You are on page 1of 157

A

U
ED
IK
IS
ED

TIM EVALUASI
DAN PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN ANGGARAN

Seri Cerita Berbagi Pengalaman


Format Kendali Hulu Hilir Aceh

Inisiator: dr. Taqwallah, M. Kes

TOMMY
Si Agen Tak Tuk
TOMMY Si Agen Tak Tuk 1
Cetakan pertama, Juli 2012
Cetakan kedua, November 2012

Penyusun

Risman A Rachman
Lahir di Meulaboh, 9 Oktober 1968. Sejak kuliah di IAIN Ar-Raniry hingga kini aktif menulis di media lokal dan sesekali
di media nasional. Beberapa tulisan pernah dimuat dalam buku kumpulan tulisan. Pernah terlibat dalam penyusunan
buku, dan aktif mengelola pelatihan dan menjadi fasilitator untuk komunitas, LSM dan Pemerintah Daerah

Karikatur dan Layout

Yulkausar
Aktif di Aceh Youth Family (AYOMI) sebagai relawan sosial remaja.
Freelancer desain, karikaturis dan perancang media komunikasi informasi edukasi.

TOMMY Si Agen Tak Tuk 1


“Sesung guhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi yang berakal” (QS Ali Imran : 190)

“( yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan
berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) “ Ya
Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini sia-sia; Maha suci Engkau, lindungilah kami
dari azab neraka” (QS Ali Imran : 191)

TOMMY
Si Agen Tak Tuk
Edisi Kedua
Cetakan pertama, Juli 2012
Cetakan kedua, November 2012

Seri Cerita Berbagi Pengalaman


FORMAT KENDALI HULU HILIR ACEH
Alat Pengendalian Kegiatan APBD oleh Pemerintah Aceh
Cerita dalam buku ini bukan kejadian sebenarnya. Dibuat semata untuk membantu pembaca
memahami latar. Untuk itu, dalam kerangka saling berbagi pengalaman, sebagai salah satu cara saling
belajar untuk tujuan saling memperbaiki, agar hari esok semakin lebih baik maka dibolehkan untuk
menyebarkan isi buku ini, cukup dengan memberitahu kepada penyusun, inisiator, atau kepada P2K
melalui email: sekretariat.p2k@gmail.com untuk keperluan memudahkan fasilitasi dan menyampaikan
perbaikan naskah. Buku edisi kedua ini dapat juga dibaca di http://p2k-apba.acehprov.go.id/

Sanksi Pelanggaran Pasal 27


Undang-Undag No.19 Tahun Tentang Hak Cipta.

1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 Ayat 1 dan Ayat 2 si pidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 bulan dan atau denda paling
sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau denda paling
banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan
atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau terkait sebagai dimaksud pada Ayat 1 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5(lima) tahun dan atau denda paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).
PRAKATA

Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga dan sahabat, serta seluruh guru.

Sungguh Aceh adalah negeri yang mendapat kesempatan dari Allah SWT untuk belajar dari berbagai
kesulitan. Alhamdulillah, dari sulitnya konflik panjang Aceh, berbagai pembelajaran tentang resolusi
konflik bisa dihadirkan begitu perdamaian terwujud. Alhamdulillah juga karena dari kesulitan bencana
gempa dan tsunami juga hadir pembelajaran penangganan bencana khususnya tentang rekontruksi
dan rehabilitasi.

Allah juga memberi jalan bagi Aceh untuk menghadirkan pembelajaran yang sudah lama dibutuhkan
yakni alat pengendalian kegiatan APBD yang sudah lama dibutuhkan oleh jajaran pemerintah. Melalui
dukungan UKP4 dan TEPPA, Pemerintah Aceh diberikesempatan untuk berbagi pengalaman kepada
berbagai provinsi tentang Format Kendali Hulu Hilir yang dipandu oleh unit kerja P2K-APBA.

Jika semua itu bisa dilihat sebagai tanda-tanda baik bagi kebangkitan Aceh menapaki kembali zaman
pencerahannya maka menjadi penyusun buku yang diberi judul “Tommy Si Agen Tak Tuk” tentu sangat
bahagia. Allah Maha Besar. Alhamdulillah.

Syukur kepada Allah SWT. Shalawat kepada Nabi Allah, keluarga dan sahabat. Terimakasih
kepada Pemerintah Aceh, UKP4, TEPPA, Ketua dan staf unit kerja P2K-APBA, UNDP Indonesia atas
kepercayaannya. Terimakasih kepada keluarga (Rosita, De-Erista Mirati Putri, dan De-Erista Delila Kitari)
atas pengertian, dukungan dan doanya. Terimakasih kepada bapak Sulaiman Abda dan keluarga, The
Atjeh Post, The Atjeh Times dan GenKAceh atas dukungannya. Saran bisa disampaikan ke risman.
rachman@yahoo.com atau @risplus

Risman A Rachman
Penyusun
DAFTAR ISI

Daftar Singkatan | iii


Sambutan | vii
Kata Pengantar | ix

Memetik Bintang | 4
Belajar di Kuta Radja | 8
This is The Art! Not War! | 16
Surat Cinta | 26
Jurus Malem Diwa | 38
Orkestra Pengendalian | 54
Bongkar Isi Lemari | 62
Kepak Sayap Angsa | 88
Mencari Madu | 98

Lampiran | 110

ii TOMMY Si Agen Tak Tuk


DAFTAR SINGKATAN

Jenis dan Sub Katagori Format

A.1 : Format Rincian Kegiatan


A.2 : Format Resume APBD
A.3 : Format Rincian Pagu Berdasarkan Sumber Dana dan Lokasi
A.4 : Format Rencana Umum Pengadaan (RUP)

B. : Format Paket Lelang


B.1 : Format Paket Siap untuk Dilelang
B.2 : Format Pantau Lelang
B.3 : Format Hasil Lelang
B.4 : Format Panduan Isian Jadwal Lelang Paska Kualifikasi
B.5 : Format Panduan Isian Jadwal Lelang Pra Kualifikasi
B.6 : Format Paket Tidak Siap Lelang
B.8 : Format Berisi Contoh Papan Proyek dan Papan Arah

C. : Format Resume Kinerja Per KPA


C.1 : Format Aktifitas KPA

D. : Format Pantau Aktivitas Kegiatan Strategis


D.1 : Format Pantau Kegiatan Konstruksi
D.2 : Format Pantau Kegiatan Non Konstruksi
DK : Resume Kegiatan Strategis Kabupaten/Kota
DK.1 : Rincian Aktivitas Strategis Kabupaten/Kota

E. : Format Kurva S

TOMMY Si Agen Tak Tuk iii


E.1 : Format Rapor Bulanan
E.2 : Format Laporan TEPPA
F. : Format Rincian Paket Strategis Rekam Jejak
F.1 : Format Rekam Kegiatan Konstruksi
F.2 : Format Rekam Kegiatan Non Konstruksi

Isi Format

SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah


No : Nomor
Vol : Volume
Rp : Rupiah
K : Konstruksi
NK : Non Konstruksi
BTLP : Belanja Tidak Lansung Pegawai
BLP : Belanja Langsung Pegawai
BJ : Belanja Barang Jasa
BM : Belanja Modal
LU : Lelang Umum
SU : Seleksi Umum
LT : Lelang Terbatas
PML : Pemilihan Langsung
LS : Lelang Sederhana
SS : Seleksi Sederhana
PL : Pengadaan Langsung
PK : Penunjukan Langsung
SWAT : Swakelola Rutin (SWATIN)
SWAP : Swakelola Program (SWAGRAM)

iv TOMMY Si Agen Tak Tuk


SY : Sayembara
B : Barang
K : Konstruksi
S : Supervisi/Konsultansi
J : Jasa lainnya
Prov : Provinsi
Kab/Kota : Kabupaten/Kota
DED : Detail Engineering Design
TOR : Term of Reference
DAU : Dana Alokasi Umum
DAK : Dana Alokasi Khusus
Hal DPA : Halaman Dokumen Pelaksanaan Anggaran
KPA : Kuasa Pengguna Anggaran
Pkt : Paket
M : Milyar
T : Triliun
RUP : Rencana Umum Pengadaan
HPS : Harga Perkiraan Sendiri
E-Proc : eProcurement (Layanan pengadaan secara elektronik)
Tgl : Tanggal
TT : Tanda Tangan
Sdh : Sudah
Ket : Keterangan
Jl : Jalan
SPPBJ : Surat Penunjukan Penyedia Barang Jasa
Reg : Reguler
HP : Handphone

TOMMY Si Agen Tak Tuk v


PA : Pengguna Anggaran
PPTK : Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan
APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
APBA : Anggaran Pendapatan Belanja Aceh
Fis : Fisik
Keu : Keuangan

Daftar Kode Status

Status warna pada Format B


Biru : Sudah selesai lelang
Hijau : Dalam proses lelang
Kuning : Siap lelang sebelum tanggal .....
Merah : Tidak siap lelang sampai tanggal .....

Status warna pada Format B.2


Hijau : Sesuai jadwal
Kuning : Tidak sesuai jadwal, tapi masih dalam batas toleransi
Merah : Belum ada aksi. Tertinggal satu proses

Status warna pada Format C, C1


Biru : Selesai kegiatan fisik dan keuangan
Hijau : Masih dalam pelaksanaan/Sedang proses lelang
Kuning : Belum jatuh tempo
Merah : Sudah jatuh tempo dan belum dalam pelaksanaan

Status warna pada Format F


Biru : Sudah dimanfaatkan
Hijau : Belum dimanfaatkan
Kuning : Berlanjut
Merah : Putus kontrak

vi TOMMY Si Agen Tak Tuk


SAMBUTAN

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam rapat internal membahas persiapan rapat koordinasi
bupati dan gubernur seluruh Indonesia, 19 Januari 2012, pernah mengingatkan para kepala daerah agar
penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2012 tidak lambat seperti yang terjadi
pada 2011.

Pesan Presiden RI agar mengoptimalkan serapan anggaran tentu dalam rangka mendukung
pertumbuhan ekonomi melalui peran ABPN dan APBD. Dengan demikian, dalam konteks daerah,
Belanja Daerah yang telah tertuang dalam APBD daerah dan DPA masing-masing SKPD dapat
direalisasikan secara proporsional sepanjang tahun anggaran berjalan.

Permasalahan penyerapan anggaran sebenarnya merupakan masalah klasik yang sudah berlangsung
lama dari tahun ke tahun. Dan upaya-upaya percepatan penyerapan anggaran terus dilakukan, salah satunya
dengan dibentuknya Tim Evaluasi Pengawasan Penyerapan Anggaran (TEPPA). Salah satu tugas TEPPA adalah
menyampaikan laporan kepada Presiden pada bulan April, Agustus, dan November serta menyampaikan
perkembangannya kepada masyarakat.

Dalam kaitan dengan upaya percepatan tersebut, para Gubernur/Bupati/Walikota diharapkan megambil langkah
tindak lanjut, salah satunya dengan cara menunjuk Sekda sebagai penanggungjawab proses percepatan
penyerapan anggaran dan menunjuk satu orang penanggungjawab harian sebagai pejabat penghubung dengan
TEPPA.

Untuk memastikan kegiatan pemerintah berjalan sebagaimana mestinya, diperlukan upaya pengendalian yang
memadai. Beberapa daerah sudah mencoba untuk membuat sitem pengendalian namun belum efektif, dan masih
banyak daerah yang belum memiliki unit pengendalian. Provinsi Aceh merupakan salah satu Provinsi yang berhasil
dalam fungsi pengendalian kegiatan pemerintah, ditandai dengan penyerapan akhir tahun sebesar 93,5 % dan
SILPA hanya 6,5 % (anggaran 7,9 T).

Capaian kinerja Aceh itu patut dibagi pengalamannya kepada provinsi lain sehingga ada banyak lagi provinsi yang
bisa keluar dari problem klasik serapan anggaran dan rakyatpun semakin dapat menikmati manfaat dari kegiatan
pemerintah.

Jakarta, Juni 2012

Ketua Tim Evaluasi dan Pengawas Penyerapan Anggaran

Prof. Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto, MSIE, MSCE

TOMMY Si Agen Tak Tuk vii


SAMBUTAN

Sebagai Provinsi yang belum lama terbebas dari bencana tsunami dan konflik Aceh sangat
berkepentingan untuk memacu diri agar segera bisa sejajar dengan provinsi lain di Indonesia dalam
memberi manfaat pembangunan dari kegiatan pemerintah bagi rakyatnya.

Salah satu langkah baik yang sudah pernah dirintis dan tetap saya lanjutkan dimasa kepemimpinan
saya sebagai Penjabat Guburnur Aceh adalah melakukan pengendalian kegiatan pemerintah melalui
penggunaan alat kendali hulu hilir yang difailitasi oleh Unit Kerja Percepatan dan Pengendalian (P2K)
APBA.

Melalui pendekatan pengendalian hulu hilir saya merasa seperti memindahkan suasana lapangan ke
dalam ruang rapat pimpinan sehingga arahan, intruksi, dan putusan yang diperlukan menjadi sangat
tepat sasaran, fokus, dan tentunya efektif. Untuk itu, keberadaan unit kerja P2K-APBA menjadi sangat berguna bagi
pelaksana dan jajaran pimpinan di SKPA termasuk berguna bagi saya selaku Penjabat Gubernur Aceh.

Hampir semua menyadari bahwa birokrasi adalah kumpulan orang-orang dengan ragam latar belakangnya. Bisa
dibayangkan bagaimana sulitnya melakukan kerja yang membutuhkan kerjasama manakala tidak memiliki alat
yang mampuni dan bisa dipercaya untuk menghasilkan kinerja organisasi selalu di atas 90 %. Namun, dengan alat
kendali hulu hilir yang dioperasionalkan oleh P2K-APBA di tingkat proses maka seluruh keragaman latar belakang
menjadi sebuah tim kerja yang kompak, fokus, dan tertib di dalam melaksanakan kegiatan pemerintah.

Tidak semua bisa sukses segera karena masing-masing SKPA memiliki dinamikanya sendiri. Namun, dengan
tahapan-tahapan kerja pengendalian yang dipandu oleh unit kerja P2K-APBA, saya sebagai pimpinan segera
mengetahui kendala, hambatan, dan tantangan sehingga saya pun ikut pro aktif dalam mendorong dan mencari
dan memberi solusi.

Akhirnya, jika ada yang berhasil, saya menjadi semakin bahagia karena keberhasilan itu menjadi keberhasilan yang
diapresiasi oleh jajaran birokrasi sendiri, karena usaha bersama di antara mereka sendiri. Saya sebagai pemimpin
hanya ingin mengucap syukur karena Allah SWT telah memberi dan melapangkan jalan bagi kami semua.
Alhamdulillah.

Banda Aceh, Juni 2012

Penjabat Gubernur Aceh

Ir Tarmizi A Karim Msc

viii TOMMY Si Agen Tak Tuk


KATA PENGANTAR

Hanya ada 6 jenis Format Kendali Hulu Hilir. Format A.1, B, C, D, E, dan F. Dengan format yang kami
sebut Format Kendali Hulu Hilir inilah kegiatan APBA dikendalikan secara bersama. Kami, dari Unit
Percepatan dan Pengendalian (P2K) APBA hanya sebagai fasilitator untuk memandu dan memantau
proses.

Alhamdulillah, setelah menggunakan Format Kendali Hulu Hilir sebagai alat pengendalian kegiatan
APBD, Pemerintah Aceh, berhasil meningkatkan kinerjanya. Format Kendali Hulu Hilir hanya alat yang
masih terus disempurnakan. Selebihnya, kekuatan kebersamaanlah yang membuat pelaksanaan
kegiatan APBD semakin berhasil dan berhasil. Melalui Format Kendali Hulu Hilir, upaya bersama
dan satu bahasa senantiasa di dorong dan pada saat yang sama membangun tradisi kerja yang
bersandarkan pada data dan fakta.

Dengan modalitas tertib format itulah kami melakukan langkah pandu dan pantau di beberapa tahapan utama
di dalam siklus pelaksanaan kegiatan APBD, seperti memandu dan memantau lelang kolektif, memantau
tanda tangan kontrak kolektif, memantau papan proyek, memantau ‘tak tuk’, mengelola kunjungan lapangan,
menyusun dan memandu Rapat Pimpinan, menyajikan data melalui TV Monitor, dan memandu dan memantau
pendokumentasian yang selanjutnya menjadi buku rekam jejak.

9 langkah ditingkatan proses itu kami lakukan dengan tertib agar kewajiban Pemerintah Aceh melaksanakan
program pembangunan setiap tahunnya dapat semakin lebih baik dan lebih baik. Ini bukan usaha final melainkan
usaha manusiawi semua untuk semakin menyempurnakan capean dan hasil seiring perkembangan yang terus
berdinamika.

Satu keyakinan kami, jika dinamika hal yang tidak terelakkan maka hanya ada satu formula untuk dapat menembus
hambatan dan tantangan yang ada yaitu berpegang teguh pada kebersamaan, upaya bersama, pelaksana dan
pimpinan saling pro aktif, dengan format yang ada, agar kinerja organisasi selalu di atas 90 persen. Selebihnya,
100 persen milik-Nya.

Buku cerita berbagi pengalaman tentang Format Kendali Hulu dan Hilir yang ditulis dengan gaya bercerita ini
adalah edisi perkenalan sebagai usaha perdana kami dalam berbagi pengalaman. Selanjutnya, biarlah kita bertemu
kala memiliki mimpi yang sama, yakni untuk hari esok yang lebih baik. Alhamdulillah, selamat membaca buku edisi
penyempurnaan, edisi kedua, November 2012, ini.

Banda Aceh, November 2012

Ketua Unit Kerja Percepatan dan Pengendalian (P2K) APBA

dr. Taqwallah, M. Kes

TOMMY Si Agen Tak Tuk ix


Pj. Gubernur, Gubernur & Wakil Gubernur Aceh Terpilih di Ruang Kerja P2K - APBA

2 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Gubernur Aceh Periode 2007 - 2012 di Ruang Kerja P2K - APBA

TOMMY Si Agen Tak Tuk 3


Memetik Bintang
Ini bukan lagi soal niat baik pemimpin
pemerintah daerah. Ini soal ketersediaan
alat yang bisa memastikan semua aparatur
pemerintah di daerah bekerja dengan lebih
baik, dan lebih baik lagi.

4 TOMMY Si Agen Tak Tuk


H
ari sudah mulai bergerak menuju peraduan, tapi langit masih saja garang dengan
merahnya. Awan hitam di beberapa sudut langit, bagai menjadi pertanda hujan. Suhu
yang terik sejak pagi masih membuat tubuh gerah.

Tommy, Si Agen Tak Tuk asal Aceh, masih di halaman belakang bersama burung
beo kesayangannya. Padahal, sebentar lagi suara azan akan segera bergema. Sepertinya,
konsultan manajemen yang kini menetap di Kota Gede itu sedang asyik bermain dengan
David, nama yang diberikan untuk sang burung beo yang sudah dipelihara sejak kecil.

TOMMY Si Agen Tak Tuk 5


Dari raut wajahnya jelas tergambar kalau Tommy sedang berpikir keras, “Ada apakah
gerangan?”.

“Bos, nggak ke mesjid?”, tanya David.

“Bentar lagi!”, jawab Tommy sekedarnya.

“Kok, kusut mukanya? Gagal lagi, ya?”, David kembali bertanya, seperti hendak
menggoda majikannya.

Tommy memang sedang berpikir keras. Dia yang terkenal dingin tangan dalam
membuat sukses perusahaan swasta sedang sangat penasaran dengan hasil kerjanya.
Konsultasi yang diberikan untuk birokrasi Kota Gede belum juga mampu meningkatkan
serapan anggaran. Jika pun meningkat, serapan APBD hanya terjadi di akhir tahun
Serapan APBD hanya sementara di awal tahun, birokrasi belum berbuat banyak, baru sekedar administrasi gaji.
terjadi di akhir tahun
saja sementara di awal “Kalau serapan anggaran saja masih rendah bagaimana bisa mendorong
tahun, birokrasi belum pertumbuhan ekonomi?”, tanya Tommy dalam hati, sambil membayangkan pasar rakyat
berbuat banyak, baru yang lesu.
sekedar administrasi
gaji. “Kalau begini, mahasiswa bisa demo dan mendesak gubernur mundur karena tidak
mampu mewujudkan visi misi yang dulu di dukung rakyat pada masa Pilkada,” bisik hati
Tommy lagi, sambil membayangkan masa kampanye dulu. Kala itu, Tommy ikut memberi
masukan dalam perumusan visi dan misi calon gubernur dan wakil gubernur. “Ah, bisa-
bisa reputasiku sebagai konsultan manajemen bisa gagal. Jika tidak sukses karir, dapur
tidak mungkin berasap. Duh….”

“Mengapa, ya?”, tanya Tommy entah ke siapa.

David mendengar keluhan majikannya itu, dan bertanya, “Mengapa apanya, bos?”.

Berhubung sedang terlalu banyak yang ada di dalam benaknya, Tommy pun
menjawab sekenanya saja dengan nada yang agak ketus, “Banyak kali tanya!”.

6 TOMMY Si Agen Tak Tuk


“Bos, bos enakkkk!”, suara beo seperti bercanda sambil mengepakkan sayapnya
bagai merayu sang majikan.

Dari menara mesjid, suara azan menggema. Tommy melangkahkan kakinya


menuju mesjid. Di perjalanan dia masih saja berpikir keras, “Apa alat yang tepat untuk
pengendalian kegiatan APBD Pemprov Kota Gede? Ini jelas bukan lagi sekedar apa yang
harus dilakukan untuk menghapus tanda bintang di dokumen APBD, tapi apa alat yang
mampuni untuk bisa memetik bintang, alias mewujudkan cita-cita, hari esok lebih baik

Presiden RI, Susilo melalui kerja pengendalian kegiatan pemerintah.”


Bambang Yudhoyono,
Brukkk...!!! Saking fokusnya berpikir, tak sadar Tommy menginjak kotoran sapi yang
tidak senang dengan
kinerja serapan menumpuk di tengah jalan. “Duh, sial! Harus wudhu’ lagi, dong! Ah!!! Dasar sapi! Buang
anggaran yang lambat, kotoran sembarangan saja, sih!”, gerutu Tommy di dalam hati sambil melihat ke arah sapi.
menumpuk di akhir
tahun, dan di quartal Sapi itu membalas tatapan mata kesal Tommy sambil melenguh, seakan berkata,
pertama birokrasi “Bos, shalat dulu aja. Nanti baru berpikir lagi! Emang enak?! He he he….”
belum berbuat
banyak, baru sekedar Usai shalat, Tommy kembali berpikir keras. Kali ini, muncul tekadnya untuk
administrasi gaji, dan
menemukan jalan keluar. Baginya, membantu pemerintah bukan hanya soal asap dapur
untuk itu mendorong
untuk dilakukannya rumah tangganya. Serapan anggaran juga penting untuk mendorong pertumbuhan
percepatan penyerapan ekonomi.
anggaran, melalui
pengendalian Tommy teringat berita di media yang intinya, Presiden RI, Susilo Bambang
pelaksanaan kegiatan Yudhoyono, tidak senang dengan kinerja serapan anggaran yang lambat, menumpuk
pemerintah.
di akhir tahun, dan di quartal pertama birokrasi belum berbuat banyak, baru sekedar
administrasi gaji, dan untuk itu presiden mendorong untuk dilakukannya percepatan
penyerapan anggaran, melalui pengendalian pelaksanaan kegiatan pemerintah. Di saat
yang bersamaan, Tommy pun tiba-tiba langsung teringat rekan birokratnya. “Jadi, Si Alam
ke Aceh dalam rangka menindaklanjuti surat TEPPA?”.

***
TOMMY Si Agen Tak Tuk 7
Belajar ke Aceh
Semua aparat bisa jadi sudah berusaha keras
untuk menghasilkan kinerja birokrasi yang
lebih baik, dan akan menjadi semakin maksimal
dengan menggunakan alat kendali yang
dilaksanakan dengan tertib, secara bersama.

8 TOMMY Si Agen Tak Tuk


K
ringgg….

“Assalamu’alaikum. Alam, kok tumben telepon? Kerjamu gimana? Sukseskah? Amin. Oh


ya, lagi di mana, nih?”

“Ah, kamu Tom! Pura-pura tanya. Ya, aku kan di Kuta Raja, Banda Aceh. Kamu,
kapan ke Aceh?”

“Wow, bos enak! Nanti, bawa kopi ya!”

TOMMY Si Agen Tak Tuk 9


“Ini bukan soal kopi, bos. Ada yang lebih penting lagi buat kamu?”

“Lebih penting? Memangnya, ada yang lebih penting di Aceh, selain kopi?”

“Kamu ini bagaimana sih, Tom? Di daerahmu ada banyak hal yang menarik, dan ini
terkait dengan profesimu sebagai konsultan manajemen. Mau tahu nggak?”

Tommy meraih handuk, lalu menyeka air yang masih membasahi wajahnya. Tommy
menunda masuk kamar untuk berkemas. Baju tidur dari batik, masih melekat di tubuhnya
yang tembem.

“Alam, kamu serius!? Tapi, apa dulu informasi yang kamu punya. Cepat katakan
sebelum saya jadi semakin penasaran lagi!”

“Ah, kok kamu jadi hilang sabar?”


Sistem pengendalian
Pemprov masih “Alam, saya ini nyaris gagal. Saran-saran saya tentang sistem pengendalian
belum efektif Pemprov Kota Gede masih belum efektif. Unit pengendalian yang ada terasa belum
begitu juga unit memadai. Jika saya tidak bisa mengatasinya sampai tahun depan, habislah riwayat
pengendalian juga
temanmu satu ini.”
belum memadai.
“Ah, itu gampang!”

“Gampang bagaimana?! Jangan bercandalah! Saya serius banget, nih!”

“Kali ini kamu ikuti saran saya, ya. Sebaiknya kamu ke Aceh sesegera mungkin. Di
sini ada formula yang kamu inginkan. Ini akan menjawab control system yang sedang
kamu bangun. Sekalian pulang kampunglah!”

“Maksudmu, di Aceh ada alat yang mampuni untuk pengendalian kegiatan APBD?”

“Iya. Memangnya alat apaan? Alat tangkap burung beo?!”

“Ha ha ha…. Ah! Kamu ini, godain aja!”

10 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Alam lalu berkisah tentang kunjungannya ke Aceh. Dari Ketua P2K APBA, dr.
Taqwallah, Alam dan kawan-kawan mendapat penjelasan terkait kendala mesin birokrasi.
Alam sebenarnya tidak begitu tertarik. Soalnya, kendala mesin birokrasi sudah menjadi
kajian klasik. Namun, ketika mendapat penjelasan soal solusi mengatasi dinamika
organisasi, termasuk mengetahui titik kritis dalam kerja pengendalian dan percepatan
barang/jasa Alam langsung tertarik, karena itulah yang seharusnya dilakukan. Saat
itu, Alam tidak sabar ingin segera melihat slide tentang itu semua, beserta penjelasan
langsung dari Ketua P2K-APBA.

“Itulah penyebab kenapa serapan anggaran tidak terserap secara tertib. Dan itu,
sukses diatasi sejak alat kendali hulu hilir diterapkan oleh Pemerintah Aceh sejak tiga
tahun terakhir dengan membentuk unit P2K APBA,” jelas Alam kepada Tommy mengutip
Itulah penyebab kenapa
serapan anggaran tidak penjelasan Ketua P2K-APBA,
terserap secara tertib.
Dan itu, sukses diatasi Kepada Tommy, Alam juga menyampaikan alasan tambahan arti penting
sejak alat kendali hulu pengendalian. “Kultur kerja ABS alias tidak berdasar data dan fakta bisa diatasi dengan
hilir diterapkan oleh alat kendali hulu hilir di Aceh. Atasan langsung dan pimpinan juga ikut ambil bagian
Pemerintah Aceh sejak
dalam memastikan kinerja organisasi terwujud, alias upaya bersama. Lebih dari itu,
tiga tahun terakhir
dengan membentuk dengan mengetahui titik kritis dalam kerja pengendalian dan percepatan barang/jasa
unit P2K APBA. semua menjadi lebih terpandu dan terpantau.”

Tommy yang sedari tadi menyimak langsung penasaran, dan bertanya kepada
rekannya, Alam, masih melalui telepon. “Alat kendali hulu hilir? Apa itu sebuah aplikasi?
Berapa dijual? Siapa penemunya? Kok saya belum baca diberita ya?.”

“Tommy, itu bakal menjadi aplikasi. Masih terus dikembangkan,” kata Alam
mengutip penjelasan Taqwallah yang akrab dipanggil Pak Taqwa.

Alam lalu menceritakan penjelasan Pak Taqwa kepada Tommy bahwa alat kendali
hulu hilir masih sebagai sebuah pembelajaran bersama untuk terus dikembangkan

TOMMY Si Agen Tak Tuk 11


menurut lingkungan masing-masing. Tapi, kinerja Aceh dalam tiga tahun terakhir,
menurut pengamatan Alam, bisa dikatakan cukup bagus.

Alam juga berkisah kalau pihak UNDP memiliki komitmen untuk membantu
menjadikan format kendali hulu hilir Aceh menjadi sebuah aplikasi pengendalian kegiatan
APBD. Sekarang, UNDP-AGTP membantu membuat buku dan dokumentasi film sebagai
lesson learned dan buku modul untuk panduan pendidikan dan pelatihan bagi perangkat
kerja daerah.

“Iya, saya tahu tentang reputasi UNDP,” Tommy menyelip penjelasan Alam.
UNDP memiliki
komitmen untuk Menurut Tommy, UNDP bersama mitranya punya riwayat panjang di Aceh, sejak
membantu menjadikan
masa BRR, masa peralihan ke Pemprov Aceh, dan juga saat ini. UNDP, menurut Tommy
format kendali hulu
hilir Aceh menjadi konsern untuk membantu, salah satunya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
sebuah aplikasi di Indonesia, khususnya di daerah-daerah.
pengendalian kegiatan
APBD. Sekarang, “Baguslah kalau Tommy tahu. Sekarang, format kendali hulu hilir masih berbentuk
UNDP-AGTP membantu form isian data. Meski begitu manfaatnya dasyat. Jikapun sudah berbentuk aplikasi
membuat buku dan
tetap saja dibutuhkan pendekatan non aplikasi” kata Alam sambil membayangkan wajah
dokumentasi film
sebagai lesson learned Tommy yang penasaran.
dan buku modul untuk
panduan pendidikan “Tapi, saya belum yakin. Kamu harus menjawab beberapa pertanyaanku dulu,” kata
dan pelatihan bagi Tommy yang justru membuat wajah Alam berubah menjadi sewot.
perangkat kerja daerah.
“Kamu ini aneh! Masak tidak percaya dengan daerahmu sendiri. Apa kamu pikir
daerahmu hanya pintar berperang?!”

“Bukan begitu, bos. Aku hanya mau tanya, apa buktinya mesin birokrasi tidak
berjalan sebagaimana mestinya, seperti kata Pak Taqwa?”

“Menurut Pak Taqwa, ada 5 bukti birokrasi tidak berjalan sebagaimana mestinya,
yakni: koordinasi dan komunikasi yang kurang lancar, belum ada yang mengendalikan

12 TOMMY Si Agen Tak Tuk


bussines process, belum terdeteksi secara dini permasalahan di setiap proses. Kultur ABS
alias Asal Bapak Senang. Itu yang tadi diawal sempat saya singgung. Lalu juga suka
buang badan atau suka melempar kesalahan (kambing hitam), tidak bekerja berdasarkan
data dan fakta, dan pendokumentasian tidak tertib, dan juga informasi pelaksanaan
kegiatan tidak utuh dalam satu rangkaian.”

“Itu sih, analisis umum. Apa ada yang spesifik dan unik?”

“Ck ck ck… Tommy, Tommy…. Itu, kan, problem klasik di birokrasi. Memang itu
analisis yang sudah umum. Nah, yang spesifik dari alat kendali Aceh ini adalah bahwa
mereka menekankan pengendalian sebagai upaya bersama, dan menjadikan format
kendali hulu hilir sebagai alat pandu dan pantau proses di semua tahapan manajemen
Alat kendali Aceh pemerintahan agar kinerja organisasi selalu di tinggi. Ini yang terlepas dari perspektif
ini menekankan
umum tentang pengendalian yang pernah saya tahu.”
pengendalian sebagai
upaya bersama, dan
“Maksudmu, alat kendali hulu hilir itu menjadi media pandu bagi proses
menjadikan format
kendali hulu hilir pengendalian dan sekaligus menjadi media pantau disemua proses tahapan
sebagai alat pandu dan pengendalian? Tapi, kenapa cuma di proses, mengapa tidak di substansi?”
pantau proses di semua
tahapan manajemen “Saya tidak berani mengatakan iya atau tidak. Nanti, kamu tidak mau lagi ke Aceh,”
pemerintahan. kata Alam dengan suara yang iramanya dibuat untuk sengaja menggoda rekannya.

Tak terasa mereka sudah bicara beberapa jam. Tommy dan Alam kemudian
mengakhiri perbincangan via telepon, dan saling pamit. Di luar, mobil sudah dipanaskan.
Tommy pun meluncur untuk membeli tiket pesawat, menuju ke Aceh pada penerbangan
pertama, esok paginya.

***

TOMMY Si Agen Tak Tuk 13


14 TOMMY Si Agen Tak Tuk
TOMMY Si Agen Tak Tuk 15
16 TOMMY Si Agen Tak Tuk
Satu keyakinan kami, jika dinamika hal
yang tidak terelakkan maka formula
untuk dapat menembus
hambatan dan tantangan yang ada yaitu
berpegang teguh pada kebersamaan, upaya
bersama, pelaksana dan
pimpinan saling pro aktif, dengan format
kendali hulu hilir yang ada, agar kinerja
organisasi selalu di atas 90 persen. Selebi-
hnya,
100 persen milik-Nya.

(Taqwallah, Ketua P2K APBA)

TOMMY Si Agen Tak Tuk 17


Pra Rapim & Desk, dilaksanakan satu hari sebelum Rapim untuk menyiapkan bahan Rapim

18 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Rapim untuk evaluasi kinerja SKPA setiap bulan, dipimpin Gubernur/Wakil Gubernur

TOMMY Si Agen Tak Tuk 19


This is the Art! Not War
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam
proses manajemen tidak akan membawa hasil
yang maksimal kalau tidak segera diikuti, salah
satunya tindakan pengendalian.

20 TOMMY Si Agen Tak Tuk


T
ommy, Si Agen Tak Tuk menembus angkasa menempuh perjalanan. Sambil menggoda
dirinya sendiri, Tommy berujar di dalam hati kalau kepulangannya bukan misi “perang,”
tetapi merupakan misi pulang dan belajar seni pengendalian.

“Ternyata tak harus ke mana-mana. Di kampung halaman sendiri, tanah kelahiran.


Oh Aceh, tanoh loen sayang!”

Bagi Tommy, terkadang, pekerjaannya selama ini diibaratkan perang. Tentu,

TOMMY Si Agen Tak Tuk 21


bukan perang sungguhan, sebagaimana di kampungnya, Aceh, dulu sekali. Dengan
mengibaratkan pekerjaannya sebagai perang, maka Ia merasa harus selalu perlu berhati-
hati sekali. Tidak boleh sembarangan di dalam mengumpul data dan fakta, memantau
gerak gerik, dan tidak gegabah di dalam mengambil keputusan. Dengan cara itu, bukan
perang yang dikedepankan, tetapi Ia mendapatkan kesempatan di dalam berseni, yaitu
seni mengendalikan kesuksesan.

Tommy lalu melirik angkasa. Awan putih bagai sajadah untuk para malaikat. Putih,
bersih. “Cantiknya!”, ujar Tommy dalam hati.

Dulu, Tommy pergi dari Aceh karena ingin belajar ke negeri orang. Namun kemudian
menjadi lucu karena Ia harus pulang untuk mendapatkan apa yang dicarinya. “Kenapa
saya waktu itu memilih jauh-jauh, ya? Sudah jelas bagaimana orang datang ke Aceh
Dulu, orang datang
untuk belajar soal resolusi konflik, belajar soal penanganan bencana. Eh, sekarang, giliran
ke Aceh untuk
belajar soal resolusi saya mau belajar soal alat pengendalian, ternyata di Aceh juga! Aduh! Saya telat info
konflik, belajar ini! Tapi, apakah ada konsultan manajemen lain yang belajar pengendalian di Aceh?!
soal penanganan Jangan-jangan, sayalah orang pertamanya. Hmmm….”
bencana. Sekarang,
juga belajar soal alat Tommy pun menarik nafas panjang dan tertawa geli di dalam hati. “Duh, Si Tommy,
pengendalian
nih!”

Lamunan Tommy tiba-tiba buyar dikejutkan oleh sapaan ramah dari seorang
pramugari. “Minum apa, Pak?.”

Naluri isengnya timbul untuk menggoda pemilik senyum yang cantik, dan kini berdiri
di sampingnya. “Oh ya, kopi saja. Saya minta kopi Aceh?.”

“Maaf, Pak! Kami tidak menyediakan kopi Aceh. Kami hanya menyediakan
kopi biasa saja. Mau kopi hitam atau kopi susu?”, tanya pramugari itu kembali tanpa
menghiraukan keisengan lirikan Tommy terhadap dirinya.

22 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Merasa tidak ditanggapi, Tommy pun gengsinya jadi keluar. “Anak kecil juga tahu,
kalau kopi hitam. Ya sudah, kopi hitam saja. Tidak pakai gula ya!”; jawab Tommy dengan
nada mengandung sindiran.

“Mestinya, pesawat ini ikut menyediakan kopi Aceh, sebagai penghargaan terhadap
jasa di masa lalu. Kalau bukan orang Aceh yang memberikan emasnya, apa mungkin
sekarang ada penerbangan ini?”, omel Tommy di dalam hati.

Daripada kesal sendiri, akhirnya Tommy memilih untuk membuka notebook miliknya.
Dibukanya sebuah file dokumen yang berisi tulisan Agung Praptapa tentang Strategi
Pengendalian. Ia ingin membaca tulisan sosok yang dikaguminya itu. Meski seorang
dosen, namun beliau memiliki karya tulis yang enak sekali untuk dibaca. Tidak kaku,
sehingga mudah untuk dimengerti dan dinikmati, seperti menikmati buku cerita.
Tiga strategi agar
sistem pengendalian Tidak perlu waktu lama bagi Tommy untuk segera tenggelam di dalam kata-kata
dapat berkerja dengan yang tertulis di buku yang berjudul “The Art of Controlling People” karya Agung
baik, yaitu melalui Praptapa itu. Ia sangat tertarik dengan ulasan beliau yang masih bisa dilacak di website.
pengendalian hasil,
Menurut Agung, sistem pengendalian dibangun agar bisa mendapatkan tujuan
pengendalian aksi, dan
pengendalian orang. atau target yang sudah ditetapkan. Mengutip Merchant, pakar manajemen control
system, ada tiga strategi agar sistem pengendalian dapat berkerja dengan baik, yaitu
melalui pengendalian hasil, pengendalian aksi, dan pengendalian orang. Agung juga
menyarankan agar memakai ketiganya secara bersama-sama karena sifat dari masing-
masing strategi tersebut saling melengkapi dan mengisi.

Tommy segera menghirup kopi yang nyaris dingin, terlantar beberapa waktu.
“Kapan ya, saya bisa menulis buku. Minimal buku Manual yang bisa menjadi panduan
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)?”, bisik hati Tommy sambil matanya kembali melirik
buku.

TOMMY Si Agen Tak Tuk 23


Sekilas kemudian, sebuah pertanyaan muncul, “Apakah alat pengendalian kegiatan
APBD di Aceh mempertimbangkan ketiga strategi yang ada yaitu pengendalian hasil,
pengendalian aksi dan pengendalian orang?”.

Tommy kembali mengingat penjelasan analisis lanjutan rekannya Alam. Menurut


Alam, kalau format kendali hulu hilir Aceh justru memiliki dimensi strategi dan bahkan
seni mengendalikan, yakni mengendalikan hasil, aksi, dan orang. Ia memang masih
penasaran pada penjelasan rekannya. Ia ingat betul kata-kata Alam soal manfaat format
bagi tim pengendalian, tim SKPD, tim Bappeda, tim auditor, tim Pansus, termasuk juga
bagi gubernur.

“Bagaimana mungkin sebuah form isian bisa menjadi alat pandu sekaligus
alat pantau serta hasilnya bisa dipakai baik untuk pengambil kebijakan maupun
untuk pelaksana, termasuk bagi penghubung yang dikelola oleh TEPPA. Bagaimana
Format kendali hulu
hilir Aceh justru menjelaskannya? Kalau begini ceritanya, saya akan segera ke P2K Aceh untuk menggali
memiliki dimensi informasi.”
strategi dan bahkan
seni mengendalikan. Tommy kembali melihat pemandangan di luar jendela. Awan putih itu sekarang
posisinya sudah menjauh dan hamparan pemandangan hijaulah yang nampak. Ia agak
sedikit terhentak menyaksikan alam lukisan Aceh saat itu. Meskipun hijau tetapi sudah
mulai nampak ada penggundulan hutan di sana-sini. Ia pun kembali menarik nafas
panjang sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tiba-tiba saja terasa gatal tanpa sebab
yang pasti. “Aceh Green? Apa kabarmu? Bagaimana nasib kawasan gambut Rawa Tripa?”.

Tommy belum lupa dengan Aceh Green yang merupakan sebuah konsep
membangun Aceh bertumpu pada kedaulatan rakyat atas sumber daya alamnya. Konsep
itu dibuat agar Aceh tetap menjadi negeri yang asri sebagaimana Aceh di masa kendali
indatu moyang pada masa lalu. Jika Aceh hijau terwujud kembali itu bermakna tata kelola
Aceh tidak hanya baik dan bersih, tapi juga nyaman karena hijaunya, dan damai karena
konflik telah usai.

24 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Rasa kantuk mulai mendera dan Tommy memejam mata. Hanya saja, di benaknya
terlalu banyak yang dipikirkan sehingga Ia tak bisa tidur. Ada yang terus bermain di saraf
berpikirnya, terutama tentang seluk beluk pengendalian. Begitu juga dengan seputar
proses dan pelaksanaannya. Semua itu bercampur aduk dengan ilmu manajemen yang
selama ini dipelajarinya. Ia sangat berharap dapat menemukan formula yang tepat untuk
membuat tools yang mampuni untuk mengendalikan kegiatan APBD.

Samar-samar tergambar suasana sewaktu Ia masih kuliah. Seperti bioskop, rekaman


masa kuliah tersaji bagai film di benaknya. Kala itu, ada seorang dosen yang Ia sudah lupa
namanya, sedang menerangkan beberapa fungsi manajemen.

“Di antara beberapa fungsi manajemen, pengendalian (controlling) mempunyai


peran yang sangat penting, disamping perencanaan. Jika dalam fungsi perencanaan,
Kegiatan-kegiatan yang
manajer menetapkan apa yang ingin dicapai pada periode tertentu maka dalam
dilaksanakan dalam
proses manajemen pengendalian, manajer berusaha untuk mengevaluasi apakah tujuan yang telah
tidak akan membawa ditetapkan dapat dicapai, dan kalau tidak dapat dicapai, maka dicari faktor penyebabnya
hasil yang maksimal sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan (corrective action). Kegiatan-kegiatan
kalau tidak segera
yang dilaksanakan dalam proses manajemen tidak akan membawa hasil yang maksimal
diikuti, salah satunya
tindakan pengendalian. kalau tidak segera diikuti, salah satunya tindakan pengendalian. Dengan demikian, maka
fungsi pengendalian memiliki kedudukan penting dalam kegiatan manajemen, karena
dengan pengendalian yang baik (efektif) merupakan jaminan bahwa tujuan yang telah
ditetapkan dalam rencana akan dicapai,” kata dosen itu menerangkan kepada murid-
muridnya di depan kelas.

Tak lama kemudian, mucullah wajah seorang temannya yang bernama Amri, murid
yang sangat pintar membuat kesimpulan setiap kali dosen usai menerangkan. Kali ini,
Amri yang menjelaskan kepada rekan-rekannya di kelas, “Pengertian pengendalian
sebenarnya berkisar pada kegiatan memberikan pengamatan, pemantauan, penyelidikan,
dan evaluasi seluruh kegiatan manajemen agar tujuan yang telah ditetapkan dapat

TOMMY Si Agen Tak Tuk 25


dicapai dengan tepat. Sementara itu, pengendalian itu sendiri merupakan suatu
proses yang mencakup lima langkah-langkah (tahap-tahap) yang harus dilalui dalam
melakukan pengendalian.”

“Ha ha ha…, “ Tommy tertawa meskipun matanya masih tertutup.

Saat itu Amri tidak menjelaskan 5 (lima) tahapan langkah itu dan berhubung
penasaran, usai kuliah Tommy segera mencari data di internet. Benar saja, ternyata,
Pertama, penetapan
rangkuman Amri berdasarkan bacaan di internet, persisnya tulisan yang ditulis Syahlan A.
standar seperti dalam
bentuk tujuan atau Sume, SE, MM.
target.
“Amri…. Ketahuan, deh, kartunya!”
Kedua, penentuan
Tommy masih ingat secara lengkap dan terperinci kelima tahap atau langkah
pengukuran
pelaksanaan kegiatan pengendalian tersebut dengan baik sekali. Ia pun menguraikannya kembali di dalam
pikirannya sendiri.
Ketiga, pengukuran
pelaksanaan kegiatan. Pertama, penetapan standar seperti dalam bentuk tujuan atau target. Tommy
berpikir, mungkin ini dalam konteks birokrasi disebut dengan target serapan anggaran
Keempat,
perbandingan dan fisik yang ditampilkan dalam bentuk kurva S, yang juga dilihat dari sisi waktunya.
pelaksanaan
Kedua, penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan yang terkait tiga pertanyaan
dengan standar, dan
penyimpangan. penting, berapa kali pelaksanaan harus diukur, dalam bentuk apa pengukuran akan
dilakukan, dan siapa yang akan terlibat.
Kelima, pengambilan
tindakan koreksi, bila Ketiga, pengukuran pelaksanaan kegiatan, yang dilakukan sebagai proses yang
diperlukan berulang-ulang dan terus menerus, minimal dengan empat cara, yakni: pengamatan,
laporan-laporan, metode-metode otomatis, dan inspeksi, pengujian (test), atau dengan
pengambilan sampel.

Keempat, perbandingan pelaksanaan dengan standar, dan penyimpangan. Inilah


tahap kritis dari proses pengendalian, membandingkan pelaksanaan nyata dengan

26 TOMMY Si Agen Tak Tuk


standar (pelaksanaan yang direncanakan). Walupun tahap ini paling mudah dilakukan,
tapi kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterpretasikan adanya penyimpangan.
Penyimpangan-penyimpangan harus dianalisa untuk menentukan mengapa standar tidak
dapat dicapai.

Kelima, pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan, biasanya dalam tiga


bentuk, yakni: mengubah setandar semula (barangkali terlalu tinggi atau terlalu rendah),
mengubah pengukuran pelaksanaan (inspeksi terlalu sering atau kurang), atau mengubah
cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan penyimpangan.
Pengambilan
tindakan koreksi, bila Tommy menarik nafas dalam. Gambaran masa kuliah itu lenyap. Kini, Ia merasa bisa
diperlukan, biasanya
menangkap penjelasan yang tadi muncul di sana. Namun pertanyaan awal bagaimana
dalam tiga bentuk,
yakni: mengubah membuat perangkat yang mumpuni untuk mengendalikan kegiatan APBD masih juga
setandar semula belum terformulasikan meski sudah mulai terbayang-bayang. Tommy jadi tersenyum
(barangkali terlalu sendiri karena seperti bait lagu saja, “Terbayang-bayang di mata a a a a....”
tinggi atau terlalu
rendah), mengubah Tommy membuka matanya setelah mendengar pemberitahuan kalau sebentar
pengukuran
lagi pesawat akan segera mendarat di bandara Sultan Iskandar Muda, bandara yang
pelaksanaan (inspeksi
terlalu sering atau dibangun BRR usai bencana tsunami sambil mengingat sebuah petuah bahwa kekuatan
kurang), atau membayangkan (the power of imagination) bisa menjadi faktor stimulan untuk sukses.
mengubah cara dalam Tommy semakin kuat berharap di Aceh Ia bisa menemukan apa yang diperlukannya,
menganalisa dan
menginterpretasikan untuk kesuksesan Kota Gede. Sebagai aneuk Aceh Ia juga berharap agar negerinya
penyimpangan. tidak lagi dikenal karena pintar berperangnya melainkan pintar mengendalikan orang
untuk mencapai impiannya, bukan dengan perang melainkan dengan strategi dan seni
mengendalikan tujuan, aksi, dan orang.

***

TOMMY Si Agen Tak Tuk 27


Kepala UKP4/Ketua TEPPA RI Kuntoro Mangkusubroto di Ruang Kerja P2K - APBA

28 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Sosialisasi Format Pengendalian kepada Gubernur Se-Indonesia bersama TEPPA RI di Jakarta

TOMMY Si Agen Tak Tuk 29


Surat Cinta
Berdaya guna artinya, sistem kendali yang
kita gunakan membangun keyakinan yang
memadai. Jangan sampai sistem yang dimiliki
tidak dipercaya

30 TOMMY Si Agen Tak Tuk


S
etibanya di bandara, Tommy langsung meluncur ke kantor P2K-APBA bersama tim
penjemput, usai meletakkan koper di hotel.

“Tommy, ya? Kami dapat info dari Pak Alam. Dia berpesan agar kami menyertakan
Anda dalam kegiatan sosialisasi dan induksi Format Kendali Hulu Hilir. Selamat datang di
Aceh! Mari kita saling belajar untuk menyempurnakan.”

“Saya ini orang Aceh juga, kok! Saya pindah ke Kota Gede, sepuluh tahun lalu. Saat
itu Aceh masih konflik.”

TOMMY Si Agen Tak Tuk 31


Tommy lalu diajak masuk ke ruang kerja P2K-APBA. Kesan pertama langsung terasa.
Rapi, tertib, bersih dan tertata. Segera saja Ia mencuri pandang apa yang ada di dalam
sana sambil mengamati untuk dapat beradaptasi.

Di atas pintu masuk ruang kerja, Ia melihat ada sebuah TV monitor yang padat
dengan informasi. Di layar TV monitor, terlihat Kurva S, informasi grade, dan beberapa
data berbentuk tabel dengan warna merah. “Hmmm… Menarik. Apa TV monitor bagian
dari rangkaian kerja pengendalian?!” bisik hati Tommy sambil melangkah ke ruang dalam,
yang juga terdapat TV monitor.

Belum sempat Ia berpikir dan mencerna lebih lanjut, sebuah suara menyapanya
dengan tegas namun ramah, “Selamat datang. Saya, Taqwallah. Silahkan masuk. Mari
bergabung. Di sana ada tamu dari beberapa provinsi. Mari, silahkan!”

Tommy memasuki ruangan. Hanya ada satu kursi yang kosong. “Mari, Pak Tommy,
TV monitor yang
menampilkan kursinya memang sudah disediakan. Beberapa hari yang lalu Pak Alam rekan bapak
informasi dalam memastikan Bapak datang ke Aceh dan itu, nama bapak juga ada dalam daftar cheklist
bentuk Kurva S,
peserta,” kata Leginem, yang diikuti senyum ramah dari Yuniar, Yoppy dan Indra, Tim
grade, dan tabel.
Pemandu P2K Aceh, sambil menunjuk LCD yang layarnya bening, dan jernih. Semua
terlihat jelas sehingga data yang dibuat dengan kerja keras, tidak sia-sia.

Tommy melihat dua layar LCD, yang keduanya menampilkan slide presentasi. Satu
slide daftar cheklist peserta dan satu lagi layar yang menampilkan peta provinsi yang
datang ke Aceh untuk berbagi pengalaman soal pengendalian. Dua orang gadis muda
berjilbab, Indriani dan Sanna Sari, terlihat siap memainkan komputer untuk keperluan
presentasi.

Dari slide terbaca bahwa 10 provinsi sudah belajar di Aceh. Ada 124 staf, 21 Pejabat
Eselon II dan 31 Pejabat Eselon III. Atau, ada 51 orang dari kelompok kebijakan dan 116
orang dari kelompok teknis. Mereka datang dari Riau, Jambi, Bengkulu, Jawa Timur,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan

32 TOMMY Si Agen Tak Tuk


LCD yang layarnya
bening, dan jernih.
Semua terlihat jelas
sehingga data yang Maluku.
dibuat dengan kerja
keras, tidak sia-sia. Informasinya fokus. Menariknya, informasi itu dibuat dalam format cheklist dalam
satu lembar. Dari tadi, Tommy memperhatikan, semua data disajikan dalam satu
halaman. Tidak ada data yang disajikan lebih dari satu halaman. “Mengapa Alam tidak
menceritakan soal ini, ya?” bisik hatinya.

Tommy merasa ini sangat penting. Jika saripati data disajikan hanya dalam satu
halaman sudah pasti bisa menyingkirkan satu hambatan penting dalam kerja percepatan
penyerapan anggaran. Fokus, dan langsung pada data dan fakta. Pasti semua orang bisa
bergerak dengan cepat, termasuk koreksi yang dibutuhkan dari pemimpin jika laporan
disajikan dalam satu halaman. Tommy tersenyum sendiri kala mengingat betapa sibuknya
pemimpin bila harus membaca dulu puluhan lembar laporan baru bisa menentukan
langkah lebih lanjut.

Sekilas, ia melirik peserta, ada yang membawa Buku APBD atau Buku DPA, dan

TOMMY Si Agen Tak Tuk 33


realisasi keuangan dan fisik, dan ada juga yang membawa notebook/laptop core i5.
Juga ada ringkasan Keppres Pengadaan Barang dan Jasa, ditambah Format B.4 dan B.5
sebagai panduan lelang. Tadi, kabarnya hari ini kegiatan sosialisasi, sedangkan input data
dilakukan besok.

Tommy kembali teringat rekannya, Alam. “Inikah yang disebut dengan Format
Kendali Hulu Hilir?” sambil melirik buku di atas meja, dihadapannya. Tommy melihat
cuma ada enam jenis format, yaitu Format A, Format B, Format C, Format D, Format
E, dan Format F. Hanya enam saja rupanya. Apa enam format ini digunakan untuk
mengendalikan ribuan kegiatan APBD Aceh? Apa semua format digunakan oleh semua
KPA, siapa yang melakukan input data? Tim pengendalian atau tim SKPD?” tanya Tommy
Pesertanya juga
pada diri sendiri sambil berharap akan segera ada penjelasannya.
beragam. Ada staf 97
orang, ada pejabat
“Ternyata bukan cuma urusan format. Tapi, juga soal pengendalian ruangan yang
eselon II, 19 orang,
dan eselon III, 29 nyaman untuk melakukan kerja memandu dan memantau proses pengendalian,” bisik
orang. Total SKPD ada hatinya.
52.
Ada 49 orang dari Lalu Tommy membayangkan betapa ruangan seperti ini sangat mendukung kerja
kelompok kebijakan pengendalian. Tommy lantas membenarkan rekannya Alam bahwa di sini ada banyak lagi
dan
yang menarik untuk dijadikan dasar penerapan kerja pengendalian di daerah lain.
Ada 88 orang dari
kelompok teknis.
“Alam, benar. Pasti ada lagi yang bagus di sini, terkait alat dan tata kerja
pengendalian,” bisik hatinya lagi sambil melirik instalasi listrik yang juga rapi sehingga
tidak terlihat kabel yang berserakan, dan bisa membuat orang terpeleset atau jatuh.

Sebelumnya, Tommy sudah mencari informasi via internet. Dari sana Ia mendapat
informasi bahwa sejak semula Aceh termasuk daerah yang serapannya rendah. Sejak
tahun 2010 Provinsi Aceh berhasil dalam fungsi pengendalian kegiatan pemerintah,
ditandai dengan penyerapan akhir tahun sebesar 93,5% dan SILPA hanya 6,5% dari
anggaran Rp. 7,9 Trilyun.

34 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Tommy jadi bertanya sendiri. Ini soal organisasi pengendalian. Bisa jadi karena
mereka didukung oleh tim dengan jumlah yang banyak, atau bisa jadi karena mereka
digaji dengan besar. Pertanyaan ini mengantar Tommy untuk mencari tahu tata kelola
organisasi pengendalian P2K, siapa tahu bisa menjadi masukan dalam pembentukan unit
kerja pengendalian di Kota Gede.

Tommy lalu mendapatkan struktur organisasi percepatan dan pengendalian, dan dari
struktur ini tergambarkan sebagai berikut:

• Pengarah, terdiri dari Gubernur, Wakil Gubernur, dan Sekretaris Daerah

• Pelaksana, terdiri dari ketua dan sekretaris

• Operasional (Pengendali), terdiri dari pengendali SKPD, Pengendali Teknis,


Pengendali Data, dan Sekretariat. Masing-masing di dukung oleh koordinator
Pasti semua orang
dan staf.
bisa bergerak dengan
cepat, termasuk koreksi • Khusus pengendali tekhnis didukung oleh koordinator, koordinator wilayah dan
yang dibutuhkan dari
staf tekhnis lapangan.
pemimpin jika laporan
disajikan dalam satu
Tugas dan syarat dari masing-masing divisi atau bidang yaitu:
halaman.
Pengendalian SKPD:

• Kerjasama dengan Kepala Program

• Pendidikan S1

• Memandu SKPD

• Dewasa

TOMMY Si Agen Tak Tuk 35


Pengendalian Teknis:

• Memandu proses aktifitas lapangan

• Pendidikan S1 Sipil

• Menguasai wilayah

Pengendalian Data:

• Menguasai pengelolaan data

• Menguasai Microsoft Excel

• Mengelola server data

Buku APBD atau Sekretariat:


Buku DPA, dan
Realisasi keuangan • Tertib administrasi/keuangan
dan fisik, dan
• Tertib dokumentasi (hard dan soft)
Membawa laptop
core i5 • Mengelola presentasi
Ringkasan Keppres
Pengadaan Barang Kriteria Umum Tim Pengendalian:
dan Jasa
Format B.4 dan B.5 • Menguasai komputer

• Loyal, sabar, teliti, dan komunikatif

• Bersedia bekerja purna waktu

• Menguasai wilayah

36 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Di Aceh unit kerja percepatan dan pengendalian di bentuk dengan SK Gubernur, yang
mempunyai tugas:

1. Memberikan dukungan administratif kepada Tim Anggaran Pemerintah Aceh


(TAPA) dalam penyusunan APBA;

2. Membantu BAPPEDA dalam pengendalian pembangunan daerah;

3. Membantu SKPA dalam perencanaan, pengendalian dan pelaporan;

4. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan kepada Gubernur Aceh, dan

5. Melakukan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan percepatan dan


Sejak tahun 2010 pengendalian APBA.
Provinsi Aceh
berhasil dalam fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya Tim P2K-APBA bertanggungjawab kepada Gubernur
pengendalian kegiatan
pemerintah, ditandai Aceh melalui Kepala BAPPEDA Aceh. Sedangkan dalam hal biaya dibebankan pada APBA
dengan penyerapan melalui DPA-SKPA Bappeda Aceh dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
akhir tahun sebesar
93,5% dan SILPA hanya Tommy, kembali fokus pada penjelasan Ketua P2K-APBA. “Dalam penerapan alat
6,5% dari anggaran kendali hulu hilir ada beberapa, yang kami sebut sebagai kata mutiara,” kata Taqwallah
Rp. 7,9 Trilyun
sambil menunjuk lembar slide dengan senter laser warna merahnya.

Sambil mendengarkan penjelasan Pak Taqwa yang penuh semangat Tommy ada kata
Tak-Tuk masuk sebagai salah satu “Kata Mutiara” kerja pengendalian. Tapi Tommy memilih
untuk menyimak, ketimbang menghayal teman-temannya yang memberi gelar dirinya
sebagai Agen Tak Tuk.

Pak Taqwallah lalu menjelaskan ketujuh makna “Kata Mutiara” kerja pengendalian,
“Pertama, 0=0. Artinya, seluruh variabel kendali dipastikan harus sinkron. Kedua,
anti virus ABS dan kambing hitam. Artinya seluruh aktivitas harus didukung fakta

TOMMY Si Agen Tak Tuk 37


dan data. Ketiga, tanpa jeda, yang dalam ungkapan Aceh disebut tidak lepas angin.
Artinya, data dan informasi 24 jam harus termutakhirkan. Keempat, Perkus (perhatian
khusus). Artinya, paket-paket yang sejak dini sudah diprediksikan beresiko tinggi akan
gagal sehingga diperlukan intervensi. Kelima, tak-tuk. Tiruan bunyi palu ini diibaratkan
sebagai titik awal dimulainya pekerjaan fisik. Keenam, pecah telor. Artinya, momentum
cairnya anggaran yang pertama sekali. Ketujuh, surat cinta. Artinya, surat teguran
gubernur kepada SKPD.”

“Wow, tujuh kata mutiara di dalam kerja pengendalian. Keren!” Hati Tommy
merayap kemana-mana, “Belum pernah ada kata mutiara di dalam kerja pengendalian,
sekalipun di dalam pembahasan seni mengendalikan orang!”

7 Kata Mutiara
Tommy terus saja memutar otaknya dan berbicara sendiri, di dalam hati, “Jadi, wajar
1. 0 = 0 saja jika si Alam menyebut ada yang unik di Aceh. Tapi, apa itu berguna sebagai prinsip
2. Anti virus ABS
pengendalian yang efektif?”
dan Kambing
Hitam
Memang dibutuhkan kata kunci dan juga tokoh kunci untuk menjadikan
3. Tanpa Jeda
4. Perkus pengendalian sebagai strategi sekaligus seni mengendalikan, berdaya guna. Berdaya
5. Tak Tuk guna artinya, sistem kendali yang kita gunakan membangun keyakinan yang memadai.
6. Pecah Telor Jangan sampai sistem yang dimiliki tidak dipercaya. Jadi, kata kunci menjadi titik tolak
7. Surat Cinta
kalau arah kegiatan sudah benar atau menjadi alarm bahwa diperlukan langkah koreksi
untuk memastikan terjadinya perbaikan sehingga tujuan atau target bisa dicapai. Jadi “nol
sama dengan nol”, “tak tuk” dan “Perkus” bisa sebagai kata kunci yang berguna untuk
kerja pengendalian sehingga para tokoh kunci memiliki satu bahasa.

Tommy kembali menyelidik, “Tapi, di mana tokoh kunci di dalam pengendalian


dengan menggunakan Format Kendali Hulu Hilir?! Saya memang harus sabar. Pasti
ada dalam penjelasan pengorganisasian kerja pengendalian,” bisik Tommy pada dirinya
sendiri.

38 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Paling tidak, sekarang Tommy memahami makna tak-tuk yang dipakai Pemerintah
Aceh di format pengendalian hulu hilir. Tak-Tuk adalah titik awal dimulainya pekerjaan
fisik. Bunyi palu diambil sebagai tanda dimulainya pekerjaan. “Tapi, kenapa saya disebut
sebagai Agen Tak Tuk,” bisik hatinya, bertanya.

Awalnya, Tommy kesal disebut sebagai Agen Tak Tuk. Sekarang, Tommy justru
senang setelah mengetahui pengertian Tak Tuk. Baginya, istilah Tak Tuk tidak sekedar
sebuah “tanda.” Tak Tuk juga berfungsi memperkuat kerja pengendalian karena menjadi
salah satu indikator proses. “Awalnya, Papa disebut Agen Tak Tuk karena sering sekali
bertanya apa sudah terdengar orang ketuk palu di lokasi proyek?,” ingat Tommy pada
penjelasan istrinya yang cantik.

Tommy lalu meraih telepon genggam, dan mengetik sebuah pesan singkat: “Mam,
i love you. Kita itu, 0=0. Artinya, kita berdua, papa + mama = 0. Tapi, ingat ya, mama.
Kalau beli barang, warnanya hitam atau putih, jangan warna lainnya kayak minggu lalu
mama beli meja dan kursi, he he he.” (Surat Cinta Papa).

***

TOMMY Si Agen Tak Tuk 39


Peserta adopsi dari Riau, Bengkulu, Kaltim, Sulteng & Maluku sedang mengisi format di P2K

40 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Pemandu P2K menjelaskan format kepada peserta dari Jambi, Jatim, Kalteng & Gorontalo

TOMMY Si Agen Tak Tuk 41


Jurus Malem Diwa
Format Kendali Hulu Hilir adalah alat atau
tools yang dipakai untuk menjalankan fungsi
percepatan dan pengendalian kegiatan APBD.
Format Kendali Hulu Hilir pada dasarnya terdiri
dari satu alat bantu dalam bentuk form, yakni
Format A1.

42 TOMMY Si Agen Tak Tuk


FORMAT FORMAT

F A1

FORMAT FORMAT

E B

FORMAT FORMAT

D C

D
imana letak kunci dari Format Kendali Hulu Hilir Aceh, dan lebih utama lagi, bagaimana
format ini berkerja sehingga ia mampu mengontrol hasil, aksi, dan orang. Kalau sekedar
sebuah aplikasi monitoring dan evaluasi, maka tentu jadi berbeda.”

Sekarang, Tommy dengan tekun mengikuti induksi format dari satu format, ke
format berikutnya, A - F. Menariknya, begitu diikuti langsung terasa manfaatnya, dan akan
segera diketahui “daya dorongnya.”

“Sudah seperti jurus di cerita silat Ko Ping Ho saja! Jurus tenaga dalam Dewa Langit.
Ya, kan?” tanya hatinya sambil tersenyum sendiri, lalu meralat menyebut jurus Malem

TOMMY Si Agen Tak Tuk 43


Diwa. “Dewa apa Diwa ya?! Ah, yang penting ada jurus atau alat lah hehe” ujar Tommy di
dalam hati.

Sambil memperhatikan rekan-rekan dari berbagai daerah melakukan uji coba input
data Format A1, yang dipandu oleh Leginem, Ia kembali teringat pada penjelasan garis
besar format kendali hulu hilir beserta kegunaan dan manfaatnya yang disampaikan oleh
Pak Taqwallah. Tommy diam-diam mulai menghafal garis besar penjelasan mantan Wakil
Deputi Operasi BRR NAD-Nias sejak 2008, dr. Taqwallah. Cara Tommy belajar cepat unik
juga, ia bertanya dan menjawab sendiri, melalui catatan tangannya.

Berapa Jenis Format Kendali Hulu Hilir?

Hanya ada 6 jenis “Hanya ada enam jenis Format Kendali Hulu Hilir.”
Format Kendali Hulu
Hilir Aceh: Kalimat pembuka penjelasan awal dari Staf Ahli Gubernur Aceh itu langsung
1. Format A.1 menancap di benak Tommy, dan selanjutnya Tommy mengikuti dengan tekun penjelasan
2. Format B terkait Format Kendali Hulu Hilir, sambil mencatatnya.
3. Format C
4. Format D Format Kendali Hulu Hilir adalah alat atau tools yang dipakai untuk menjalankan
5. Format E
fungsi percepatan dan pengendalian kegiatan APBD. Format Kendali Hulu Hilir pada
6. Format F
dasarnya terdiri dari satu alat bantu dalam bentuk form, yakni Format A.1.

Format hasil konversi dari DPA ini kemudian menghasilkan 5 jenis format lainnya.
Disebut hulu hilir karena alat untuk pengendalian kegiatan APBD ini menjadi alat pandu
dan pantau proses dari siklus manajemen pemerintahan daerah, mulai dari perencanaan
hingga selesainya kegiatan, mulai dari Januari sampai dengan Desember.

44 TOMMY Si Agen Tak Tuk


FORMAT
D PA A.1

FORMAT FORMAT FORMAT FORMAT FORMAT

B C D E F
Skema 1: Jenis Format Kendali Hulu Hilir

FORMAT Format A1 menjadi dasar dilakukannya pengendalian hulu hilir, atau sebagai alat bantu bagi kerja
A.1 Apa Saja Kegunaan
pengendalian Format
kegiatan APBD. Kendali
Dari Format Hulu
A1 hadir limaHilir?
format lainnya.

FORMAT Format B adalah format pantau proses pengadaan barang dan jasa oleh SKPD yang memiliki kegiatan

B pengadaan. Format B digunakan untuk memantau proses pengadaan barang dan jasa dan data mitra kerja;

FORMAT Format C adalah format pantau kinerja KPA/PPTK. Format C digunakan untuk melakukan deteksi dini

C paket bermasalah;

FORMAT Format D adalah format pantau kegiatan strategis. Format D digunakan sebagai panduan kunjungan

D lapangan;

FORMAT Format E adalah format untuk memantau realisasi fisik dan keuangan yang disajikan dalam bentuk

E kurva S. Format E digunakan untuk mengukur kinerja umum SKPD disampaikan pada Rapim atau materi
laporan TEPPA, dan

FORMAT Format F adalah format rekam jejak. Format F digunakan sebagai alat bantu auditor, bahan Pansus

F DPRD atau bahan identifikasi asset, dan untuk keperluan laporan lainnya.

TOMMY Si Agen Tak Tuk 45


Apakah Setiap Jenis Format Memiliki Sub-Katagori?

Secara teknis, masing-masing format memiliki sub katagori format, dengan


kegunaannya masing-masing untuk pengendalian kegiatan APBD, yakni sebagai berikut:

FORMAT

A.2
FORMAT FORMAT

A.1 A.3
FORMAT

A.4
Skema 2: Sub Katagori Format A.1

Format A.1 memiliki sub katagori Format A.2 dan Format A.3 ditambah Format A.4.
Format A.2 adalah hasil otomatisasi Format A.1 dalam bentuk resume APBD ditambah
Format A.3 untuk melihat lokasi kegiatan. Format A4 merupakan bagian dari Format A.1
dibuat sebagai Form Isian Rencana Umum Pengadaan (RUP) bagi SKPD yang memiliki
kegiatan pengadaan;

FORMAT

B
FORMAT FORMAT FORMAT FORMAT

B.1 B.2 B.3 B.6


Skema 3: Sub Katagori Format B

Format B memiliki 4 sub katagori, yakni Format B.1, Format B.2, Format B.3, dan
46 TOMMY Si Agen Tak Tuk
Format B.6.

Format B untuk pantau proses pengadaan. Format B.1 untuk mengetahui paket-
paket yang sudah siap lelang. Format B.2 untuk mengetahui status lelang apakah sesuai
jadwal, tidak sesuai jadwal, atau belum aksi. Format B.3 adalah format untuk memantau
hasil lelang, apakah sudah tanda tangan kontrak dan kapan tak tuk dilapangan. Format
B.2 dibantu Format B.4 dan Format B.5 sebagai panduan untuk mengetahui waktu dan
proses di dalam pengadaan pascakualifikasi (Format B.4) dan prakualifikasi (Format
B.5). Sedangkan Format B.6 adalah format untuk memantau kegiatan yang tidak siap
lelang, sekaligus mengetahui alasan teknis tidak siap lelang dan komitmen waktu untuk
memastikan terjadinya lelang.

FORMAT FORMAT FORMAT

B.4 B.2 B.5


Skema 4: Format B.4 dan B.5 Menjadi Pendukung Format B.2

FORMAT

FORMAT FORMAT

C.1 C.lain
Skema 5: Sub Katagori Format C

TOMMY Si Agen Tak Tuk 47


Format C memiliki sub katagori Format C.1 dan C lainnya.seterusnya (berdasarkan
jumlah KPA/PPTK). Format C.1 adalah form isian kinerja KPA/PPTK bulanan. Format C.1
ini berguna untuk melihat status kegiatan mana yang sudah selesai (fisik dan keuangan),
mana yang dalam pelaksanaan, mana yang masih proses lelang namun belum jatuh
tempo, dan mana kegiatan yang sudah jatuh tempo namun belum dilaksanakan.

FORMAT

FORMAT FORMAT

D.1 D.2
Skema 6: Sub Katagori Format D

Format D memiliki sub katagori Format D.1 untuk pantau kegiatan konstruksi dan
Format D.2 untuk pantau kegiatan non konstruksi. Format ini memiliki ciri tersendiri yakni
memiliki form isian kondisi saat ini dan solusi yang diisi pada saat melakukan kunjungan
lapangan. Form ini, khususnya Format D.1 memiliki data foto yang menggambarkan

48 TOMMY Si Agen Tak Tuk


kondisi kegiatan saat dilakukan pengecekan dilihat dari kondisi sebelum di bangun.
Format D bisa ditambah dengan Format DK (sebagai rekap kabupaten/kota) dan
Format DK.1 (sebagai list paket per kabupaten/kota).

FORMAT

FORMAT FORMAT FORMAT

E.1 E.2 E.3


Skema 7: Sub Katagori Format E

Format E memiliki sub katagori Format E.1, Format E.2 dan Format E.3. Format E.1
untuk Rapor Bulanan, Format E.2 sebagai lampiran list kegiatan berstatus merah, dan
Format E.3 untuk lampiran laporan TEPPA;

FORMAT

FORMAT FORMAT

F.1 F.2
Skema 8: Sub Katagori Format F

TOMMY Si Agen Tak Tuk 49


Format F memiliki sub katagori Format F.1 untuk rekam jejak kegiatan konstruksi dan
Format F.2 untuk rekam jejak kegiatan non konstruksi.

Adakah Masing-Masing Format Saling Terhubung?

Setiap format, termasuk sub katagori format, memiliki keterhubungan (link),


sekaligus pula memiliki sifatnya, apakah statis, dinamis, atau final. Berikut keterhubungan
format dan sifat dari masing-masing Format Kendali Hulu Hilir, yakni sebagai berikut:

FORMAT

A.2
FORMAT FORMAT FORMAT

DPA A.1 A.3


FORMAT

A.4
Skema 9: Link Format A.1

Format A.1 terhubung dengan DPA-SKPD atau APBD. Format A.1 menjadi Format A.2,
dan Format A.1 juga menjadi Format A.3. Sedangkan Format A4 merupakan bagian dari
Format A.1. Sebagai alat bantu, ke empat format ini bersifat statis. Perbaikan baru terjadi
manakala terjadi perubahan DPA.

50 TOMMY Si Agen Tak Tuk


FORMAT

FORMAT
B.1
A.1
FORMAT

FORMAT FORMAT
B.2
A.4 B FORMAT

B.3
FORMAT

B.6
Skema 10: Link Format B

Format B merupakan bagian dari Format A.4, dan bersifat dinamis. Ukuran
dinamisnya adalah sampai semua kegiatan pengadaan terjadi lelang (100%). Format B.1
merupakan bagian dari Format B, dan sebagai alat bantu pengumuman lelang maka
Format B.1 bersifat statis. Format B.2 merupakan bagian dari Format B.1, dan bersifat
dinamis. Ukuran dinamisnya adalah sejak pengumuman lelang sampai dengan tanda
tangan kontrak. Format B.3 merupakan bagian dari Format B.2 dan bersifat dinamis.
Ukurannya, sudah tanda tangan kontrak sampai dengan aktivitas lapangan. Sedangkan
Format B.6 adalah bagian dari Format B. Sifat format ini juga dinamis. Ukurannya, semua
kegiatan kembali lelang, atau secara format, kembali ke Format B.1.

TOMMY Si Agen Tak Tuk 51


FORMAT

D
FORMAT

A.1 FORMAT FORMAT


FORMAT
C.1 C.lainnya
C
Skema 11: Link Format C

Format C adalah rekap dari Format C.1 dan seterusnya (sebanyak KPA/PPTK).
Sedangkan Format C.1 bagian dari Format A.1. Kedua format ini sangat dinamis sepanjang
12 bulan.

FORMAT FORMAT
FORMAT FORMAT
C.1 C.lainnya
B.3 D

FORMAT

C
Skema 12: Link Format D

Format D adalah bagian dari Format B.3 dan bersifat dinamis. Ukuran dinamisnya
adalah sejak adanya aktivitas lapangan sampai dengan kegiatan sudah PHO, dan dibuat
rekam jejak.

52 TOMMY Si Agen Tak Tuk


FORMAT FORMAT
FORMAT FORMAT
E.1 E.2
C E
Skema 13: Link Format E

Format E adalah pindahan dari Format C dan bersifat dinamis sepanjang 12 bulan.
Sedangkan Format F adalah kelanjutan dari Format D dan bersifat final.

FORMAT FORMAT
FORMAT FORMAT
F.1 F.2
D F

Skema 14: Link Format F

TOMMY Si Agen Tak Tuk 53


Dilihat dari segi waktu input dan atau penggunaan format, maka masing-masing
jenis format memiliki waktunya, yakni sebagai berikut:

FORMAT
D PA A.1
Des - Jan

FORMAT FORMAT FORMAT FORMAT FORMAT

B C D E F
Jan - Maret Feb - Des Apr - Nov Jan - Des Nov - Jan

Skema 15: Rentang Waktu Penggunaan Jenis Format Kendali Hulu Hilir

1. Format A.1 di input minimal sejak DPA sudah ada. Lebih bagus lagi jika Format
A.1 di input bersamaan dengan penyusunan RKA,

2. Format B untuk pantau pengadaan digunakan pada bulan Januari – Maret,

3. Format C untuk pantau kinerja KPA/PPTK digunakan dari Februari - Desember,

4. Format D untuk pantau strategis digunakan pada April - November,

5. Format E digunakan dari Januari sampai dengan Desember, dan

6. Format F digunakan dari November sampai dengan Januari.

54 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Apa Hasil Petik Dari Format Kendali Hulu Hilir?

Semua jenis Format Kendali Hulu Hilir, Format A.1 sampai dengan Format F
menghasilkan data dukung yang berguna bagi tindakan pengendalian yang dilakukan
oleh tokoh kunci.

Data dari Format A.1 menjadi dasar untuk dilakukannya pengendalian hulu hilir. DPA/ FORMAT
APBD menjadi dokumen acuan. A.1
Data dari Format B menghasilkan bahan untuk evaluasi ULP terkait status proses lelang,
sampai dengan tanda tangan kontrak. Pihak ULP dengan cepat mengetahui berapa FORMAT
paket yang siap lelang, sedang lelang, sudah tanda tangan kontrak, atau paket belum
atau gagal lelang.
B
Data dari Format C berguna untuk mengetahui kinerja KPA/PPTK terkait aktivitas umum
masing-masing. Berapa kegiatan yang sudah selesai fisik dan keuangan (biru), berapa FORMAT
yang masih dalam pelaksanaan (hijau), berapa yang masih dalam proses tapi belum jatuh
tempo (kuning), dan berapa yang belum dilaksanakan padahal sudah jatuh tempo (merah).
C

Data dari Format D berguna untuk bahan kunjungan lapangan. Dari Format D bisa FORMAT
dihasilkan katalog, paket perhatian khusus, dan status fisik. D
Data dari Format E berguna untuk mengetahui siapa saja yang mendapat Surat Cinta FORMAT
(Surat Teguran), isu utama, dan tindak lanjut Rapim. E
Data dari Format F dapat juga digunakan sebagai bahan auditor, Pansus dan data FORMAT
penyusunan asset. F

TOMMY Si Agen Tak Tuk 55


Data dari Format F dapat juga digunakan sebagai bahan auditor, Pansus dan
penyusunan asset.

Format Kendali Hulu Hilir digunakan oleh dua pihak, yakni bagian teknis dan bagian
kebijakan. Format Kendali Hulu Hilir, jenis dan sub katagorinya, digunakan oleh SKPD –
Ka.Program. Bagi SKPD yang tidak memiliki kegiatan pengadaan barang dan jasa melalui
lelang maka tidak menggunakan Format B dan subkatagorinya. Sedangkan untuk bagian
kebijakan (TEPPA - Provinsi) lebih utama menggunakan Format A.1 dan sub katagorinya,
Format B dan sub katagorinya, Format C (Rekap Aktivitas Umum), Format D (Paket
Perhatian Khusus), dan Format F dan sub katagorinya (Laporan utamanya).

“Pak Tommy! Pak! Pak!!!”

Tommy terkejut sendiri dengan suara yang memanggilnya itu. Ia pun segera tersadar
dan tersipu. Rupanya, sejenak pengagum komik silat china ini menghayal, akibatnya kedua
tangannya memberi gerakan menangkis serangan.

“Ups, jurus tendangan dewa. Sekali tendang, semua lawan melayang, ups, ups,
haiyaa....”

***

56 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Tanda Tangan Kontrak Kolektif dihadiri KPA & Pimpinan Perusahaan Pelaksana

TOMMY Si Agen Tak Tuk 57


Orkestra Pengendalian
Format Kendali Hulu Hilir sudah dikembangkan
sejak tahun 2006, dan Pemerintah Aceh,
pada masa kepemimpinan Irwandi Yusuf,
menggunakannya pada 2010 dan dilanjutkan
oleh Penjabat Gubernur Aceh, Tarmizi A. Karim

58 TOMMY Si Agen Tak Tuk


U
sai sholat subuh, Tommy memilih untuk tidur kembali di dalam kamar hotel. Setelah
meneguk segelas air putih, Ia pun kembali berpikir untuk merangkai kerja pengendalian
sebagai sebuah seni mengendalikan orang. Belum ketemu cara yang diinginkannya, tetapi
Ia tetap mencoba. Ia ingin menemukan cara yang lebih maju untuk membuat orang
melakukan tanpa merasa dikendalikan.

TOMMY Si Agen Tak Tuk 59


Diam-diam tangannya mulai mencoret, lalu lama-lama menjadi sebuah susunan
bait sebuah lagu, tentu setelah mengalami beberapa kali perbaikan. Syairnya disusun
berdasarkan penjelasan yang di dapat dari Pak Taqwa, kemarin. Jika syair lagu
pengendalian ini jadi ia ingin mengajak semua peserta pendidikan dan pelatihan yang
ada di P2K-APBA untuk bernyanyi bersama.

Dalam pemahaman Tommy yang kerap menjadi trainer pelatihan manajemen,


pembelajaran orang dewasa juga mengakomodir unsur-unsur seni. Dengan seni, proses
induksi format kendali bisa lebih mudah, minimal dari sisi menjelaskan gambaran
umumnya. Jika peserta sudah tertarik maka dengan mudah diajak untuk melewati tahap
yang paling rumit, yakni input data yang harus dilakukan dengan prinsip 0 = 0.
Induksi format
kendali bisa lebih Abcdef
mudah, minimal
Mari kita berkerja
dari sisi menjelaskan
gambaran umumnya. Kita raih kinerja
Jika peserta sudah Untuk Indonesia Jaya
tertarik maka dengan
mudah diajak untuk
Abcdef
melewati tahap
yang paling rumit, Mari kerja bersama
yakni input data Saling pandu dan pantau
yang harus dilakukan Wujud upaya bersama
dengan prinsip 0 = 0.

Abcdef
Mari pakai alat kendali
Agar mudah mengenali
Mudah juga per baiki

A itu DPA
B pantau pengadaan
C untuk pantau KPA

60 TOMMY Si Agen Tak Tuk


D pantau lapangan
E itu rapor kinerja
F rekam jejak
Mari kita tertibkan
Hingga hasilnya hijau semua

Abcdef
Mari ingat bersama
Mudahkan cara kerja
Hati semua bahagia

Awalnya, unit Sedang asyik-asyiknya berkutat dengan lagu yang baru saja usai dibuatnya, Ia sudah
kerja percepatan harus kembali lagi ke dunia nyata. “Pak Tommy, kita sudah dijemput. Yuk, kita ke P2K. Hari
dan pengendalian
ini kami akan ikuti proses input data. Bapak mau ikut atau sekedar ikut simulasi saja? Yuk,
kegiatan APBA yang
dibentuk pada 10 pak. Saya duluan ke mobil, ya,” kata Budi yang berasal dari Gorontalo.
Januari 2010 dengan
Surat Keputusan Tommy bergegas kembali ke kamar untuk mengambil komputer tabletnya, dan lalu
Gubernur Aceh menyusul ke mobil untuk segera meluncur ke kantor P2K yang terletak di lingkungan
berkantor di ruang kantor Gubernur Aceh. Awalnya, unit kerja percepatan dan pengendalian kegiatan APBA
rapat biro organisasi.
yang dibentuk pada 10 Januari 2010 dengan Surat Keputusan Gubernur Aceh berkantor
di ruang rapat biro organisasi. April 2010 baru pindah di ruang gedung Biro Isra, Kantor
Gubernur Aceh yang terletak di Jalan T. Nyak Arief.

Sambil menelusuri jalan menuju Jalan T. Nyak Arief, Tommy membuka buka catatan
di komputer tabletnya dan melihat sumber daya manusia P2K APBA. Sewaktu pertama kali
dibentuk, Tim P2K terdiri dari 1 orang ketua, 7 orang penanggungjawab, istilahnya Penjab,
3 orang sebagai tim data, 5 orang sebagai tim teknis, dan 10 orang tim sekretariat.
Sekarang, Tim P2K terdiri dari 1 orang ketua, 7 orang penjab, 5 orang tim data, 20 orang

TOMMY Si Agen Tak Tuk 61


tim teknis, dan 8 orang tim sekretariat. Dari 20 orang tim teknis, 15 orang berada di
kabupaten/kota dan 5 orang berada di kantor P2K.

Format Kendali Hulu Hilir sudah dikembangkan sejak tahun 2006, dan Pemerintah
Aceh, pada masa kepemimpinan Irwandi Yusuf, menggunakannya pada 2010 dan
dilanjutkan oleh Penjabat Gubernur Aceh, Tarmizi A. Karim. Hasilnya sangat membantu
fungsi pengendalian kegiatan Pemprov Aceh. Kinerja yang awalnya cuma berkisah
di angka 60 % meningkat menjadi selalu di atas 90% sejak digunakan tools Format
Kendali Hulu Hilir. Taqwallah bersama teman-teman atas dukungan Pemrov Aceh terus
mengembangkan tools yang disebut Format Kendali Hulu Hilir. Format ini juga pernah
diterapkan di BRR NAD-Nias dan hasilnya juga menggembirakan. Kinerja serapan
anggaran BRR NAD-Nias kala itu juga di atas 90%.
Tidak ada sistem
yang baik atau yang Hanya saja, menurut pengakuan Taqwallah, tools ini masih perlu untuk
buruk, yang ada disempurnakan apalagi jika ingin diterapkan di provinsi lainnya, selain Aceh. Taqwallah
adalah suatu desain mengibaratkan tools ini bagai istri yang paling tahu apa penyakit suaminya. Artinya,
sistem pas (fit)
yang paing tahu apa masalah di provinsi masing-masing hanya mereka yang di provinsi.
dengan lingkungan
yang dihadapi oleh Taqwallah hanya mengingatkan bahwa jika diperlukan penyempurnaan maka prosesnya
organisasi. tidak boleh sembarangan. Tools ini memiliki keterkaitan satu dengan lainnya sehingga
penyempurnaannya mesti dipertimbangkan dengan matang.

“Pak Taqwa ada benarnya,” kata Tommy dalam hati sambil mengangguk-anggukkan
kepala sendiri.

Ia kembali teringat dengan sebuah artikel tentang pengendalian. Ia berusaha


mengingat siapa penulisnya, tetapi tak mampu diingatnya lagi. Ia pun lupa mencatatnya.
Tetapi Ia masih ingat apa yang ditulis oleh penulis artikel itu, “Tidak ada sistem yang baik
atau yang buruk, yang ada adalah suatu desain sistem pas (fit) dengan lingkungan yang
dihadapi oleh organisasi. Kesesuaian (fiteness) suatu sistem dengan lingkungan tempat

62 TOMMY Si Agen Tak Tuk


sistem tersebut digunakan akan menjadikan sistem tersebut efektif untuk menjalankan
bisnis dilingkungan tersebut. Oleh karena itu dalam mendesain sistem pengendalian
manajemen, karakteristik lingkungan bisnis yang dimasuki oleh organisasi merupakan
dasar untuk mendesain sistem tersebut. Pendekatan penyusunan sistem seperti itu
disebut Contingency Approach.”

Dalam artikel yang berkenaan dengan lingkungan bisnis itu juga ditulis bahwa
lingkungan bisnis ibarat suatu teritorial, untuk menjelajahi diperlukan suatu peta. Peta
yang menggambarkan lingkungan bisnis yang dihadapi oleh menajemen disebut
paradigma the way we see the world, paradigma tertentu kita memandang dunia yang
dihadapi, dan dengan paradigma ini kita bersikap dan bertindak. Serta berdasarkan
paradigma tersebut kita mendesain sistem suatu alat yang kita digunakan untuk
mengorganisasikan berbagai sumber daya untuk mewujudkan sistem.
Peta yang
menggambarkan “Artikel pengendalian untuk bisnis ini tidak jauh beda dengan lingkungan dalam
lingkungan bisnis
pengertian birokrasi,” gumam Tommy ingin menarik relevansi artikel yang dibacanya
yang dihadapi oleh
menajemen disebut dengan apa yang sedang dijelajahinya di Aceh, terkait alat pengendalian kegiatan
paradigma the way pemerintah.
we see the world.
“Pak Tommy, tadi saya dengar Bapak bernyanyi di kamar. Kok, syairnya seperti
Format Kendali Hulu Hilir saja. Apa pendengaran saya yang salah?”, tanya Fri, salah
seorang peserta yang menginap persis di sebelah kamarnya di hotel.

Daripada malu, Tommy memilih untuk bersikap biasa saja. “Nanti, kita diskusikan
lagi, ya. Kita sudah sampai. Saya senang jika Ibu Fri mau berdiskusi terkait dengan seni
pengendalian. Siapa tahu itu berguna,” jawab Tommy sambil membuka ruang untuk
berdiskusi usai kegiatan input data di P2K.

***

TOMMY Si Agen Tak Tuk 63


Rapimsus untuk evaluasi khusus bagi SKPA yang berkinerja rendah

64 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Ruang Kerja Tim P2K - APBA sekaligus untuk desk dengan SKPA

TOMMY Si Agen Tak Tuk 65


Bongkar Isi Lemari
Mengatur ruangan, termasuk menata kursinya
juga memiliki aspek kendali. Dengan jumlah
kursi sebanyak jumlah orang maka segera
diketahui apakah orang yang mestinya ada
hadir atau tidak. Itu juga gunanya cheklist bagi
pemandu sehingga semua proses bisa berjalan
maksimal dan bermanfaat

66 TOMMY Si Agen Tak Tuk


I
bu dan bapak sekalian. Semoga istirahat semalam memberi energi baru bagi kita
untuk melanjutkan pertemuan hari ini,” begitulah sapaan Pemandu P2K, Leginem
saat membuka acara kembali. Leginem kemudian sekilas menerangkan bahwa kerja
pengendalian bukan sekedar kerja menunggu hasil, tapi juga menjemput hasil melalui
kerja mengendalikan aksi dan juga orang.

Mengatur ruangan, termasuk menata kursinya juga memiliki aspek kendali. Dengan
jumlah kursi sebanyak jumlah orang maka segera diketahui apakah orang yang mestinya

TOMMY Si Agen Tak Tuk 67


ada hadir atau tidak. Itu juga gunanya cheklist bagi pemandu sehingga semua proses bisa
berjalan maksimal dan bermanfaat. “Hal kecil jika tidak dikendalikan bisa merusak hal
utama,” kata Leginem.

Setelah semua peserta lengkap, Leginem memulai penjelasan proses input data
Format A1, di dampingi Ikhwan, Firdaus (bagian data), serta Hanan Fahrizal dari tim
teknis. Semua menyimak dan Tommy diam-diam bertanya dan membuat catatan tentang
cara melakukan input masing-masing form kerja Format Kendali Hulu Hilir:

Apa Saja Persiapan Input Format Kendali Hulu Hilir?

1. Petugas input data sebaiknya tidak berganti-ganti, harus berkesinambungan,


paham dan mahir mengoperasikan alat kerja;

2. Memiliki dokumen pendukung kerja, seperti Ringkasan APBD, dan DPA yang
sudah diberi nomor halaman secara manual untuk memudahkan pelacakan jika
ada kesalahan;

3. Memiliki bahan pegangan ringkasan Perpres 54/2010 tentang jenis pengadaan,


metode pengadaan dan syarat-syarat umum pengadaan;

4. Memiliki daftar kode atau singkatan lokasi kegiatan;

5. Memiliki daftar nama beserta nomor kontak Kepala SKPD, KPA dan PPTK, serta
nama dan nomor kontak person petugas DPKKD;

6. Memiliki resume jadwal proses lelang baik yang pascakualifikasi maupun yang
prakualifikasi;

7. Memiliki alat pendukung kerja sebaiknya laptop dengan processor minimal core
i5 yang sudah terinstal Microsoft Office 2007, dan pastikan bebas virus;

68 TOMMY Si Agen Tak Tuk


8. Petugas input data harus yang sudah paham dan mahir mengoperasionalkan
alat kerja (bukan yang baru belajar)’

9. Soft Format Kendali Hulu Hilir dalam bentuk excel harus sudah di copy ke laptop
petugas input data;

10. Petugas input data di dampingi oleh Kepala Bidang Program, atau ULP terkait
proses lelang, data rekanan, atau KPA terkait metode pengadan, status kegiatan,
dan PPTK terkait detail perkembangan proyek;

11. Membangun hubungan baik dengan DPKKD untuk keperluan informasi serapan
anggaran untuk menghindari kesalahan atau perbedaan;

12. Sebelum melakukan input data perlu dibuat lembar checklist kesiapan format
pantau hulu hilir agar bisa dengan mudah diketahui perkembangan dan
hambatannya.

Bagaimana Sifat Data Format Kendali Hulu Hilir?

1. Data tetap/baku (fixed), yaitu data DPA yang dikonversikan ke dalam Format A1.

2. Data tambahan, yaitu data yang tidak ada di Format A1. Data ini diperoleh
akibat aktivitas dari kegiatan. Misalnya data lelang yang diperoleh dari ULP atau
KPA akibat dari aktivitas lelang.

3. Data dinamis, yaitu data akibat dari progress kegiatan. Misalnya, kegiatan yang
siap untuk di lelang di Format B1 pindah ke Format B2 karena dipantau proses
lelangnya, dan akan berpindah ke Format B3 karena menjadi paket hasil lelang,
dan akan berpindah ke Format B6 karena paketnya menjadi tidak siap lelang.
Data di Format B6 bisa berpindah lagi ke Format B1 jika menjadi paket siap
untuk segera di lelang.

TOMMY Si Agen Tak Tuk 69


Bagaimana Cara Input Format Kendali Hulu Hilir?

1. Input Format A.1, A.2, A.3, dan A.4

FORMAT

A.2
FORMAT FORMAT

A.1 A.3
FORMAT

A.4
Skema 1: Sub Katagori Format A.1

5 Pemahaman Dasar Input Format A1:

1. Petugas input dan Ka. Pogram sebaiknya memahami bahwa Format A1 sebagai
hasil konversi dari DPA. Beda DPA dengan Format A1 adalah pada susunannya. Jika
di DPA susunannya berdasarkan kinerja (program dan kegiatan) maka di Format
A1, untuk kepentingan pengendalian, susunannya di ubah menjadi berdasarkan
operasional kegiatan, yakni metode pengadaan dan jenis belanja.

2. Jenis belanja dibagi dalam dua kelompok, yaitu Belanja Tidak Langsung (BTL) dan
Belanja Langsung (BL).

3. Kegiatan terbagi menjadi dua, yakni: kontruksi dan swakelola.

4. Kontraktual dibagi dalam 4 kelompok, yaitu: kelompok Lelang Umum/Seleksi

70 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Umum/Lelang Terbatas (LU/SU/LT), kelompok Lelang Sederhana/Pemilihan
Langsung/Seleksi Sederhana (LS/PML/SS), kelompok Penunjukan Langsung/
Pemilihan Langsung (PL/PK), dan kelompok Sayembara (SY).

5. Swakelola di bagi menjadi swakelola rutin dan swakelola program. Swakelola


rutin adalah kebutuhan sendiri/kantor (misalnya BBM kendaraan dinas dan listrik)
dan secara kasat mata tidak ada hubungannya dengan masyarakat, sedangkan
swakelola program yang ada hubungan dengan masyarakat.

Persiapan Melakukan Input Format A1:

Pada File Format A1-F Terdapat Sheet Metode, Lokasi, Nama Singkat SKPD & Kode
SKPD :

• Metode : Resume Jenis Pengadaan Sesuai Perpres 54/2010

• Lokasi : Untuk Singkatan Nama Prov & Kab/Kota yg disepakati bersama

• Nama SKPD : Untuk Pengkodean & Singkatan SKPD yg disepakati bersama serta
Nama & NIP Kadis & Ka. Program

• Memberi No halaman manual pada DPA

• Identifikasi Nama KPA Setiap Paket

TOMMY Si Agen Tak Tuk 71


Petunjuk input data ke dalam Form A.1 (Berdasarkan Peruntukan Kolom)

Kolom 1 : Tidak Diisi (Terisi Otomatis).

Kolom 2 : Isi semua nama KPA pada SKPD di bawah baris Belanja Pegawai;
Selanjutnya isi Nama Kegiatan/Paket pada masing2 Metode
Pengadaan.

Kolom 3 : Ketik angka “ 1 “ untuk setiap baris kegiatan.

Kolom 4 : Tidak Diisi (Terisi Otomatis “ Pkt “).

Kolom 5 : Isi Nilai Kegiatan (Rupiah).

Kolom 6 : Isi “ K “ Jika Hasil Kegiatan berupa Konstruksi & “ NK “ Bila Non
Konstruksi (Setelah Pengisian ini, maka No Register Keluar
secara Otomatis).

Kolom 7 : Isi “ BTLP “ untuk Belanja Tidak Langsung Pegawai, “ BLP “ untuk
Belanja Langsung Pegawai, “ BJ “ untuk Belanja Barang & Jasa serta
“ BM “ untuk Belanja Modal.

Kolom 8 : Tidak Diisi untuk kriteria Kontraktual kecuali Swakelola diisi dengan
“ SWAT “ untuk Swakelola Rutin Kantor & “ SWAP “ untuk Swakelola
Program.

Kolom 9 : Isi Jenis Pengadaan dengan “ B “ jika Barang, “ K “ Jika Konstruksi, “


S “ Jika Supervisi/Konsultantsi, “ J “ Jika Jasa Lainnya.

Kolom 10 : Isi dengan singkatan yang telah di sepakati untuk Prov, Kab/Kota
sesuai dengan lokasi pelaksanaan kegiatan (Merujuk pada Sheet
LOKASI).

72 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Kolom 11 s.d 13 : Ketik angka “ 1 “ pada salah satu “ Usulan “.

Kolom 14 s.d 16 : Ketik angka “ 1 “ sesuai dengan kelengkapan dokumen.

Kolom 17 s.d 19 : Ketik angka “ 1 “ pada salah satu “ Sumber Dana “.

Kolom 20 : Diisi no halaman sesuai dengan keberadaan kegiatan dalam DPA.

Kolom 21 : Diisi nama depan masing-masing KPA.

Langkah Pengecekan 0 = 0 Format A1

1. Lakukan pengecekan data pagu di DPA setiap selesai melakukan input satu
kelompok kegiatan di Format A1;

2. Setelah selesai, lakukan uji kebenaran hasil input dengan Format A2 untuk melihat
keluaran pagu BTL dan BL. Jika sudah sesuai dengan angka pagu ikat di atas lembar
kerja maka hasil input Format A1 sudah benar;

3. Lihat data di Format A3 untuk menguji kebenaran data paket, dan untuk melihat
apakah data kode atau singkatan sudah benar. Jika di Format A3 tidak keluar nama
lokasi maka ada kesalahan input data di Format A1;

4. Semua perbaikan dilakukan pada lembar kerja Format A1. Jika masih tetap salah
periksa lembaran DPA, siapa tahu ada halaman yang kurang atau bertukar, atau
lainnya.

TOMMY Si Agen Tak Tuk 73


Acara berlangsung dengan sangat serius dan semua terus dengan cermat mengikuti.
Yuniar didampingi Yopi Iqbal dan Muamar Khadafi juga Ahmad Budiansyah (bagian data),
dan Rafida dari Tim Teknis menjelaskan cara input data Format B dan sub katagorinya.
Tommy juga serius mencatat intisari petunjuk input data ke dalam Format B dan sub
katagorinya. Isi catatannya adalah sebagai berikut:

2. Input Format B, B.1, B.2, B.3, dan B.6

FORMAT

FORMAT FORMAT FORMAT FORMAT

B.1 B.2 B.3 B.6


FORMAT FORMAT FORMAT

B.4 B.2 B.5


Skema 2: Sub Katagori Format B

6 Langkah Input Format B, B1, B2, B3, dan B6

1. Copy register semua paket lelang di Format A4 untuk dipindahkan ke Format B;

2. Isi semua kolom yang tersedia dengan data yang bisa diperoleh dari ULP;

3. Isi kolom status dengan kode warna, dengan berpedoman di keterangan yang
terdapat di atas format, sebagai berikut:

74 TOMMY Si Agen Tak Tuk


a. Untuk kegiatan yang sudah selesai lelang isi kode warna biru

b. Untuk kegiatan yang dalam proses lelang isi kode warna hijau

c. Untuk kegiatan yang siap lelang sebelum tanggal ditetapkan isi kode kuning

d. Untuk kegiatan yang tidak siap lelang sampai dengan tanggal yang
ditetapkan isi kode merah.

4. Berdasarkan data status pindahkan kegiatan ke formatnya masing-masing, sebagai


berikut:

a. Paket lelang dengan status biru menjadi data Format B3

b. Paket lelang dengan status hijau menjadi data Format B2

c. Paket lelang dengan status kuning menjadi data Format B1

d. Paket lelang dengan status merah menjadi data Format B6.

5. Selain Format B, maka semua sub katagori Format B bersifat dinamis. Artinya,
posisi data di Format B1, B2, B3, dan B6 bisa berpindah-pindah. Data di Format
B1 jika sudah selesai pengumuman berpindah ke Format B2. Jika sudah selesai
lelang dan tanda tangan kontrak data berpindah ke Format B3, sedangkan data
yang tidak siap lelang berpindah ke Format B6. Data yang sudah siap untuk di
lelang berdasarkan jadwal komitmen yang di buat di Format B6 berpindah lagi ke
Format B1. Untuk itu lakukan perbaikan data setiap kali terjadi perbaikan progres di
kegiatan lelang,

6. Penggunaan Format B selesai jika status paket lelang sudah biru semua.

Perbedaan dan Persamaan Masing-Masing Format

1. Format B memiliki informasi proses pengadaan, dan status;

2. Format B1 memiliki informasi proses pengadaan (manual atau e-proc);


TOMMY Si Agen Tak Tuk 75
3. Format B2 memiliki isian jadwal proses lelang sebagai pedoman penentuan status;

4. Persamaan data di Format B, Format B1, dan Format B2 adalah sama-sama memiliki
data Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan nama KPA;

5. Format B3 memiliki tiga informasi yang tidak ada di Format B, B1, dan B2, yaitu nilai
kontrak, sisa kontrak, nama dan nomor kontak PPTK, rekanan, waktu mulai dan
akhir paket kegiatan dilaksanakan dan tanggal pelaksanaan tanda tangan kontrak
dan tak-tuk;

6. Format B6 tersedia kolom penjelasan teknis mengapa tidak siap lelang dan kolom
komitmen tanggal lelang, kapan diumumkan, buka penawaran dan tanda tangan
kontrak.

Tips Mengisi Jadwal Lelang di Format B2

1. Lakukan pengisian tanggal di 12 proses yang terdapat dalam lembar jadwal proses
lelang pascakualifikasi (Format B4) dan 24 proses prakualifikasi (Format B5),

2. Pilih tahapan yang hendak dipantau, misalnya masa pendaftaran, masa


pengambilan dokumen, dan masa pembukaan penawaran.

3. Hasil pilihan di input ke Format B2 sesuai dengan peruntukan kolom.

Penjelasan input data ke dalam Format C dan Format D dipandu oleh Indra
Syahbana, didampingi tim teknis Mahyidin dan tim data Ardiansyah yang kemudian
dicatat juga oleh Tommy, di buku catatannya, yakni sebagai berikut:

76 TOMMY Si Agen Tak Tuk


3. Input Format C, C.1, dstnya

FORMAT

FORMAT FORMAT

C.1 C.lain
Skema 3: Sub Katagori Format C

6 Langkah Input Format C dan C1:

1. Copy register setiap kegiatan KPA di Format A1 ke Format C1;

2. Isi kolom-kolom yang tersedia, yang datanya tidak berasal dari Format A1;

3. Pastikan di isi kolom tanggal pelaksanaan untuk melihat realistis jadwal kegiatan;

4. Isi kolom realisasi terkini baik fisik maupun keuangan;

5. Isi kode warna untuk menentukan status dengan mempedomani keterangan status
yang ada di atas format;

6. Jika ada lebih dari satu KPA lakukan rekap di Format C.

TOMMY Si Agen Tak Tuk 77


Tips Input Format C dan C1

1. Jika lebih dari satu KPA tambah lembar format C1, dan kode format berikutnya
menjadi Format C2 dan seterusnya (sebanyak KPA);

2. Tanggal pelaksanaan harus di isi dan dijaga agar tidak berubah-rubah karena
tanggal pelaksanaan menjadi ukuran dalam pemberian status. Tanggal pelaksanaan
juga menjadi alat untuk melihat realistis tidaknya waktu pelaksanaan kegiatan;

3. Sisa kontrak sebaiknya di isi setelah status kegiatan berwarna biru (selesai kegiatan
baik fisik maupun keuangan);

4. Pengisian data realisasi fisik mengacu pada Format D, dan data realisasi keuangan
untuk lebih cepatnya dan menghindari perbedaan data sebaiknya menggunakan
data di DPKKD.

4. Input Format D, D.1 dan D.2

FORMAT

FORMAT FORMAT
D.1 D.2
Skema 4: Sub Katagori Format D

78 TOMMY Si Agen Tak Tuk


3 Langkah Input Format D

1. Masukkan list paket yang hendak di pantau ke dalam Format D. Data list paket ada
di Format B3;

2. Cheklist kegiatan yang menjadi perhatian khusus di kolom Perkus, dan kegiatan
yang pelaksanaannya lambat di kolom lamban;

3. Beri status berdasarkan keterangan status di atas format setelah melihat realisasi
fisik di kolom realisasi sampai dengan tanggal terakhir kunjungan lapangan.

5 Langkah Input Format D1 dan D2

1. Input semua data tetap (tidak berubah) di Format D1 untuk kegiatan kontruksi, dan
di Format D2 untuk kegiatan non kontruksi;

2. Pasang denah lokasi dan foto kondisi sebelum dibangun (nol persen) yang tidak
diubah sampai PHO;

3. Pasang dua foto di kondisi saat pengecekan namun berbeda tanggalnya. Foto di
tanggal terakhir akan menjadi tanggal sebelumnya jika sudah ada foto baru hasil
kunjungan lapangan (Format D1 dan D2);

4. Isi realisasi fisik dan keuangan menurut bulan kunjungan dengan tetap
menyediakan angka realisasi sebelumnya di Format D1 atau D2;

5. Beri catatan di kolom kondisi saat ini di Format D1 atau D2.

TOMMY Si Agen Tak Tuk 79


Kolom Penjelasan
1 Nama Paket
2 Alamat Jelas Paket : Jalan - Desa - Kecamatan _ Kabupaten
3 Nama SKPD - nama KPA - Alamat KPA
4 Denah Lokasi Paket
5 Foto Nol
6 Foto Kunjungan Lalu
7 Foto Kunjungan Terbaru
8 Nama Tim Pengelola Anggaran SKPD
9 Nama - Jabatan - Alamat Penerima Manfaat
10 Informasi Konsutan Perencana
11 Informasi Singkat Pelaksana Fisik
12 Nama Tim Pengelola Teknis
13 Nama Tim PHO
14 Informasi Konsultan Pengawas
15 Progres Fisik dan Keuangan Per Bulan
16 Hasil Akhir dari Paket
17 Uraian Item Utama Pekerjaan
18 Kondisi Paket Pantauan Kasat Mata Ter Updete
Upaya percepatan yang akan dilakukan oleh pelaksana agar paket terlaksana
19
tepat waktu

Kepala Tommy sudah mulai panas. Ia yakin bukan hanya Ia saja yang merasakan
hal yang sama. Ia melihat ada beberapa orang di sana yang sudah mulai menguap dan
terkantuk-kantuk. Ada juga yang mencorat-coret saja karena sudah tak sanggup lagi
berpikir.

Setelah makan siang dan istirahat sejenak, Tommy kembali lagi mampu
mengumpulkan seluruh pikirannya untuk kembali fokus. Apalagi, apa yang dibahas
lebih rumit dan butuh perhatian ekstra. Ia terus mengingatkan dirinya tentang apa yang
menjadi tujuannya datang ke tempat itu, “Ayo, Tommy! Apa yang tak mungkin jika kita
mau berusaha keras? Semangat!!!”.

80 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Pada saat penjelasan tentang bagaimana membuat kurva S sebagai isi dari Format
E, Tommy teringat bacaan lamanya tentang pembuatan kurva S yang dibacanya melalui
internet. Ia buka kembali catatan tentang itu yang disimpannya di dalam komputer
tabletnya.

“Nah, ini dia!!!”

5. Input Format E, E.1, dan E.2

FORMAT

FORMAT FORMAT FORMAT

E.1 E.2 E.3


Skema 5: Sub Katagori Format E

TOMMY Si Agen Tak Tuk 81


Cara Buat Kurva S

Secara grafis kurva S adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot 0%) kumulatif pada
sumbu vertical terhadap waktu pada sumbu horizontal. Kemajuan kegiatan biasanya diukur
terhadap jumlah uang yang telah dikeluarkan oleh proyek. Perbandingan kurva S rencana
dengan kurva pelaksanaan memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan
proyek apakah sesuai, lambat, ataupun lebih dari yang di rencanakan.

Kurva S ini secara gampang akan terdiri atas dua grafik yaitu grafik yang merupakan
rencana dan grafik yang merupakan realisasi pelaksanaan. Perbedaan garis grafik pada
suatu waktu yang diberikan merupakan deviasi yang dapat berupa Ahead ( realisasi
pelaksanaan lebih cepat dari rencana) dan Delay (realisasi pelaksanaan lebih lambat dari
rencana).

Manfaat Kurva S, antara lain:

1. Sebagai alat yang diperlukan untuk membuat EVM (Earned Value Method);

2. Sebagai alat yang dapat membuat prediksi atau forecast penyelesaian proyek;

3. Sebagai alat untuk mereview dan membuat program kerja pelaksanaan proyek dalam
satuan waktu mingguan atau bulanan. Biasanya untuk melakukan percepatan;

4. Sebagai dasar perhitungan eskalasi proyek;

5. Untuk mengetahui perkembangan program percepatan;

6. Untuk dasar evaluasi kebijakan manajerial secara makro

82 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Berikut cara membuat kurva S menurut uraian Haris Pradipta. Di dalam catatannya
tertulis bahwa bobot kegiatan adalah nilai persentase proyek dimana penggunaannya
dipakai untuk mengetahui kemajuan proyek tersebut.

Harga Kegiatan
Bobot Kegiatan = x 100
Harga Total Kegiatan

Misalnya sebuah proyek memiliki bobot pekerjaan seperti pada tabel di bawah ini.

Urutan Kegiatan/ Persen Bobot


No Harga Pekerjaan
Pekerjaan (%)
1 Kegiatan pondasi 2,131,888.49 3.585
2 Kegiatan beton/dinding 3,457,844.27 5.787
3 Kegiatan kap/atap 3,544,532.50 5.932
4 Kegiatan loteng 2,479,985.50 4.151
5 Kegiatan plesteran 5,348,047.74 8.951
6 Kegiatan lantai 22,658,096.34 37.921
7 Kegiatan pintu/jendela 2,568,604.20 4.299
8 Kegiatan pengecatan 14,263,244.95 23.871
9 Kegiatan perlengkapan 3,288,300.00 5.503
Jumlah 59,740,543.99 100.00

Maka perhitungan bobot kegiatan (2), beton/dinding adalah:

3,457,844.27
Bobot kegiatan (2) x 100 = 5.787 %
59,740,543.99

TOMMY Si Agen Tak Tuk 83


Setelah mendapatkan bobot kegiatan, selanjutnya adalah membuat tabel bar chart
dan bobot kegiatan yang didistribusikan ke setiap periode kegiatan. Misalnya, kegiatan
beton/dinding akan dilaksanakan selama enam minggu, maka bobot kegiatan beton/
dinding per periode adalah:

5.787 %
= 0,965 %
6

Hasil setiap periode dijumlahkan dan selanjutnya bobot per periode ditambahkan
periode sebelumnya sehingga akhir proyek akan mencapai bobot 100 %. Selanjutnya,
dibuatkan kurva dengan memplot nilai bobot per periodenya, seperti pada gambar di
bawah ini.

84 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Banyak orang bingung tentang bagaimana mengalokasikan waktu untuk tiap-tiap jenis
kegiatan pekerjaan (dalam gambar tertera bahwa pekerjaan beton/dinding dialokasikan
menjadi 6 minggu).

Untuk mengalokasikan waktu dari sebuah pekerjaan kita dapat menggunakan cara
volume pekerjaan dinding keseluruhan harus dibagi dengan kecepatan konstruksi material
batu bata merah, yaitu 6 – 8 m2/hari.

Jika dalam pembuatan Time Schedule waktu dibagi menjadi per minggu, maka
hasil pembagian volume pekerjaan dengan kecepatan konstruksi harus dibagi dengan
tujuh hari dalam satu minggu. Misalnya pada contoh proyek pada lantai satu memiliki
volume pekerjaan dinding sebesar 51 m3. Maka langkah untuk menghitung alokasi
pekerjaan, pertama adalah konversi satuan volume dari m3 menjadi m2 , karena 1 m3
sama dengan 6,7 m2 (tebal bata pada umumnya), maka:

51 m3 x 6,7 = 341,7 m2

Kemudian satuan luas yang didapat dari konversi volume pekerjaan dibagi dengan
kecepatan konstruksi dinding menggunakan pasangan batu bata merah:

341,7 m2
= 42,7 hari
8 m2

Jika dalam time schedule waktu pelaksanaan didistribusikan menjadi satuan minggu,
maka jumlah hari yang diperoleh harus dibagi dengan tujuh hari:

42,7 hari
= 61,1 atau 6 minggu
4 hari

TOMMY Si Agen Tak Tuk 85


Jadi jika bobot pekerjaan dinding batu bata merah misalnya 5,787 %, maka persentase
tersebut harus dibagi dengan jumlah minggu yang ditemukan. Kemudian hasilnya
dimasukkan pada chart pada time schedule dalam satuan persen yang telah ditemukan,
yaitu 0,965 %.

5,787 %
= 0,965 %
6

Nah, sekarang sudah dapat kita ketahui dari mana angka 0,965 di gambar time
schedule di atas dan bagaimana cara alokasi waktu enam minggu untuk pekerjaan beton/
dinding. (sumber: http://harispradipta.blogspot.com)

Berikut petunjuk pembuatan Kurva S untuk SKPD

2
3 5
1 6 7
4

8 10

9 11

12 13

86 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Penjelasan Cara pembuatan Kurva S

Kolom Penjelasan
1 Nama Lengkap Provinsi

2 Nama SKPD

3 Pagu lengkap SKPD

4 Persentase pagu SKPD terhadap pagu provinsi

5 Target keuangan dan fisik sesuai bulan berjalan

6 Realisasi keuangan dan fisik sesuai bulan berjalan

7 Deviasi keuangan dan fisik pada sisa waktu antara tanggal target dan realisasi

8 Tampilan dari poin 9 (otomatis)

9.1 Diisi realisasi bulan lalu keuangan dan fisik (BTL, BL, dan Total)

9.2 Kenaikan realisasi keu dan fisik bandingan antara bulan lalu dan kondisi terakhir

9.3 Bila realisasi keuangan dan fisik lebih sedikit dibanding target (otomatis)

9.4 Bila realisasi keuangan dan fisik melebihi target (otomatis)

9.5 Diisi target keuangan dan fisik bulan berjalan

9.6 Diisi realisasi keuangan dan fisik kondisi terakhir

9.7 Diisi Pagu BTL, BL, dan Total Pagu

10 Tampilan poin 10 (otomatis)

Diisi rencana dan realisasi: Untuk kolom rencana setahun diisi diawal pembuatan kurva
11
S - Kolom realisasi diisi pada akhir bulan berjalan
Resume Pagu - Paket - Bobot - Realisasi dan Realisasi Per-KPA, sumber data dari Format
12
C. Pastikan total keuangan dan fisik sama dengan poin 9.6

13 Tanda tangan SKPD sebagai legalitas

TOMMY Si Agen Tak Tuk 87


Penjelasan input data ke dalam Format F dan sub katagorinya dipandu oleh Agam
Mirzal, didampingi tim teknis Bunyamin dan tim data Fikriansyah, yang kemudian dicatat
juga oleh Tommy, masih di buku catatannya.

6. Input Format F, F.1 dan F.2

FORMAT

FORMAT FORMAT

F.1 F.2
Skema 6: Sub Katagori Format F

5 Langkah Input Format F, F1 dan F2

1. Lakukan input data list paket yang sudah PHO, sumber data di Format D;

2. Isi data di semua kolom, termasuk tanggal PHO;

3. Isi kode warna yang menunjukkan pemanfaatan paket berpedoman pada


keterangan status di atas format;

4. Input semua kolom di Format F1 untuk rekam jejak kegiatan kontruksi dan Format F2
untuk kegiatan non konstruksi, data bisa dilihat di Format D1 dan D2;

88 TOMMY Si Agen Tak Tuk


5. Input foto yang menunjukkan pelaksanaan dan foto yang menunjukkan progress 100
% dari berbagai sisi, baik di Format F1 atau di Format F2.

Setelah acara selesai dan kembali ke hotel, Tommy kembali memilih untuk tidak
beristirahat. Tommy berdiri di depan cermin dan menatap tubuhnya. Seperti ada ajakan
untuk melihat dirinya dari sisi aliran data yang ada di Format Kendali Hulu Hilir. Diam-diam
Tommy mulai membayangkan kepalanya sebagai Dokumen APBD atau DPA. Tangannya
menunjuk kearah jantung dan menempatkannya sebagai Format A1. Dari Format A1 lalu
Tommy menunjukkan seluruh bagian penting di tubuhnya, dan setelah semua lengkap ia
menggambar dalam bentuk ilustrasi yang diberi judul Organ Agen Tak Tuk, sebagai berikut:

ORGAN AGEN TAK-TUK

TOMMY Si Agen Tak Tuk 89


Kunjungan Kerja Gubernur untuk memantau dan memacu kegiatan yang lamban/macet

90 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Papan petunjuk arah ke lokasi & papan nama proyek untuk identitas paket

TOMMY Si Agen Tak Tuk 91


Kepak Sayap Angsa
Dalam kerja pengendalian juga dibutuhkan
satu bahasa antara pelaksana dan pimpinan.
Satu bahasa itu mensyaratkan keharusan
semua pihak untuk fokus pada arah dan tujuan
yang sama dengan cara berbagi peran untuk
mencapai target yang sudah ditetapkan.

92 TOMMY Si Agen Tak Tuk


J
elang senja di Kuta Radja. Langit masih terang dihiasi awan putih. Padahal tidak lama lagi
magrib akan tiba. Tommy, memandang ke langit. Pucuk pohon menari-nari menyambut
burung-burung yang pulang secara berombongan.

Tommy tertarik pada formula terbang burung angsa. Bentuknya semacam formasi
huruf “V.” Satu di depan yang lainnya di belakang. Ada yang memimpin dan ada yang
dipimpin. Pemimpin memimpin arah dan yang dipimpin mengikuti arah, termasuk

TOMMY Si Agen Tak Tuk 93


memberi dan menerima energi dari yang memimpin. Pemimpin juga membuka jalan bagi
yang dipimpin.

Tommy kembali teringat konsep satu bahasa dalam cara pandang kerja
pengendalian yang dibangun oleh P2K-APBA. Menurut Pak Taqwa, orang-orang
dipemerintahan terdiri dari berbagai ragam latar belakang. Jika tidak ada satu bahasa
dalam pelaksanaan kegiatan APBD maka sudah pasti tujuan akan sulit dicapai.

Begitu pula dalam hal melaksanakan kegiatan, jika pembagian peran tidak dijalankan
secara maksimal maka tidak mungkin untuk mencapai target yang sudah ditetapkan.
Sudah pasti akan terlalu banyak alasan untuk menghindar melakukan sesuatu yang benar
dan tepat. Sudah pasti juga terlalu banyak hambatan keterlambatan manakala atasan
Satu bahasa itu langsung tidak bisa mengorganisir pelaksana. Sudah pasti pula tidak mungkin untuk
mensyaratkan
mencapai target manakala pemimpin tidak tahu persis apa arahan, tindakan, dan putusan
keharusan semua
pihak untuk fokus yang harus dilakukan berhubung tidak ada data dukung.
pada arah dan tujuan
yang sama dengan Dalam kerja pengendalian juga dibutuhkan satu bahasa antara pelaksana dan
cara berbagi peran pimpinan. Satu bahasa itu mensyaratkan keharusan semua pihak untuk fokus pada
untuk mencapai arah dan tujuan yang sama dengan cara berbagi peran untuk mencapai target-target
target-target yang
yang sudah ditetapkan. Satu alat kendali yang sederhana akan menjadi berdaya guna
sudah ditetapkan.
manakala semua pihak satu bahasa, fokus dan tertib.

Tommy, kembali terbayang formula terbang rombongan angsa. Menurut kawan-


kawannya, cara terbang burung angsa bisa menjadi inspirasi untuk membangun pola
kerjasama yang satu bahasa, fokus, dan tertib serta saling mendukung dan mendorong.

Tommy tiba-tiba mengajukan pertanyaan pada diri sendiri, apalagi tahapan


yang akan dilakukan setelah melalui tahapan tertib format kendali? Apalagi yang akan
dilakukan dengan data yang ada. Apakah data ini akan dilaporkan kepada pimpinan
tertinggi? Jika ia, bagaimana caranya, apakah akan dibuat laporan berbundel-bundel
untuk disampaikan kepada pimpinan, dan baru dilakukan rapat lebih lanjut atau rapat

94 TOMMY Si Agen Tak Tuk


tindak lanjut manakala pimpinan sudah membaca dan mendalaminya serta sudah
memiliki petunjuk dari hasil telaah laporan?

“Daripada terus bertanya, ada baiknya besok saya akan bertanya langsung kepada
tim pemandu P2K-APBA,” tekad Tommy. Tommy lalu kembali asyik dengan pemandangan
negeri Aceh usai bencana tsunami. Ulee Lheu yang makin indah. Sebuah kawasan yang
tidak hanya menjadi jalur pelayaran Banda Aceh – Sabang, tapi juga menjadi salah satu
objek wisata kota yang bila dikelola dengan baik akan mendatangkan manfaat bagi
semua.

“Iya, itu kan format ***


yang diperuntukkan
sebagai bahan rapat
“Bu Yuni. Apa yang akan dilakukan lagi jika semua data sudah terkumpul dalam
pimpinan atau
Rapim. Ada Format ragam format yang ada?”
E.1 sebagai format
“Masih ingat Format E kan?”
rapor bulanan SKPD
dan didukung oleh
“Iya, itu kan format yang diperuntukkan sebagai bahan rapat pimpinan atau
Format E.2 sebagai
lampiran list paket Rapim. Ada Format E.1 sebagai format rapor bulanan SKPD dan didukung oleh Format
merah dan Format E.2 sebagai lampiran list paket merah dan Format E.3 sebagai lampiran laporan untuk
E.3 sebagai lampiran TEPPA.”
laporan untuk
TEPPA.” “Nah, itu dia Pak Tommy, semua data hasil input bermuara ke Rapim.”

“Kalau begitu, kita akan bertemu di Rapim ya. Kami, boleh ikut nggak?”

“Boleh saja untuk melihat bagaimana caranya Rapim dikelola. Sebenarnya, yang
ikut Rapim hanya dari pihak SKPD. Dan, tidak boleh membawa staf.”

“Jadi,kita akan bertemu di Rapim, Selasa besok?”

“Begini, Pak Tommy. Sebelum ke Rapim ada tahapan yang harus dilalui, terlebih
dahulu.”

TOMMY Si Agen Tak Tuk 95


“Tapi kan proses input datanya sudah selesai?”

“Iya benar. Tapi, hasil input data ke dalam Format yang dilakukan oleh kawan-
kawan dari SKPD dilakukan normalisasi dulu, lalu dipresentasi dalam desk dan disiapkan
bahan-bahan Rapimnya dalam forum Pra Rapim.”

“Loh, kenapa harus ada desk dan pra rapim lagi? Kan semua data sudah diuji
dengan rumus nol sama dengan nol? Apa itu dalam rangka untuk mensiasati laporan
sehingga hanya data yang diperlukan saja yang diberikan kepada pimpinan. Maksud
saya, menghaluskan atau mengindahkan laporan?”

“Jika maksud Pak Tommy itu yang negatif maka tidak. Jika diindahkan itu artinya
seni dalam menyajikan laporan itu ada benarnya. Rapim itu ada musim-musimnya.

Setiap musim ada Setiap musim ada yang menjadi isu utama. Isu inilah yang akan dibahas di forum Pra-
yang menjadi isu Rapim untuk kemudian dibawa ke forum Rapim. Misalnya, jika musim duren maka yang
utama. Isu inilah disampaikan ya soal duren dan tidak mungkin soal langsat juga.”
yang akan dibahas
di forum Pra-Rapim “Maksud saya, hanya laporan terpilih saja. Sehingga pimpinan senang!”
untuk kemudian
dibawa ke forum “Semua laporan itu pasti terpilih, Pak Tommy. Itulah gunanya format. Dan, sudah
Rapim. pasti pimpinan harus disenangkan hatinya. Tapi, bukan ABS, pak. Artinya, pimpinan
harus disuguhkan laporan yang berdasarkan data dan fakta, fokus, tepat sehingga
arahan, intruksi, dan intervensi pimpinan bisa efektif dan berdaya guna. Jika pimpinan
ikut serta…”

“Iya betul-betul. Saya ingat, kunci kerja percepatan dan pengendalian adalah upaya
bersama memantau proses agar terdeteksi sejak dini. Pelaksana dan pimpinan pro aktif
dan dengan format kendali berkerja untuk mencapai kinerja organisasi selalu di atas 90
persen.”

“Ha ha ha sudah hafal diluar kepala ni, Pak Tommy. Saya yakin, ilmu bapaklah

96 TOMMY Si Agen Tak Tuk


yang membuat bapak cepat memahami. Kami malah tidak secepat itu, pak. Ini proses
yang terus menerus disempurnakan, dan semoga dengan adanya Pak Tommy akan
memperkaya dan memperkuat alat pengendalian ini sehingga ikut berguna juga untuk
provinsi lainnya.”

“Ah, bu Yuni. Saya belajar juga, kan. Semua kita ini makhluk yang tidak pernah
berhenti belajar dan belajar untuk membaikkan apa yang sudah ada.”

“Ah, bapak sosok yang arif sangat.”

“Oh ya, apa saja bahan yang akan dinormalisasikan. Sudah pasti ini ada kaitannya
dengan Rapim dan itu artinya yang akan dibahas di Desk Pra Rapim kan? Oh ya, makna
normalisasi itu apa ya?”
Artinya, yang
melakukan
“Normalisasi artinya, yang belum 0 = 0 akan dicari penyebabnya sehingga seluruh
input data dan
pimpinannya variabel kendali benar-benar singkron. Dan semua data yang di format sudah 0 = 0
harus mencapai (sudah sinkron) akan di deskkan. Artinya, yang melakukan input data dan pimpinannya
kesepakatan bahwa harus mencapai kesepakatan bahwa posisi terkini kegiatan mereka sebagaimana yang
posisi terkini
tersaji di dalam data.”
kegiatan mereka
sebagaimana yang “Kalau begitukan bisa saja terjadi usaha manipulasi data?”
tersaji di dalam data.
“Selama masih di dunia, ya semua bisa terjadi kan pak. Tapi, dengan menggunakan
format kendali hulu hilir ini maka data akan saling melakukan crosschek sehingga
akan ketahuan jika dilakukan manipulasi. Rumus 0 = 0 juga menjadi alat uji untuk
memastikan data yang ada benar adanya.”

“Duh, tambah bingung ni. Begini saja. Bagaimana kalau bu Yuni urut lagi tertib
kerjanya.”

“Ah Pak Tommy ini, pura-pura tidak paham. Baiklah. Saya coba jelaskan lagi ya.”

TOMMY Si Agen Tak Tuk 97


Yuniar, salah satu pemandu P2K-APBA kemudian menjelaskan urutan kerja tim
pengendalian, yakni:

Pertama, memandu tahap input data. Pada tahapan ini dilakukan kerja pengisian
Format Kendali Hulu Hilir, mulai dari Format A.1 – Format F. Kerja input data sepenuhnya
dilakukan oleh operator atau tim input data dari SKPD. Tugas tim pengendalian hanya
memandu dan memantau proses.

Kedua, tahap normalisasi. Artinya, data yang sudah di input dilakukan normalisasi
khususnya terhadap format yang 0 ≠ 0. Sebagaimana diketahui 0 = 0 bermakna seluruh
variabel kendali dipastikan harus sinkron. Misalnya, jika ada 50 paket pengadaan barang
Pada tahap ini dan jasa melalui lelang maka 20 sedang lelang, 10 sudah lelang, 10 siap lelang, dan
data yang ada 10 tidak siap lelang. Tugas ini juga dilakukan oleh Tim SKPD. Tim pengendalian juga
(hasil input) dan
memandu dan memantau proses.
sudah singkron lalu
dipresentasi untuk Ketiga, tahap desk. Pada tahap ini data yang ada (hasil input) dan sudah singkron lalu
memastikan bahwa
dipresentasi untuk memastikan bahwa hasil input sudah benar semuanya. Untuk itu
hasil input sudah
benar semuanya. terlebih dahulu dibuat naskah desk sebagai bahan presentasi. Naskah desk terdiri dari
Untuk itu terlebih semua hasil input dan format terpilih untuk dijadikan bahan persiapan Rapim. Pada saat
dahulu dibuat naskah presentasi harus hadir Kepala SKPD, Sekretaris, Kabid/KPA, PPTK, Operator/petugas input,
desk sebagai bahan
termasuk tim pengendalian. Tujuannya, habis desk segera dilakukan perbaikan jika masih
presentasi.
ada data yang keliru.

Keempat, Pra Rapim dan Rapim. Pada tahap ini disiapkan data-data sesuai dengan
isu Rapim. Bahan-bahan pra rapim terdiri dari surat berserta lampirannya. Surat yang
berupa penyampaian Naskah Rapim turut dilampirkan Kurva S, Format A.2, Format
C, dan Format C.1. Lampiran itu berlaku untuk semua SKPD. Bagi SKPD yang memiliki
paket lelang maka ikut dilampirkan juga Format B.2, B.3, B.4, B.5 dan B.6 serta Format
D, D.1 dan D.2. . Setelah surat di otorisasi maka di kirim sebagai bahan Rapim. Dari bahan
Pra Rapim kemudian dibuat bahan Rapim seperti Kurva S, Grade, dan list merah per-SKPD

98 TOMMY Si Agen Tak Tuk


serta laporan TEPPA. Rapim hanya dihadiri oleh pimpinan dan semua Kepala SKPD, dan
tidak boleh bawa staf.

Kelima, tindak lanjut Rapim. Setelah Rapim langsung dibuat tindak lanjut Rapim.

“Oh ya bu Yuni. Tadi ada tersebut isu-isu Rapim. Bisa dijelaskan lebih lanjut?”

“Itukan sudah Pak Tommy catat kemarin saat bapak bincang-bincang saat istirahat.
Itu, yang saat Pak Tommy duduk satu meja dengan Yoppy, Agam, Ahmad, Yan, Firdaus,
dan David juga Ikhwan. Lupa ya, Pak hehe.”

“Ah, mana mungkin! Oke, saya periksa dulu ya. Bisa jadi memang saya yang lupa
hehe.”

Isu-Isu Rapim (Contoh Aceh untuk Tahun 2011 - 2012)

Target
No. Bulan Isu Form Tanggal
keuangan (%)

Rekam Jejak (2011) dan F, F.1 dan F.2


1 Januari 0 18 Jan
Identifikasi Lelang Tahun 2012 A.1, A.2, A.3
2 Februari Paket siap lelang 3 B.1 24 Feb
3 Maret Pantau lelang 8 B.2 24 Mar
Hasil lelang dan tanda tangan
4 April 17 B.3 19 Apr
kontrak
5 Mei Aktivitas lapangan 28 D – D.1 24 Mei
6 Juni Fisik >20 % 35 D – D.1 21 Juni
7 Juli Fisik >30 % 40 D – D.1 19 Juli
8 Agustus Fisik >50 % 50 D – D.1 23 Agust
9 September Fisik >75 % 60 D – D.1 20 Sept
10 Oktober Fisik >90 % 70 D – D.1 18 Okt
11 November Fisik dan PHO 80 F, F.1 dan F.2 22 Nov
12 Desember Rekam Jejak 91 F, F.1 dan F.2 20 Des

TOMMY Si Agen Tak Tuk 99


Sosialisasi & Adopsi Format Pengendalian Hulu-Hilir Bersama TEPPA RI Se-Provinsi Jawa

100 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Sosialisasi & Adopsi Format Pengendalian Hulu-Hilir di Palu - Sulawesi Tengah

TOMMY Si Agen Tak Tuk 101


Mencari Madu
Hidup memang penuh tamsil dan alam terus
memberi pelajaran bagi kita. Terkadang
juga apa yang kita lakukan sudah tersedia
pelajarannya di alam. Barangkali kita saja yang
tidak memperhatikan “ayat-ayat” alam, yang
dikarunia Allah.

102 TOMMY Si Agen Tak Tuk


P
ak Tommy kapan pulang ke Kota Gede?”

“Saya mau di sini dulu beberapa hari. Rencana mau ke tempat saudara dulu di Aceh.“

“Ya iyalah, pak. Nikmati dulu negeri Aceh yang sudah damai dan lagi giat-giatnya
membangun. Apalagi sekarang sudah ada pemimpin baru hehe.”

“Iya, saya mau ke Aceh Barat dulu. Ada saudara yang ajak mengambil madu di
hutan.”

TOMMY Si Agen Tak Tuk 103


“Wow, asyik itu. Kunjungan lapangan (Kunlap) juga itu, pak.”

“Maksudnya? Apa persamaannya dengan kunjungan lapangan?”

“Ya, sama persis ya tidaklah, pak.”

“Oh, iya juga ya. Saya paham. Orang yang akan mengambil madu maka harus lebih
dahulu tahu dimana lokasi madu. Tapi kan petani madu tidak pakai format, bu Rafida.”

“Ha ha ha…format lagi, format lagi. Tapi kan sama-sama mengambil madu juga,
kan Pak. Orang kunjungan lapangan juga mengambil madu. Maksudnya data terkini
dilapangan terkait progress fisik terkini masing-masing paket langsung di lokasi kegiatan.
Itu madu yang sangat berguna bagi perjalanan sebuah kegiatan.“
Orang kunjungan
lapangan juga “Hidup memang penuh tamsil ya dan alam terus member pelajaran bagi kita.
mengambil madu. Terkadang juga apa yang kita lakukan sudah tersedia pelajarannya di alam. Ini kita
Maksudnya data
yang tidak memperhatikan ayat-ayat alam atau bagaimana ya. Tapi, sudahlah. Ayo, bu
terkini dilapangan
terkait progress jelaskan lagi dong.”
fisik terkini masing-
Rafida, salah satu koordinator teknis di P2K APBA kemudian menjelaskan secara
masing paket
langsung di lokasi umum terkait kunjungan lapangan.
kegiatan.
Kegiatan ini dilakukan untuk melakukan update data Format D, D.1 dan D.2 yang
kemudian menjadi sumber data format kinerja masing-masing KPA, yaitu Format C.

Untuk melakukan Kunlap agar berdaya guna maka dilakukan langkah-langkah berikut:

1. Mengidentifikasi kegiatan strategis per-SKPD baik yang kontruksi dan non


kontruksi serta mengidentifikasi paket perhatian khusus (perkus)

2. Membuat peta sebaran paket kontruksi berdasarkan lokasi kegiatan beserta


penanggungjawab SKPDnya.

104 TOMMY Si Agen Tak Tuk


3. Membuat peta sebaran paket kontruksi berdasarkan lokasi kegiatan beserta
penanggungjawab teknisnya.

4. Menyiapkan Format D, D.1 dan D.2 masing-masing paket termasuk paket perkus.

5. Menyiapkan form wawancara yang berisi item pekerjaan yang sedang


dilakukan dan upaya-upaya percepatan, untuk diutarakan oleh KPA yang
diwawancarai pada saat visualisasi paket (video).

6. Menyiapkan jadwal kunjungan lapangan Tim Pengendalian yang mengandung


informasi petugas yang melakukan kunlap beserta nomor kontaknya, lokasi
kunjungan, jadwal kunjungan, dan jumlah paket pekerjaan SKPD yang akan
Pada saat dikunjungi.
dilapangan laporan
kunlap langsung 7. Tim kunjungan lapangan dibagi berdasarkan rayon masing-masing.
disampaikan
kepada petugas 8. Kunlap didampingi oleh KPA/PPTK, pimpinan perusahaan dan konsultan
pengendalian yang
berada di kantor 9. Mengisi format D.1 dan komitmen hasil desk percepatan
melalui SMS Kunlap.
Berikut contoh SMS 10. Konsultan membawa kontrak kontruksi.
Laporan Kunlap dan
11. Menyiapkan alat visual untuk merekam kondisi saat ini terkait item kegiatan dari
contohnya.
masing-masing paket.

Pada saat dilapangan laporan kunlap langsung disampaikan kepada petugas


pengendalian yang berada di kantor melalui SMS Kunlap. Berikut contoh SMS Laporan
Kunlap dan contohnya.

TOMMY Si Agen Tak Tuk 105


Panduan sms Laporan Hasil Kunlap :

Ass, Ka.P2K lap hasil kunlap 9 Mei B. Aceh : target 6 pkt, kunj 6 (taktuk 6, tdk taktuk 0),
blm kunj 0 pkt.

A. Resume :

• Taktuk 6 (Dispora 3,keswan 2,BPBA 1)

• Tdk taktuk 0

• Plang 3 (Keswan 2,BPBA 1)

B. Rincian Per SKPA


Nama Paket/Kondisi
Lap/Progres/Plang 1.SKPD
proyek (ya/tdk)/Hadir
Nama Paket/Kondisi Lap/Progres/Plang proyek (ya/tdk)/Hadir KPA/PPTK (ya/tdk),
KPA/PPTK (ya/tdk),
Rekanan (ya/tdk), Rekanan (ya/tdk), Konsultan (ya/tdk)
Konsultan (ya/tdk)

Contoh sms Laporan Hasil Kunlap :

Ass, Ka.P2K laporan hasil kunlap 9 Mei B. Aceh : Target 7 pkt, kunj 6 (taktuk 6, tdk taktuk
0), blm kunj 1 pkt.

A. Resume :

• Taktuk 6 (Dispora 3,keswan 2,BPBA 1)

• Tdk taktuk 0

• Plang 3 (Keswan 2,BPBA 1)

106 TOMMY Si Agen Tak Tuk


B. Rincian Per SKPA :

1. Keswan : 2

• Pembg Pgr Ktr Dinas/Pasang bata/30 %/plang Y/hadir (Y/Y/T)

• Pembg Mushalla Ktr Dinas/Pondasi/10%/plang Y/hadir (Y/Y/Y)

2. BPBA : 1

• Pembng Gdng Pemadam Wil Timur/Galian Pondasi/5%/Plang T/Hadir (Y/Y/Y)

3.Dispora : 3

Laporan pandangan • Rehab Gedung Utama HB/Pek Plafond/14%/Plang T/Hadir(Y/Y/Y)


kasat mata
prakiraan progress • Hall Serbaguna/Finishing/90%/Plang T/Hadir (Y/Y/Y)
fisik dilapangan
sesuai proses, • Rehab Gedung IPSI/Pengecatan/1%/Plang T/Hadir (Y/Y/Y)
yang mengandung
informasi item C. Yg blm kunj : 1
kegiatan berdasarkan
D. Jadwal besok: Kamis 10 Mei/Sabang/4 skpa/4 pkt (Hubkom 1,Naker 1,Rindag
persentase fisik dan
keuangan beserta 1,Budpar 1)
statusnya.
Trm (vida) cc. Sekret, Penjab, skpa terkait

Selanjutnya dibuat laporan pandangan kasat mata prakiraan progress fisik


dilapangan sesuai proses, yang mengandung informasi item kegiatan berdasarkan
persentase fisik dan keuangan beserta statusnya.

TOMMY Si Agen Tak Tuk 107


Ketua P2K-APBA memberi penjelasan format pada Pra-Rapim

108 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Website dan TV Monitor tentang kegiatan APBA, sebagai media informasi publik

TOMMY Si Agen Tak Tuk 109


Lampiran Skema dan Gambar

110 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Skema 1. Jenis Katagori Format Kendali Hulu Hilir

Skema 2. Jenis dan Sub Katagori Format Kendali Hulu Hilir

TOMMY Si Agen Tak Tuk 111


Gambar 1. Format A1 SKPD

112 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Gambar 2. Format A2 SKPD

TOMMY Si Agen Tak Tuk 113


Gambar 3. Format A3 SKPD

114 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Gambar 4. Format A4 SKPD

TOMMY Si Agen Tak Tuk 115


Gambar 5. Format B

116 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Gambar 6. Format B1

TOMMY Si Agen Tak Tuk 117


Gambar 7. Format B2

118 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Gambar 8. Format B3

TOMMY Si Agen Tak Tuk 119


Gambar 9. Format B4

120 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Gambar 10. Format B5

TOMMY Si Agen Tak Tuk 121


Gambar 11. Format B6

122 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Gambar 12. Format B8

TOMMY Si Agen Tak Tuk 123


Gambar 13. Format C

124 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Gambar 14. Format C1 dst

TOMMY Si Agen Tak Tuk 125


Gambar 15. Format D

126 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Gambar 16. Format D1

TOMMY Si Agen Tak Tuk 127


Gambar 17. Format D2

128 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Gambar 18. Format DK

TOMMY Si Agen Tak Tuk 129


Gambar 19. Format DK1

130 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Gambar 20. Kurva S

TOMMY Si Agen Tak Tuk 131


Gambar 21. Rapor Bulanan SKPD

132 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Gambar 22. Laporan TEP

TOMMY Si Agen Tak Tuk 133


Gambar 23. Format F

134 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Gambar 24. Format F1

TOMMY Si Agen Tak Tuk 135


Gambar 25. Format F2

136 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Hanya ada 6 jenis Format Kendali Hulu
Hilir. Format A.1, B, C, D, E, dan F. Dengan
Format Kendali Hulu Hilir inilah kegiatan
APBA dikendalikan secara bersama. Unit
P2K-APBA hanya sebagai fasilitator untuk
memandu dan memantau proses.

FORMAT
DPA A.1

FORMAT FORMAT FORMAT FORMAT FORMAT

B C D E F
6 Jenis Format Kendali Hulu Hilir Aceh

TOMMY Si Agen Tak Tuk 137


“Format Kerja Keras” Racikan dr Taqwallah
Dalam sebuah kesempatan santai, tepatnya pada malam perpisahan internal
personil BRR NAD-Nias, Pak Kun dengan gayanya yang santai dan unik penuh guyonan
mempersilahkan satu persatu tokoh kunci di BRR NAD-Nias untuk naik ke atas panggung.

Salah seorang yang dipanggil itu adalah saudara dr. H. Taqwallah, M.Kes. Maka
gemuruh tepuk tangan dan teriakan pun membahana saat pria kelahiran Banda Aceh, 4 Mei
1964, menuju panggung acara.

Semua pasti tahu mengapa gemuruh itu terjadi begitu sang dokter yang pernah
meraih prestasi teladan (2005), TKHD Aceh Utara (1996), dan prestasi kerja luar biasa
baiknya (2009), melangkahkan kakinya. Di dalam hati masing-masing, pasti penuh dengan
peta visual kenangan karena hampir semua orang pasti pernah “bertemu” dengan sosok
yang selama di BRR NAD-Nias memegang “pisau operasi” proyek. Dalam kapasitasnya
sebagai Kepala P4W (2007) dan kemudian menjadi Wakil Deputi Operasi Bidang
Pengendalian Pembangunan ia memang mendapat tugas “membedah” semua proyek
untuk mendeteksi segala kemungkinan, minimal mengetahui kondisi “kesehatan” dan
“perkembangan” anatomi proyek (2007-2009)

Hasil deteksi proyek melalui “teknik operasi bedah pantau” dokter yang saat ini
menjabat sebagai Wakil Ketua I IDI Wilayah Aceh (2012-2014) inilah seluruh informasi
disajikan kepada pimpinan dalam gelar rapat pimpinan atau yang akrab disebut rapim.

Tentu saja apa yang disajikan dalam rapim menjadi menarik. Menjadi lebih menarik
karena tim pengambil atau pembahas keputusan adalah orang-orang yang ‘mengatasi”
keilmuannya sang dokter yang bertugas di Seunuddon (1993-1997), Samalanga (1997-2000),
dan Simeulue (2000-2006). Soalnya, seluruh peserta adalah pemilik atau atasan langsung
proyek/paket yang secara professional bertolak dari latar belakang ilmu paket masing-

138 TOMMY Si Agen Tak Tuk


masing. Tapi, dengan kemampuan analogi ilmu kedokterannya, racikan suami Hj. Safrida
Yuliani, berupa Format Kendali Hulu Hilir berhasil mengkompilasi informasi yang sangat
penting bagi BRR NAD-Nias, yang sejak 2010 menjadi Format Pandu dan Pantaunya
Kegiatan APBA Pemerintah Aceh.

Terbukti, ditangan “dingin”nya, ribuan informasi paket berhasil dipantau seluruh


gerak-geriknya, sebuah informasi yang sangat dibutuhkan pimpinan agar bisa dengan
tepat dibuat kebijaksanaan dan kebijakan. Bisa dibayangkan sebuah kekacauan bakal
terjadi manakala laporan yang disuguhkan kepada pimpinan berdasarkan “asal bapak
senang” saja.

Tapi, di menu sajian “Format Pantau P4W” (salah satu unit kerja Kedeputian Bidang
Operasi) kala itu, seluruh kenyataan disampaikan dengan tepat. Paket terbengkalai, paket
borok, paket lewat Desember 2008, dan lainnya dinyatakan dengan lugas.

Semua ini bukan untuk tujuan mendiskreditkan salah satu pihak atau juga untuk
menjatuhkan lembaga melainkan (dalam prosesnya) untuk dapat dicarikan resep dan
obat yang tepat sesuai dengan “sakit” yang se-sungguhnya. Informasi apa adanya ini pula
yang akhirnya membuat semua pihak di BRR dapat dengan tepat dan cepat melakukan
antisipasi.

Dibalik itu semua, ada satu kekuatan yang dimiliki oleh format pantau pengendalian
ini, yakni halaman pertama. Informasi yang disajikan di halaman pertama tidak hanya
mengkonstruksi peta proyek atau paket dan kondisi-nya melainkan juga disajikan dengan
pertimbangan yang matang dan bahkan penuh dengan sentuhan seni sehingga kala
disampaikan langsung membuat semua orang fokus pada informasi yang ada.

Jika sudah demikian tentu semua itu tidak hanya karena seorang dokter Taqwallah
yang sudah mengikuti Diklar SPAMA (2001) dan Diklatpim Tk.II (2004) tapi juga pada
semua tim pengendalian berserta dukungan semua pihak. Bisa diduga, tanpa kerja
professional yang didukung oleh kesediaan untuk berkerja keras tanpa kenal lelah dan

TOMMY Si Agen Tak Tuk 139


waktu dari seluruh tim apa yang pernah dicapai selama ini sulit untuk terjadi. Terbukti,
dan sudah menjadi bisikan umum kalau tim pengendalian adalah staf yang datang pagi
dan pulang juga pagi khususnya kala menjelang persiapan rapat pimpinan. Dan, terbukti
pula, dari 301 hari di tahun 2008 sebanyak 212 hari personil tim pengendalian melakukan
kunjungan lapangan. Ini artinya, banyak sekali hari-hari libur justru dipakai untuk berkerja.
Itulah kenangan lalu yang sampai kini masih terekam.

Pertanyaan menarik, apakah mereka “takut” pada mantan Kepala Perwakilan Wilayah
IV BRR NAD-Nias, seorang Taqwallah? Jawaban sesungguhnya ada pada hati masing-
masing. Tapi dugaan yang wajar karena ada satu kesadaran yang dimiliki bahwa kerja
keras dengan sistem yang jelas membuat semua orang mampu melewati hari-hari penuh
tantangan.

Akhirnya, harus diakui bahwa dengan format pantau bukan hanya telah membantu
lembaga ini bisa mengakhiri tugas dan mandatnya dengan lega, lebih dari itu format
pantau ini juga telah memproduksi satu zat baru dalam tubuh personil tim pengendalian
yakni zat kerja keras yang sangat berguna bagi evolusi dan revolusi kinerja pembangunan
daerah dan Indonesia, kala kita berada dan berkerja dimana pun.

Sejak tahun 2010, zat kerja keras itu disuntik ke “tubuh” SKPD Pemprov Aceh, dan
dokter yang belum menjadi dokter ahli itu, Taqwallah, sejak 2010 menjadi staf ahli Gubernur
Aceh dan Ketua P2K-APBA kembali menggunakan racikan bersama timnya, Format Kendali
Hulu Hilir, untuk diterapkan sebagai alat untuk melakukan pengendalian kegiatan APBA,
dan hasilnya juga makin lebih baik. Energi kerja keras makin tertular dan tentu akan semakin
sempurna kala Format Kerja Keras ini disambut juga oleh Zaini Abdullah yang juga seorang
dokter, atau akrab disapa Doto.

***

140 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Ada satu kekuatan yang
dimiliki oleh format
pantau pengendalian,
yakni halaman pertama.
Informasi yang disajikan
di halaman pertama tidak
hanya mengkonstruksi
peta proyek atau paket
dan kondisinya melainkan
juga disajikan dengan
pertimbangan yang
matang dan bahkan
dengan sentuhan
seni sehingga kala
disampaikan langsung
membuat semua fokus
pada informasi yang ada.

TOMMY Si Agen Tak Tuk 141


Rancangan Awal Modul Pelatihan Format Pengendalian Hulu Hilir

142 TOMMY Si Agen Tak Tuk


Rancangan Awal Modul Pelatihan Format Pengendalian Hulu Hilir

TOMMY Si Agen Tak Tuk 143


144 TOMMY Si Agen Tak Tuk
2 TOMMY Si Agen Tak Tuk

You might also like