You are on page 1of 16

PENGANTAR

Pada dasarnya pemeriksaan psikologis adalah upaya sistematis untuk mengungkap


aspek-aspek psikologis tertentu dari individu. Fungsi pemeriksaan psikologis dapat
digolongkan untuk tujuan: seleksi, promosi, mengidentifikasikan
kemampuan/ketidakmampuan belajar khusus, pengkuran ciri kepribadian, nilai hidup,
penentuan bakat dan minat, pengukuran perilaku, dan untuk pertimbangan klinis. Semua
pengukuran yang dilakukan dalam rangka menjelaskan dan meramalkan perilaku individu.
Secara metodologis, pemeriksaan psikologis dapat berarti pula sebuah penelitian aksi
(action research) dengan menggunakan seorang atau sekelompok sampel, untuk
diperbandingkan dengan individu atau kelompok normatif lain sejenis yang telah terukur
sebelumnya.
Setiap pemeriksaan psikologis dilakukan dengan maksud dan tujuan tertentu.
Pemeriksaan psikologis bertujuan untuk mengungkap aspek-aspek psikologis tertentu dari
individu yang hendak diperiksa yang dilakukan dengan maksud dan tujuan tertentu. Oleh
karena itu tidak perlu semua aspek psikologis kita periksa, namun hendaknya setiap
pemeriksaan psikologis dibatasi sesuai maksud dan tujuan pemeriksaan yang hendak dicapai.
Diagnostik diartikan sebagai seperangkat alat ukur yang dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi tentang pikiran, perasaan, persepsi dan perilaku seseorang, yang
digunakan untuk membuat keputusan diagnostik tentang orang tersebut. Karenanya
psikodiagnostika adalah salah satu bentuk pemeriksaan psikologis yang dilakukan dengan
teknik-teknik dan alat ukur tertentu yang telah distandardisir guna memenuhi sifat-sifat yang
melandasi perilaku dan kepribadian tertentu, sehingga mampu menjelaskan dinamikanya.
Sedangka pemeriksaan psikologis adalah pemeriksaan terhadap aspek-aspek psikologis diri
subjek yang hendak diperiksa untuk suatu maksud dan tujuan tertentu. Sehingga dapat
dikatakan bahwa psikodiagnostik lebih bersifat khusus sedangkan pemeriksaan psikologis
lebih bersifat umum.

Prinsip Pemeriksaan Psikologis


Terdapat beberapa prinsip yang harus dipenuhi dalam melakukan pemeriksaan
psikologis, antara lain :
a. Adanya kesediaan dari subjek untuk diperiksa
b. Sarana dan prasaran cukup memadai
c. Biaya terjangkau
d. Memberikan perlakuan yang sama pada semua individu yang hendak diperiksa. Perlakuan
tersebut meliputi interaksi antara psikolog dengan kliennya, penyampaian administrasi
tes, serta penyediaan lingkungan tes. Suatu hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek
yang mengerjakan tes dengan menggunakn meja akan memperoleh hasil yang lebih baik
dibandingkan subjek yang mengerjakan tes tanpa menggunakan meja. Perlakukan ini juga
dikaitkan dengan skor yang diperoleh subjek nantinya. Maksudnya adalah skor-skor yang
diperoleh subjek dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya.
Keseragaman dalam proses pemeriksaan psikologis harus dimulai dari memapankan sikap
subjek ayng hendak diperiksa, terutama yang menyangkut dengan rapport, ego
involvement, dan motivasi. Rapport adalah interaksi yang enak, saling dapat menerima,
tanpa prasangka, dan tekanan antara pemeriksa dengan subjek. Rapport sangat besar
pengruhnya terhadap hasil pemeriksaan. Agar hal ini dapat tercapai maka pemeriksa harus
memberikan kesan bahwa dirinya ramah, dapat dipercaya, dan bersikap membantu.
Ego involvement adalah situasi yang melibatkan kepentingan subjek. Ego involvement
perlu dibangkitkan sebelum pengetesan dilakukan agar dapat diperoleh suatu kerja sama
yang baik antara pemeriksa dengan subjek. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun

1
perasaan bahwa kepentingan subjek turut terlibat didalamnya dan pemeriksaan yang
dilakukan bukan hanya semata-mata untuk kepentingan pemeriksan saja.
Motivasi berkaitan dengan dorngan yang sebaik-baiknya pada subjek. Yang dimaksud
dengan sebaik-baiknya adalah tidak selalu identik dengan skor yang tinggi. Pada
pengukuran aspek kognitif memang diarahkan pada subjek untuk berusaha semaksimal
mungkin karena pengukuran dilakukan berdasarkan pada the highest level of
performance, sedangkan pada pengukuran non kognitif, motivasi diarahkan pada
kemauan subjek untuk menjawab inventori itu sesuai dengan keadaan dirinya. Perlu
ditekankan bahwa pada inventori tidak ada jawaban yang salah dan semua jawaban
dianggap benar asalkan sesuai dengan kondisi atau keadaan dirinya.

Pemeriksaan psikologis dapat diterapkan di berbagai bidang misalnya industri,


pendidikan, perkembangan, dan klinis. Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa alat ukur
yang digunakan dalam pemeriksaan psikologis bermacam-macam. Secara garis besar alat
ukur tersebut dapat diklasifikasikan kedalam tes inteligensi, tes bakat, tes kepribadian, dan tes
minat. Kedua tes pertama disebut dengan tes kognitif dan dua tes terakhir disebut dengan tes
non kognitif.
Sebelum pemeriksa menentukan alat ukur apa yang akan digunakan maka ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. pemeriksan harus memahami terlebih dahulu permasalahan yang dihadapi oleh
subjek.
b. Tentukan aspek-aspek psikologi yang relevan dan perlu diketahui
c. Tentukan alat ukur yang dapat mengungkap aspek-aspek tersebut. Jika ada dua alat
ukur yang mengukur aspek yang sama maka yang perlu dipertimbangkan adalah
validitas, reliabilitas, keluwesan dan segi ekonominya.
Setelah ditentukan alatnya barulah pemeriksaan dilakukan. Adapun tahap
pemeriksaannya adalah : (a) tahap persiapan yang meliputi mempelajari masalah,
merencanakan prosedur, dan merencanakan teknik pengumpulan data, (b) mengumpulakn
data, (c) mengolah data yang telah dikumpulkan, dan (d) menyampaikan hasil.

PENGERTIAN BAKAT

Beberapa definisi bakat menurut para ahli adalah sebagai berikut:


a. Kamus Psikologi Pendidikan
Bakat adalah sesuatu yang menunjukkan secara pasti kecakapan atau kemampuan dalam
batas usaha memilih kemampuan-kemampuan seni, belajar, sekolah untuk mendapatkann
keahlian-keahlian dalam bidang tertentu.
b. Dictionary of Psychology (HC Warren)
A condition or set of characteristic regarded as symptomatic of an individual ability to
acquase with training some (ussualy specified) knowlegde skill, or set of responses, such
as the ability to speak a language to produce music, etc.
c. Woodworth
Bakat terdiri dari 3 komponen yaitu :
1. Prestasi (achievement) yaitu kemampuan yang aktual dan dapat diukut secara
langsung melalui alat ukur tertentu
2. Kemampuan dasar (capacity) yaitu kemampuan yang tidak dapat diukur secara
langsung, tetapi dapat diketahui sevara tidak langsung dengan membandingkan antara
kemampuan yang ada dengan pengalaman.

2
3. Aptitude yaitu kemampuan yang dapat diukur dengan alat yang disebut tes aptitude.
d. Flanagan
Bakat adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir, yang meerupakan kapasistas belajar
seseorang. Perkembangannya dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam lingkungan
seperti : minat, kebudayaan setempat, kondisi fisik, latihan, lingkungan sosial ekonomi,
dan inteligensi.
e. Bingham
Bakat merupakan potensi hasil belajar individu. Bingham mendasarkan teorinya pada
aliran behaviorisme dan menganggap tidak ada unsur bawaan sama sekali. Jadi apa yang
dipelajari seseorang akan mengendap dan itulah yang disebut dengan potensi dasar.

Adapula para ahli lainnya yang mendefinisikan bakat menjadi definisi teoritis dan
operasional.
Berdasarkan definisi teoritis, bakat adalah potensi yang berasal dari kristalisasi pengalaman
individu (bukan bawaan). Sedangkan berdasarkan definisi operasional, bakat adalah sejumlah
kemampuan khusus yang mendukung suatu bidang kerja (okupasi) yang tergambar dalam
suatu profile.
Dari beberapa definisi bakat di atas, maka terdapat salah satu definisi yang kerapkali
digunakan yaitu definisi yang mengatakan bahwa bakat adalah kemampuan dasar yang
menentukan sejauh mana kesuksesan individu untuk memperoleh keahlian/pengetahuan
tertentu, bila individu itu diberi latihan-latihan tertentu. Bakat itu sendiri megandung
pengertian-pengertian sebagai berikut:
a. merupakan kapasitas laten
b. merupakan kemampuan (potensi) dasar
c. merupakan kemampuan aktual individu agar individu dapat menyesuaikan diri dalam
bidang tertentu menuju kesuksesan
d. merupakan karakteristik set yaitu kemampuan individu dicapai melalui training
khusus
e. merupakan kondisi simptomatik dari seseorang yang selalu dikembangkan sesuai
dengan interest dan kemampuannya
f. merupakan sekelompok faktor fisik dan mental yang didapat, yang membuat
seseroang berbeda dan prestasi dan akan menjadi faktor tetap bila mendapatkan
latihan tepat pada waktunya (Drake Raleigh).

MACAM-MACAM BAKAT

Terdapat 3 macam bakat yaitu:


a. Bakat Kognitif
Bakat kognitif ternagi menjadi dua macam yaitu bakat kognitif konvergen dan bakat
kognitif divergen. Bakat kognitif konvergen adalah kemampuan memecahkan masalah
dengan cara yang konvensional. Salah satunya adalah dengan memberikan jawaban
benar-salah atau jawaban untuk persoalan yang bersifat multiple choice. Dalam hal ini
tidak tersedia alternatif lainnya. Hal ini merupakan kelemahan dalam sistem pendidikan
di Indonesia yang sampai saat ini masih menganut sistem kognitif konvergen.
Bakat kognitif divergen adalah kemampuan memecahkan masalah dengan cara terbaik
dan efektif, dimana terkadang dapat menghasilkan sesuatu yang baru. Banyak alternatif-
alternatif ayng digunakan untuk memecahkan suatu persoalan. Seringkali disebut dengan
cara berpikir inovatif.

3
b. Bakat Psikososial
Adalah bakat yang berkaitan dengan kehidupan psikologis secara bersama. Misalnya
bakat kepemimpinan, afiliasi, dan nurturance.
c. Bakat Psikomotorik
Jenis ini sangat dikenal di masyarakat, dan sedikit sekali menyangkut kognitif. Bakat ini
banyak berkaitan dengan fisik, keahlian, dan skill. Misalnya bakat melukis, menari, dan
menyanyi.

TEORI BAKAT
Terdapat beberapa teori tentang bakat, antara lain :
a. Teori Nativisme/ Negativisme/Dasar
Menurut teori ini, perkembangan manusia sepenuhnya diserahkan pada lingkungan
(natural) yang tidak perlu dimanipulasi, sedangkan pendidikan akan mengganggu
perkembangan natural.
b. Teori Empirisme/Positivisme/Ajar
Perkembangan manusia dipengaruhi oleh pengalaman yang sistematik yang disebut
dengan pendidikan. Jika tidak ada pendidikan, manusia tidak akan mencapai tujuannya.
c. Teori Konvergensi
Teori ini mengambil sudut pandang dari kedua teori di atas. Teori ini berpendapat bahwa
resultante antara keduanya akan menghasilkan kualitas manusia yang baik, karena
perkembangan manusia dipengaruhi oleh dua faktor yaitu : manusia itu sendiri dan
lingkungan.

I I
Keterangan :
D = dasar
A = ajar
I = Individu

Ketiga teori di atas termasuk dalam kelompok Otoaktivitas. Dan terdapat satu kelompok teori
lain yang berbeda dari ketiganya, yaitu
d. Kelompok Otodidak
Manusia yang sedang berkembang adalah manusia yang : mendidik diri sendiri, dan
mengontrol perkembangan diri sendiri. Untuk itu terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain: perkembangan manusia tergantung dari motivasi (need) terhadap
achievement, determination, affiliation, ordered, dan endurance. Karena perkembangan
manusia ditentukan oleh diri sendiri dan bagaimana kontrol yang dilakukan maka dapat
dikatakan bahwa peran individu terhadap perkembangannya menjadi sangat besar.

4
Artinya adalah jika individu berada dalam lingkungan apapun dan akan menjadi apa,
tergantung dari individu itu sendiri.

ADMINISTRASI TES BAKAT

Sebelum sampai pada administrasi tes bakat, ada baiknya jika kita sedikit membahas
tentang tes bakat. Bakat yang dimiliki oleh tiap individu tentu berbeda-beda dan
kemampuan/bakat tersebut dapat diungkap melalui suatu tes yang disebut dengan tes
bakat.Tes bakat dapat didefinisikan sebagai suatu alat untuk mengetahui ada atau tidak
adanya kemampuan potensial pada individu untuk diarahkan pada kemampuan khususnya.
Lantas, mengapa tes bakat perlu diberikan pada individu? Dewasa ini kebutuhan suatu
lembaga ataupun perusahaan untuk menempatkan karyawannya secara tepat di bidang
tertentu sangatlah penting. Tidak hanya di bidang industri tetapi juga berlaku di bidang
lainnya, salah satunya adalah pendidikan. Dengan tes inteligensi saja dianggap belum dapat
memecahkan masalah, karena tes inteligensi hanya dapat mengungkap kemampuan umum
saja dan tidak dapat mengungkap kemampuan khusus individu. Hal ini menjadi perhatian
karena setiap individu memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Berdasarkan hal
tersebut maka dibuatlah suatu tes yang diharapkan dapat mengungkap kemampuan khusus
seseorang.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka disusunlah suatu tujuan dari tes bakat. Tujuan
mengetahui bakat seseorang melalui tes bakat adalah untuk dapat melakukan diagnosis dan
prediksi. Tujuan diagnosis adalah dengan mengetahui bakat seseorang maka akan dipahami
potensi yang ada pada diri seseorang. Dengan demikian dapaat membantu untuk analisis
permasalahan yang dihadapi testee di masa kini secara lebih cermat. Permasalahan itu baik
dalam bidang pendidikan, klinis, maupun industri. Tujuan prediksi adalah untuk
memprediksi kemungkinan kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam bidang tertentu di
masa depan. Prediksi meliputi seleksi, penempatan, dan klasifikasi. Perlu diketahui pada
dasarnya prediksi adalah mempertemukan potensi seseorang dengan persyaratan yang
dituntut oleh suatu lembaga.
Dari tes bakat yang ada dapat diungkap beberapa faktor yaitu :
a. Kemampuan verbal
Kemampuan memahami dan menggunakan bahasa baik secara lisan atau tulisan
b. Kemampuan numerikal
Kemampuan ketepatan dan ketelitian memecahkan problem aritmatik atau konsep dasar
berhitung
c. Kemampuan spatial
Kemampuan merancang suatu benda secara tepat
d. Kemampuan perseptual
Kemampuan mengamati dan memahami gambar dua dimensi menjadi bentuk tiga
dimensi
e. Kemampuan reasoning
Kemampuan memecahkan suatu masalah
f. Kemampuan mekanik
Kemampuan memahami 2 konsep mekanik dan fisika
g. Kemampuan memori
Kemampuan mengingat
h. Kemampuan klerikal
Kemampuan bekerja di bidang administrasi

5
i. Kreativitas
Kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan menunjukkan hal yang tidak
biasa/istimewa
j. Kecepatan kerja
Kemampuan bekerja secara cepat terutama untuk pekerjaan yang rutin
k. Ketelitian kerja
Kemampuan bekerja secara teliti
l. Ketahanan kerja
Kemampuan bekerja secara konsisten
Tes bakat yang diberikan pada individu (dalam hal ini adalah subjek) perlu diberikan
dengan prosedur yang standar. Untuk itu masalah administrasi menjadi sangat pentin, karena
dapat mempengaruhi hasil tes individu. Jika administrasi yang diberikan salah maka akan
merugikan individu yang dites. Administrasi yang perlu dilakukan mencakup beberapa hal
yaitu:
a. Persiapan
Persiapan yang diperlukan meliputi : materi (alat tes) yang dapat berupa buku tes, alat
peraga, lembar jawaban, alat tulis, tempat tes (penerangan, interior, situasi dan kondisi,
tata letak, kenyamanan, dll), dan mental yaitu adanya penguasaan terhadap emosi (tidak
terlalu senang atau sedih) serta menguasai bahan-bahan tes.
b. Rapport
Yaitu membina hubungan yang baik antara tester dengan testee. Tujuannya agar subjek
mau bekerjasama dan mau mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh. Perlu ditanamkan
rasa percaya dalam diri subjek terhadap tester. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan
memperkenalkan diri atau mencoba menarik perhatian dan minat testee.
c. Penyajian Tes
Penyajian yang dilakukan hendaknya sesuai dengan urutan yang berlaku, yaitu dari
membagikan materi tes, menjelaskan, sampai dengan mengambil jawaban subjek. Jika tes
dilakukan dalam kelompok maka alat tes perlu diperhatikan jangan sampai ada yang
hilang, karena soal-soal tidak boleh tersebar keluar (masyarakat umum).
d. Skoring
e. Interpretasi
Hasil tes bakat yang diperoleh dapat dimanfaatkan baik dalam bidang pendidikan
maupun bidang pekerjaan. Dalam bidang pendidikan biasanya tes bakat digunakan untuk
masalah penjurusan baik di SMU maupun di perguruan tinggi. Sedangkan di bidang industri
dapat digunakan untuk melakukan seleksi karyawan, penempatan karyawan, mutasi dan
promosi. Namun satu hal yang perlu diperhatikan adalah, meskipun tes bakat dapat
memberikan gambaran kemampuan individu secara khusus namun tes bakat tetap memiliki
keterbatasan. Adapaun keterbatasan tersebut adalah:
a. Tes bakat hanya mengukur sampel perilaku yang ditunjukkan oleh butir tes
b. Standardisasi tes tergantung pada keadaan sampel standardisasi. Dengan demikian
perkembangan budaya dan kemajuan teknologi akan mempengaruhi validitas tes
c. Reliabilitas tes jarang memiliki koefisien reliabilitas sama dengan satu, berarti testing
lebih dari satu kali pada individu yang sama tidak akan menunjukkan hasil yang sama
persis. Di samping itu setiap tes mempunyai Se m, sehingga skor yang diperoleh dari
pengukuran tidak menujukkan keadaan yang sesungguhnya.
d. Dengan pengukuran bakat bukan berarti telah memahami kondisi psikologis seseorang
secara komprehensif. Untuk tujuan diagnosis dan prediksi akan lebih akurat jika
dilakukan pengukuran aspek paikologis secara komprehensif.

6
MACAM-MACAM TES BAKAT
Terdapat dua kelompok tes bakat, yaitu :
1. Kelompok baterai tes : yaitu rangkaian bermacam-macam tes yang masing-masing tes
dapat berdiri sendiri dan tidak harus digunakan secara keseluruhan.
A. Differential Aptitude Test (DAT)
Disusun oleh Bennet, Seashore dan Wesman (1952). Baterai tes ini dirancang untuk
kebutuhan konseling pendidikan dan vokasional (pendidikan kejuruan). Standardisasi tes
ini dilaksanakan pada siswa dari kelas 8 sampai 12. Namun demikian, tes ini dapat pula
digunakan untuk pada mahasiswa dan dalam bidang industri.
DAT terdiri dari 8 tes, masing-masing saling mandiri sehingga dapat digunakan secara
terpisah. Untuk seleksi bidang industri, pada jenis pekerjaan tertentu kemungkinan hanya
membutuhkan beberapa tes saja dari baterai tes ini. Dalam bidang pendidikan akan lebih
baik jika semua tes digunakan secara bersama. Ke-8 tes tersebut adalah :
o Verbal reasoning (VR)
o Numerical ability (NA)*
o Abstract reasoning (AR)*
o Mechanical reasoning (MR)*
o Space relations (SR)*
o Clerical speed and accuracy (CSA)*
o Languange usage : spelling (LU1)
o Languange usage : sentences (LU2)
Ket ( * ) : sudah diadaptasi ke dalam bahasa indonesia.
Dari 8 tes tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu kelompok
tes verbal (VR, NA, LU, dan CSA) dan kelompok tes non verbal (AR, MR, dan SR).
Petunjuk untuk mengerjakan tes ada di masing-masing buku tes.
Baterai tes DAT merupakan power test kecuali CSA yang merupakan speed test. DAT
terdiri dari 2 form yaitu A dan B yang ekuivalen.
Tabel 1. Waktu dan Informasi Skoring
Tes Waktu Skor Max Skoring Keterangan
VR 30’ 50 B Hanya ada 1 jawaban yang benar
NA 30’ 40 B – 1/4S Sda
AR 25’ 50 B – 1/4S Sda
SR 30’ 100 B–S Dapat lebih dari 1 jawaban yang benar
MR 30’ 68 B- 1/2S Hanya 1 jawaban yang benar
CSA
Bag: I 3’ Hanya bagian II yang diskor;
Bag: II 3’ 100 B Hanya 1 jawaban yang benar
LU
I 10’ 100 B–S Hanya 1 jawaban yang benar
II 25’ 95 B–S Dapat lebih dari 1 jawaban yang benar

Administrasi Tes DAT


Tes ini perlu disajikan secara menarik dan tidak monoton. Untuk itu perlu
dikombinasikan antara tes verbal dan non verbal. Berdasarkan hal itu maka tes harus
disajikan bervariasi antara kelompok verbal dan non verbal. Saran untuk penyajiannya
agar tidak monoton adalah sebagai berikut :
1. One day testing : VR, SR, LU, AR, CSA, NA, MR

7
2. Double period testing :

Session 1 : VR, SR
Session 2 : Lu, AR
Session 3 : NA, CSA, MR
Cara ini dilakukan dalam 3 hari setiap paginya.
3. Two session testing :

Session 1 : VR, SR, LU


Session 2 : MR, CSA, AR, NA
Cara ini dilakukan 2 hari setiap paginya.
Instruksi mengerjakan tes dibacakan oleh tester dengan suara keras dan tidak tergesa,
setelah setiap testee menerima lembar jawaban, mengisi identitas pada lembar jawaban
dan buku soal telah diterima oleh testee. Testee diminta untuk membaca dalam hati
mengikuti tester. Kemudian tester bertanya pada testee apakah ada pertanyaan ? jika ada
maka tester hendaknya kembali membacakan petunjuk tersebut secara jelas dan tidak
tergesa. Testee kemudian dipersilahkan mengerjakan tes jika telah memahami dengan
jelas petunjuknya.
Norma disusun berdasarkan siswa kelas 8 hingga kelas 12 dengan memperhatikan jenis
kelamin dengan total siswa sebanyak 47.000 siswa dari berbagai berbagai Negara di
bagian Amerika. Norma DAT dibuat dengan menggunakan persentil. Adapun deskripsi
dari 8 tes tersebut adalah :
Verbal Reasoning (VR), dirancang mengukur kemampuan berpikir abstrak, generalisasi,
konstruktif dengan memahami konsep verbal. Perbendaharaan kata yang biasa digunakan
dalam berbagai bidang di antaranya sejarah, geografi, sastra, sains. Materi tes ini
merupakan analogi sederhana, yang biasa digunakan dalam tes inteligensi umum,
walaupun analogi sederhana ini lebih mendasarkan pada asosiasi daripada berpikir. Hasil
pengukuran tes VR ini diharapkan untuuk prediksi kesuksesan dalam bidang yang
mementingkan pemahaman konsep verbal.
Numerical Ability (NA), dirancang untuk mengukur kemampuan memahami hubungan
numeric dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan konsep numeric. Tes ini
lebih mengukur kemampuan komputasi daripada penalaran numeric. Tes ini sangat
penting untuk prediksi dalam bidang matematika, fisika, kimia, teknik, dan bidang lain
yang membutuhkan kemampuan berpikir secara kuantitatif. Prediksi dalam bidang
pekerjaan seperti akuntansi, statistik dan asisten laboratorium. NA bersama dengan VR
dpat dipergunakan untuk estimasi kemampuan general learning.
Abstrak Reasoning (AR), dirancang untuk mengukur penalaran non verbal. Dalam
setiap butir tes yang menuntut pemahaman logis tentang prinsip-prinsip yang digunakan
untuk mengubah diagram dan kemampuan membedakan perbedaan yang kecil pada
garis, daerah maupun bentuk. AR merupakan suplemen VR+NA, guna estimasi
inteligensi. AR digunakan untuk prediksi dalam bidang pendidikan dan profesi yang
menuntut pemahaman relasi antara benda atau objek. Skor AR dapat dipakai sebagai
bahan pertimbangan untuk memahami penalaran seseorang, jika seseorang tersebut
mengalami kesukaran bahasa dan mendapatkan skor rendah pada tes VR.
Space Relation (SR), mengukur kemampuan visualisasi terhadap konstruksi subjek tiga
dimensi yang dibangun dari pola dua dimensi dan kemampuan membayangkan berbagai
cara yang digunakan memutar objek tersebut sehingga mempunyai bangunan seperti
yang tampak dalam gambar. Tes ini dirancang untuk prediksi kesuksesan dalam bidang
perencanaan tata ruang, desainer, arsitektur, seni dan dekorasi.

8
Mechanical Reasoning (MR), tes ini merupakan bentuk baru dari tes bakat special
Mehanical comprehension. Setiap butir dari tes ini menyajikan gambar situasi mekanik
disertai pertanyaan dalam kata-kata sederhana. Tes ini mengukur pemahaman prinsip-
prinspi mekanik dan fisika dalam situasi yang familiar. Skor pada tes ini akan
dipengaruhi oleh pengalaman individu, walaupun hanya meningkatkan beberapa poin
saja. Hasil tes ini digunakan untuk kesuksesan dalam belajar dan pekerjaan yang
menuntut pemahaman prinsip-prinsip umum dari fisika. Prediksi dalam pekerjaan seperti
bidang mekanik, perakitan, pertukangan kayu. Perlu diketahui testee yang mendapat skor
tinggi pada tes ini akan dengan mudah mempelajari prinsip-prinsip kerja dan reparasi,
alat mekanik yang bersifat kompleks. Perlu diketahui rerata skor testee perempuan lebih
rendah dari testee pria, walaupun reliabilitas pengukuran ini rendah. Namun demikian
jika testee perempuan lebih berminat dalam bidang mekanik atau teknik ada
kemungkinan skor tes ini menjadi lebih bermakna jika dibandingkan dengan skor pria
pada tingkat atau kelas yang sama daripada dibandingkan dengan kelompok testee
perempuan.
Clerical speed Auracy (CSA), tes ini dirancang untuk mengukur kecepatan dan
ketelitian respon dalam tugas-tugas yang membutuhkan persepsi sederhana. Tugas testee
adalah memilih kombinasi angka atau huruf yang sama dengan kombinasi yang telah
diberi garis di bawah pada buku soal, dengan cara memberi garis bawah pada kombinasi
pilihannya. Butir pada tes ini merupakan elemen yang sering digunakan pada berbagai
tugas administrasi. Hasil tes ini untuk prediksi kemampuan mengerjakan hal-hal penting
rutin administrasi seperti mengatur arsip. Manfaat untuk bidang pendidikan dapat
dikatakan relatif kecil, tetapi skor rendah menunjukkan bahwa testee mengalami
kesulitan dalam hal keberhasilan, ketepatan, kecepatan dalam mengerjakan tugas.
Disamping itu jika skor CSA rendah tetapi skor pada tujuh tes lain tinggi. Hal ini
menunjukkan testee mengalami kesulitan mengerjakan tes tersebut secara cepat. Jika
kondisi skor pada baterai DAT seperti itu, maka perlu diberikan tes ulang CSA.
Berdasarkan laporan Bennet, dkk (1952) tes ulang itu akan meningkatkan skor CSA.
Language Usage (LU) bagian I, Spelling. Perbendaharaan kata dalam tes ini
merupakan hasil seleksi dari Gates’s Spelling Difficulties in 3876 Words, dan merupakan
perbendaharaan kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Skor yang
rendah pada tes ini menunjukkan kesulitan testee dalam Spelling.
Language Usage (LU) bagian II. Sentences. Tes ini dirancang untuk mengukur
kemampuan membedakan tata bahasa yang baik dengan yang jelek, memahami
pemberian tanda baca yang tepat dan penggunaan kata yang tepat dalam bahasa inggris.
Kemampuan tersebut banyak digunakan dalam bidang seperti jurnalistik, &
korespondensi bisnis. Perlu diketahui tes ini lebih menyerupai tes prestasi jika dibanding
dengan tes lain.
Perlu diketahui DAT dirancang untuk mengukur kemampuan intelektual yang
fundamental, diusahakan bebas dari pengaruh pendidikan. Namun demikian tes ini tidak
sama sekali bebas dari pengaruh pendidikan seperti tes NA dan LU. Hal ini disebabkan
karena materi numeric dan bahasa merupakan mata pelajaran umum di Sekolah Dasar.
Hasil akhir dari tes ini berupa profile yang biasa digambar dengan histogram dengan
masing-masing skor skala digambarkan dengan bar di atas median atau di bawah median.
Jika skor skala DAT digambarkan dengan grafik, gambar seperti ini salah. Karena
masing-masing skor bakat tidak berkorelasi tetapi pilah. Grafik biasanya digunakan
untuk melukiskan korelasi dari sejumlah tes. Jika digambarkan dengan profil
menggunakan garis dasar sebagai skor nol kurang tepat, karena sesungguhnya garis dasar
itu menunjukkan persentil satu.

9
Validitas DAT
Validitas DAT adalah validitas prediktif, dianalisis dengan cara : (1) Mencari korelasi
dengan prestasi belajar dari berbagi mata pelajaran secara terpisah dari kelas 8 hingga
kelas 12. Kriteria berupa prestasi belajar yang diperoleh dalam satu jangka waktu
tertentu dari administrasi DAT. Kriteria diperoleh secara longitudinal satu tahun hingga
empat tahun, dan kriteria berupa prestasi mahasiswa tahun pertama, dari mahasiswa
akademik, keguruan dan institut teknologi; (2) Mencari korelasi dengan kriteria hasil tes
prestasi standar; (3) Dengan memperhatikan para lulusan SMA yang sukses dalam sudi
di perguruan tinggi atau dalam berbagai pekerjaan.
Dari hasil validasi dengan subjek siswa sekolah disimpulkan sebagai berikut : NA
merupakan prediktor terbaik untuk Bahasa Inggris, studi sosial, sains dan matematika.
VR dan Sentenes merupakan prediktor yang baik untuk sebagian besar mata pelajaran.
AR merupakan prediktor terbaik untuk Sains dan berbagai kursus pada industrial art.
Spelling prediktor terbaik untuk bahasa Inggris. CSA mempunyai korelasi rendah dengan
berbagai kriteria. MR merupakan prediktor yang baik bagi sejumlah jabatan mekanik
seperti geometri pesawat dan reparasi arloji.

Reliabilitas DAT
Reliabilitas dianalisis dengan split half, kecuali CSA dianalisis dengan alternate form.
Reliabilitas baterai DAT cukup tinggi. Koefisien reliabilitas DAT dengan subjek pria dari
kelas 8 hingga kelas 12 bergerak antara 0,77 hingga 0,94. Koefisien reliabilitas terendah
0,77 terdapat pada tes CSA dengan subjek kelas 8. Koefisien reliabilitas pada subjek
perempuan bergerak antara 0,69 hingga 0,93. Koefisien reliabilitas terendah 0,69
terdapat pada tes MR dengan subjek kelas 8.

Interkorelasi Tes DAT


Perlu diketahui iri tes baterai adalah akan mempunyai manfaat yang tinggi jika dipakai
secara bersama, walaupun dalam tes baterai ini mandiri. Koefisien interkorelasi yang
tinggi mempunyai arti bahwa skor pada tes tertentu tidak akan berbeda dengan skor tes
pada tes yang lain.

B. General Aptitude Test Battery


GATB dikembangkan oleh United Employment Service pada tahun 1947, dari analisis
faktor berbagai tes bakat. Tes GATB terdiri dari 12 tes yang mengukur 9 bakat.
Kedua belas tes bakat itu adalah :
1. Tes berbandingan nama, waktu mengajarkan 6’, skor maksimal 150.
2. Tes komputasi, waktu mengerjakan 6’, skor maksimal 50.
3. Tes tiga dimensi, waktu mengerjakan 6’, skor maksimal 40.
4. Tes perbendaharaan kata, waktu mengerjakan 6’, skor maksimal 60.
5. Tes memasangkan alat, waktu mengerjakan 5’, skor maksimal 49.
6. Tes hitungan, waktu mengerjakan 7’, skor maksimal 25.
7. Tes memasangkan bentuk, waktu mengerjakan 6’, skor maksimal 60.
8. Tes membuat tanda, waktu mengerjakan 1’+20” untuk latihan, skor maksimal 130.
9. Tes menaruh (place) terdiri dari 3 bagian , waktu 45”
10. Tes membalik (trun) terdiri dari 3 bagian, waktu 90”
11. Tes merakit (assemble), waktu 90”
12. Tes mengurai (dissamble), waktu 60”

10
Kedua belas tes ini terbagi dalam dua kelompok. Tes 1 singga 8 merupakan tes paper
and pencils. Tes 9 hingga 12 merupakan tes yang non paper and pencils. Penyajian ini
hendaknya secara urut, namun demikian tes non paper and pencils dapat disajikan
sebelum atau sesudah tes paper and pencils. Diamping itu tes 11 dan 12 dapat
mendahului tes 9 dan 10.
Dalam penyajian tes, instruksi dibaca oleh tester dan testee mengikuti dalam hati
instruksi tersebut dari buku soal. Jika ada pertanyaan, tester boleh menerangkan dengan
kata-kata sendiri hanya untuk membantu testee menyelesaikan contoh soal. Norma dari
baterai tes ini disusun berdasarkan M=100 dan SD=20, pada subjek kelas 9,klas 10, dan
dewasa. Disamping itu disediakan pula tabel konversi dari skor kasar ke skor skala.
Kesembilan bakat itu adalah :
1. General learning ability, merupakan kemampuan untuk memahami instruksi dan
prinsip-prinsip dasar, kemampuan penalaran dan membuat keputusan. Kemampuan
tersebut sangat dibutuhkan untuk dapat berprestasi yang baik di sekolah. Bakat ini diukur
dengan tes Ruang Tiga Dimensi, perbendaharaan kata dan hitungan.
2. Bakat verbal, adalah kemampuan untuk memahami arti kata dan menggunakannya
secara efektif, memahami bahasa, hubungan antara kata-kata, memahami arti dari
kalimat dan paragraf. Bobot ini diukur oleh tes perbendaharaan kata.
3. Bakat Numerik, kemampuan mengerjakan tugas hitungan secara cepat dan teliti.
Bakat ini diukur oleh tes komputasi dan tes Arithmetic Reasoning.
4. Bakat Ruang, kemampuan untuk berpikir secara visual terhadap bentuk geometrik
dan memahami bentuk tiga dimensi yang disusun dari pola dua dimensi serta
kemampuan memahami bentuk objek sebagai akibat adanya gerakan/putaran.
Kemampuan ini diukur oleh tes Ruang Tiga Dimensi.
5. Persepsi terhadap bentuk, kemampuan untuk memahami bagian penting dari objek,
gambar atau grafik. Selain itu juga merupakan kemampuan untuk membandingkan,
membedakan dan melihat perbedaan yang kecil dalam bentuk dan shading dari suatu
figur, kepanjangan atau kedalaman garis. Kemampuan ini diukur oleh tes Tool Matching
dan Form Matching.
6. Persepsi klerikal, kemampuan memahami bagian yang penting dalam verbal atau
mengoreksi kata, angka dan menghindari kesalahan dalam komputasi. Disamping itu
juga merupakan kemampuan kecepatan persepsi yang banyak dibutuhkan dalam bidang
industri yang tidak ada muatan verbal maupun numerik. Diukur oleh tes perbandingan
nama.
7. Koordinasi Motorik. Kemampuan mengkoordinasikan mata, tangan dan jari secara
cepat dan tepat untuk membuat gerakan yang tepat dan cepat. Diukur oleh tes Mark
Making.
8. Kecepatan jari. Kemampuan untuk menggerakkan jari dan manipulasi objek kecil
dengan jari secara cepat dan tepat. Diukur oleh assemble dan disassemble.
9. Kecepatan Manual. Kemampuan untuk menggerakkan tangan dengan mudah dan
terampil untuk meletakkan dan memutar. Diukur dengan tes Place dan Turn.

Dalam buku GATB dituliskan OAP (Occupational Aptitude Pattern) dari berbagai jenis
pekerjaan dan ditunjukkan pula skor skala minimum yang dibutuhkan. Disamping OAP
juga dikembangkan Specific Aptitude Tes Batteries (GATB) untuk bidang industri.
Contoh Prosedur Skoring pada GATB

11
Skor yang diperoleh G V N S P Q K F
individu M
81 80 82 85 90 93 91 82
85
1 Sem 6 6 6 8 9 9 7 12
11
Skor yang diperoleh
individu + 1 Sem 87 86 88 93 99 102 98 94
96
Norma untuk S_461 75 85 80
80
Norma untuk S_008 85 85 85
80
Norma untuk S_381R76 75 95 100

C. Flanagan Aptitude Classification Tests (FACT)


Tes ini dirancang untuk menentukan sistem klasifikasi yang baku untuk menerangkan
bakat yang penting guna kesuksesan prestasi dari tugas okupasional. Namun demikian
baterai tes ini dirancang untuk konseling vokasional dan seleksi.
FACT terdiri dari 14 tes yang dietak dalam buku terpisah, dan tes ini dapat digunakan
secara terpisah. Deskripsi ke-14 tersebut adalah :
1. Inspection, mengukur kemampuan untuk melihat secara cepat dan tepat, cacat atau
ketidaksempurnaan dari serangkaian artikel. Kemampuan ini dibutuhkan dalam
memeriksa hasil pabrik yang hampir selesai atau sudah selesai.
2. Coding, mengukur kecepatan dan ketepatan pemberian kode pada informasi
perkantoran.
3. Memory, mengukur kemampuan mengingat kode pada tes 2.
4. Precision, mengukur kecepatan dan ketepatan dalam menggerakkan jari secara
melingkar dengan satu tangan dan dengan dua tangan, kemampuan ini dibutuhkan
dalam kelipatan bekerja dengan objek yang kecil.
5. Assembly, mengukur kemampuan untuk melihat bagaimana sejumlah objek model
yang terpisah akan tampak jika diatur sesuai dengan instruksi, tanpa model yang
sesungguhnya.
6. Scales, tes ini mengukur kecepatan dan ketelitian dalam membaca skala, grafik dan
denah. Kemampuan ini sangat dibutuhkan untuk bidang pekerjaan teknik.
7. Coordination, mengukur kemampuan koordinasi gerak tangan dan lengan.
8. Judgement & Comprehension, mengukur kemampuan membaca dengan
pemahaman, penalaran logis dan menggunakannya dalam membuat keputusan
secara baik dalam situasi praktis.
9. Arithmetic, mengukur keterampilan dalam bekerja dengan angka, meliputi
penjumlahan, pembagian, perkalian dan pengurangan.
10. Patterns, mengukur kemampuan reproduksi outlines pola sederhana secara cepat
dan teliti.
11. Components, mengukur kemampuan untuk mengidentifikasikan bagian komponen
penting.

12
12. Tabel, mengukur kinerja dalam membaca dua tipe tabel. Tabel pertama terdiri dari
angka dan tabel kedua berisi kata dan huruf alphabet.
13. Mechanics, mengukur tentang pemahaman prinsip-prinsip mekanika dan
kemampuan menganalisa gerakan mekanik.
14. Expression, mengukur perasaan dan pengetahuan tentang bahasa Inggris yang
benar.

Cara penyajian baterai tes ini dengan melalui dua session. Session pertama untuk 8 tes
pertama denagn selang waktu istirahat 10 menit setelah tes yang ke lima. Session ke dua
untuk tes 9 hingga 14, dengan selang waktu istirahat 10 menit setelah tes 11 selesai.
Mengenai jumlah waktu yang digunakan dapat dilihat pada tabel skoring.
Untuk mengerjakan tes ini para tester membaca petunjuk, jika ada pertanyaan
seyogyanya tester membacakan kembali bagian dari petunjuk yang ditanyakan.
Skoring
Cara skoring dari baterai tes ini lihat tabel. Setelah diperoleh skor stanine, kemudian skor
tersebut dimasukkan ke lembar Aptitude Classification Sheet. Norma FAT disusun
dengan subjek SLTA di Pittsburg. Kemudian diamati setelah lulus dari SLTA dan
disimpulkan mereka telah bekerja dengan memasuki bidang pekerjaan 87 jenis. Subjek
yang dijadikan kelompok standardisasi adalah mereka yang sukses dalam pekerjaannya.

No TES Petunjuk Mengerjakan Skor maksimum Formula


1 Inspection 6’ 6’ 155 B
2 Coding 20’ 10’ 150 B
3 Memory 1’ 4’ 25 B
4 Precision 7’ 8’ 252 B
5 Assembly 6’ 12’* 20 B
6 Scales 12’ 16’ 120 B_S
7 Coordination 5’20” 2’40” 100 _
8 Judgement & 5’ 35’* 24 B
Comprehension
9 Arithmetic 16’ 10’ 125 B_1/3 S
10 Patterns 8' 20’ 60 2 poin untuk
jawaban betul
11 Components 4’ 20’ 40 B
12 Tabel 5’ 10’ 120 B_S
13 Mechanics 5’ 20’ 20 B
14 Expression 5’ 35’ 64 B
*: istirahat 10’
D. Multidimentional Aptitude Battery (MAB)
Awalnya dipublikasikan tahun 1984, kemudian prosdur pelaksanaannya, norma dan buku
pegangannya menyusul revisi. MAB adalah tes kelompok yang dirancang untuk menilai
bakat-bakat yang sama seperti Wechsler Adult Intelligence Scale –Revised (WAIS-R).
MAB cocok untuk remaja dan dewasa, tetapi tidak bisa direkomendasikan
penggunaannya untuk orang-orang yang mentalnya terganggu, yang kondisinya dapat
mempengaruhi pemahaman mereka akan instruksi tes. MAB terdiri dari lima subtes
dalam Skala Verbal dan lima dalam Skala kinerja yang menghasilkan V, P, IQ simpangan
skala penuh. Skala verbal terdiri dari : Informasi, Komprehensi, Aritmatik, Keserupaan,
dan Kosakata. Skala kinerja terdiri dari : Simbol Digit, Perlengkapan Gambar, Ruang,
Pengaturan Gambar, Ruang, dan Perakitan Objek.
Tugas para responden dalam semua butir soal pada masing-masing subtes ini sama
dengan yang diilustrasikan dalam butir-butir soal ini. Dalam subtes penyelesaian gambar,
responden harus berfikir tentang nama dari bagian yang hilang selanjutnya
mengidentifikasi huruf pertama dari nama itu di antara pilihan-pilihan yang diberikan.

13
Dalam subtes Ruang, hanya satu dari lima gambar di sebelah kanan berasal dari
pemutaran sederhana gambar pada bagian kiri ke dalam posisi yang berbeda pada
halaman kertas itu, pada pilihan lainnya gambar harus dibalik.
Lima subtes Verbal disajikan dalam satu brosur dan lima subtes performansi Nonverbal
pada brosur kedua. Masing-masing brosur dimulai dengan masalah praktis yang
mengilustrasikan jenis-jenis butir soal yang digunakan dalam tiga dari lima subtes.
Masing-masing subtes dimulai dengan satu, dua, atau tiga butir soal penunjuk lebih
lanjut. Instruksi-instruksi umum dan khusus untuk masing-masing subtes diberikan
dalam buku manual, dan semua itu dapat disajikan secara lisan, menggunakan sebuah
kaset audio atau computer. Jawaban dicatat pada lembar jawaban yang terpisah atau pada
computer. Skoringnya juga dapat dilakukan secara manual dari kunci jawaban atau
menggunakan computer. Seperti halnya satu dari pilihan-pilihan yang ada, salah satu
versi terbaru dari MAB memungkinkan pelaksanaan tes yang sepenuhnya
terkomputerisasi dan penskoringan oleh pengguna tes setempat.

2. Kelompok Single Test


yaitu tes bakat yang terdiri dari satu jenis tes dan pada umumnya mengungkap
kemampuan khusus yang dimiliki seseorang.
Misal :
1. Tes sensory :Tes yang mengungkap kemampuan indera, misal: tes ketajaman
penglihatan, pendengaran.
Contoh tes sensori adalah color blindness

What numbers do you see revealed in the patterns of dots below?

14
I am color blind, as is about 12 - 20 percent (depending on whose figures you
want to believe) of the white, male population and a tiny fraction of the female
population. Most of these circles are nothing but spots to me. Below are the
correct answers to what a person with normal color vision would see - and what I
see (and most people with Red-Green color blindness). When you see what we
can't see, you may understand why it's so tough to find the right sox and why we
like bright colors, which are often identifiable.

Normal Color Vision Red-Green Color Blind

Left Right Left Right

Top 25 29 Top 25 Spots

Middle 45 56 Middle Spots 56

Bottom 6 8 Bottom Spots Spots

Another interesting color blindness test is below

The test to the left is simpler.


The individual with
normal color vision will
see a 5 revealed in the
dot pattern.
An individual with
Red/Green (the most
common) color blindness
will see a 2 revealed in
the dots.

2. Tes artistic : Tes yang mengungkap bakat seni, misal : tes gambar, musik.
3. Tes Clerical

15
4. Tes kreativitas
5. Tes Motor Dexterity
6. Tes Kraeplin / Pauli

Sumber : handout yang ditulis oleh Santi Esterlita P & Widi Astuti

16

You might also like