You are on page 1of 2

ُ‫علَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ للاه َوبَ َر َكاتُه‬

َ ‫سالَ ُم‬
َّ ‫ل‬

‫ت أ َ ْع َما هلنَا َم ْن‬ ُ ‫ب ْالعَالَ هميْنَ إه َّن ْال َح ْمدُ ه َّلِله نَحْ َمدُهُ َونَ ْست َ هعي ُْن َونَ ْست َ ْغ هف ُرهُ َونَعُ ْوذُ با َّهلِله هم ْن‬
َ ‫ش ُر ْو هر أ َ ْنفُ هسنَا َو َم ْن‬
‫سيهئ َا ه‬ ‫ا َ ْل َح ْمدُ ه َّلِله َر ه‬
‫س ْولُهُ َوعَََ لَي آ هل هه وصحبه اجمعين اما بعد‬ ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا‬, ُ‫هى لَه‬ َ ‫ض هل ْلهُ فَ َالهَاد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو هم ْن ي‬ ‫َللاُ فَالَ ُم ه‬
َّ ‫َي ْهدهى‬
‫ ان للا يامر بالعدل واالحسان وايتا اذالقربي وينهي عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم‬: ‫فقال للا تعالي في كتابه الكريم‬
‫لعلهم يتذكرون‬

Sebelum saya mulai pidato, saya saya ingin menajak kepada seluruh hadirin untuk selalu dan senantiasa
puja dan puji syukur kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan kesempatan kepada kita semua untuk
menggunakan segala fasilitas yang ada di muka bumi ini untuk kita nikmati bersama.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada buah hati siti aminah, putra sayyi
Abdullah tak lain dan tak bukan adalah junjungan kita nabi besar Muhammad saw. Sehingga kita bisa
dianggap dan disebut umat serta pengikut beliau di hari kiamat kelak amiiin ya robbal alamiiin.

Hadirin sekalian yang berbahagia:


Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan memberikan sebuah temapembicaraan
saya tentang :

KULTUM TENTANG "PEMAHAMAN TENTANG AGAMA"


Ada 3 hal penting yang sering disebut diperlukan oleh setiap seorang Mukmin yaitu iman, ilmu
dan amal. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dan harus dimiliki untuk kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat. Untuk dapat beramal dengan benar, maka seseorang harus memiliki ilmu. Beramal tanpa ilmu
akan menimbulkan banyak kerusakan. Sebagai contoh, seseorang yang tidak mengetahui hakikat puasa,
maka dia berpuasa hanya menahan haus dan lapar saja, tidak menahan ucapan atau perbuatan keji yang
dapat merusak ibadah puasa.
Umar bin Abdul Aziz pernah berkata: “Barang siapa yang beramal tanpa didasari ilmu, maka unsur
merusaknya lebih banyak daripada mashlahatnya” (Sirah wa manaqibu Umar bin Abdul Azis, oleh Ibnul
Jauzi).
Orang yang ikhlas beramal, tetapi tidak memiliki pemahaman yang benar dapat merusak
amalannya dan bahkan dapat memberikan madhorot kepada orang lain. Rasulullah SAW pernah
menyampaikan bahwa adalah orang yang sesat padahal mereka melaksanakan sholat, puasa, dan amalan
lainnya yang sangat banyak.
Rasulullah SAW bersabda, “(Ada sekelompok kaum), mereka menganggap sholat yang dilakukan
oleh kamu sangat kecil bila dibandingkan sholat mereka, dan puasanya dianggap lebih rendah dari
puasa mereka. Mereka membaca Al Quran, tetapi tidak melampaui kerongkongan mereka.” (Fathul Bari
6/714). Imam Ibnu Taimiyah berkata: “Meskipun sholat, puasa dan tilawah Quran mereka banyak,
namun mereka keluar dari kelompok ahlus Sunah wal Jamaah. Mereka adalah kaum ahi ibadah, wara’
dan zuhud, tetapi itu semua tidak didasari dengan ilmu.”
Maksudnya mereka beribadah dan membaca Al Quran, tetapi amalan tersebut dilaksanakan hanya
sebagai rutinitas, tanpa pemahaman terhadap apa yang dilakukan. Mereka memahami ibadah itu suatu
perintah yang harus dilaksanakan tanpa memahami hikmah dibaliknya.
Terkadang pelaksanaan ibadah dibuat untuk rutinitas saja. Ada pelaksanaan sholat Jumat
berjamaah dengan khutbah yang berisi nasihat dari beberapa ayat Quran dan doa yang sudah tertulis pada
beberapa lembar kertas. Dan cara ini sudah dilakukan bertahun-tahun. Tentu saja sangat disayangkan
jamaah yang sholat Jumat di masjid tersebut. Tidak ada nasehat atau taujih yang dapat dipahami dan amal
yang dapat dilaksanakan.
Terdapat cerita nyata pada suatu perumahan dimana beberapa ibu rumah tangga terjerat hutang
dengan rentenir yang memberikan pinjaman uang dengan bunga yang mencekik. Ternyata para rentenir
terebut adalah ibu-ibu yang terlibat aktif dalam pengajian pekanan. Kisah ini menunjukkan bahwa
kegiatan pengajian rutin yang dilaksanakan tidak memberikan dampak positif pada aktifitas muamalah
yang dilakukan.
Keutamaan seseorang bukan didasarkan pada banyaknya ilmu, hafalan atau amalan, akan tetapi
dilihat dari benar dan dalamnya pemahaman terhadap agama Islam secara menyeluruh. Oleh sebab itu,
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Satu orang faqih itu lebih berat bagi setan daripada seribu ahli
ibadah.” HR. Tirmidzi.
Sahabat Umar bin Khathab ra juga pernah berkata, “Kematian seribu ahli ibadah yang selalu
sholat di waktu malam dan berpuasa di siang hari itu lebih ringan daripada kematian orang cerdas yang
mengetahui halhal yang dihalalkan dan diharamkan oleh Allah.”
Bagusnya pemahaman terhadap agama mengalahkan faktor yang lainnya. Sebagai contoh,
khalifah Umar bin Khathab ra pernah mengangkat sahabat Ibnu Abbas ra yang pada saat itu masih berusia
15 tahun untuk menjadi anggota majelis syuro. Umar bin Khathab ra menjulukinya sebagai “pemuda tua”
karena ketinggian pemahamannya pada usia yang sangat muda.
Oleh karena itu berusahalah kita mendapatkan pemahaman yang benar terhadap Islam yaitu
pemahaman yang jernih, murni, integral dan universal. Hal ini akan menyelamatkan kehidupan kita di
dunia dan akhirat. Ibnul Qayyim pernah berkata, “Benarnya kepahaman dan baiknya tujuan merupakan
nikmat terbesar yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Tiada nikmat yang lebih utama setelah nikmat
Islam melebihi kedua nikmat tersebut. Karena nikmat itulah seseorang memahami Islam dan komitmen
pada Islam. Dengannya seorang hamba dapat terhindar dari jalan orang-orang yang dimurkai, yaitu
orang yang buruk tujuannya. Juga terhindar dari jalan orang-orang yang sesat, yaitu orang yang buruk
pemahamannya, serta akan menjadi orang-orang yang baik tujuan dan pemahamannya.”
Wallahu a’lam.
Demikian yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat
Kesempurnaan hanya pada Allah dan segala kekhilafan datang dari diri saya pribadi.
Fastabiqul khairot,

Wabilahittaufiq wal hidayah,

Wassalamu'alaikum wr. wb. (salam penutup)

You might also like