You are on page 1of 6

Desentralisasi lebih sering digambarkan sebagai “panaceaí”, yakni obat manjur yang diperlukan

untuk segela macam penyakit. Demikian juga iduknya yang dikenal dengan New Public
Managemen (NPM). Tak bisa disangkal, melalui proses globalisasi, mengglobal pula gagasan
NPM dan desentralisasi.
Pertanyaan:

a) Sebutkan apa saja bahaya yang bisa timbul dari desentralisasi yang tidak ditangani secara
baik, apa lagi jika sudah terkait dengan desentralisasi fiskal?
Jawab:
Desentralisasi menurut saya sebagai pelimpahan kewenangan atau kekuasaan. Bisa disebut
otonomi daerah jika pemerintahan melimpahkan wewenang atau kekuasaan dari pemerintah
pusat ke pemerintah daerah. Disini menguntungkan pemerintah pusat karena pemerintah
pusat dapat mengawasi dan mengatur pemerintahan daerah. Terdapat juga desentralisasi
fiscal di Indonesia, ini merupakan komponen dari desentralisasi, di mana pemerintah daerah
memberikan kewenangan atau kekuasaannya kepada pemerintah daerah berkaitan dengan
pengeluaran dan pendapatan (fiskal). Pengertian secara kusus dari desentralisasi fiskal
adalah transfer kewenagan di area tanggung jawab finansial dan pembuatan keputusan
termasuk memenuhi keuangan sendiri, ekspansi pendapatan lokal, transfer pendapatan
pajak dan otorisasi untuk meminjam dan memobilisasi sumber-sumber pemerintah daerah
melalui jaminan peminjaman.
Pengelolaan yang tidak baik dalam desentralisasi akan menciptakan permasalahan-
permasalahan baru di dalam pemerintahan daerah. Misalnya:
- karena pelimpahan wewenang/kekuasaan dari pusat ke daerah maka berarti juga semakin
berkurang pengawasan dari pemerintah pusat terhadap daerah sehingga hal ini dapat
menimbulkan adanya kebocoran-kebocoran dalam penganggaran (APBD)
- maraknya praktik korupsi APBD di tingkat daerah, pengelolaan dana APBD yang tidak
efisien/efektif oleh daerah sehingga hal-hal ini sangat merugikan masyarakat.
Tujuan desentralisasi adalah untuk lebih efisiensi dalam tujuan kesejahteraan masyarakat
yang menjadi tidak relevan. Oleh karena itu diperlukan suatu persiapan yang matang bagi
pemerintah daerah sebelum melaksanaan otonomi daerah meliputi penyiapan SDM yang
profesional, sistem manajemen yang baik dan perhatian yang terhadap publik melalui
Penekanan pada disiplin dan penghematan yang lebih besar dalam menggunakan sumber
daya dari publik.
b) Berikan alasan saudara mengapa reformasi akuntansi sektor publik menempati peranan
penting dalam pelaksanaan agenda NPM dan desentralisasi.
Jawab:
Adam Smith dan Keynes telah memberi opini tentang ekonomi liberal dan teknik
employment (walfare state economics), yang semua diterapkan pada Negara maju di barat,
tetapi di barat masih mengandung korupsi yang tidak bisa dihindarkan, maka timbul istilah
NPM yang menerapkan system “yang dilakukan swata yang baik harus ditiru oleh
pemerintah, itu solusi terbaik untuk menjalankan public sector”. Dan perjanjian Washington
Concensense menetapkan bahwa NPM disosialisasikan ke semua Negara, dan di Indonesia
dibawa oleh IMF melalui pinjaman kita.
Peranan penting reformasi pada akuntansi sektor publik dalam agenda New Public
Management dikarenakan pada penerapan New Public Management terkait pada konsep
manajemen kinerja sektor publik yang mana pengukuran kinerja merupakan salah satu dari
prinsip-prinsipnya. Sudah jelas diatur dalam undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah dan undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
NPM merupakan suatu paradigma baru dalam ilmu administrasi publik yang menekankan
pada pengelolaan organisasi berbasis pada kinerja. Dengan berbasis pada kinerja tersebut
maka diperlukan suatu pengukuran yang bisa memberikan gambaran yang akurat dan mudah
dalam menyajikan kinerja pemerintah. Dalam pelaksanaannya, NPM memberikan
keleluasaan dan pendelegasian wewenang/kekuasaan kepada daerah-daerah dalam
mengelola aktivitasnya sehingga untuk mempertanggungjawabkan kinerja masing-masing
daerah diperlukan suatu sistem yang memadai.

c) Jelaskan implikasi apa yang bakal timbul sebagai akibat penerapan NPM di banyak negara
berkembaang, terutama Indonesia?

Jawab:
Menurut Haque (1999) ada lima implikasi umum akibat penerpaan NPM yaitu:
• Redefiensi kewarganegaraan/ kemasyarakatan dalam pelayanan publik
• Transformasi etika adiministrasi yang mempengaruhi masyarakat
• Tradisi dalam perilaku dan motivasi birokrasi terhadap masyarakat, serta
• Restruksturisasi hak masyarakat terhadap pelayanan publik (Prasojo, Maksum dan
kurniawan, 2004)

Di Indonesia akhir-akhir ini, marak dengan persoalan-persoalan korupsi yang telah dilakukan
oleh para pejabat pemerinyahan. Kepala daerah masuk ke tahanan menjadi pemandangan
yang sudah biasa kita lihat di negara ini. Praktik-praktik seperti ini terjadi tidak lepas karena
ketidaksiapan pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi daerah. Sistem
Pemerintahan otonomi di Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 2004 memberikan
banyak manfaat dalam peningkatan pendapatan daerah. Namun di samping itu juga masih
banyak persoalan-persoalan yang ditimbulkan akibat ketidaksiapan daerah dalam
pelaksanaan otonomi tersebut.
Walaupun penerapan NPM bervariasi, namun mempunyai tujuan yang sama yaitu
memperbaiki efisiensi dan efektivitas, meningkatkan responsivitas, dan memperbaiki
akuntabilitas manajerial. Pemilihan kebijakannya pun hampir sama, antara lain desentralisasi
(devolved management), pergeseran dari pengendalian input menjadi pengukuran output
dan outcome, spesifikasi kinerja yang lebih ketat, public service ethic, pemberian reward and
punishment, dan meluasnya penggunaan mekanisme contracting-out (Hood, 1991; Boston et
al.,1996 dalam Hughes and O’Neill, 2002; Mulgan, 1997).
NPM memberikan kontribusi positif dalam perbaikan kinerja melalui mekanisme pengukuran
yang diorientasikan pada pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektivitas meskipun
penerapannya tidak bebas dari kendala dan masalah.Masalah tersebut terutama berakar dari
mental birokrat tradisional, pengetahuan dan ketrampilan yang tidak memadai, dan
peraturan perundang-undangan yang tidak memberikan cukup peluang fleksibilitas
pembuatan keputusan (Pecar, 2002).
d) Melalui akuntansi, terutama akuntansi pemerintahan diharapkan akan terjadi perubahan
dalam organisasi (organizatinal change) yang mengarah kepada terlembagakannya beberapa
nilai seperti accountability, transparency, dan efficiency. Jelaskan mengapa akuntansi mampu
mempengaruhi bentuk (formats) organisasi dan juga perilaku manusia?

Jawab:
Pada PP Nomor 24 Tahun 2005 terlihat jelas yang mana dikatakan akuntansi berperan aktif
untuk pencapaian serta penguatan suatu sistem pilar akuntanbilitas dan transparan dalam
pengelolaan serta pertanggung jawaban pada Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan
Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Maka disinilah benar-benar peran akuntansi
tersebut sangat bermanfaat apalagi disaat penyajian suatu laporan keuangan. Karena laporan
keuangan merupaakan hasil dari proses akuntansi yang dapat dipergunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi antara data keuangan atau kegiatan suatu entitas dengan pihak-pihak
yang berkaitan. Ketiga prinsip ini merupakan prinsip penerapan Good Governance.
Ijiri (1975) dalam Dickhaul dan McCabe (1997) menjelaskan bahwa dalam mengembangkan
akuntabilitas terdapat tiga pihak yang saling terkait.Ketiga pihak tersebut adalah pihak
accountee (steward) yang berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan implementasikan
amanah yang diterima kepada pihak accounter (prinsipal).Agar informasi dalam
mempertanggungjawabkan tersebut dapat mencapai tingkat kredibilitas yang diinginkan
keberadaan pihak ketiga yang independen menjadi penting.

2. Masalah akuntansi, khususnya akuntansi pemerintahan, dalam prakteknya sama sekali


tidak bisa dipisahkan dengan masalah desntralisasi, termasuk desentralisasi fiskal. Di
Indonesia, desentralisasi fiskal tampak makin mengemuka terutama setelah Indonesia
memasuki era otonomi daerah atau era desentralisai.

Pertanyaan:

a) Apa pengertian sederhana yang saudara ketahui tentang desentralisasi ?

Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan


Desentralisasi sebagai penugasan dan responsibiltas dari aspek keuangan, politik dan
administrasi yang diberikan kepada tingkatan-tingkatan pemerintahan yang lebih rendah
(Litvack, Ahmad dan Bird, 1998: 7).
Jadi intinya desentralisasi fiscal berhubungan dengan otonomi daerah. Sebab, otonomi
daerah merupakan kewenangan suatu daerah untuk menyusun, mengatur, dan mengurus
daerahnya sendiri tanpa ada campur tangan serta bantuan dari pemerintah pusat. Jadi
dengan adanya desentralisasi, maka akan berdampak positif pada pembangunan daerah-
daerah yang tertinggal dalam suatu negara. Agar daerah tersebut dapat mandiri dan secara
otomatis dapat memajukan pembangunan nasional.

b) Jelaskan alasan apa saja yang melatarbelakangi mengapa desentralisasi secara umum
dipandang lebih baik daripada sentralisasi?

Sistem desentralisasi di pandang lebih baik dari pada sistem tersentralisasi karena konsep ini
memberikan kesempatan kepada unit-unit lokal untuk berkreasi dan mandiri dalam
mengambil sebuah keputusanu untuk mengelola daerahnya sendiri. Yang pada dasarnya unit
lokal ini lebih mengetahui kondisi daerahnya sehingga pengambilan keputusan akan lebih
efektif dan efisien sesuai dengan yang dibutuhkan (bersifat fleksibel sesuai kebutuhan).
Sedangkan dalam sistem tersentralisasi pengambilan keputusan dilakukan terpusat sehingga
menjadikan terkesan kaku tidak sesuai dengan kebutuhan lokal.
Karena Keberhasilan desentralisasi sering tergantung pada regionalism yang mana
melibatkan masyarakat daerah yang mempunyai pengaruh yang lebih besar dan
berparitisipasi langsung dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada region mereka
dan masa depan mereka (Dore dan Woodhill, 1999). Transfer kekuasaan administratif,
keuangan, dan demokrasi kepada pemerintah daerah adalah definisi yang lengkap dari
desentralisasi yang sebenarbenarnya (Morisson, 2004, UNDP, 1999).
Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan di
daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu yang
diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama.
Kelebihan sistem ini adalah di mana pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada
permasalahan yang timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh
keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat.
Tujuan dari Desentralisasi ini adalah:
• Mencegah pemusatan keuangan
• Sebagai usaha pendemokrasian Pemerintah Daerah untuk mengikutsertakan masyarakat
bertanggung jawab terhadao penyelenggaraan pemerintahan,
• Penyusunan program-program untuk perbaikan sosial ekonomi pada tingkat lokal
sehingga dapat realistis.

c) Berikan contoh dalam hal apa saja desentralisasi bisa dilakukan di suatu negara?

Contoh dalam hal desentralisasi fiskal. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 32 dan 33
Tahun 2004 pemerintah indonesia melaksanakan perimbangan keuangan pusat dan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal. Kemudian daerah diberikan kewenangan
untuk memanfaatkan sumber keuangan sendiri dan didukung dengan perimbangan
keuangan antara pusat dan daerah. Sumber-sumber pembiayaan daerah yang utama dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal adalah PAD, Dana Perimbangan yang terdiri dari
Dana Bagi Hasil (DBH) dalam bentuk bagi hasil penerimaan (revenue sharing), Dana Alokasi
Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terkahir melalui Pinjaman daerah. Di samping
itu daerah juga diberi kewenangan untuk melakukan pinjaman baik dari dalam negeri
maupun luar negeri. Pinjaman tersebut dapat berupa pinjaman jangka pendek untuk
membiayai kesulitan arus kas daerah, dan pinjaman jangka panjang untuk membiayai
kebutuhan pengeluaran penyediaan sarana dan prasarana daerah.

d) Untuk kasus Indonesia, peraturaan perundangan mana saja yang kini masih berlaku dan
relevan dengan masalah desentralisasi ini?
o UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah dimana dalam undang-undang ini
mengatakan pada pasal 1 ayat 5 dan ayat 7 “ otonomi daerah adalah hak, wewenang dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan” pada ayat
7 mengatakan desentralisasi adalah penyerahan wewenang oleh pemerintah (pemerintah
pusat) kepada daerah otonom (pemerintah daerah) untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
o UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintahan Pusat Dan
Pemerintahan Daerah Ini mengatakan dalam Bab I pasal I terlihat jelas ini dikarenakan dalam
melakukan penyelenggaraan pengelolaan keuangan diberikan hak sepenuhnya kepada
daerah terkecuali dalam hal ini pada ayat 19, 20 dan 21 dimana dikatakan Dana
Perimbangan, Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi Khusus berasal dari pemerintah pusat dan
pengelolaannya diserahkan sepenuhnya pada pemerintah daerah sebagai acuan dasar pada
berdasarkan pelaksanaan sistem desentralisasi.
o Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengatur antara lain
pengelolaan keuangan daerah dan pertanggungjawabannya. Pengaturan tersebut meliputi
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berbasis prestasi kerja dan
laporan keuangan yang komprehensif sebagai bentuk pertanggungjawaban yang harus
diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
o Undang-undang No. 18 Tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi Provinsi DI Aceh
sebagai Provinsi NAD

e) Menurut saudara, apakah Desentralisasi yang kini tengah berlangsung di Indonesia


murni sebagai kebutuhan bangsa Indonesia atau ada faktor ekternal yang kuat
mempengaruhinya? Jelaskan untuk setiap opsi jawaban saudara.
Pengambilan keputusan dan pengambilan suatu kebijakan-kebijakan tidaklah lagi wewenang
dari pemerintah pusat dan sudah diserahkan hak sepenuhnya kepada pemerintah daerah
yang mana tertuang pada Undang-Undang 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Tahun 2004.
Menurut pendapat saya semua tergantung dari mental individu yang duduk di pemerintahan
pusat ataupun daerah, karena di masa sekarang kebijakan ini sudah disalah artikan oleh
masing-masing individu untuk berlomba-lomba mencari keuntungan pada setiap level
jabatannya di pemerintahan, jelas ini tidak diharapkan dari lahirnya undang-undang 32 tahun
2004.

3. Standar Akuntansi Pemetrintahan yang ada saat ini berasal dari peraturan pemerintaah
Nomor 24 tahun 2005 yang kemudian diperbaharui dengan PP No. 71 tahun 2010, terutama
untuk mengakomodasi pemberlakuan prinsip akrual dalam ranah akuntansi pemerintahan di
Indonesia

a) Mengapa SAP tersebut perlu dikemas dalam kemasan aturan pemerintah? Bagaimana
jika tidak demikian?

Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan, pemerintah
daerah wajib menyampaikan pertanggung jawaban berupa 1. Laporan Realisasi Anggaran, 2.
Neraca, 3. Laporan Arus Kas, 4.Catatan atas Laporan Keuangan. Menurut UU No. 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara, pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja
berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya tahun 2008. Selama pengakuan dan
pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan
pengakuan dan pengukuran berbasis kas. Dipertegas dalam PP No. 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan yang menyatakan bahwa laporan keuangan untuk tujuan
umum disusun dan disajikan dengan basis kas untuk pengakuan pos-pos pendapatan,
belanja, transfer, dan pembiayaan, serta basis akrual untuk pengakuan pos-pos aset,
kewajiban, dan ekuitas dana.
Dampak: adanya suatu kecurangan dalam suatu pengambilan kebijakan-kebijakan dan tidak
menganut pada prinsip Good Goverment yang mana mengatur tentang transparancy,
accountability dan partisipatif.

b) Menurut saudara, apa akibat yang ditimbulkan dari pendekatan (approach)


implementasi SAP yang dilakukan melalui Peraturan Pemerintah tersebut? Jelaskan sisi baik
dan sisi buruknya sekaligus?
Sisi baik:
Pemerintah sebagai badan regulasi sektor publik memiliki legitimasi dan kekuatan yang lebih
kuat dalam hal pemaksaan standar sehingga dalam pelaksanaannya akan bisa lebih mudah.
Badan pemerintah dapat menjadi katalisator bagi perubahan. Regulasi sektor public menjadi
motivasi untuk melindungi kepentingan public dan Standar akuntansi memiliki pengaruh
hukum dan melibatkan konflik kepentingan dari berbagai pihak, sehingga harus dengan
aturan dan prosedur umum.
sisi buruk:
Implementasi SAP melalui Peraturan Pemerintah adalah pemerintah sering kali terjebak
dengan birokrasi yang rumit sehingga perubahan yang cepat dalam lingkungan ASP tidak bisa
direspon dengan baik oleh pemerintah.

4. Membaca rerangka konsepsual dan beberapa standar akuntansi pemerintahan di


Indonesia saat ini, kita mendapat kesan bahwa akuntansi pemerintahan di Indonesia saat ini
sangat terpengaruh oleh gagasan NPM.

a) Berikan contoh dengan jelas dan sertai pula dengan justifikasi, pada bagian mana standar
atau rerangka konsepsual akuntansi pemerintahan Indonesia terpengaruh oleh gagasan
NPM?
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara yang mengamanatkan
bahwasanya laporan pertanggungjawaban APBN / APBD harus disusun dan disajikan sesuai
dengan standar akuntansi pemerintahan dan standar tersebut disusun oleh suatu komite
standar yang independen dan ditetapkan oleh peraturan pemerintah, selanjutnya, Undang-
undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara kembali mengamantkan
penyusunan laporan pertanggungjawaban pemerintah pusat dan daerah sesuai dengan
standar akuntansi pemerintahan.
Salah satu prinsip utama NPM adalah pengukuran yang berbasis kinerja. Di dalam Rerangka
konseptual akuntansi pemerintahan Indonesia dijelaskan bahwa komponen dari laporan
keuangan pokok terdiri dari atas: Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih, Neraca; Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas,
Catatan atas Laporan Keuangan. Dimana semua laporan keuangan tersebut berfungsi sebagai
ukuran kinerja pada sektor publik yang di nilai berdasarkan kuantitatif

You might also like