Professional Documents
Culture Documents
Laporan Museum 2
Laporan Museum 2
PEMBAHASAN
1. Museum Brawijaya
1. Latar Belakang dan Sejarah Museum Brawijaya
Pada tahun 1952 museum didirikan dengan melatarbelakangi
perjuangan TKR dan rakyat Jatim dari Agresi Militer Belanda I dan II.
Museum Brawijaya dibangun atas prakarsa oleh brigjen TNI (Purn)
Soerachman Pengdam VIII/BRW Tahun 1959 – 1962. Motto Museum
Brawijaya "CITRA UTHA PANA CAKRA (cahaya yang membangkitkan
semangat)".
Pembangunan gedung museum kemudian mendapat dukungan
pemerintah daerah kotamadya Malang dengan penyediaan lokasi tanah
seluas 10.500 m2, dan dukungan biaya dari Sdr. Martha, pemilik hotel di
Tretes Pandaan. Arsitek museum adalah Kapten Czi Ir.Soemadi.
Museum dibangun pada tahun 1967 dan selesai 1968.
Nama Museum Brawijaya ditetapkan berdasarkan keputusan
Pangdam VIII/Brawijaya tanggal 16 April 1968 dengan sesanti
(wejangan) 'Citra Uthapana Cakra' yang berarti sinar (citra) yang
membangkitkan (uthapana) semangat/kekuatan (cakra). Atau dengan
nama CITTA UTTHAPANA CAKRA yang berarti Api Penyebar
Semangat. Sedangkan museum diresmikan pada tanggal 4 Mei 1968.
2. Peranan Museum Brawijaya
a. Sebagai media pendidikan
b. Sebagai tempat rekreasi
c. Sebagai tempat penelitian ilmiah
d. Sebagai tempat pembinaan mental kejuangan dan pewarisan nilainilai '45 dan TNI '45 bagi prajurit TNI dan
masyarakat umum
e. Sebagai tempat pembinaan mental kejuangan dalam rangka
pembinaan wilayah
3. Koleksi Museum Brawijaya
a. Gerbong Maut
Dibagian belakang museum terdapat icon dari Museum Brawijaya
yaitu gerbong maut sebuah gerbong barang yang digunakan untuk
mengangkut 100 Pejuang Indonesia dari Bondowoso ke Surabaya
dalam keadaan pintu tertutup rapat dan tanpa ada lubang angin,
hingga menewaskan hampir seluruh penumpang dan menyisakan 12
orang selamat.
b. Koleksi Tank
Di bagian depan museum dipajang koleksi Tank yang digunakan
pada pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya. Kemudian ada
senjata penangkis Serangan Udara yang disita oleh BKR pada
September 1945 dari tangan Tentara Jepang. Meriam Cannon 3,5
Inch yang diberi nama Si Buang disita oleh TKR di Desa Gethering
Gresik dari Tentara Belanda pada 10 Desember 1945. Kemudian
Tank AMP-TRACK yang digunakan dalam pertempuran para pejuang
TRIP.
c. Mobil “DE SOTO USA”, mobil yang digunakan Kolonel Soengkono
sebagai kendaraan dinas yang pada waktu itu menjabat sebagai
Panglima Divisi Brawijaya (Divisi I JATIM)1948-1950 di JATIM.
d. Barang-barang peninggalan panglima besar jenderal Sudirman.
e. Foto-foto jaman perjuangan hingga foto Malang tempo dulu.
f. Komputer-komputer berukuran besar jaman dulu dan lain-lain.
4. Area pameran Museum BrawijayaArea pameran terbagi menjadi 5 area, yaitu:
a. Lokasi Halaman Depan Halaman depan Museum Brawijaya diberi
nama “Agne Yastra Loca” yang berarti taman senjata api revolusi.
Halaman depan tersebut merupakan ruang pameran terbuka yang
memamerkan benda-benda bersejarah khususnya senjata-senjata
berat dan kendaran lapis baja yang memiliki nilai sejarah.
b. Ruang Lobi. Pada ruangan ini terdapat tiga koleksi yang dapat dilihat
oleh para pengunjung, diantaranya:
1) Relief penugasan pasukan Brawijaya
2) Relief kekuasaan Kerajaan Majapahit
3) Lambang- lambang kesatuan / Kodam seluruh Indonesia.
c. Ruang 1. Koleksi yang terdapat pada ruangan ini mulai dari tahun
1945 – 1949. Pada ruangan ini pengunjung akan diperlihatakan
benda-benda bersejarah, seperti mobil De Soto, foto-foto mantan
panglima Jawa Timur, senjata api, dsb. Yang paling menarik dari
ruangan ini yaitu terdapatnya meja dan kursi yang digunakan oleh
Bung Karno, Bung Hatta, Kol. Soengkono dalam melakukan
perundingan terhadap pihak Belanda yang disebut dengan
“Perundingan meja bundar”.
d. Ruang 2. Koleksi yang terdapat pada ruangan ini mulai dari tahun
1950 – sekarang. Di ruangan ini terdapat benda-benda bersejarah
seperti komputer yang digunakan pada masa itu, dsb. Di ruangan ini
juga terdapat foto-foto yang menarik untuk dilihat, seperti foto-foto
yang menceritakan operasi khusus yang dilakukan dalam menumpas
pemberontakan yang terjadi di Indonesia, dan juga terdapat foto-foto
kota Malang tempo dulu.
e. Halaman Tengah. Pada ruangan terbuka ini, pengunjung akan
diperlihatkan 2 buah benda bersejarah yang memiliki cerita tersendiri
sehingga memberikan nama yang menarik pada kedua benda
tersebut. Nama pada kedua benda tersebut adalah “Gerbong Ma ut”
dan “Perahu Sigigir”.
BAB III
PENUTUP
A. SARAN
1. Sebaiknya pelaksanaan study tour untuk SMP tidak dilaksanakan
pada akhir pembelajaran semester genap, dikhawatirkan akan
mengganggu konsentrasi belajar para siswa dalam menghadapi ujian
semester.