Professional Documents
Culture Documents
Jtptunimus GDL Srirahayug 5147 2 Bab2 PDF
Jtptunimus GDL Srirahayug 5147 2 Bab2 PDF
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Mioma Uteri adalah suatu pertumbuhan jinak dari sel-sel otot polos,
Mioma Uteri adalah tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya.
Mioma Uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
suatu pertumbuhan jinak dari otot-otot polos, tumor jinak otot rahim, disertai
jaringan ikat, neoplasma yang berasal dari otot uterus yang merupakan jenis
tumor uterus yang paling sering, dapat bersifat tunggal, ganda, dapat mencapai
ukuran besar, biasanya mioma uteri banyak terdapat pada wanita usia
Klasifikasi Mioma dapat berdasarkan lokasi dan lapisan uterus yang terkena.
1. Lokasi
2. Lapisan Uterus
Mioma Uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasinya dibagi menjadi
8
a. Mioma Uteri Subserosa
tonjolan saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan
Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneal sebagai suatu
sehingga mioma akan terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang
bebas dalam rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai jenis
parasitik.
kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut
dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim
dominan).
9
C. Anatomi dan Fisiologi
Secara umum alat reproduksi wanita dibagi atas organ eksterna dan
interna. Organ interna yang terletak di dalam rongga pelvis dan ditopang
a. Organ Eksterna
10
2) Labia mayora
yang ditutupi kulit dari rektum. Panjang labia mayora 7-8 cm,
3) Labia minora
4) Klitoris
ketegangan seksual.
11
5) Vulva
kebelakng dan dibatasi di muka oleh klitoris, kanan dan kiri oleh
6) Vestibulum
7) Perineum
12
8) Fourchette
dan himen.
b. Organ Interna
1) Vagina
13
bagian atas vagina, panjang dinding anterior vagina hanya sekitar
2) Uterus
cekung yang tampak mirip buah pir terbalik. Pada wanita dewasa
14
Uterus terdiri dari tiga bagian: fundus yang merupakan
3) Tuba Fallopi
a) Pars intersisialis
b) Pars ismika
c) Pars ampularis
15
d) Pars infundibulum
mempunyai fimbria
4) Ovarium
D. Etiologi
namun dari hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan bahwa mioma
uteri terjadi tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada “Cell Nest”
terjadinya mioma adalah: wanita usia 35-45 tahun, hamil pada usia muda,
16
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga
sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel
1. Estrogen.
miometrium normal.
17
2. Progesteron
tumor.
3. Hormon Pertumbuhan
yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa yaitu HPL, terlihat
pada periode ini, memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat dari
a. Umur
Mioma Uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan
sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering
b. Paritas
Lebih sering terjadi pada nulipara atau pada wanita yang relatif infertil,
18
c. Faktor ras dan Genetik
kejadian mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini
tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga, ada yang menderita mioma.
( Manuaba, 1998 )
Belum diketahui secara pasti, tetapi asalnya disangka dari sel-sel otot
penting, tetapi dengan teori ini sukar diterangkan apa sebabnya pada
seorang wanita estrogen pada nuli para, faktor keturunan juga berperan
mioma uteri terdiri dari otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti
E. Patofisiologi
Mioma Uteri terjadi karena adanya sel-sel yang belum matang dan
adanya perdarahan pervagina lama dan banyak akan terjadi resiko tinggi
19
Penatalaksanaan pada mioma uteri adalah operasi jika informasi tidak
mengakibatkan cemas.
Pada post operasi akan terjadi terputusnya integritas jaringan kulit dan
F. Manifestasi Klinik
Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada
apa-apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu tumor dalam
uterus.
20
Gejala klinik terjadi hanya pada sekitar 35 % – 50% dari pasien yang
terkena. Adapun gejala klinik yang dapat timbul pada mioma uteri:
otot rahim, distorsi dan kongesti dari pembuluh darah di sekitarnya dan
dan hidronefrosis.
a. Penekanan saraf.
b. Torsi bertangkai.
21
kelahiran prematur pada pasien dengan mioma intramural dan submukosa.
7 Abortus spontan.
atau setelah bayi lahir, terjadi torsi (terpelintir) pada tangkainya, torsi
5) Persalinan prematuritas.
22
9) Mioma yang lokasinya dibelakang dapat terdesak kedalam kavum douglasi
10) Subfertil (agak mandul) sampai fertil (mandul) dan kadang- kadang hanya
12) Terjadi kelainan letak janin dalam rahim, terutama pada mioma yang
13) Distosia tumor yang menghalangi jalan lahir, terutama pada mioma yang
letaknya diservix.
14) Atonia uteri terutama pasca persalinan, perdarahan banyak, terutama pada
16) Plasenta sukar lepas (retensio plasenta), terutama pada mioma yang sub
1 Tumor ovarium dalam kehamilan yang lebih besar dari telur angsa harus
dikeluarkan.
23
a) Beberapa hari sebelum operasi.
5 Bila tumor agak besar dan lokasinya agak bawah akan menghalangi
sarang mioma itu berada, besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang
Sering kali penderita pergi ke dokter oleh karena adanya gejala ini.
24
a) Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia endometrium
3) Rasa Nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena
dan tenesia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat
rongga uterus.
25
Menurut Faisa, Yatim, 2005 keluhan dan gejala mioma uteri adalah
lebih banyak dari biasa, atau nyeri sewaktu menstruasi, perasaan penuh
dan ada tekanan tekanan pada rongga perut, atau keluhan anemi karena
kurang darah atau nyeri pada waktu berhubungan seksual, atau nyeri
Pada mioma yang klasik, uterus membesar merata, dan sekitar 80%
sampai ada uterus yang menderita mioma dengan berat lebih 200 gram.
mioma.
G. Penatalaksanaan
a). Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.
26
c). Pemberian zat besi
Tindakan ini seharusnya dibatasi pada tumor dengan tangkai dan jelas
sesarea.
b). Histerektomi
Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita
27
c). Miomektomi
hamil sekitar 30 – 50%. Dan perlu disadari oleh penderita bahwa setelah
Lama Perawatan:
Masa pemulihan :
3. Penanganan radioterapi
kalau terdapat kontrak indikasi untuk tindakan operatif akhir-akhir ini kontrak
28
Terapi menurut Achadiat, Chrisdiono M, 2004 hal: 95-96 adalah :
a. Observasi : bila ukuran uterus lebih kecil dari ukuran uterus kehamilan
d. Laparotomi/Histrektomi:
pengobatan.
Catatan:
hormonal.
29
d. Sebelum melakukann pembedahan, dianjurkan untuk melakukan
rumah sakit selama 3-5 hari dan meninggalkan jaringan parut luka pada
dinding perut.
= NSAID)
b. Vitamin.
c. Dikerok (kuretase).
keseluruhan
30
mengurangi besar ukuran mioma. Akan tetapi, mioma kembali
g. Bila uterus hanya sedikit membesar apalagi tidak ada keluhan, tidak
jaringan mioma akan mengkerut, Akan tetapi pemberian obat ini bisa
obat ini berhasil baik pada mioma uteri ringan akan tetapi tidak berhasil
31
luka sayatan operasi kecil (sekitar 1 cm).
c. Jaringan parut bekas luka opersi pada dinding parut hanya kecil.
Anestesi
a. Pengertian
hilangnya rasa sakit yang sifatnya sementara. Anestesi pada setiap keadaan
5) Oksitosik
c. Teknik anestesi
1) Anestesi umum
a) Pengertian
32
b) Fisiologi terjadinya anestesi:
ketamin
d) Kontra indikasi:
halotan.
di hepar.
33
d) Kelainan paru : hindarkan obat-obat yang
misal eter.
a. Pengertian
untuk sementara.
34
d) Blok saraf : obat anestesi regional dengan cara suntikan
epidural/peridural.
lebih tipis.
b. Kontra indikai
kulit.
3. anemia berat
(Mochtar, 1998)
35
Fase-fase penyembuhan luka post operasi
a. Fase I
b. Fase II
dan luka berisi kolagen yang kemudian menunjang luka dan baik pada
c. Fase III
mulai berkurang.
d. Fase IV
ditimbun dan luka semakin kecil atau mengecil. Tegang serta timbul
(Syamsuhidayat, 1997)
36
H. Komplikasi
3 Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi.
1). Infertilitas.
2). Abortus.
antara lain:
1. Perdarahan
2. Anemia
37
3. Infeksi atau degenerasi (kistik maupun merah).
setelah tindakan
6. miomektomi.
antara lain :
(anemi), yang boleh diatasi dengan pemberian obat preparat besi (iron).
2. Gejala penekanan tumor fibroid bisa menimbulkan keluhan sulit buang air
besar (konstipasi) atau hemorroid. Gejala ini bisa dikurangi dengan makan
sayur dan buah setiap hari disertai minum Air banyak sehari-hari serta
3. Uterus robek (ruptur) dala, keadaan hamil atau plaenta acreta (akar
1. Degenerasi ganas.
38
I. Pengkajian Fokus
Pengkajian
secara keseluruhan. Pengkajian terdiri dari tiga tahapan yaitu pengumpulan data,
1. Pengumpulan Data.
(data-data) dari klien. Data yang dapat dikumpulkan pada klien sesudah
Usia :
2. Keluhan Utama
Keluhan yang timbul pada hampir tiap jenis operasi adalah rasa nyeri
karena terjadi torehant tarikan, manipulasi jaringan organ. Rasa nyeri setelah
bedah biasanya berlangsung 24-48 jam. Adapun yang perlu dikaji pada rasa
39
a. Lokasi nyeri
b. Intensitas nyeri
d. Kwalitas nyeri.
3. Riwayat Reproduksi
a. Haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab mioma uteri
masa menopause.
tumbuh cepat pada masa hamil ini dihubungkan dengan hormon estrogen,
Jumlah kehamilan dan anak yang hidup mempengaruhi psikologi klien dan
4. Data Psikologi.
kewanitaan.
40
Perasaan seksualitas dalam arti hubungan seksual perlu ditangani.
5. Status Respiratori
atau akibat terdapat sekret. Suara paru yang kasar merupakan gejala
terdapat sekret pada saluran nafas . Usaha batuk dan bernafas dalam
6. Tingkat Kesadaran
harus dijawab oleh klien atau di suruh untuk melakukan perintah. Variasi
7. Status Urinari
sampai 8 jam setelah pembedahan. Jumlah output urine yang sedikit akibat
41
8. Status Gastrointestinal
9. Pemeriksaan fisik
10 Pemeriksaan luar
Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat
Pemeriksaan Penunjang
endometrium dan keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat
42
2. Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gunanya
dengan uterus, lebih lanjut uterus membesar dan berbentuk tidak teratur.
3. Foto BNO/ IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga
6. Laboratorium, darah lengkap, urine lengkap gula darah, tes fungsi hati,
7. Tes kehamilan.
8. D/K (dilatasi dan kuretase) pada penderita yang disertai perdarahan untuk
43
J. Pathway Keperawatan
44
K. Diagnosa Keperawatan
Pre 0perasi:
tindakan operasi.
Post Operasi:
setelah operasi .
tindakan operasi.
Pre Operasi
45
b) Intervensi: Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
analgetik.
pasien.
mengurangi nyeri
46
e) Intervensi: Pantau hasil laboratorium.
tindakan operasi.
Tujuan:
operasi.
b) Cemas berkurang.
Kriteria Hasil :
masalah.
pengetahuan pasien.
sesuai keadaan .
47
d) Intervensi: Informasi kepada pasien keluarga atau orang terdekat
Post Operasi
Perifer.
Tujuan:
Kriteria Hasil:
analgetik
mengurangi nyeri.
48
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidaknyamanan pasca.
Tujuan: Bunyi nafas normal, nafas tidak koping hidung, tidak terjadi.
nafas dalam.
operasi .
kelelahan .
49
a) Intervensi: Pantau aktivitas yang dapat dilakukan pasien.
sehari-hari
kebutuhan pasien.
4 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma pada kulit atau tindakan
operasi.
Kriteria Hasil :
risiko infeksi .
50
c) Intervensi: Pertahankan cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan.
(Doenges, 2000)
51