Professional Documents
Culture Documents
Lap Pratikum Patologi Mothy
Lap Pratikum Patologi Mothy
Rentang normal untuk bayi baru lahir : 0,3 – 1,0 mg/dL atau 27 – 88
µmol/L ; Balita : 0,2 – 0,4 mg/dL atau 18 – 35 µmol ; Anak – anak : 0,3 – 0,7
mg/dL atau 27 – 62 µmol/L ; Remaja : 0,5 – 1,0 mg/dL atau 44 – 88 µmol/L ;
Dewasa pria : 0,6 – 1,2 mg/dL atau 53 – 106 µmol/L ; Dewasa wanita : 0,5 – 1,1
mg/dL atau 44 – 97 µmol/L. Kadar pada wanita sedikit lebih rendah, karena masa
otot yang lebih rendah dari pria. Kreatinin darah meningkat jika fungsi menurun.
Selain itu kreatinin darah meningkat karena kegagalan ginjal akut atau kronis,
syok yang lama, kanker, lupus, diabetik, gagal jantung, diet ( contohnya : daging
sapi tinggi, unggas dan ikan ). Sedangkan penurunan kreatinin dapat dijumpai
pada distrofiotot ( tahap akhir ) dan myastenia gravis. ( Anggraeni, 2012 )
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
1. Mikropipet dan tip
2. Tabung Reaksi
3. Spektrofotometer
4. Water bath
5. Kuvet
3.2 Bahan
1. Sampel Darah
2. Reagen urea dan kreatinin (Reiged)
BAB IV
CARA KERJA
Dibuat larutan standar sebanyak 2 (1 untuk yang tidak diinkubasi dan 1 lagi
untuk yang diinkubasi)
Tabung 2 dipanaskan dulu dengan water bath pada suhu 370C, lalu tunggu
selama 60 detik kemudian dibaca absorbansinya pada spektrofotometer
4.2.Larutan Sampel Urea
Dibuat larutan sampel sebanyak 2 (1 untuk yang tidak diinkubasi dan 1 lagi
untuk yang diinkubasi)
Tabung 2 dipanaskan dulu dengan water bath pada suhu 370C, lalu tunggu
selama 60 detik lalu dibaca di spektrofotometer
4.3.Larutan Standar Kreatinin
Dibuat larutan standar sebanyak 2 (1 untuk yang tidak diinkubasi dan 1 lagi
untuk yang diinkubasi)
Tabung 2 dipanaskan dulu dengan water bath pada suhu 370C, lalu tunggu
selama 120 detik lalu dibaca di spektrofotometer
4.4.Larutan Sampel Kreatinin
Dibuat larutan sampel sebanyak 2 (1 untuk yang tidak diinkubasi dan 1 lagi
untuk yang diinkubasi)
Tabung 1 dipanaskan dengan water bath pada suhu 370C lalu ditunggu
hingga 60 detik lalu dibaca di spektrofotometer
Tabung 2 dipanaskan dulu dengan water bath pada suhu 370C, lalu tunggu
selama 120 detik lalu dibaca di spektrofotometer
BAB V
HASIL PRAKTIKUM
c. Perhitungan
1. Abs Standar = Standar 1 – Standar 2
= 0,820 – 0,798
= 0,022
2. Abs Sampel = Sampel 1 – Sampel 2
= 1,096 – 0,988
= 0,108
𝐴𝑏𝑠 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
3. Urea = 𝐴𝑏𝑠 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑥 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
0.108
= 0.022 𝑥 50 𝑚𝑔/𝑑𝑙
= 245,45 mg/dl
5.2 Hasil Praktikum Kreatinin
a. Diinkubasikan pada suhu 370C selama 60 detik
Tabung 1
Blanko 0
Standar 1 0.225
Sampel 1 0.171
c. Perhitungan
1. Abs Standar = Standar 2 – Standar 1
= 0,279 – 0,225
= 0,054
2. Abs Sampel = Sampel 2 – Sampel 1
= 0,197 – 0,171
= 0,026
𝐴𝑏𝑠 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
4. Kreatinin = 𝐴𝑏𝑠 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑥 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
0,026
= 0,054 𝑥 2 𝑚𝑔/𝑑𝑙
= 0,962 mg/dl
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Urea
Pada percobaan penentuan kadar urea didalam darah menggunakan
metode spektrofotometri dimana metode ini memiliki prinsip menggnakan cahaya
untuk mengetahui kadar urea didalam darah. Terdapat dua cahaya yang ada pada
spektrofotometri, yaitu cahaya absorban dan cahaya transmittan. Cahaya absorban
merupakan cahaya yang tidak bergerak atau diam pada kuvet yang sudah
mengandung sampel yang akan dicek kadar ureanya. Nilai yang keluar dari
cahaya yang diteruskan akan dinyatakan dalam suatu nilai yang disebut nilai
absorbansi karena nilai absorbansi memiliki hubungan dengan konsentrasi
didalam sampel (Rizkiany, 2011). Cahaya transmittan merupakan cahaya yang
bergerak atau melewati kuvet yang sudah mengandung sampel. Konsentrasi urea
yang ada didalam darah memiliki nilai yang sama dengan cahaya yang diam,
maka perhitungan untuk konsentrasi urea dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑈𝑟𝑒𝑎 = 𝑥 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
6.2 Kreatinin
Pada percobaan penentuan kadar kreatinin didalam darah menggunakan
metode spektrofotometri dimana metode ini meggunakan prinsip cahaya untuk
mengetahui kadar kreatinin didalam darah. Pada spektrofotometer terdapat 2
cahaya, yaitu cahaya absorban dan cahaya transmittan. Cahaya absorban
merupakan cahaya yang tidak bergerak atau diam pada kuvet yang sudah
berisikan sampel yang akan dicek kadar kreatininnya. Nilai yang didapatkan dari
cahaya yang dikeluarkan akan diteruskan dan dinyatakan dalam suatu nilai yang
disebut nilai absorbansi karena nilai absorbansi memiliki hubungan dengan
konsentrasi didalam sampel (Rizkiany, 2011). Cahaya transmittan merupakan
cahaya yang bergerat atau cahaya yang melewati kuvet yang berisikan sampel.
Konsentrasi kreatinin yang ada didalam darah memiliki nilai yang sama dengan
cahaya yang diam, maka perhitungan untuk konsentrasi urea dapat dirumuskan
sevagai berikut:
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐾𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑛𝑖𝑛 = 𝑥 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
DOSEN MAHASISWA