Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
F3315032
D3 akuntansi A
2017
Analisis SWOT
SWOT - Strengths
-high growth rate
-reduced labor costs
-experienced business units
-domestic market
SWOT - Weaknesses
-future cost structure
-future market size
SWOT - Opportunities
-growing economy
-income level is at a constant increase
-venture capital
-new markets
-growth rates and profitability
-growing demand
SWOT - Threats
-technological problems
-increasing costs
-price changes
-government regulations
-growing competition and lower profitability
Business Trends
Profitability
Outlook
Market
The industry shows a growth rate of about 9%.
Opportunities
-The industry faces a recovery. (40%, 37%)
-The market changes fast. (17%, 56%)
-The industry shows a positive trend. (43%, 25%)
-New trade agreements between countries are possible. (24%, 46%)
Threats
-The bargaining power of suppliers is high. (48%, 47%)
-Automation is an unknown factor for this industry. (34%, 14%)
SWOT - Weaknesses
-future market size
-future profitability
SWOT - Opportunities
-growing demand
SWOT - Threats
-increasing costs
-growing competition and lower profitability
-external business risks
-rising cost of raw materials
Business Trends
Profitability
Outlook
Market
The industry shows a growth rate of about 7%.
Industry specific SWOT analysis (Relevance/Importance)
What happens in the underlying industry? Factors and trends affecting the overall
industry and their implications for this business:
Strengths
-Access to comparable industries is possible. (20%, 28%)
-The industry has unique products. (32%, 57%)
-The industry shows a strong diversification. (25%, 42%)
-We see low barriers of market entry. (43%, 18%)
Weaknesses
-Missing suppliers are possible. (13%, 47%)
Opportunities
-The industry faces a recovery. (32%, 17%)
-New trade agreements between countries are possible. (32%, 57%)
-New market trends can be seen. (10%, 18%)
-New trends can increase market size. (36%, 36%)
Threats
-The industry shows a growing competition. (44%, 23%)
-The industry sees new market entrants. (33%, 10%)
-Economic barriers can be seen. (25%, 55%)
SWOT - Weaknesses
-future productivity
-competitive market
SWOT - Opportunities
-growing economy
-growing demand
-new acquisitions
-global markets
-new products and services
SWOT - Threats
-increasing costs
-government regulations
Business Trends
Profitability Outlook
Market Market
The industry shows a growth rate of about 3%.
Weaknesses
-There is a competitive market. (23%, 15%)
Opportunities
-New products and services are possible. (54%, 33%)
-New trade agreements between countries are possible. (52%, 33%)
-We see global growth opportunities. (30%, 33%)
-The market changes fast. (22%, 37%)
Threats
-The industry shows a growing competition. (56%, 44%)
-Price changes are possible. (55%, 31%)
*PT Pan Brothers Tbk on behalf of The HOPE medical mission trip to Papua June
2016.
Rangkaian Kegiatan
Rangkaian Kegiatan
* PT Pan Brothers bekerjasama dengan Indorunners dan Universitas Indonesia
menyelenggarakan Paket Beasiswa 100 Mahasiswa Program S1 Reguler (2017 -
2024)
Rangkaian Kegiatan
* PT Pan Brothers Sumbang Korban Gempa Aceh
Program CSR APF Terserap Rp 1,5 M
"Kami ingin menjadi bagian dalam membangun Solo menjadi kota Inklusi,
memberikan ruang terbuka yang memadai. Untuk itu dengan dana CSR ini
diharapkan dapat membantu Pemkot melaksanakan program tersebut," tutur Presiden
Direktur PT Sritex, Iwan Setiawan Lukminto.
Dana bantuan yang di kucurkan PT Sritex sebesar Rp 250 juta. Iwan berharap dana
tersebut dapat membantu untuk pengadaan sarana dan prasaran bagi publik khususnya
di Taman Banjarsari. Menurutnya dengan keberadaan taman yang nyaman dapat
menjadi tempat bermain dan edukasi bagi anak-anak.
Wali Kota Solo, F.X Hadi Rudyatmo mengatakan dana bantuan tersebut akan
digunakan untuk pengadaan berbagai fasilitas bermain bagi anak di Taman Banjarsari.
Dia juga mendorong agar perusahan-perusaan di Solo dapat menyalurkan dana CSR-
nya untuk mendorong pembangunan Kota Solo.
"Dananya bisa untuk perlengkapan publik nantinya, bisa berupa permainan bagi anak
seperti ayunan, alat fitnes atau lainnya," kata dia.
BAGIAN I
PENDAHULUAN
Analisa Vertikal
Dalam analisa laporan keuangan dikenal adanya teknik analisa vertikal dan
teknik analisa horisontal. Teknik analisa vertikal menekankan pada analisis setiap
akun/perkiraan terhadap akun/perkiraan acuan yang ditentukan. Misalnya berapa nilai
secara % untuk perkiraan Kredit yang diberikan terhadap Total Aktiva. Berapa %
Dana Pihak Ketiga terhadap total Pasiva. Berapa % porsi pendapatan bunga dari
kredit yang diberikan.
Teknik analisis vertikal ini berguna untuk mengetahui konsentrasi dari aktiva,
pasiva dan pendapatannya sehingga bisa diambil suatu kesimpulan karakteristik dari
entitas yang menyajikan laporan keuangan tersebut dan dilihat pengaruhnya bila
terjadi perubahan makro ekonomi.
Membandingkan antara satu pos dengan pos lainnya dalam satu periode
Laporan Keuangan
Dibuat dalam persentase, dimana salah satu pos pembanding ditetapkan 100%
sebagai patokan
Tujuannya mengetahui kontribusi masing-masing pos terhadap pos yang
dijadikan pembanding /patokan
Perhatian pada kewajaran masing-masing pos
Analisis vertikal pada laporan laba rugi dapat membantu analis dalam mengatur
laporan laba rugi mempunyai konsistensi hirarki dari pos-posnya, menghitung
presentase masing- masing pos biaya yang signifikan terhadap penjualan, dan juga
menghitung laba kotor, keuntungan operasional, laba sebelum pajak dan laba bersih.
Analisis Horizontal
Analisis ini sering juga disebut dengan analisis trend. Teknik analisis
horisontal berguna untuk mengetahui trend pertumbuhan dari masing-masing
perkiraan dari waktu ke waktu, sehingga akan dapat diprediksi arah pertumbuhan
bisnis dari entitas tersebut. Kedua teknik analisis, baik vertikal dan horizontal,
digunakan bersama-sama untuk memberikan analisis yang lebih baik dan lebih
komprehensif.
Analisis horizontal dilakukan dengan cara :
Contoh lain bisa dilihat pada target pertumbuhan penjualan setiap tahun.
Penyimpangan yang terjadi dari target yang telah ditetapkan perlu dikaji lebih lanjut
untuk dianalisa mengenai kewajarannya. Analisa semacam ini disebut dengan analisis
variance.
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Solvabilitas
3. Rasio Rentabilitas
4. Rasio Aktivitas
5. Rasio Coverage
Mengenai formula rasio keuangan yang dipakai dalam laporan ini dan
fungsinya masing-masing akan dijelaskan di Bagian berikutnya.
Company Profiles
PT Sri Rejeki Isman Tbk atau lebih dikenal sebagai SRITEX (SRIL)
merupakan perusahaan tekstil yang bermarkas di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Perusahaan ini boleh dibilang perusahaan tekstil terbesar di Indonesia atau bahkan di
Asia Tenggara. Awalnya, perusahaan ini hanya bermula dari toko tekstil di Pasar
Klewer, Solo.
Sampai dengan tahun 2016, SRIL memiliki beberapa pabrik di Sukoharjo dan
Semarang. SRIL listing perdana di BEI pada tahun 2013 di harga perdana Rp 240.
SRIL terutama memproduksi seragam militer yang diekspor ke 30 negara, selain itu
juga memproduksi kain, benang dan produk fashion lainnya.
PT. Tifico Fiber Indonesia, Tbk. (TFCO)
Pan Brothers Tbk (PBRX) didirikan 21 Agustus 1980 dan mulai beroperasi
secara komersial pada tanggal 14 September 1989. Kantor pusat dan pabrik PBRX
berlokasi di Jl. Siliwangi No. 178 Alam Jaya, Jatiuwung – Tangerang dan mempunyai
cabang di DK Dawangan, Purwosuman, Sragen – Jawa Tengah dan DK Butuh,
Boyolali – Jawa Tengah.
FINANCIAL RATIOS
Current Ratio
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar
yang dimiliki.
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
Quick Ratio
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang
lebih likuid.
Cash Ratio
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang
disimpan di bank.
365
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝐶𝑜𝑙𝑙𝑒𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 =
𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟
Inventory Turnover
Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang
tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu periode tertentu, atau
likuiditas dari persediaan dan tendensi adanya “overstock”.
365
𝑃𝑎𝑦𝑎𝑏𝑙𝑒𝑠 𝑃𝑎𝑦𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 =
𝑃𝑎𝑦𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
Return on Total Invested Capital & Return on Owner’s Equity
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari
modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham,
baik saham biasa maupun saham preferen.
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝑂𝑤𝑛𝑒𝑟 ′ 𝑠 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Debt-Equity Ratio
Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian modal sendiri yang dijadikan
jaminan untuk keseluruhan kewajiban atau hutang.
𝐸𝐵𝐼𝑇
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐶𝑜𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐶𝐹
𝐶𝐹 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑇𝐷 + 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
Market Ratios
𝑁𝑒𝑡 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠
𝐸𝑃𝑆 =
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠 𝑂𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔
PER saham yang lebih tinggi dari PER pasar kurang baik untuk investasi
jangka panjang, namun dapat dilakukan untuk short-run atau trading dengan
pertimbangan teknikal saja. Seorang investor yang cerdas akan menghindari
saham dengan PER tinggi, apalagi saham itu mempunyai volatilitas yang
tinggi sehingga memiliki potensi risiko yang tinggi pula.
Dividend Yield
Dividend yield adalah suatu cara untuk menentukan seberapa besar suatu
perusahaan dalam membagikan dividend kepada pemilik saham dilihat dari
harga sahamnya yang sekarang.
FINANCIAL ANALYSIS
Dalam Bagian ini, kami akan menyajikan hasil penghitungan analisis rasio
keuangan. Perusahaan yang akan kami analisis secara vertikal dan horizontal adalah
PT. Sri Rejeki Isman, Tbk. pada tahun 2013-2015.
Analisis Vertikal
Analisis Horizontal
Analisis Rasio Keuangan
2013
2014
2015
BAGIAN IV
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang kami kumpulkan dan analisis yang kami lakukan,
diketahui bahwa net profit PT. Sri Rejeki Isman, Tbk. atau SRITEX terus mengalami
peningkatan selama tiga tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis
horizontal yang memperlihatkan kenaikan sebesar lebih dari 90% pada net profit
tahun 2014 dan juga kenaikan di atas 20% pada tahun 2015. Sementara dari
perbandingan rasio keuangan, dapat terlihat bahwa net profit margin SRITEX lebih
tinggi jika dibandingkan dengan para kompetitornya.
Kesimpulan lain yang dapat kami tarik dari hasil analisis rasio keuangan ini
adalah EPS dari SRITEX yang lebih tinggi dibanding keempat kompetitornya selama
tiga tahun terakhir. Namun, PER dari Pan Brothers jauh lebih tinggi dari SRITEX,
walaupun itu berarti volatilitas harga saham Pan Brothers juga lebih tinggi. Saham
dengan volatilitas harga yang tinggi cenderung dianggap kurang baik untuk investasi
jangka panjang.
Bagi para investor yang mengharapkan pembayaran dividend, angka dividend
payout dan dividend yield SRITEX juga lebih tinggi dibanding kompetitornya, yang
berarti dividend yang akan diterima investor SRITEX akan lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA