You are on page 1of 25

ANALISIS BISNIS DAN LAPORAN FINANCIAL ANALYSIS

DENGAN COMMON SIZE VERTICAL, HORIZONTAL , DAN


RASIO KEUANGAN

Disusun Oleh :

Gilang Aji Pradana

F3315032

D3 akuntansi A

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2017
Analisis SWOT

Pan Brothers Tbk PT SWOT Analysis Overview


This SWOT Analysis of Pan Brothers Tbk PT provides a strategic SWOT analysis of
the company's businesses and operations. This free SWOT analysis shows strengths,
weaknesses, opportunities and threats. This SWOT analysis of Pan Brothers Tbk PT
can provide a competitive advantage.
This SWOT analysis contains 276 data points.

SWOT - Strengths
-high growth rate
-reduced labor costs
-experienced business units
-domestic market

SWOT - Weaknesses
-future cost structure
-future market size

SWOT - Opportunities
-growing economy
-income level is at a constant increase
-venture capital
-new markets
-growth rates and profitability
-growing demand

SWOT - Threats
-technological problems
-increasing costs
-price changes
-government regulations
-growing competition and lower profitability

Business Trends
Profitability
Outlook
Market
The industry shows a growth rate of about 9%.

Industry specific SWOT analysis (Relevance/Importance)


What happens in the underlying industry? Factors and trends affecting the overall
industry and their implications for this business:
Strengths
-This is a global industry. (53%, 24%)
-The industry provides future trends. (44%, 47%)
-The industry has unique products. (13%, 12%)
-The industry shows a strong relationship with suppliers and partners. (30%, 31%)
Weaknesses
-The structure of business units could be critical. (59%, 43%)
-There migth be too less suppliers. (48%, 55%)

Opportunities
-The industry faces a recovery. (40%, 37%)
-The market changes fast. (17%, 56%)
-The industry shows a positive trend. (43%, 25%)
-New trade agreements between countries are possible. (24%, 46%)

Threats
-The bargaining power of suppliers is high. (48%, 47%)
-Automation is an unknown factor for this industry. (34%, 14%)

Tifico Fiber Indonesia Tbk PT SWOT Analysis Overview


Categories: strategic management, strategic analysis, swot analysis, market analysis
This SWOT Analysis of Tifico Fiber Indonesia Tbk PT provides a strategic SWOT
analysis of the company's businesses and operations. This free SWOT analysis shows
strengths, weaknesses, opportunities and threats. This SWOT analysis of Tifico Fiber
Indonesia Tbk PT can provide a competitive advantage.
This SWOT analysis contains 598 data points.
Last update: June 2017.
SWOT - Strengths
-monetary assistance provided
-barriers of market entry
-domestic market
-reduced labor costs
-existing distribution and sales networks
-high profitability and revenue

SWOT - Weaknesses
-future market size
-future profitability

SWOT - Opportunities
-growing demand

SWOT - Threats
-increasing costs
-growing competition and lower profitability
-external business risks
-rising cost of raw materials

Business Trends
Profitability
Outlook
Market
The industry shows a growth rate of about 7%.
Industry specific SWOT analysis (Relevance/Importance)
What happens in the underlying industry? Factors and trends affecting the overall
industry and their implications for this business:
Strengths
-Access to comparable industries is possible. (20%, 28%)
-The industry has unique products. (32%, 57%)
-The industry shows a strong diversification. (25%, 42%)
-We see low barriers of market entry. (43%, 18%)

Weaknesses
-Missing suppliers are possible. (13%, 47%)

Opportunities
-The industry faces a recovery. (32%, 17%)
-New trade agreements between countries are possible. (32%, 57%)
-New market trends can be seen. (10%, 18%)
-New trends can increase market size. (36%, 36%)

Threats
-The industry shows a growing competition. (44%, 23%)
-The industry sees new market entrants. (33%, 10%)
-Economic barriers can be seen. (25%, 55%)

Asia Pacific Fibers Tbk PT SWOT Analysis Overview


This SWOT Analysis of Asia Pacific Fibers Tbk PT provides a strategic SWOT
analysis of the company's businesses and operations. This free SWOT analysis shows
strengths, weaknesses, opportunities and threats. This SWOT analysis of Asia Pacific
Fibers Tbk PT can provide a competitive advantage.
This SWOT analysis contains 624 data points.
SWOT - Strengths
-reduced labor costs
-high profitability and revenue
-monetary assistance provided
-domestic market
-barriers of market entry
-skilled workforce
-high growth rate

SWOT - Weaknesses
-future productivity
-competitive market

SWOT - Opportunities
-growing economy
-growing demand
-new acquisitions
-global markets
-new products and services
SWOT - Threats
-increasing costs
-government regulations

Business Trends
Profitability Outlook
Market Market
The industry shows a growth rate of about 3%.

Industry specific SWOT analysis (Relevance/Importance)


What happens in the underlying industry? Factors and trends affecting the overall
industry and their implications for this business:
Strengths
-We see high industry growth rates. (23%, 11%)
-The market size is adequate. (34%, 23%)
-Access to comparable industries is possible. (42%, 41%)
-The industry provides future trends. (59%, 53%)

Weaknesses
-There is a competitive market. (23%, 15%)

Opportunities
-New products and services are possible. (54%, 33%)
-New trade agreements between countries are possible. (52%, 33%)
-We see global growth opportunities. (30%, 33%)
-The market changes fast. (22%, 37%)

Threats
-The industry shows a growing competition. (56%, 44%)
-Price changes are possible. (55%, 31%)

Program SCR PT Pan Brothers


* Matrix CSR PT Pan Brothers Tbk Period 2015 - 2016
Rangkaian Kegiatan
* LUAS (Lari Untuk Amal Sosial) 2016 PT Pan Brothers Tbk
Rangkaian Kegiatan
* Realisasi Program 1000 Beasiswa oleh Pan Brothers Tbk
Rangkaian Kegiatan
Rangkaian Kegiatan

*PT Pan Brothers Tbk on behalf of The HOPE medical mission trip to Papua June
2016.
Rangkaian Kegiatan
Rangkaian Kegiatan
* PT Pan Brothers bekerjasama dengan Indorunners dan Universitas Indonesia
menyelenggarakan Paket Beasiswa 100 Mahasiswa Program S1 Reguler (2017 -
2024)
Rangkaian Kegiatan
* PT Pan Brothers Sumbang Korban Gempa Aceh
Program CSR APF Terserap Rp 1,5 M

KALIWUNGU - PT Asia Pacific Fibers (APF) Tbk tahun 2011 menganggarkan Rp 3


miliar untuk program corporate social responsibility (CSR). Anggaran CSR tersebut
untuk dua perusahaan APF, yakni di Kaliwungu, Kendal dan Karawang, Jawa Barat.
Jumlah itu meningkat Rp 1 miliar dibanding tahun 2010. Sepanjang tahun lalu,
penyerapan CSR mencapai 70 persen. Sementara tahun ini, hingga Agustus, CSR
yang telah tersalurkan sebesar Rp 1,5 miliar.
Ketua CSR APF Jakarta, Tunaryo menyampaikan hal itu di sela-sela acara buka puasa
bersama antara Pemerintah Daerah, perusahaan, masyarakat dan kiai yang ikut
berperan serta dalam CSR atau kepedulian sosial perusahaan terhadap lingkungan,
baru-baru ini di Kaliwungu.
Dia menjelaskan, sepanjang tahun ini, pihaknya telah melakukan berbagai program
CSR, antara lain renovasi 11 tempat ibadah ponpes yang tersebar di Kaliwungu,
pembangunan gedung MTs Kedondong, Mangkang yang rusak dihantam banjir
bandang sebesar Rp 150 juta, pengobatan gratis dan bantuan UMKM untuk dua desa
di Kaliwungu, yakni Desa Nolokerto dan Sumberjo.
“Sementara kegiatan buka bersama ini untuk menciptakan suasana yang kondusif
antar karyawan dan warga sekitar,” kata dia.
Hadir pada acara buka bersama itu antara lain Bupati Widya Kandi Susanti dan Wakil
Bupati Muh Mustamsikin, Kapolres Kendal AKBP Agus Suryo Nugroho dan
Wakapolres Kompol Maesa Soegriwo, Dandim 0715 Kendal Letkol Inf Tyas
Koesharyadi, para kyai serta warga sekitar perusahaan.
Bantuan
Selain buka bersama, pada kesempatan itu juga diberikan penyerahan bantuan pada
anak yatim piatu, pembagian sembako pada warga di sekitar perusahaan, penyerahan
bangunan sekolah MTs Kedondong Mangkang, penyerahan bantuan bea siswa warga
tidak mampu, penyerahan gedung olah raga futsal untuk muda-mudi Kaliwungu yang
dikoordinir oleh Ponpes Nurul Hidayah dan penyerahan rompi untuk pengamanan
lalu lintas Lebaran kepada Kapolres AKBP Agus Suryo Nugroho.
Bupati dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada APF yang telah banyak
membantu dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Kendal. Bupati berharap
semoga kerja sama tersebut bisa terus dipertahankan.
Dia juga mengingatkan, dengan pengelolaan manajemen perusahaan yang baik bisa
membuka lapangan pekerjaan. “Dengan adanya lapangan pekerjaan, akan mengurangi
angka pengangguran,” tuturnya.
Sementara itu, Polres Kendal bekerja sama dengan Klub Harley Davidson Club
Indonesia (HDCI) Semarang menggelar buka bersama bareng Ponpes Sunan Kalijaga
Patebon di halaman Mapolres, Sabtu (20/8) lalu. Pada kesempatan itu, klub HDCI
memberikan bantuan kepada santri Ponpes Sunan Kalijaga. Selain itu Polres Kendal
juga menerima bantuan berupa rompi untuk pengamanan selama arus mudik/balik
Lebaran dari Bank BRI Cabang Kendal. (H36-69)
Program CSR PT Sri Rejeki Isman (Sritex)
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Perusahan pembuatan textil, PT Sritex mendorong
Pemerintah Kota Solo untuk dapat mengembangkan Taman Banjarsari. Melalui dana
Corporate Social Responsibility (CSR) yang diberikan kepada Pemkot Solo pada
Senin (6/3), diharapkan dapat membantu Pemkot Solo mewujudkan lebih banyak
ruang terbuka hijau di Kota Solo.

"Kami ingin menjadi bagian dalam membangun Solo menjadi kota Inklusi,
memberikan ruang terbuka yang memadai. Untuk itu dengan dana CSR ini
diharapkan dapat membantu Pemkot melaksanakan program tersebut," tutur Presiden
Direktur PT Sritex, Iwan Setiawan Lukminto.

Dana bantuan yang di kucurkan PT Sritex sebesar Rp 250 juta. Iwan berharap dana
tersebut dapat membantu untuk pengadaan sarana dan prasaran bagi publik khususnya
di Taman Banjarsari. Menurutnya dengan keberadaan taman yang nyaman dapat
menjadi tempat bermain dan edukasi bagi anak-anak.

Wali Kota Solo, F.X Hadi Rudyatmo mengatakan dana bantuan tersebut akan
digunakan untuk pengadaan berbagai fasilitas bermain bagi anak di Taman Banjarsari.
Dia juga mendorong agar perusahan-perusaan di Solo dapat menyalurkan dana CSR-
nya untuk mendorong pembangunan Kota Solo.

"Dananya bisa untuk perlengkapan publik nantinya, bisa berupa permainan bagi anak
seperti ayunan, alat fitnes atau lainnya," kata dia.
BAGIAN I

PENDAHULUAN

Analisis Laporan Keuangan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, analisis didefinisikan sebagai
“Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri
serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pemahaman arti keseluruhan”. Dengan kata lain, analisis laporan keuangan adalah
suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan
untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha
dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha
pada masa lalu dan sekarang.

Analisis laporan keuangan berguna untuk :

 Mengetahui kecukupan kekuatan financial dan profitabilitas dalam


melindungi kreditor.
 Mengetahui kondisi dan performance dari perusahaan.
 Mencerminkan kondisi dan performance usaha sejenis.

Menurut jenisnya, analisis laporan keuangan dapat dibedakan menjadi empat,


yaitu analisis vertikal (common size analysis), analisis horizontal (trend analysis),
analisis rasio keuangan, dan analisa sumber dan penggunaan dana. Dalam laporan ini,
kami akan menjabarkan analisis laporan keuangan menggunakan analisis vertikal,
analisis horizontal, dan analisis rasio keuangan.

Analisa Vertikal
Dalam analisa laporan keuangan dikenal adanya teknik analisa vertikal dan
teknik analisa horisontal. Teknik analisa vertikal menekankan pada analisis setiap
akun/perkiraan terhadap akun/perkiraan acuan yang ditentukan. Misalnya berapa nilai
secara % untuk perkiraan Kredit yang diberikan terhadap Total Aktiva. Berapa %
Dana Pihak Ketiga terhadap total Pasiva. Berapa % porsi pendapatan bunga dari
kredit yang diberikan.

Teknik analisis vertikal ini berguna untuk mengetahui konsentrasi dari aktiva,
pasiva dan pendapatannya sehingga bisa diambil suatu kesimpulan karakteristik dari
entitas yang menyajikan laporan keuangan tersebut dan dilihat pengaruhnya bila
terjadi perubahan makro ekonomi.

Ciri-ciri analisis keuangan vertikal diantaranya:

 Membandingkan antara satu pos dengan pos lainnya dalam satu periode
Laporan Keuangan
 Dibuat dalam persentase, dimana salah satu pos pembanding ditetapkan 100%
sebagai patokan
 Tujuannya mengetahui kontribusi masing-masing pos terhadap pos yang
dijadikan pembanding /patokan
 Perhatian pada kewajaran masing-masing pos

Penggunaan analisis vertikal memiliki beberapa kelebihan:

 Menunjukkan bagian yang paling signifikan


 Mengetahui alasan/hal yang paling penting dari presentase hasil yang paling
besar
 Mengetahui alasan/hal atas suatu pos yang telah berubah
 Mengetahui perbandingan antara kenyataan performance perusahaan dengan
ekspektasi atas kinerjanya.

Analisis vertikal pada laporan laba rugi dapat membantu analis dalam mengatur
laporan laba rugi mempunyai konsistensi hirarki dari pos-posnya, menghitung
presentase masing- masing pos biaya yang signifikan terhadap penjualan, dan juga
menghitung laba kotor, keuntungan operasional, laba sebelum pajak dan laba bersih.

Analisis Horizontal
Analisis ini sering juga disebut dengan analisis trend. Teknik analisis
horisontal berguna untuk mengetahui trend pertumbuhan dari masing-masing
perkiraan dari waktu ke waktu, sehingga akan dapat diprediksi arah pertumbuhan
bisnis dari entitas tersebut. Kedua teknik analisis, baik vertikal dan horizontal,
digunakan bersama-sama untuk memberikan analisis yang lebih baik dan lebih
komprehensif.
Analisis horizontal dilakukan dengan cara :

 Membandingkan pos-pos Laporan Keuangan dalam 2 periode atau lebih


 Periode pembanding ditetapkan 100% sebagai patokan
 Tujuannya mengetahui perubahan dan perkembangan masing-masing pos
 Perhatian pada kewajaran perubahan dan perkembangan masing-masing pos

Dengan mengenal analisis horizontal, kita bisa menganalisa kewajaran dari


laporan keuangan yang ada. Contohnya, apabila biaya produksi suatu perusahaan
adalah sebesar 1 Milyar, maka akan menjadi suatu pertanyaan apabila biaya produksi
meningkat pesat tanpa diikuti adanya faktor eksternal yang mempengaruhi.

Contoh lain bisa dilihat pada target pertumbuhan penjualan setiap tahun.
Penyimpangan yang terjadi dari target yang telah ditetapkan perlu dikaji lebih lanjut
untuk dianalisa mengenai kewajarannya. Analisa semacam ini disebut dengan analisis
variance.

Analisis Rasio Keuangan


Analisis rasio keuangan dilakukan dengan cara:

1. Ungkapkan hubungan matematis antara satu jumlah dan jumlah lainnya

2. Hubungan antara suatu pos dengan pos lainnya

3. Bermanfaat, bila mempunyai makna

4. Beri jalan keluar dan gambarkan symptom

5. Tunjukkan area yang perlu diteliti dan dikaji lebih mendalam

6. Menyingkap hubungan dan menjadi dasar pembandingan


Jenis-jenis analisa ratio pada suatu laporan keuangan diantaranya adalah
sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas

2. Rasio Solvabilitas

3. Rasio Rentabilitas

4. Rasio Aktivitas

5. Rasio Coverage

Mengenai formula rasio keuangan yang dipakai dalam laporan ini dan
fungsinya masing-masing akan dijelaskan di Bagian berikutnya.

Company Profiles

PT. Sri Rejeki Isman, Tbk. (SRIL)

PT Sri Rejeki Isman Tbk atau lebih dikenal sebagai SRITEX (SRIL)
merupakan perusahaan tekstil yang bermarkas di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Perusahaan ini boleh dibilang perusahaan tekstil terbesar di Indonesia atau bahkan di
Asia Tenggara. Awalnya, perusahaan ini hanya bermula dari toko tekstil di Pasar
Klewer, Solo.

Sampai dengan tahun 2016, SRIL memiliki beberapa pabrik di Sukoharjo dan
Semarang. SRIL listing perdana di BEI pada tahun 2013 di harga perdana Rp 240.
SRIL terutama memproduksi seragam militer yang diekspor ke 30 negara, selain itu
juga memproduksi kain, benang dan produk fashion lainnya.
PT. Tifico Fiber Indonesia, Tbk. (TFCO)

PT Tifico Fiber Indonesia Tbk (TIFICO) memproduksi, memasarkan, dan


menjual produk serat polyester di Indonesia. TIFICO menawarkan chip polyester,
serat stapel, dan benang filamen, serta produk RCL sebagai produk-produk utama
mereka. Perusahaan ini pada awalnya didirikan dengan nama PT Teijin Indonesia
Fiber Corporation pada tahun 1973, sebelum kemudian diakuisisi oleh sebuah
konsorsium pada tahun 2010.

Selain di dalam negeri, perusahaan ini juga mengekspor produknya ke


berbagai negara di Asia, Amerika Serikat, Australia, dan Uni Eropa. PT Tifico Fiber
Indonesia Tbk berkantor pusat di Tangerang, Indonesia.

PT. Asia Pacific Fibers, Tbk. (POLY)

PT Asia Pacific Fibers Tbk, bersama-sama dengan anak perusahaannya,


bergerak dalam manufaktur serat sintetis dan kimia, aktivitas penenunan dan
perajutan, dan kegiatan lain yang berhubungan dengan industri tekstil di Indonesia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1984 dan berbasis di Jakarta, Indonesia, dan
merupakan anak perusahaan dari Damiano Investment BV. Perusahaan ini
menawarkan pure terephtalic acid, chip polyester reguler dan khusus, serat stapel
poliester biasa dan khusus, benang filamen poliester, dan metil asetat. Produknya
digunakan dalam berbagai pakaian, perabot, dan aplikasi industri tekstil.

Perusahaan memperdagangkan tekstil dan pakaian jadi dan aksesoris, serta


menyediakan layanan keuangan. Selain itu, PT. Asia Pacific Fibers, Tbk. juga
melayani pelanggan di Eropa, Amerika Serikat, Asia, Afrika, Australia, dan Timur
Tengah. Perusahaan ini sebelumnya dikenal sebagai PT Polysindo Eka Perkasa Tbk
dan berubah nama menjadi PT Asia Pacific Fibers Tbk pada bulan Desember 2009.

PT. Pan Brothers, Tbk. (PBRX)

Pan Brothers Tbk (PBRX) didirikan 21 Agustus 1980 dan mulai beroperasi
secara komersial pada tanggal 14 September 1989. Kantor pusat dan pabrik PBRX
berlokasi di Jl. Siliwangi No. 178 Alam Jaya, Jatiuwung – Tangerang dan mempunyai
cabang di DK Dawangan, Purwosuman, Sragen – Jawa Tengah dan DK Butuh,
Boyolali – Jawa Tengah.

Pada tahun 1990, PBRX memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK


untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PBRX (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 3.800.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga
penawaran Rp8.700,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 16 Agustus 1990.
BAGIAN II

FINANCIAL RATIOS

Pada Bagian ini, kami akan menyajikan rumus-rumus dari rasio-rasio


keuangan yang dipakai dalam analisis rasio keuangan kami dan penjelasan tentang
fungsi masing-masing rasio.

Internal Liquidity Ratio

 Current Ratio
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar
yang dimiliki.

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

 Quick Ratio
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang
lebih likuid.

𝐶𝑎𝑠ℎ + 𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑆𝑒𝑐𝑢𝑟𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 + 𝐴𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡𝑠 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒


𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

 Cash Ratio
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang
disimpan di bank.

𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑎𝑛𝑑 𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑆𝑒𝑐𝑢𝑟𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠


𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
 Receivables Turnover
Receivales Turnover adalah suatu angka yang menunjukkan berapa kali
suatu perusahaan melakukan tagihan atas piutangnya pada suatu periode
tertentu. Angka ini diperoleh berdasarkan hubungan antara saldo piutang rata-
rata dengan penjualan kredit.

Perputaran Piutang (Receivable Turnover) bagi perusahaan sangatlah


penting untuk diketahui karena makin tinggi perputaran piutang, maka piutang
yang dapat ditagih oleh perusahaan makin banyak. Sehingga akan
memperkecil adanya piutang yang tidak tertagih dan memperlancar arus kas.

𝑁𝑒𝑡 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠


𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒𝑠

 Average Receivable Collection Period


Average Collection Period digunakan untuk mengukur periode rata-rata
yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang (dalam satuan hari). Jika
menghasilkan angka yang semakin kecil menunjukan hasil yang semakin baik.

365
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝐶𝑜𝑙𝑙𝑒𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 =
𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟

 Inventory Turnover
Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang
tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu periode tertentu, atau
likuiditas dari persediaan dan tendensi adanya “overstock”.

𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑜𝑓 𝐺𝑜𝑜𝑑𝑠 𝑆𝑜𝑙𝑑


𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦

 Average Inventory Processing Period


365
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 =
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟
 Payable Turnover Ratio & Payables Payment Period
Payable Turnover Ratio adalah ukuran likuiditas jangka pendek yang
digunakan untuk menghitung kemampuan atau rate perusahaan membayar
kewajiban kepada pemasoknya.

𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑜𝑓 𝐺𝑜𝑜𝑑𝑠 𝑆𝑜𝑙𝑑


𝑃𝑎𝑦𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑟𝑎𝑑𝑒 𝑃𝑎𝑦𝑎𝑏𝑙𝑒𝑠

365
𝑃𝑎𝑦𝑎𝑏𝑙𝑒𝑠 𝑃𝑎𝑦𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 =
𝑃𝑎𝑦𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜

Operating Profitability Ratios

 Gross Profit Margin


Perbandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok
penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang
dapat dicapai dari jumlah penjualan.

𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

 Operating Profit Margin


Dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba operasi sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupiah
penjualan.

𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

 Net Profit Margin


Rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu
dibandingkan dengan volume penjualan.

𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
 Return on Total Invested Capital & Return on Owner’s Equity
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari
modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham,
baik saham biasa maupun saham preferen.

𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 + 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑒𝑑 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 =
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑒𝑑 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙

𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝑂𝑤𝑛𝑒𝑟 ′ 𝑠 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Debt (Solvability) Ratios

 Debt-Equity Ratio
Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian modal sendiri yang dijadikan
jaminan untuk keseluruhan kewajiban atau hutang.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑚 𝐷𝑒𝑏𝑡


𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

 Long-term Debt to Total Capital Ratio


Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva
perusahaan dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi rasio ini berarti
semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada
aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑚 𝐷𝑒𝑏𝑡


𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑚 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑚 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙

 Times Interest Earned


Rasio ini digunakan untuk mengukur besar jaminan keuntungan yang
digunakan untuk membayar bunga hutang jangka panjang.
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡
𝑇𝑖𝑚𝑒𝑠 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 =
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒

Earnings & Cash Flow Coverage Ratios

 Interest Coverage Ratio


Rasio ini melihat bagaimana kemampuan perusahaan untuk dapat
memenuhi kewajiban-kewajiban hutangnya. Semakin rendah rasio ini
menunjukan bahwa perusahaan mempunyai kesulitan di dalam memenuhi
pembayaran hutangnya.

𝐸𝐵𝐼𝑇
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐶𝑜𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒

 Cash Flow Coverage Ratio


𝑁𝑒𝑡 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐶𝐹 + 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒
𝐶𝐹 𝐶𝑜𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒

 CF-Long Term Debt Ratio & CF-Total Debt Ratio


𝑁𝑒𝑡 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐶𝐹 + 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒
𝐶𝐹 𝑡𝑜 𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑚 𝐷𝑒𝑏𝑡 =
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒

𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐶𝐹
𝐶𝐹 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑇𝐷 + 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Market Ratios

 Earnings per Share (EPS)


EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih
untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat
menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS di peroleh dari laba
yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata – rata
saham biasa yang beredar.

𝑁𝑒𝑡 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠
𝐸𝑃𝑆 =
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠 𝑂𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔

 Price to Earning Ratio (PER)


Suatu rasio yang menggambarkan bagaimana keuntungan perusahaan atau
emiten saham (company's earnings) terhadap harga sahamnya (stock price).

PER saham yang lebih tinggi dari PER pasar kurang baik untuk investasi
jangka panjang, namun dapat dilakukan untuk short-run atau trading dengan
pertimbangan teknikal saja. Seorang investor yang cerdas akan menghindari
saham dengan PER tinggi, apalagi saham itu mempunyai volatilitas yang
tinggi sehingga memiliki potensi risiko yang tinggi pula.

𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑜𝑓 𝐶𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘


𝑃𝐸𝑅 =
𝐸𝑃𝑆

 Dividend Payout Ratio


Deviden Payout Ratio (DPR) adalah sebuah parameter untuk mengukur
besaran dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham.

𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒


𝐷𝑃𝑅 =
𝐸𝑃𝑆

 Dividend Yield
Dividend yield adalah suatu cara untuk menentukan seberapa besar suatu
perusahaan dalam membagikan dividend kepada pemilik saham dilihat dari
harga sahamnya yang sekarang.

𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒


𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 =
𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑜𝑓 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘
BAGIAN III

FINANCIAL ANALYSIS

Dalam Bagian ini, kami akan menyajikan hasil penghitungan analisis rasio
keuangan. Perusahaan yang akan kami analisis secara vertikal dan horizontal adalah
PT. Sri Rejeki Isman, Tbk. pada tahun 2013-2015.

Analisis Vertikal

Analisis Horizontal
Analisis Rasio Keuangan

2013
2014
2015
BAGIAN IV

KESIMPULAN

Yang dimaksud dengan analisis keuangan adalah suatu proses penelitian


laporan keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan
memprediksi kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha, serta mengevaluasi
hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan
sekarang. Fungsi dari analisis keuangan sendiri adalah untuk mengetahui kekuatan
dan profabilitas suatu perusahaan, mengetahui keadaan dan performance perusahaan
tersebut dan juga perusahaan kompetitor sejenis.

Berdasarkan data yang kami kumpulkan dan analisis yang kami lakukan,
diketahui bahwa net profit PT. Sri Rejeki Isman, Tbk. atau SRITEX terus mengalami
peningkatan selama tiga tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis
horizontal yang memperlihatkan kenaikan sebesar lebih dari 90% pada net profit
tahun 2014 dan juga kenaikan di atas 20% pada tahun 2015. Sementara dari
perbandingan rasio keuangan, dapat terlihat bahwa net profit margin SRITEX lebih
tinggi jika dibandingkan dengan para kompetitornya.

Kesimpulan lain yang dapat kami tarik dari hasil analisis rasio keuangan ini
adalah EPS dari SRITEX yang lebih tinggi dibanding keempat kompetitornya selama
tiga tahun terakhir. Namun, PER dari Pan Brothers jauh lebih tinggi dari SRITEX,
walaupun itu berarti volatilitas harga saham Pan Brothers juga lebih tinggi. Saham
dengan volatilitas harga yang tinggi cenderung dianggap kurang baik untuk investasi
jangka panjang.
Bagi para investor yang mengharapkan pembayaran dividend, angka dividend
payout dan dividend yield SRITEX juga lebih tinggi dibanding kompetitornya, yang
berarti dividend yang akan diterima investor SRITEX akan lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA

 http://www.idx.co.id/. Retrieved October 31, 2016.


 http://www.morningstar.com/stocks.html. Retrieved October 31, 2016.
 http://www.investopedia.com. Retrieved November 1, 2016
 Reilly, Frank K., Brown, Keith C. 2012. Analysis of Investments & Management
of Portfolio, 10th ed. Canada: South-Western, Cengage Learning.
 http://finance.yahoo.com. Retrieved November 1, 2016.
 http://kbbi.web.id/analisis. Retrieved November 4, 2016.
 https://www.bloomberg.com/quote/POLY:IJ. Retrieved October 31, 2016.
 http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/03/07/omf7cc368-pt-
sritex-kucurkan-dana-csr-untuk-taman-banjarsari-solo
 http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/08/22/156799/Prog
ram-CSR-APF-Terserap-Rp-15-M

You might also like