisi tubuh meliuk atau melengkung” (that which contorts or bends up),mengacu pada
postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini,
menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada,
terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki, persendian tangan dan kaki.
Chikungunya ialah sejenis demam dan boleh dikatakan ‘bersaudara’ dengan demam
berdarah, karena ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty maupun albopictus. Bedanya, jika
virus demam berdarah menyerang pembuluh darah, sedangkan virus Chikungunya
menyerang sendi dan tulang. Penyakit demam Chikungunya ini merupakan penyakit
endemik. Wabah penyakit ini pertama kali menyerang di Tanzania, Afrika pada tahun
1952.

II. ETIOLOGI
Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus Chikungunya.
Virus ini termasuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus atau “group A” antropho borne
viruses. Virus ini telah berhasil diisolasi di berbagai daerah di Indonesia. Sejarah
Chikungunya di Indonesia Penyakit ini berasal dari daratan Afrika dan mulai ditemukan di
Indonesia tahun 1973.
Vektor penular utamanya adalah Aedes aegypti (the yellow fever mosquito), nyamuk yang
sama juga menularkan penyakit demam berdarah dengue. Meski masih “bersaudara”
dengan demam berdarah, penyakit ini tidak mematikan, namun virus ini juga dapat
diisolasi dari nyamuk Aedes africanus, Culex fatigans dan Culex tritaeniorrhynchus. Aedes
albopictus (the Asian tiger mosquito) mungkin juga berperanan dalam penyebaran penyakit
ini di kawasan Asia. Dan beberapa jenis spesies nyamuk tertentu di daerah Afrika juga
ternyata dapat menyebarkan penyakit Chikungunya. Akan tetapi, nyamuk yang membawa
darah bervirus didalam tubuhnya akan kekal terjangkit sepanjang hayatnya. Tidak ada
bukti yang menunjukkan virus Chikungunya dipindahkan oleh nyamuk betina kepada
telurnya sebagaimana virus demam berdarah.
III. PATOFISIOLOGI
Demam Chikungunya mempunyai masa inkubasi (periode sejak digigit nyamuk pembawa
virus hingga menimbulkan gejala) sekitar 2 hingga 4 hari. Setelah masa inkubasi tersebut,
gejala yang ditimbulkan -mirip dengan gejala penyakit Demam Berdarah- adalah demam
tinggi (39 – 40 derajat Celsius), menggigil, dan sakit kepala.

IV. NURSING PATHWAY

Aedes Aegypty
(Virus Cikungunya)

Masuk ke darah

Trombnosit

Leukosit

Suhu

Nyeri Sendi Nyeri Otot Mual Muntah

Anoreksia

V. CARA PENULARAN
Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit oleh nyamuk
penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain. Virus menyerang semua
usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis (berlaku dengan kerap di suatu
kawasan atau populasi dan senantiasa ada). Selain manusia, primata lainnya diduga dapat
menjadi sumber penularan. Selain itu, pada uji hemaglutinasi inhibisi, mamalia, tikus,
kelelawar, dan burung juga bisa mengandung antibodi terhadap virus Chikungunya.
Seseorang yang telah dijangkiti penyakit ini tidak dapat menularkan penyakitnya itu
kepada orang lain secara langsung. Proses penularan hanya berlaku pada nyamuk
pembawa. Masa inkubasi dari demam Chikungunya berlaku di antara satu hingga tujuh
hari, biasanya berlaku dalam waktu dua hingga empat hari. Manifestasi penyakit
berlangsung tiga sampai sepuluh hari.
VI. GEJALA
Gejala penyakit ini sangat mirip dengan demam berdarah. Hanya saja kalau Chikungunya
akan membuat semua persendian terasa ngilu.
1. Demam
Biasanya demam tinggi, timbul mendadak disertai menggigil dan muka kemerahan.
Demam penyakit ini ditandai dengan demam tinggi mencapai 39-40 derajat C. Secara
mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal
pula istilah demam lima hari.
2. Sakit persendian
Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering muncul sebelum timbul demam dan dapat
bermanifestasi berat, sehingga kadang penderita “merasa lumpuh” sebelum berobat.
Sehingga ada beberapa orang yang menamainya sebagai demem tulang atau flu tulang.
Sendi yang sering sering dikeluhkan: sendi lutut, pergelangan , jari kaki dan tangan serta
tulang belakang.
3. Nyeri otot
Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah bahu. Kadang terjadi
pembengkakan pada otot sekitar mata kaki.
4. Bercak kemerahan (ruam) pada kulit
Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih sering pada hari ke 4-5
demam. Lokasi biasanya di daerah muka, badan, tangan, dan kaki, terutama badan dan
lengan. Kadang ditemukan perdarahan pada gusi.
5. Sakit kepala
Sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui, conjungtival injection dan sedikit
fotophobia.
6. Kejang dan penurunan kesadaran
Kejang biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi, jadi bukan secara langsung
oleh penyakitnya.
Gejala lain
Gejala lain yang kadang dijumpai adalah pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher
dan kolaps pembuluh darah kapiler. Selain itu, kadang dijumpai mata merah yang diikuti
dengan gejala flu. Sehingga banyak orang awam yang mengira ini adalah penyakit demam
biasa.
Gejala yang timbul pada anak-anak sangat berbeda seperti nyeri sendi tidak terlalu nyata
dan berlangsung singkat. Ruam juga lebih jarang terjadi. Tetapi pada bayi dan anak kecil
timbul
Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat,
renjatan (shock) maupun kematian. Pada virus DBD akan ada produksi racun yang
menyerang pembuluh darah dan menyebabkan kematian. Sedangkan pada virus penyebab
chikungunya akan memproduksi virus yang menyerang tulang

VII. DIAGNOSIS
Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara lain uji hambatan
aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture ELISA. Tetapi pemeriksaan serologis
ini hanya bermanfaant digunakan untuk kepentingan epidemiologis dan penelitian, tidak
bermanfaat untuk kepentingan praktis klinis sehari-hari.
Demam Chikungunya dikenal sebagai flu tulang (break-bone fever) dengan gejala mirip
dengan demam dengue, tetapi lebih ringan dan jarang menimbulkan demam berdarah.
Artralgia, pembuluh darah konjungtiva tampak nyata, dengan demam mendadak yang
hanya berlangsung 2-4 hari. Pemeriksaan serum penderita untuk uji netralisasi
menunjukkan adanya antibodi terhadap virus Chikungunya.
Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti
dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya
rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang, ada yang menamainya
sebagai demam tulang atau flu tulang. Dalam beberapa kasus didapatkan juga penderita
yang terinfeksi tanpa menimbulkan gejala sama sekali atau silent virus chikungunya.
Virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini akan berkembang biak di dalam
tubuh manusia. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah
endemis. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama lima hari,
sehingga dikenal pula istilah demam lima hari.
Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu
muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering
dijumpai anak kejang demam. Gejala lain yang ditimbulkan adalah mual, muntah kadang
disertai diare.
Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta
terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot
sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila
berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah. Pada umumnya demam pada
anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai
perdarahan maupun syok.
Penyakit ini tidak sampai menyebabkan kematian. Nyeri pada persendian tidak akan
menyebabkan kelumpuhan. Setelah lewat lima hari, demam akan berangsur-angsur reda,
rasa ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot berkurang, dan penderitanya akan
sembuh seperti semula. Penderita dalam beberapa waktu kemudian bisa menggerakkan
tubuhnya seperti sedia kala. Meskipun dalam beberapa kasus kadang rasa nyeri masih
tertinggal selama berhari-hari sampai berbulan-bulan. Biasanya kondisi demikian terjadi
pada penderita yang sebelumnya mempunyai riwayat sering nyeri tulang dan otot. Pada
pendertita demam Chikungunya akut tipikal mengalami gejala klinis dalam beberapa hari
hingga 2 minggu. Tetapi seperti infeksi dengue, West Nile fever, o’nyong-nyong fever dan
demam arbovirus lainnya, beberapa penderita mengalami kelelahan berkepanjangan
(prolonged fatigue) dalam beberapa minggu. Dalam beberapa literatur tidak pernah
dilaporkan kejadian kematian, kasus neuroinvasive, dan kasus perdarahan dalam penyakit
ini.
Meskipun ditularkan oleh nyamuk yang sama dengan penyakit demam berdarah, tetapi
karakteristik penyakit ini berbeda. Bedanya pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat,
renjatan (shock) maupun kematian.
Setelah terjadi infeksi virus ini tubuh penderita akan membentuk antibodi yang akan
membuat mereka kebal terhadap wabah penyakit ini di kemudian hari. Dengan demikian,
dalam jangka panjang penderita relatif kebal terhadap penyakit virus ini.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah pada demam Chik tidak khas. Penelitian yang ada menunjukkan bahwa
jumlah leukosit dan trombosit dalam batas normal. Leukopenia dengan limfositosis relatif
dapat terjadi pada hari ke 3-6 sejak demam. Kenaikan Hct terjadi namun secara statistik
tidak bermakna.

Diagnosis serologi seperti ELISA, uji inhibisi aglutinasi, uji fiksasi komplemen serta PCR
dapat dipakai sebagai pemeriksaan untuk penunjang diagnosis. Kematian jarang terjadi
pada infeksi Chikungunya.
Terapi
Terapi medikamentosa diberikan untuk tujuan simtomatik dan suportif meliputi tirah
baring, analgetik mungkin diperlukan untuk mengurangi rasa nyeri.

VIII. PENATALAKSANAAN
Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Pengobatan terhadap penderita
ditujukan terhadap keluhan dan gejala yang timbul. Perjalanan penyakit ini umumnya
cukup baik, karena bersifat “self limited disease”, yaitu akan sembuh sendiri dalam waktu
tertentu. Tetapi apabila kecurigaan penyakit adalah termasuk campak atau demam berdarah
dengue, maka perlu kesiapsiagaan tatalaksana yang berbeda, penderita perlu segera dirujuk
apabila terdapat tanda-tanda bahaya.

Demam Chikungunya termasuk ?Self Limiting Disease? atau penyakit yang sembuh
dengan sendirinya. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk penyakit ini. Pengobatan
yang diberikan hanyalah terapi simtomatis atau menghilangkan gejala penyakitnya, seperti
obat penghilang rasa sakit atau demam seperti golongan parasetamol. Sebaiknya
dihindarkan penggunaan obat sejenis asetosal.
Antibiotika tidak diperlukan pada kasus ini. Penggunaan antibiotika dengan pertimbangan
mencegah infeksi sekunder tidak bermanfaat.
Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan makan makanan yang bergizi,
cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak mungkin. Perbanyak
mengkonsumsi buah-buahan segar atau minum jus buah segar.
Pemberian vitamin peningkat daya tahan tubuh mungkin bermanfaat untuk penanganan
penyakit. Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup banyak protein dan
karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang bagus dan
istirahat cukup bisa mempercepat penyembuhan penyakit. Minum banyak juga disarankan
untuk mengatasi kebutuhan cairan yang meningkat saat terjadi demam.

IX. CARA PENCEGAHAN


Satu-satunya cara mencegah penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa virusnya,
termasuk memusnahkan sarangpembiakan larva untuk menghentikan rantai hidup dan
penularannya. Cara sederhana yang sering dilakukan masyarakat misalnya:
– Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk tersebut
berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.
– Menutup tempat penyimpanan air
– Mengubur sampah
– Menaburkan larvasida.
– Memelihara ikan pemakan jentik
– Pengasapan
– Pemakaian anti nyamuk
– Pemasangan kawat kasa di rumah.
Selain itu, nyamuk juga menyenangi tempat yang gelap, lembab, dan pengap. Pintu dan
jendela rumah dibuka setiap hari mulai dari pagi hingga sore, agar udara segar dan sinar
matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat.
Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation,
sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai dengan cara
pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini dikarenakan nyamuk Aedes
aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung.
Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan
menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang. Pintu dan jendela
rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan
sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang
sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut.
Pencegahan individu dapat dilakukan dengan cara khusus seperti penggunaan obat oles
kulit (insect repellent) yang mengandung DEET atau zat aktif EPA lainnya. Penggunaan
baju lengan panjang dan celana panjang juga dianjurkan untuk dalam keadaan daerah
tertentu yang sedang terjadi peningkatan kasus.

ASUHAN KEPERAWATAN CHIKUNGUNYA

I. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
3. Riwayat keluhan saat ini
4. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Penyakit yang pernah diderita
b. Hospitalisasi/tindakan operasi
5. Riwayat sosial
6. Pengkajian pola kesehatan klien saat ini
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
b. Nutrisi
c. Cairan
d. Aktivitas
e. Tidur dan istirahat

II. DIADNOSSA KEPERAWATAN


1. Gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan permeabilitas kapiler, muntah dan demam.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah,
tidak ada nafsu makan.
III. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam

Tujuan :
– Gangguan volume cairan tubuh dapat teratasi

Kriteria hasil :
– Volume cairan tubuh kembali normal

Intervensi :
– Kaji KU dan kondisi pasien
– Observasi tanda-tanda vital ( T, S, N, RR )
– Observasi tanda-tanda dehidrasi
– Observasi tetesan infus dan lokasi penusukan jarum infus
– Balance cairan (input dan out put cairan)
– Beri pasien dan anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak
– Anjurkan keluarga pasien untuk mengganti pakaian pasien yang basah oleh keringat dan
menganjurkan menggunakan pakaian yang menyerap keringat
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
Tujuan :
– Hipertermi dapat teratasi
Kriteria hasil :
– Suhu tubuh kembali normal
Intervensi :
– Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh
– Berikan kompres dingin (air biasa) pada daerah dahi dan ketiak
– Ganti pakaian yang telah basah oleh keringat
– Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti
terbuat dari katun.
– Anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak kurang lebih 1500 – 2000 cc per
hari
– kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi, obat penurun panas.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah, tidak ada nafsu makan.
Tujuan :
– Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil :
– Intake nutrisi klien meningkat
Intervensi :
– Kaji intake nutrisi klien dan perubahan yang terjadi
– Berikan klien makan dalam keadaan hangat dan dengan porsi sedikit tapi
sering
– Beri minum air hangat bila klien mengeluh mual
– Lakukan pemeriksaan fisik Abdomen (auskultasi, perkusi, dan palpasi).
– Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi anti emetik.
– Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus Chikungunya.
Virus ini termasuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus atau “group A” antropho borne
viruses. Virus ini telah berhasil diisolasi di berbagai daerah di Indonesia. Sejarah
Chikungunya di Indonesia Penyakit ini berasal dari daratan Afrika dan mulai ditemukan di
Indonesia tahun 1973.
Virus chikungunya termasuk kelompok virus RNA yang mempunyai selubung, merupakan
salah satu anggota grup A dari arbovirus, yaitu alphavirus dari famili Togaviridae.
Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit oleh nyamuk
penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain. Virus menyerang semua
usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis (berlaku dengan kerap di suatu
kawasan atau populasi dan senantiasa ada).
Gejalanya adalah demam, sakit persendian, nyeri otot, bercak kemerahan pada kulit, dan
sakit kepala. Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara lain
uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture ELISA. Pengobatan
terhadap penderita ditujukan terhadap keluhan dan gejala yang timbul. Perjalanan penyakit
ini umumnya cukup baik, karena bersifat “self limited disease”, yaitu akan sembuh sendiri
dalam waktu tertentu.
Chikungunya tidak menyebabkan kematian atau kelumpuhan.Dengan istirahat cukup, obat
demam, kompres, serta antisipasi terhadap kejang demam, penyakit ini biasanya sembuh
sendiri dalam tujuh hari.

B. SARAN
Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan
terutama protein dapat meningkatkan daya tahan tubuh, serta minum air putih sebanyak
mungkin untuk menghilangkan gejala demam. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan
segar (sebaiknya minum jus buah segar).
Cara mencegah penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa virusnya, termasuk
memusnahkan sarangpembiakan larva untuk menghentikan rantai hidup dan penularannya.
Cara sederhana yang sering dilakukan masyarakat misalnya:
– Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk tersebut
berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.
– Menutup tempat penyimpanan air
– Mengubur sampah
– Menaburkan larvasida.
– Memelihara ikan pemakan jentik
– Pengasapan
– Pemakaian anti nyamuk
– Pemasangan kawat kasa di rumah.
Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation,
sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai dengan cara
pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini dikarenakan nyamuk Aedes
aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung.
DAFTAR PUSTAKA

1. Soedarto.,2007 SINOPSIS KEDOKTERAN TROPIS, (251-252)


2. Budiarto, Eko. 2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : EGC
3. Halstead, S. B., Nimmannitya, S. & Margiotta, M. R. (1969a). Dengue and chikungunya
virus infection in
4. http://ms.wikipedia.org/wiki/Demam_Chikungunya
5. http://mikrobia.wordpress.com/2007/05/17/alphavirus-penyebab-chikungunya/
6. http://www.geocities.com/cakmoki/info_penyakit.html
7.
http://www.polimalang.com/viewtopic.php?p=259&sid=19649ab076653f201f4fafd0c8e2b
6d2chikungunya.

You might also like