You are on page 1of 8

ABSTRAK

ABSTRACT
Tri Wijayanti. Pembuatan Biobriket dari
Campuran Limbah Kacang Tanah dan Tri Wijayanti. Biobriquetting of Mixed
Limbah Kacang Mete Menggunakan Waste of Peanut and Cashew Nut Using
Perekat Tetes Tebu. Skripsi Program S1 Molasses As Adhesive. Thesis of
Pendidikan Teknik Mesin Universitas Educational Program Mechanical
Negeri Surabaya, 2012. Engineering, Graduation, State University
of Surabaya, 2012.
Bahan bakar fosil merupakan
sumber energi yang tidak dapat diperbarui Fossil fuel is sources energy that
sehingga akan mengakibatkan menipisnya can not be updated so it will lead to the
cadangan bahan bakar fosil di dalam bumi. depletion of in the earth. Various solutions
Berbagai solusi telah ditawarkan oleh para have been offered by scientists in the world
ilmuwan di dunia untuk mencari alternatif to find the alternatives. Biobriquette is one
bahan bakar fosil. Biobriket adalah salah of the alternative fuel, it is essentially
satu bahan bakar alternatif yang bahan derived from biomass materials. The
dasarnya berasal dari biomassa. Tujuan purpose of this study is to determine the
penelitian ini adalah untuk mengetahui best composition biobriquette which made
komposisi terbaik biobriket berbahan from a mixture of waste peanuts and
campuran limbah kacang tanah dan limbah cashews nuts using molasses as adhesive
kacang mete dengan perekat tetes tebu dan and compared the quality to the quality
kualitasnya dibandingkan dengan standar standards of existing coal briquettes. This
mutu briket batubara yang ada. Penelitian study is an experimental study with the
ini merupakan penelitian eksperimen object of research is to analyze biobriquette
dengan obyek penelitian adalah biobriket heating value, moisture content, ash
dengan menganalisis nilai kalor, kadar air, content, density and compressive strength.
kadar abu, kerapatan dan kuat tekan. data Data analysis using descriptive methods.
menggunakan metode deskriptif. Dari hasil From the results of research that the best
penelitian diketahui bahwa komposisi composition biobriquette made from a
terbaik biobriket berbahan campuran mixture of waste peanuts and cashews nut
limbah kacang tanah dan limbah kacang are: the first sample is a mixture of 15
mete adalah sampel ke-1 yaitu campuran 15 grams of peanut skin charcoal and 75 grams
gram arang kulit kacang tanah dan 75 gram of cashew nuts skin charcoal with the
arang kulit kacang mete dengan addition of 30 grams of molasses. At this
penambahan 30 gram tetes tebu. Pada composition heating value of 6551.34 cal /
komposisi ini menghasilkan nilai kalor g, 2.2% moisture content, ash content
sebesar 6551,34 cal/gram, kadar air 2,2%, 3.05%, density 0,79 g/cm3 and 13.286
kadar abu 3,05%, kerapatan 0,79 g/cm3 dan kg/cm2 compressive strength. Water
kuat tekan 13,286 Kg/cm2. Kadar air, kadar content, ash content and heating value of
abu, dan nilai kalor sampel ke-1 memenuhi the first sample is fulfilled the standard
standar mutu briket batubara Jepang, qualities coal briquette of Japan, America,
Amerika, Inggris dan Indonesia, namun England and Indonesia, but the density of it
kerapatannya tidak memenuhi standar is not fulfilled the standard of Japan and
Jepang dan Amerika. Kuat tekannya hanya America. The compresive strenght only
memenuhi standar dari Inggris. fulfilled the england coal briquette standard.

Kata Kunci : Biobriket, kulit kacang tanah, Keywords: Biobriquette, peanut skins,
kulit kacang mete, tetes tebu. cashew nuts skin, molasses.
I. PENDAHULUAN Besarnya tekanan pengempaan akan
berpengaruh terhadap kerapatan dan
A. Latar Belakang porositas briket arang yang dihasilkan.
Biobriket merupakan bahan bakar Biobriket yang dihasilkan setelah
padat yang terbuat dari campuran pengepresan masing mengandung air yang
biomassa, bahan bakar padat ini cukup tinggi (sekitar 50%). Tujuan
merupakan bahan bakar alternatif yang pengeringan adalah mengurangi kadar air
paling murah dan dapat dikembangkan dalam briket sehingga memudahkan
secara massal dalam waktu yang relatif pembakaran briket dan sesuai dengan
singkat mengingat teknologi dan peralatan ketentuan yang berlaku. Pengeringan dapat
yang relatif sederhana. Pada pembuatan dilakukan dengan alat pengering oven, atau
biobriket membutuhkan campuran dengan dengan penjemuran.
biomassa, dimana biomassa yang telah Mutu briket arang dan briket
dikembangkan selama ini sebagai biomassa lainnya ditentukan berdasarkan
campuran dalam biobriket adalah ampas sifat fisik dan kimianya, antara lain oleh
tebu, jerami, sabut kelapa, serbuk gergaji, nilai kalor, kadar air, kadar abu, kadar zat
ampas aren dan jarak pagar. Bahan baku mudah menguap, kadar karbon terikat,
pembuatan biobriket dalam penelitian ini kerapatan (densitas), dan kuat tekan.
berupa kulit kacang tanah dan kulit kacang
mete. B. Identifikasi Masalah
Pembuatan briket arang atau Berdasarkan uraian latar belakang
biomassa lainnya meliputi tahapan : di atas maka dapat diidentifikasi beberapa
pengarangan, penggilingan, pencam-puran masalah sebagai berikut:
dengan perekat, pencetakan / pengempaan 1. Perbandingan campuran bahan baku
dan pengeringan. Menurut Nurhayati limbah kulit kacang tanah dan kulit
(1983) dalam Sumangat dan Wisnu (2009), kacang mete.
ukuran serbuk arang yang halus untuk 2. Ukuran serbuk arang yang akan
bahan baku briket arang akan mempengaruhi kuat tekan dan
mempengaruhi ketahanan tekan dan kerapatan (densitas) biobriket.
kerapan briket arang. Semakin halus maka 3. Bahan perekat yang ditambahkan untuk
kerapatannya akan semakin meningkat. merekatkan dan memperbaiki densitas
Makin halus ukuran partikel, makin baik biobriket.
briket yang dihasilkan. 4. Tekanan pengepresan diperlukan
Bahan perekat yang digunakan supaya perekat dapat menyebar
untuk memberikan daya rekat pada sempurna ke dalam celah-celah dan
biobriket sebagai bahan bakar padat. keseluruhan permukaan serbuk arang
Penggunaan bahan pengikat harus diatur sehingga didapat densitas dan kuat
sehingga bahan pengikat tersebut dapat tekan biobriket yang tinggi.
aktif dalam penggunaannya. Bahan perekat 5. Pengeringan dilakukan untuk
yang umum digunakan adalah tar atau mengurangi kadar air dalam biobriket.
aspal, tetes tebu, dan tepung kanji. 6. Mutu briket arang dan briket biomassa
Pengempaan dilakukan untuk lainnya ditentukan berdasarkan sifat
menciptakan kontak antara permukaan fisik dan kimianya, antara lain oleh
bahan yang direkat dengan bahan perekat. nilai kalor, kadar air, kadar abu, kadar
Setelah perekat dicampurkan dan tekanan zat mudah menguap, kadar karbon
mulai diberikan, maka perekat masih terikat, kerapatan (densitas), dan kuat
dalam keadaan cair akan mulai mengalir ke tekan.
segala arah permukaan bahan. Suryani
(1987) dalam Sumangat D, dan Wisnu B C. Batasan Masalah
(2009) menyatakan bahwa tekanan Adapun pembatasan masalah yang
diperlukan supaya perekat dapat menyebar dilakukan dalam penelitian ini adalah:
sempurna ke dalam celah-celah dan 1. Ukuran serbuk arang bahan baku yang
keseluruhan permukaan serbuk arang. digunakan 5 mesh.
2. Bahan perekat yang digunakan adalah F. Manfaat Penelitian
tetes tebu. 1. Sebagai referensi dasar untuk
3. Tekanan pengepresan yang digunakan dilakukannya penelitian lebih
200 bar mendalam pada jenjang yang lebih
4. Pengeringan dilakukan dengan tinggi
menggunakan oven dengan suhu 110oC 2. Sebagai salah satu alternatif produk
selama 19 jam. bahan bakar padat yang dapat
5. Parameter yang dianalisis untuk digunakan oleh masyarakat.
menentukan mutu biobriket adalah nilai 3. Memberikan sumbangsih pengetahuan
kalor (heating value), kadar air (moisture kepada masyarakat umum tentang
content), kadar abu (ash content), pemanfaatan limbah kulit kacang tanah
kerapatan (density) dan kuat tekan. dan kulit kacang mete sebagai bahan
pembuat biobriket.
D. Rumusan Masalah 4. Sebagai database bagi para akademisi
Berdasarkan pembatasan masalah dalam mengembangkan bahan bakar
di atas, maka masalah dalam penelitian ini nabati untuk mengatasi krisis bahan
dapat dirumuskan sebagai berikut: bakar fosil di Indonesia.
1. Bagaimana hasil pengujian nilai kalor,
kadar air dan kadar abu biobriket II. KAJIAN TEORI
berbahan campuran arang kulit kacang
tanah dan arang kulit kacang mete? A. Biomassa Sebagai Sumber Energi
2. Bagaimana menentukan kuat tekan dan Menurut United Nations
kerapatan biobriket berbahan campuran Framework Convention on Climate
arang kulit kacang tanah dan arang kulit Change (UNFCCC) dalam Prabir Basu,
kacang mete? Biomassa adalah bahan organik non fosil
3. Apakah biobriket berbahan campuran dan dapat diuraikan oleh bakteri yang
arang kulit kacang tanah dan arang kulit berasal dari tumbuhan, hewan dan
kacang mete dapat memenuhi standar mikroorganisme, juga termasuk produk,
mutu briket batubara sesuai standar sisa dan limbah pertanian, hutan dan
Jepang, Inggris, Amerika dan industri terkait yang menghasilkan
Indonesia? limbah industri organik non fosil dan
dapat diuraikan bakteri serta sampah
E. Tujuan Peneltian kota. Biomassa juga termasuk gas dan
Berdasarkan rumusan masalah di cairan yang dari penguraian material
atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam organik non fosil (Prabir Basu, 2010:27)
penelitian ini adalah:
1. Melakukan pengujian hasil nilai kalor, B. Potensi Tanaman Jambu Mete di
kadar air, dan kadar abu biobriket Indonesia
berbahan campuran arang kulit kacang Produksi jambu mete di
tanah dan arang kulit kacang mete. Indonesia pada tahun 2011 sebesar
2. Menentukan kuat tekan dan kerapatan 148.144 ton. Apabila 1 kg kacang mete
biobriket berbahan campuran arang menghasilkan 0,3 kg kulit kacang, maka
kulit kacang tanah dan arang kulit jumlah kulit kacang mete yang dihasilkan
kacang mete. pada tahun 2011 adalah 44.443,2 ton.
3. Membandingkan biobriket berbahan Hal ini membuktikan bahwa banyaknya
campuran arang kulit kacang tanah dan limbah kulit kacang mete melimpah.
arang kulit kacang mete dengan standar Dengan demikian limbah kulit kacang
mutu sesuai standar mutu briket mete sangat berpotensi menjadi sumber
batubara Jepang, Inggris, Amerika dan energi alternatif.
Indonesia yang meliputi: nilai kalor,
kadar air, kadar abu, kerapatan dan kuat C. Potensi Tanaman Kacang Tanah
tekan. Produksi kacang tanah di
Indonesia pada tahun 2005 sebesar
836.295 ton. Apabila 1 kg kacang tanah sebelum dan sesudah terjadinya
mengasikan 0,2 kg maka jumlah limbah proses pembakaran suatu bahan di
kulit kacang tanah yang dihasilkan pada dalam oxygen bomb calorimeter.
tahun 2005 adalah 250.888,5 ton. Hal ini
membuktikan bahwa banyaknya produksi 4) Kerapatan
kacang tanah maka jumlah limbah kulit Pengujian ini dilakukan
kacang tanah juga melimpah. Dengan dengan mendeterminasi berapa
demikian limbah kulit kacang tanah rapat massa biobriket melalui
sangat berpotensi dalam pembuatan perbandingan antara massa
biobriket. biobriket dengan besarnya dimensi
volumetrik biobriket berbahan
D. Parameter Karakteristik Biobriket
1) Kadar Air arang kulit jambu mete dan kulit
Kadar air dalam bahan kacang tanah.
bakar bisa diketahui dengan cara ρ =
menimbang berat bahan sample yang
sudah menggunakan rumus Vtot = πr2t
berdasarkan ASTM D 3173-87. Dimana :
Kadar Air (%) = [ (A - B) / A ] x 100 ρ = kerapatan biobriket
Dimana: (g/cm3)
A = Berat sample yang digunakan m = massa biobriket (g)
(gram) Vtot = volume total (cm3)
B = Berat sample setelah r = jari-jari (cm)
dipanaskan (gram) t = tinggi biobriket (cm)
2) Kadar Abu 5) Kuat Tekan
Kadar abu dalam bahan Pengujian ini dilakukan
bakar bisa diketahui dengan cara dengan menggunakan mesin press.
menimbang berat bahan sample Biobriket dibebani beban tertentu
yang sudah menggunakan rumus sampai hancur.
berdasarkan ASTM D 3174 – 89.
Kadar Abu (%) = [(A – B) / C] x 100
Dimana: III. METODE PENELITIAN
A = Berat cawan dan sisa abu (gr)
B = Berat cawan (gr) A. Metode Penelitian
C = Berat sample yang digunakan Metode penelitian yang digunakan
(gr) dalam penelitian ini adalah metode
penelitian eksperimental, dimana penulis
3) Nilai Kalor membuat biobriket berbahan campuran
Menurut Standard arang kulit kacang mete dan arang kulit
Operating Procedure PARR kacang tanah, yang kemudian diujikan
Adiabatic Calorimeter untuk untuk diketahui karakteristik pembakaran.
mengetahui nilai kalor suatu bahan Hasil pengujian akan dibandingkan
bakar perlu diketahui terlebih dahulu dengan standar yang berlaku apakah
standard benzoid yang nantinya akan biobriket yang dibuat memenuhi baku
digunakan sebagai konstanta untuk mutu atau tidak.
mengetahui nilai kalor suatu bahan.
Bahan bakar dibakar dalam oxygen B. Variabel Penelitian
bomb calorimeter yang diletakkan di a. Variabel Bebas
dalam oval bucket yang didalamnya Variabel bebas dalam penelitian
diisi dengan air, nilai kalor suatu ini adalah perbandingan massa arang
bahan adalah selisih temperatur air kulit kacang tanah dan arang kulit
kacang mete yaitu 15:75, 25:65, Kadar air biobriket yang dihasilkan
35:55, 45:45, 55:35. menunjukkan nilai yang lebih rendah
b. Variabel Terikat dibandingkan dengan nilai kadar air briket
Variabel terikat dalam penelitian batubara standar buatan Jepang (8%),
ini adalah nilai kalor, kadar air, kadar Amerika (6%), Inggris (4%) dan
abu, kerapatan dan kuat tekan Indonesia (8%). Hal ini menunjukkan
biobriket. produk biobriket yang dihasilkan
c. Varibel Kontrol memiliki kualitas yang lebih baik karena
Variabel kontrol dalam kadar air rendah mempermudah proses
penelitian ini adalah tekanan penyalaan dan proses pembakaran produk
pengepresan yakni sebesar 200 bar, sehingga meningkatkan nilai kalor.
biobriket dicampur bahan perekat
tetes tebu sebesar 30 gram. B. Analisis Perbedaa Komposisi Bahan
Terhadap Kadar Abu (Ash Content)
C. Prosedur Penelitian Abu merupakan bagian yang tersisa
a) Persiapan dari proses pembakaran yang sudah tidak
Mempersiapkan alat dan bahan, memiliki unsur karbon lagi, unsur utama
mengarangkan kulit, menghaluskan abu adalah silika dan pengaruhnya kurang
arang dan mengayak arang. baik terhadap nilai kalor biobriket yang
b) Tahap Percobaan dihasilkan.
Mencampurkan arang kulit kacang Kadar abu yang dihasilkan dalam
tanah dan kulit kacang mete serta penelitian ini berkisar antara 3,05-6,92%.
tetes tebu; mencetak campuran Kadar abu terendah dimiliki oleh sampel
menggunakan pipa besi dan ditekan ke-1 dan kadar abu tertinggi dimiliki oleh
dengan mesin pres kemudian sampel ke-5. Kadar abu yang dihasilkan
dikeringkan dengan oven bersuhu pada penelitian ini memenuhi standar
110C selama 19 jam. mutu briket batubara buatan Jepang (7%),
c) Tahap Analisa Inggris (10%), Amerika (16%) dan
Analisa yang dilakukan meliputi Indonesia (10%). Hal ini menunjukkan
kadar air, kadar abu, nilai kalor, bahwa kualitas produk biobriket yang
kerapatan dan kuat tekan dibuat dalam penelitian ini memenuhi
standar mutu briket batubara buatan
IV. HASIL PENELITIAN DAN Jepang, Inggris, Amerika dan Indonesia.
PEMBAHASAN
C. Analisis Perbedaan Komposisi Bahan
A. Analisis Perbedaan Komposisi Bahan Terhadap Kerapatan (Density)
Terhadap Kadar Air (Water Content) Kerapatan menunjukkan
Kadar air biobriket diharapkan perbandingan antara massa dan volume
serendah mungkin agar nilai kalornya briket. Kerapatan biobriket berpengaruh
tinggi dan mudah dinyalakan. Kadar air terhadap kualitas biobriket, karena
mempengaruhi kualitas briket yang kerapatan yang tinggi dapat meningkatkan
dihasilkan. Hasil pengujian menunjukkan nilai kalornya.
bahea kadar air yang terkandung dalam Kerapatan yang dihasilkan pada
biobriket yang dihasilkan berkisar antara penelitian ini antara 0,75-0,79 g/cm3.
2,2-3%. Kadar air terendah terdapat pada Nilai kerapatan tertinggi dimiliki oleh
sampel ke-1 yaitu campuran 15 gram sampel-1 dan kerapatan terendah dimiliki
arang kulit kacang tanah dan 75 gram oleh sampel ke-5. Nilai kerapatan yang
arang kulit kacang mete. Kadar air dihasilkan lebih dibandingkan dengan
tertinggi dimiliki oleh sampel ke-5 yaitu kerapatan briket buatan Jepang dan
campuran 55 gram arang kulit kacang Amerika (1,0 g/cm3), sehingga kualitas
tanah dan 35 gram arang kulit kacang biobriket yang dihasilkan lebih rendah
mete. dibandingkan dengan kualitas briket
buatan Jepang dan Amerika. Namun, nilai
kerapatan biobriket yang dihasilkan E. Analisis Perbandingan Komposisi
memiliki nilai yang lebih tinggi Bahan Terhadap Kuat Tekan
dibandingkan dengan briket batubara Kuat tekan atau keteguhan tekan
buatan Inggris (0,46 g/cm3) dan briket menunjukkan daya tahan atau
buatan Indonesia (0,5 g/cm3) kekompakan biobriket terhadap tekanan
luar sehingga mengakibatkan biobriket
D. Analisis Perbedaan Komposisi Bahan tersebut pecah atau hancur. Semakin besar
Terhadap Nilai Kalor (Heating Value) nilai kekuatan tekan berarti daya tahan
Nilai kalor perlu diketahui dalam atau kekompakan biobriket tersebut
pembuatan biobriket, karena untuk semakin baik.
mengetahui nilai panas pembakaran yang Kuat tekan yang dihasilkan berkisar
dapat dihasilkan oleh biobriket sebagai antara 10,55-13,38 kg/cm2. Nilai kuat
bahan bakar. Semakin tinggi nilai kalor tekan tertinggi dihasilkan oleh sampel ke-
yang dihaslkan oleh bahan bakar 1 dan nilai kuat tekan terendah dihasilkan
biobriket, maka akan semakin baik oleh sampe ke-5. Namun kuat tekan yang
kualitasnya. dihasilkan antara briket yang satu dengan
Nilai kalor yang dihasilkan berkisar briket yang lain tidak jauh berbeda, hal ini
antara 5275,55-6551,34 kal/g. Nilai kalor dikarenakan jumlah dan jenis perekat
tertinggi dihasilkan pada biobriket sampel yang digunakan adalah sama yaitu tetes
ke-1. Sedangkan nilai kalor terendah tebu sebesar 30 gram serta kuat tekan
dihasilkan oleh biobriket pada sampel ke- yang digunakan dalam pencetakan
5 biobriket juga sama yaitu 200 bar.
Nilai kalor yang dihasilkan oleh Nilai kuat tekan pada sampel ke-1
biobriket lebih besar dari pada standar lebih besar dari standar briket buatan
mutu briket buatan Jepang (5.000 kal/g) Inggris (12,7 Kg/cm2) sehingga kualitas
dan briket buatan Amerika (4.000 kal/g). biobriket ini memenuhi standar kuat tekan
Hal ini membuktikan bahwa mutu briket buatan Inggris. Namun keteguhan
biobriket yang dihasilkan lebih bagus tekan yang dihasilkan oleh seluruh sampel
daripada briket buatan jepang dan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan
Amerika. Nilai kalor biobriket sampel ke- standar briket buatan Jepang (60 Kg/cm2),
4, serta nilai kalor biobriket sampel ke-5 Amerika (62 Kg/cm2) dan Indonesia (50
memiliki nilai kalor yang lebih rendah Kg/cm2) sehingga biobriket yang
dibandingkan nilai kalor standar mutu dihasilkan tidak memenuhi kuat tekan
briket buatan Inggris (5870 kal/g) dan standar Jepang, Amerika dan Indonesia.
briket buatan Indonesia (5600 kal/g) Hal ini terjadi karena proses pencetakan
sehingga kualitas biobriket tersebut lebih briket hanya menggunakan mesin press
rendah bila dibandingkan briket buatan hidrolik. Padahal, dalam Permen ESDM
Inggris dan Indonesia. Nilai kalor No. 047 Tahun 2006 disebutkan bahwa
biobriket sampel ke-1 memiliki nilai kalor proses pembriketan memerlukan tekanan
lebih besar dibandingkan dengan standar yang tinggi, yaitu sekitar 2 ton/cm2.
mutu briket buatan Inggris dan Indonesia Rendahnya kadar air juga mempengaruhi
sehingga kualitas biobriket tersebut kuat tekan biobriket itu sendiri. Dimana
memenuhi standar mutu briket buatan kadar air yang rendah akan menyebabkan
Inggris dan Indonesia. Serta nilai kalor rendahnya kuat tekan biobriket dari
briket sampel ke-3 memiliki nilai kalor pengaruh luar.
lebih tinggi dari briket buatan Indonesia
tetapi lebih rendah bila dibandingkan V. SIMPULAN DAN SARAN
dengan briket buatan Inggris sehingga
biobriket tersebut memenuhi standar mutu A. Simpulan
briket Indonesia tetapi tidak memenuhi Berdasarkan hasil pembuatan
standar mutu briket Inggris. biobriket berbahan campuran arang kulit
kacang tanah dan arang kulit kacang
mete dengan perekat tetes tebu yang
selanjutnya dilakukan pengujian, air dalam bahan baku tidak banyak
perhitungan, dan analisa data dalam sehingga nilai kalornya bisa lebih
penelitian ini, maka dibuatlah tinggi lagi.
kesimpulan sebagai berikut: 2. Pengeringan bahan baku harus
1. Nilai kalor tertinggi dihasilkan oleh dilakukan dengan baik, agar tidak
sampel ke-1 yaitu campuran 15 gram terjadi asap yang tebal saat
arang kulit kacang tanah & 75 gram pengarangan.
arang kulit kacang mete. Kadar air 3. Pengujian terhadap sampel biobriket
terendah dihasilkan oleh biobriket dilakukan berkali-kali agar didapat
sampel ke-1. Kadar abu terendah nilai yang akurat.
dihasilkan oleh biobriket sampel ke-1. 4. Penyalaan pada biobriket tidak hanya
2. Kerapatan tertinggi dihasilkan oleh dipengaruhi kadar abu dan kadar air.
biobriket sampel ke-1 dan Kuat tekan Namun, ada satu faktor lagi yakni
tertinggi dihasilkan oleh sampel ke-1. kandungan zat-zat yang mudah
Hal ini menunjukkan jika campuran menguap (volatile matter). Penelitian
terbaik ditunjukkan oleh campuran lanjutan perlu dilakukan untuk
arang pada sampel ke-1. mengetahui volatile matter pada
3. Kadar air dan kadar abu yang briket.
dihasilkan oleh seluruh sampel
memenuhi standar mutu Inggris,
Amerika, Jepang dan Indonesia.
Kerapatan yang dihasilkan oleh DAFTAR PUSTAKA
seluruh sampel biobriket memenuhi
standar Amerika dan Inggris, namun Achmad, R. 1991. Briket Arang Lebih Baik
tidak memenuhi standar Jepang dan dari Kayu Bakar.Jurnal. Neraca 10 (4)
Indonesia. Nilai kalor yang dihasilkan : 21-22.
oleh seluruh sampel biobriket Basu, Prabir. 2010. Biomass Gasification and
memenuhi standar mutu Amerika dan pyrolysis Practical Design and Theory.
jepang. Sampel ke-1, ke-2 dan ke-3 Academic Press: Burlington: USA.
yang hanya memenuhi standar Badan Pusat Statistik. 2009. Luas Panen,
Indonesia, serta hanya sampel ke-1 Produktivitas, dan Produksi Kacang
dan ke-2 saja yang memenuhi standar Tanah Menurut Provinsi, 2005.
mutu Inggris. Hasil pengujian kuat http://www.bps.go.id/tab_sub/view.
tekan sampel ke-1 hanya memenuhi php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=53
kuat tekan briket batubara buatan &notab=20, diakses pada tanggal 3 Mei
Inggris. Hal ini dikarenakan 2012
pengepresan dilakukan dengan hanya Budiman, dkk. 2010. Pembuatan Biobriket
menggunakan mesin pres hidrolik dari Campuran Bungkil Biji Jarak
yang bergantung dari tenaga manusia, Pagar (Jatropha curcas L.) dengan
padahal dalam peraturan menteri Sekam Sebagai Bahan Bakar Alternatif.
ESDM no. 047 tahun 2006 disebutkan Seminar Rekayasa Kimia dan Proses,
bahwa proses pembriketan ISSN: 1411-4216.
memerlukan tekanan yang tinggi yaitu Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Luas
sekitar 2 ton/cm2. Rendahnya kadar Areal dan Produksi Jambu Mete di
air juga mempengaruhi kekuatan Seluruh
biobriket. Dimana semakin rendah Indonesia.http://ditjenbun.deptan.go.id/
kadar air maka kuat tekan biobriket cigraph/index.php/viewstat/komoditiuta
terhadap tekanan luar juga semakin ma/3-Jambu%20Mete, diakses tanggal
kecil. 2 Mei 2012
Hendra, D dan S. Darmawan. 2000.
B. Saran Pembuatan briket arang dari serbuk
1. Pengumpulan bahan baku dilakukan gergajian kayu dengan penambahan
pada musim kemarau agar kandungan
tempurung kelapa. Buletin Penelitian Subroto, Dwi Aries Hermawanto dan Sartono.
Hutan 18 (1): 1-9 2006. Pengaruh Variasi Tekanan
Ismayana A., Moh. Rizal A. 2011. Pengaruh PengepresanTerhadap Karakteristik
Jenis dan Kadar Bahan Perekat pada Mekanik dan Karakteristik Pembakaran
Pembuatan Briket Blotong Sebagai Briket Kokas Lokal. Surakarta: Jurnal
Bahan Bakar Alternatif. Jurnal Teknik Teknik Gelagar, Vol 18, No. 01.
Industri Pertanian Vol. 21(3), 186-193. Suhardiyono, L. 2002. Tanaman Kelapa
Mariyani dan Rumijati. 2004. Pengaruh Budidaya dan Pemanfaatannya.
Penambahan Bulu Ayam Terhadap Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Kandungan Karbon Briket Sampah Sumangat D., Wisnu B. 2009. Kajian Teknis
Pekarangan. Surakarta: Jurnal dan Ekonomis Pengolahan Briket
Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 5, Bungkil Jarak Pagar Sebagai Bahan
No2: 81-88 Bakar Tungku. Buletin Teknologi
Pascapanen Pertanian Vol. 5 2009,
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bogor.
Republik Indonesia. 2006. Peraturan Sutiyono. 2002. Pembuatan Briket Arang dari
Menteri Energi dan Sumber Daya Tempurung Kelapa dengan Bahan
Mineral Nomor 47 (Online), Pengikat Tetes Tebu dan Tapioka.
(http://portal.djmbp.esdm.go.id/sijh/Per Jurnal Kimia dan Teknologi ISSN 0216
men%2047-2006.pdf, diakses tanggal 4 – 163 X.
Mei 2012)
Triono, A. 2006. Karakteristik Briket Arang
Mekka, S dan S. Juddah. 2001. Studi dari Serbuk Gergajian Kayu Afrika
Pemanfaatan Limbah Biomassa (Maesopsis eminii Engl) dan Sengon
Sebagai Bahan Bakar Tambahan pada (Paraserienthes falcatia) dengan
PT. Semen Tonasa IV. Penambahan Tempurung Kelapa. ITB:
http://www.scribd.com/doc/ Bogor.
85334273/12/Perlakuan-Pasca-Panen
diakses tanggal 4 Agustus 2012 Warju. 2010. Teknik Pembakaran dan Bahan
Bakar. Buku Diktat Kuliah tidak
2012. Diterbitkan. Surabaya: Universitas
Risfaheri, dkk. 2004 Pemisahan Kardanol Negeri Surabaya.
dari Minyak Kulit Biji Mete dengan
Metode Destilasi Vakum. Bogor:Jurnal
Pascapanen 1(1) 2004: 1-11

LAMPIRAN

Tabel 1. Data Hasil Uji Karakteristik Biobriket

You might also like