You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA

PERCOBAAN

PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS

NAMA : YUSI ANDA RIZKY

NIM : H 311 08 003

KELOMPOK : II ( DUA )

TGL PERCOBAAN : 22 FEBRUARI 2010

ASISTEN : TIUR MAULI S.

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keadaan bahan secara keseluruhan dapat di bagi secara keseluruhan menjadi

padat dan fluida. Zat padat cenderung tegar dan mempertahankan bentuknya,

sementara fluida tak mempertahankan bentuknya, tetapi mengalir. Fluida meliputi

cairan yang mengalir di bawah gravitasi sampai menempati daerah terendah yang

mungkin dari penampungannya dan gas yang mengembang mengisi

penampungannya tanpa perduli bentuk. Perbedaan antara zat padat dan cairan tak

terlalu tajam.

Walaupun kebanyakan zat padat dan cair mengembang sedikit bila

dipanaskan dan menyusust sedikit bila dipengaruhi penambahan tekanan

eksternal. Perubahan dalam volume ini relatif kecil, sehingga dapat dkatakan

bahwa kerapatan kebanyakan zat padat dan cairan hampir tak bergantung pada

temperatur dan tekanan. Sebaliknya kerapatan gas sangat berpengaruh terhadap

temperatur dan tekanan, sehingga temperatur dan tekanan harus dinyatakan bila

memberikan kerapatan gas. Kerapatan gas sangat kecil bila dibandingkan dengan

kerapatan zat padat. Sebagai contoh adalah minyak dan air.

Berdasarkan hal tersebut, kita ingin membandingkan beberapa bobot jenis

air dengan senyawa-senyawa lain. Dalam hal ini adalah metanol dan gliserol,

maka dilakukanlah percobaan penentuan kerapatan dan bobot jenis ini.

2
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Untuk mengetahui cara pengukuran kerapatan dan bobot jenis suatu

larutan dengan menggunakan beberapa metode pengukuran.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Menentukan kerapatan dan gravitas spesifik dari akuades, metanol, dan

gliserol dengan menggunakan neraca westphalt dan piknometer.

1.3 Prinsip Percobaan

Mengukur dan menghitung kerapatan bobot jenis larutan aquadest,

metanol, dan gliserol dengan menggunakan neraca westphalt dan piknometer serta

membandingkan dengan kerapatan bobot jenis sesuai dengan teori.

1.4 Manfaat Percobaan

Setelah melakukan percobaan ini, praktikan dapat mengetahui

bagaimana cara menentukan kerapatan dan bobot jenis dengan menggunakan

metode neraca westphalt dan piknometer serta dapat mengetahui bobot jenis dari

setiap bahan kimia yang digunakan dalam percobaan ini seperti akuades, metanol,

dan gliserol. Selain itu juga praktikan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari, misalnya saja dengan mengetahui kerapatannya kita dapat

memprediksi oli mesin yang baik digunakan untuk kendaraan bermotor.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kerapatan dapat diartikan sebagai suatu sifat penting dari suatu zat rasio

massa terhadap volumenya. Gram semula didefenisikan sebagai massa

1 centimeter kubik air, kerapatan air dalam satuan CGS adalah 1 g/cm3, dimana

kerapatan air adalah 1,00 kh/L. Bila kerapatan suatu benda lebih besar dari

kerapatan air, maka benda akan tenggelam dalam air. Bila kerapatannya lebih

kecil, benda akan mengapung (Tipler, 1991).

Suatu sifat yang besarnya tergantung pada jumlah bahan yang diselidiki

disebut sifat intensif. Baik massa maupun volume adalah sifat ekstensif, suatu

sifat yang tergantung pada sifat ekstensif disebut juga sifat intensif. Rapatan yang

merupakan perbandingan antara massa dan volume adalah sifat intensif (Petrucci,

1999).

Sifat-sifat intensif umumnya dipilih oleh para ilmuwan untuk pekerjaan

ilmiah karena tidak tergantung pada jumlah bahan yang sudah diteliti. Dimana

volume berubah menurut suhu sedangkan massa tetap, maka rapatan merupakan

fungsi suhu (Petrucci, 1999).

Berkaitan erat dengan rapatan ialah bobot jenis (specific grafity). Bobot

jenis suatu zat ialah angka banding massanya dan massa air pada volume yang

sama dan temperatur tertentu. Untuk menentukan bobot jenis suatu cairan, dapat

digunakan suatu wadah dengan volume cermat, yang disebut labu volumetrik

(volumetrik flask) (Keenan dkk., 1989).

4
Dalam praktek, bobot jenis ditentukan dengan cara membandingkan bobot

zat pada volume tertentu dengan bobot air pada volume yang sama pada suhu

kamar (T oC) sehingga bobot jenis menurut defenisi lama diberikan nama lain

yaitu kerapatan atau densitas (d) atau sering diberi lambing dt4. Bobot jenis

menurut defenisi baru diberi nama gravitas spesifik (specific gravity), Stg. Untuk

mencari harga dt4, harga Stg yang diperoleh dari hasil pengukuran dikalikan

dengan harga dtaq yakni kerapatan atau densitas air pada suhu kamar, T oC (Taba

dkk., 2010).

The majority of substances expand when heated. A notable exception is

water: when water at 0 oC and at a pressure of one atmosphere is heated, its

density increases to a maximum value of 999.972 kg m3 at 3.98 oC. Thereafter, the

density decreases with further heating in the usual manner. The magnitude of this

anomalous behaviour is small compared with the anomaly of water’s expansion

upon freezing—the latter corresponds to an 8.3% change in volume, compared

with a 0.013% volume contraction between 0 0C and 4 oC. Neither of these

anomalies in the behavior of water is as yet well understood (Cawley dkk., 2005).

Sebagian besar zat akan memuai jika dipanaskan, kecuali air, bila air

dipanaskan pada suhu 0 oC dan pada tekanan satu atmosfer, densitasnya akan

meningkat ke nilai maksimum 999,972 kg/m3 pada 3,98 oC. Setelah itu, kerapatan

akan semakin berkurang seiring dengan dilakukannya pemanasan lebih lanjut.

Besarnya perilaku menyimpang ini masih lebih kecil di bandingkan dengan

ekspansi anomali air atas titik beku. Sampai saat ini, tak satupun dari anomali ini

yang dapat dipahami dengan baik (Cawley dkk., 2005).

5
Rapatan suatu sample ialah nisbah massa terhadap volumenya (Oxtoby

dkk., 2001)

Rapatan =

Satuan dasar massa dalam satuan SI dibahas dalam lampiran ialah kilogram (kg)

tetapi ini sering kali terlalu besar untuk keperluan praktis di kimia. Yang sering di

gunakan ialah gram, selanjutnya gram merupakan satuan baku untuk menyatakan

massa molar. Ada beberapa satuan untuk volume yang sering digunakan. Satuan

SI dasar ialah meter kubik (m3) yang juga sangat jarang digunakan untuk

keperluan laboratorium. Oleh karena itu untuk volume kita menggunakan liter

(Oxtoby dkk., 2001).

Rapatan zat bukanlah kuantitas tetap, melainkan beragam tergantung pada

tekanan dan suhu ketika pengukuran. Untuk beberapa zat terutana zat dan cairan

volume akan mudah diukur tanpa ada massanya, dan bila rapatannya diketahui,

maka fakta konversi antara volume dan massa dapat diperoleh (Oxtoby dkk.,

2001).

Bila kerapatan suatu benda lebih besar daripada kerapatan air, maka benda

akan tenggelam dalam air. Bila kerapatan lebih kecil, maka benda akan

mengapung. Untuk benda-benda yang mengapung bagian volume sebuah benda

tercelup ke dalam cairan. Walaupun kebanyakan benda zat padat dan cairan

mengembang sedikit bila dipanaskan dan menyusut sedikit bila dipengaruhi

pertambahan eksternal, perubahan dalam volume ini relatif kecil, sehingga dapat

dikatakan bahwa kerapatan kebanyakan berasal dari zat padat dan cairan hampir

tak bergantung pada temperatur dan tekanan, sehingga tekanan dan temperatur

harus dinyatakan bila memberikan kerapatan gas (Tipler, 1991).

6
Westphalt balance atau neraca Mohr lebih akurat dibandingkan dengan

pengukuran yang menggunakan hidrometer. Neraca Mohr bekerja berdasarkan

prinsip Archimedes, kesusaian berat dari zat pada benda yang mengapung.

Penyelam digantungkan ke dalam zat cair, dengan berat yang diseimbangkan

lengan neraca Mohr hingga berada pada skala nol. Penyelam dimasukkan ke

dalam zat cair yang kerapatannya ingin dicari. Berat yang paling kecil diatur

sedemikian rupa sehingga skala dapat menunjukkan kesetimbangan yang akurat.

Ada banyak anting yang digunakan sebagai pemberat, dengan berat masing-

masing berbeda, dimulai dari 0,1 g, 0,01 g, 0,001 g, dan seterusnya. Pada skala

memberikan jumlah angka yang dibaca, jika pada pemberat 0,1 g pada skala 9,

0,01 g pada skala 8 dan 0,001 pada skala 7, maka bobot jenisnya adalah 0,987.

Suhu dibaca pada termometer yang terdapat pada penyelam (0xtoby dkk., 2001).

7
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain aquadest, metanol,

gliserol, dan tissue roll.

3.2 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu satu set neraca Westphalt,

satu set piknometer 25 mL, neraca analitik, pipet tetes, gelas piala 100 mL, labu

semprot dan termometer.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Neraca Westphalt

Neraca Westphalt dirangkai, gelas ukur diisi dengan aquadest secukupnya

sampai mencapai batas skala atas, suhu aquades diukur dan dicatat, penyelam

dimasukkan ke dalam gelas ukur berisi aquadest, anting-anting diletakkan pada

skala lengan tunggal mulai dari anting terbesar hingga anting yang terkecil

sehingga neraca Westphalt setimbang, angka skala yang ada antingnya dibaca

mulai dari anting yang terbesar ke anting yang terkecil, gelas ukur dan penyelam

dibersihkan lalu dikeringkan, kerja tersebut diulangi dengan menggunakan contoh

lain.

3.3.2 Piknometer

Disiapkan piknometer yang bersih dan kering, kemudian menimbang berat

kosong piknometer dengan menggunkan neraca ohaus, aquadest dimasukkan ke

8
dalam piknometer hingga mencapai garis batas, menutup piknometer hingga tidak

ada lagi gelembung lalu dibersihkan dan dikeringkan pada dinding luar

piknometer selanjutnya suhu yang ditunjukkan pada tutup piknometer dicatat,

piknometer yang berisi aquadest ditimbang kembali, hasil pengamatan dicatat dan

kerja tersebut diulangi dengan menggunakan contoh lain.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Neraca Westphalt

Pembacaan Skala
Bobot
No. Nama Contoh Anting I Anting Anting Anting
Jenis
IIa IIb IV

1. Aquadest
9 9 - 9
0,9909
2. Metanol
7 6 3 2
0,7902
3. Gliserol
9 9 9 9
1,0809

Tabel 2. Piknometer

BOBOT (gram)

SUHU
NO NAMA CONTOH piknometer piknometer +
sampel (⁰C)
kosong sampel

1 Aquadest 41,1561 62,7397 21,5836 34

2 Metanol 41,1561 58,3567 17,2006 28

3 Gliserol 41,1561 63,9900 22,8339 28,6

10
4.2 Perhitungan

4.2.1 Neraca Westphalt

a. Aquadest

Berat anting yang digunakan :

Berat anting I : 0,1 gram = 9 x 0,1 = 0,9 gram

Berat anting IIa : 0,01 gram = 9 x 0,001 = 0,09 gram

Berat anting IIb : 0,01 gram = 0 x 0,001 = 0 gram

Berat anting III : 0,001 gram = 0 x 0,001 = 0 gram

Berat anting IV : 0,0001 gram = 9 x 0,0001 = 0,0009 gram +

Stg = 0,9909

dtaq ( 20 0C ) = 0.9982 gr/cm3

dt4 = Stg x dtaq ( 20 0C )

= 0.9909 x 0,9982

= 0,9891 gr/cm3

b. Metanol

Berat anting yang digunakan :

Berat anting I : 0,1 gram = 7 x 0,1 = 0,7 gram

Berat anting II : 0,01 gram = 6 x 0,01 = 0,06 gram

Berat anting IIb : 0,01 gram = 3 x 0,01 = 0,03 gram

Berat anting III : 0,001 gram = 0 x 0,001 = 0 gram

Berat anting IV : 0,0001 gram = 9 x 0,0001 = 0,0009 gram +

Stg = 0,7902

dtaq ( 19,5 0C ) = 0.9983 gr/cm3

dt4 = Stg x dtaq ( 19,5 0C )

11
= 0,7902 x 0.9983

= 0,7889 gr/cm3

c. Gliserol

Berat anting yang digunakan :

Berat anting I : 0,1 gram = 9 x 0,1 = 0,9 gram

Berat anting IIa : 0,01 gram = 9 x 0,001 = 0,09 gram

Berat anting IIb : 0,01 gram = 9 x 0,001 = 0,09 gram

Berat anting III : 0,001 gram

Berat anting IV : 0,0001 gram = 9 x 0,0001 = 0,0009 gram +

Stg = 1,0809

dtaq ( 19,4 0C ) = 0.998325 gr/cm3

dt4 = Stg x dtaq ( 19,4 0C )

= 1,0809 x 0.998325

= 1,0791 gr/cm3

4.2.2 Piknometer

a. Aquadest

Bobot piknometer + aquadest = 62,7397 gram

Bobot piknometer kosong = 41,1561 gram -

Bobot aquadest = 21,5836 gram

Stg = = =1

dtaq ( 34 0C ) = 0,9944 gram

dt4 = Stg x dtaq ( 34 0C )

= 1 x 0,9944

= 0,9944 gr/cm

12
b. Metanol

Bobot piknometer + metanol = 58,3567 gram

Bobot piknometer kosong = 41,1561 gram -

Bobot metanol = 17,2006 gram

Stg = = = 0,7969

dtaq ( 28 0C ) = 0.9962 gr/cm3

dt4 = Stg x dtaq ( 28 0C )

= 0,7969 x 0.9962

= 0,7939 gr/cm3

c. Gliserol

Bobot piknometer + gliserol = 63,9900 gram

Bobot piknometer kosong = 41,1561 gram -

Bobot gliserol = 22,8339 gram

Stg = = = 1,0579

dtaq ( 28,6 0C ) = 0.9960 gr/cm3

dt4 = Stg x dtaq ( 28,6 0C )

= 1,0579 x 0.9960

= 1,0537 gr/cm3

4.3 Pembahasan

Pada percobaan kali ini yakni dalam penentuan kerapatan dan bobot jenis,

digunakan dua metode pengukuran yakni dengan menggunakan neraca westphalt

dan piknometer. Adapun bahan-bahan yang akan di ukur kerapatan dan bobot

jenisnya adalah aquadest, metanol, dan gliserol.

13
Pada pengukuran kerapatan dan bobot jenis dengan neraca westphalt, hal

pertama yang harus dilakukan yakni neraca dikalibrasi untuk mendapatkan hasil

perhitungan normal, adapun bahan yang akan di ukur dimasukkan ke dalam gelas

ukur hingga tanda batas pada penyelam. Penyelam dari neraca westphalt disini

memiliki peranan yang sangat penting karena dari penyelam itulah kita dapat

menentukan bobot dari bahan. Oleh karenanya, pada saat melakukan pemasangan

penyelam harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Penyelam tersebut tak boleh

berkontak langsung dengan dinding gelas ukur karena akan mempengaruhi hasil

dari pengukuran. Bahan yang dimasukkan pada gelas ukur harus berada 2 cm dari

permukaan larutan atau tanda batas pada penyelam. Lalu untuk menentukan nilai

dari bobotnya digunakan anting-anting yang merupakan pemberat hingga lengan

neraca menjadi seimbang. Adapun anting-anting yang digunakan pada lengan

neraca memiliki berat yang berbeda-beda. Mulai dari 0,1 gram, 0,01 gram,

0,001 gram dan 0,0001 gram. Maka dari itu, makin banyak anting yang

dipergunakan maka makin banyak pula angka desimal yang diperoleh dan

keakuratan hasil pengukurannyapun semakin tepat.

Walaupun demikian, ada saja kekurangan yang terdapat pada neraca

westphalt, yakni tidak pernah terdapat 2 bandul dalam 1 gantungan, karena neraca

westphalt tidak dapat mengukur bobot jenis suatu larutan yang lebih dari sama

dengan 1 g/cm3 tetapi hanya dapat mengukur dibawah 1 g/cm3. Adapun hasil

pengukuran yang diperoleh dengan menggunakan neraca westphalt dari

pengolahan data, yakni kerapatan aquadest, metanol, dan gliserol berturut-turut

adalah 0,9891 gr/cm3, 0,7889 gr/cm3, 1,0791 gr/cm3, sedangkan bobot jenis dari

14
aquadest, metanol, dan gliserol berturut-turut adalah 0,9909 gram, 0,7889 gram,

dan 1,0809 gram.

Pada pengukuran kerapatan bobot jenis dengan menggunakan piknometer,

yang harus dilakukan sebelumnya adalah mencuci bersih kemudian mengeringkan

piknometer terlebih dahulu. Jika tak dilakukan hal tersebut, maka zat atau bahan

yang akan ditimbang sudah terkontaminasi zat-zat lain, hal ini akan berpengaruh

pada kemurnian zat tersebut dan mempengaruhi bobot piknometer yang kosong.

Langkah selanjutnya, piknometer diisi dengan bahan, lalu ditutup rapat-rapat,

kemudian ditimbang. Adapun bobot dari bahan dapat ditentukan dari selisih

antara bobot bahan + piknometer dengan bobot piknometer kosong. Sama seperti

penggunaan neraca westphalt, piknometer pun harus dibersihkan dan dikeringkan

terlebih dahulu sebelum diganti dengan sample lain.

Adapun hasil pengukuran yang diperoleh dengan menggunakan

piknometer dari pengolahan data, yakni kerapatan aquadest, metanol, dan gliserol

berturut-turut adalah 0,9944 gr/cm, 0,7939 gr/cm3, dan 1,0537 gr/cm3 sedangkan

bobot jenis dari aquadest, metanol, dan gliserol berturut-turut adalah 1 gram,

0,7969 gram, dan 1,0579 gram .

Sama halnya seperti neraca westphalt, pengukuran kerapatan dan bobot

jenis dengan menggunakan piknometerpun memiliki kekurangan, yaitu pada

piknometer tak boleh terdapat rongga kosong untuk memperoleh hasil yang

akurat, jika terdapat rongga kosong sedikit saja, maka volumenya akan berkurang.

Pada pengukuran yang telah dilakukan, sangatlah berbeda jauh dengan

kenyataannya, dimana kerapatan aquadest pada literatur sebesar 1 g/cm3,

sedangkan metanol sebesar 0,81 g/cm3. Hal ini mungkin disebabkan karena

15
pembacaan skala neraca yang kurang teliti dan juga terkontaminasinya alat

pengukuran dengan zat lain yang disebabkan oleh ketidakbersihan alat pengukur.

Selain itu, faktor eksternal juga berpengaruh besar, dalam hal ini yang menjadi

faktor eksternalnya salah satunya yaitu suhu.

16
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil pengukuran yang diperoleh dengan menggunakan neraca westphalt

dari pengolahan data, yakni kerapatan aquadest, metanol, dan gliserol

berturut-turut adalah 1,0789 gr/cm3, 0,7795 gr/cm3, 1,0791 gr/cm3, sedangkan

bobot jenis dari aquadest, metanol, dan gliserol berturut-turut adalah 1,0809 gram,

0,7809 gram, dan 1,0809 gram.

Hasil pengukuran yang diperoleh dengan menggunakan piknometer dari

pengolahan data, yakni kerapatan aquadest, metanol, dan gliserol berturut-turut

adalah 0,994454 gr/cm, 0,7938 gr/cm3, dan 1,0537 gr/cm3 sedangkan bobot jenis

dari aquadest, metanol, dan gliserol berturut-turut adalah 1 gram, 0,7969 gram,

dan 1,0579 gram.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat saya berikan pada percobaan kali ini yakni

seharusnya laboratorium mengadakan alat aerometer dalam laboratorium Kimia

Fisika, karena alat tersebut sangat dibutuhkan mahasiswa sebagai tambahan

pengalaman dalam melakukan penelitian di laboratorium

17
DAFTAR PUSTAKA

Cawley, M. F., dkk., 2005, Measurement of The Temperature of Density


Maximum of Water Solutions Using A Convective Flow Technique
(online), http://eprint.nuim.ie/935/diakses tanggal 27 Februari 2010.
Keenan, C. W., Kleinfelter, D. C., dan Wood J. H., 1989, Kimia Untuk
Universitas, Erlangga, Jakarta.
Oxtoby, D., W., Gillis, H. P., dan Nachtriebe, N. H., 2001, Kimia Modern,
Erlangga, Jakarta.
Petrucci, R. H., dan Suminar, 1992, Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta.

Taba, P., Zakir, M., Fauziah, St., 2009, Penuntun Praktikum Kimia Fisika,
Universitas Hasanuddin, Makassar.

Tipler P. A., 1991, Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

18
LEMBAR PENGESAHAN

MAKASSAR, MARET 2010

ASISTEN PRAKTIKAN

(TIUR MAULI SINAGA) (YUSI ANDA RIZKY)

19
BAGAN PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS

A. Penentuan bobot jenis dengan neraca Westphalt

AQUADEST

- diisi dalam gelas ukur secukupnya

- diukur dan dicatat suhunya

- penyelam dimasukkan ke dalam gelas ukur tersebut

- lengan neraca diatur sehingga penyelam ± 2 cm dari permukaan

cairan

- anting-anting diletakkan pada skala lengan tunggal

- skala dibaca mulai dari anting yang terbesar sampai yang terkecil

DATA

Aquadest diganti dengan metanol dan gliserol

B. Penentuan bobot jenis dengan piknometer

AQUADEST

- diisi ke dalam piknometer (sebelumnya piknometer yang kosong

sudah ditimbang)

- ditutup dan dicatat suhunya

- piknometer yang berisi akuades ditimbang dan dicatat bobotnya

DATA

Aquadest diganti dengan metanol dan gliserol

20

You might also like