You are on page 1of 7

Struktur Komponen Membran Sel Komponen penyusun membran sel

terdiri dari komponen lipid, protein dan karbohidrat. Ratio komposisi tiap-tiap komponen
tidaklah sama pada setiap membran sel karena tergantung dari tipe selnya juga spesiesnya.
Umumnya, kandungan lipid pada membran sel berkisar 40%, protein 40%, karbohidrat 1-10%
dan air 20%.
0 Perbedaan Lengkap Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
No Perbedaan Sel Tumbuhan Sel Hewan
1 Dinding Sel Ada Tidak Ada
2 Plastida Ada (kromoplas, Tidak Ada
kloroplas, dan leukoplas)
3 Sentriol Tidak Ada Ada
4 Vakuola Ada, vakuola berukuran Ada, vakuola berukuran
besar kecil
5 Sambungan antar sel Plasmodesmata Desmosome, Tight
junction
6 Tingkat Totipotensi Sangat Tinggi Rendah
7 Ketahanan Tekanan Kuat karena dinding sel Lemah tanpa vakuola
kontraktil
8 Sitokinesis sel Membentuk lempeng Membentuk furrowing
mitosis
9 Pembentukan Spindle Secara anastral Secara Amphiastral
10 Flagela Jarang, hanya pada Sering ditemukan
sperma tumbuhan
tertentu
11 Silia Sangat jarang Sering ditemukan
12 Ukuran Sel Besar Kecil
13 Organel Respirasi Kloroplast (plastida) dan Mitokondria
mitokondria
14 Sentrosom/Sentriol Tidak ada / Jarang Ada
ditemukan
15 Letak Inti Sel Berada di pheriperal Berada di tengah sel
sitoplasma
16 Elastisitas jaringan Rendah, karena adanya Tinggi, tidak adanya
dinding sel dinding sel
17 Bentuk Sel Bentuk sel tumbuhan Berbagai macam, dapat
kaku, jarang berubah berubah ubah bentuk
bentuk kecuali derivat sel dan tidak kaku
18 Glioksisom Ada Tidak ada/Jarang
19 Lisosom Jarang ditemukan Umumnya banyak
terdapat dalam sel
hewan
20 Matriks Ekstraselular Tidak ada Ada

ebagai katalis, enzim tidak mengubah posisi kesetimbangan reaksi kimia. Biasanya reaksi akan
berjalan ke arah yang sama dengan reaksi tanpa katalis. Perbedaannya adalah, reaksi enzimatik
berjalan lebih cepat. Namun, tanpa keberadaan enzim, reaksi samping yang memungkinkan
dapat terjadi dan menghasilkan produk yang berbeda.

teori lock and key: enzim dianggap sebagai suatu lubang kunci, yang hanya dapat membantu
terjadinya reaksi pada senyawa yang cocok.

- teori induced fit: enzim memiliki sisi aktif yang dapat berubah bentuk. Senyawa yang bisa
merubah sisi aktif dan dengan perubahan tidak tidak terlalu banyak akan bisa dibantu reaksinya

Teori Lock and Key:

Teori Lock and Key dicetuskan pada tahun 1894 oleh Emil Fischer. Dalam teori ini, enzim
diibaratkan sebagai lubang kunci (lock) dan senyawa yang bereaksi adalah kuncinya (key).
Hanya kunci berbentuk tepat (senyawa yang tepat) yang bisa pas masuk ke lubang kunci (sisi
aktif enzim). Senyawa berbentuk atau ukuran yang tidak tepat tidak akan bisa melekat dengan
enzim. Sehingga hanya senyawa tertentu yang bisa dibantu reaksinya oleh enzim.

Teori Induced Fit:

Teori induksi fit mengasumsikan bahwa substrat berperan dalam menentukan bentuk akhir dari
enzim. Teori ini beranggapan bahwa sisi aktif dari enzim tersebut bersifat fleksibel. Senyawa
yang bisa mengubah sisi aktif dalah jumlah yang tidak terlalu banyak, akan bisa mengalami
reaksi yang dikatalis oleh enzim.

Sementara senyawa tertentu dapat mengikat enzim, tetapi tidak bereaksi karena enzim telah
berubah terlalu banyak. Senyawa lain yang terlalu kecil untuk merubah sisi yang tepat tidak
dapat bereaksi.

You might also like