Professional Documents
Culture Documents
KIMIA FISIKA
PERCOBAAN
KELOMPOK : II ( DUA )
PENDAHULUAN
padat dan fluida. Zat padat cenderung tegar dan mempertahankan bentuknya,
cairan yang mengalir di bawah gravitasi sampai menempati daerah terendah yang
penampungannya tanpa perduli bentuk. Perbedaan antara zat padat dan cairan tak
terlalu tajam.
eksternal. Perubahan dalam volume ini relatif kecil, sehingga dapat dkatakan
bahwa kerapatan kebanyakan zat padat dan cairan hampir tak bergantung pada
temperatur dan tekanan, sehingga temperatur dan tekanan harus dinyatakan bila
memberikan kerapatan gas. Kerapatan gas sangat kecil bila dibandingkan dengan
air dengan senyawa-senyawa lain. Dalam hal ini adalah metanol dan gliserol,
2
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
metanol, dan gliserol dengan menggunakan neraca westphalt dan piknometer serta
metode neraca westphalt dan piknometer serta dapat mengetahui bobot jenis dari
setiap bahan kimia yang digunakan dalam percobaan ini seperti akuades, metanol,
dan gliserol. Selain itu juga praktikan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kerapatan dapat diartikan sebagai suatu sifat penting dari suatu zat rasio
1 centimeter kubik air, kerapatan air dalam satuan CGS adalah 1 g/cm3, dimana
kerapatan air adalah 1,00 kh/L. Bila kerapatan suatu benda lebih besar dari
kerapatan air, maka benda akan tenggelam dalam air. Bila kerapatannya lebih
Suatu sifat yang besarnya tergantung pada jumlah bahan yang diselidiki
disebut sifat intensif. Baik massa maupun volume adalah sifat ekstensif, suatu
sifat yang tergantung pada sifat ekstensif disebut juga sifat intensif. Rapatan yang
merupakan perbandingan antara massa dan volume adalah sifat intensif (Petrucci,
1999).
ilmiah karena tidak tergantung pada jumlah bahan yang sudah diteliti. Dimana
volume berubah menurut suhu sedangkan massa tetap, maka rapatan merupakan
Berkaitan erat dengan rapatan ialah bobot jenis (specific grafity). Bobot
jenis suatu zat ialah angka banding massanya dan massa air pada volume yang
sama dan temperatur tertentu. Untuk menentukan bobot jenis suatu cairan, dapat
digunakan suatu wadah dengan volume cermat, yang disebut labu volumetrik
4
Dalam praktek, bobot jenis ditentukan dengan cara membandingkan bobot
zat pada volume tertentu dengan bobot air pada volume yang sama pada suhu
kamar (T oC) sehingga bobot jenis menurut defenisi lama diberikan nama lain
yaitu kerapatan atau densitas (d) atau sering diberi lambing dt4. Bobot jenis
menurut defenisi baru diberi nama gravitas spesifik (specific gravity), Stg. Untuk
mencari harga dt4, harga Stg yang diperoleh dari hasil pengukuran dikalikan
dengan harga dtaq yakni kerapatan atau densitas air pada suhu kamar, T oC (Taba
dkk., 2010).
density decreases with further heating in the usual manner. The magnitude of this
anomalies in the behavior of water is as yet well understood (Cawley dkk., 2005).
Sebagian besar zat akan memuai jika dipanaskan, kecuali air, bila air
dipanaskan pada suhu 0 oC dan pada tekanan satu atmosfer, densitasnya akan
meningkat ke nilai maksimum 999,972 kg/m3 pada 3,98 oC. Setelah itu, kerapatan
ekspansi anomali air atas titik beku. Sampai saat ini, tak satupun dari anomali ini
5
Rapatan suatu sample ialah nisbah massa terhadap volumenya (Oxtoby
dkk., 2001)
Rapatan =
Satuan dasar massa dalam satuan SI dibahas dalam lampiran ialah kilogram (kg)
tetapi ini sering kali terlalu besar untuk keperluan praktis di kimia. Yang sering di
gunakan ialah gram, selanjutnya gram merupakan satuan baku untuk menyatakan
massa molar. Ada beberapa satuan untuk volume yang sering digunakan. Satuan
SI dasar ialah meter kubik (m3) yang juga sangat jarang digunakan untuk
keperluan laboratorium. Oleh karena itu untuk volume kita menggunakan liter
tekanan dan suhu ketika pengukuran. Untuk beberapa zat terutana zat dan cairan
volume akan mudah diukur tanpa ada massanya, dan bila rapatannya diketahui,
maka fakta konversi antara volume dan massa dapat diperoleh (Oxtoby dkk.,
2001).
Bila kerapatan suatu benda lebih besar daripada kerapatan air, maka benda
akan tenggelam dalam air. Bila kerapatan lebih kecil, maka benda akan
tercelup ke dalam cairan. Walaupun kebanyakan benda zat padat dan cairan
pertambahan eksternal, perubahan dalam volume ini relatif kecil, sehingga dapat
dikatakan bahwa kerapatan kebanyakan berasal dari zat padat dan cairan hampir
tak bergantung pada temperatur dan tekanan, sehingga tekanan dan temperatur
6
Westphalt balance atau neraca Mohr lebih akurat dibandingkan dengan
prinsip Archimedes, kesusaian berat dari zat pada benda yang mengapung.
lengan neraca Mohr hingga berada pada skala nol. Penyelam dimasukkan ke
dalam zat cair yang kerapatannya ingin dicari. Berat yang paling kecil diatur
Ada banyak anting yang digunakan sebagai pemberat, dengan berat masing-
masing berbeda, dimulai dari 0,1 g, 0,01 g, 0,001 g, dan seterusnya. Pada skala
memberikan jumlah angka yang dibaca, jika pada pemberat 0,1 g pada skala 9,
0,01 g pada skala 8 dan 0,001 pada skala 7, maka bobot jenisnya adalah 0,987.
Suhu dibaca pada termometer yang terdapat pada penyelam (0xtoby dkk., 2001).
7
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain aquadest, metanol,
3.2 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu satu set neraca Westphalt,
satu set piknometer 25 mL, neraca analitik, pipet tetes, gelas piala 100 mL, labu
sampai mencapai batas skala atas, suhu aquades diukur dan dicatat, penyelam
skala lengan tunggal mulai dari anting terbesar hingga anting yang terkecil
sehingga neraca Westphalt setimbang, angka skala yang ada antingnya dibaca
mulai dari anting yang terbesar ke anting yang terkecil, gelas ukur dan penyelam
lain.
3.3.2 Piknometer
8
dalam piknometer hingga mencapai garis batas, menutup piknometer hingga tidak
ada lagi gelembung lalu dibersihkan dan dikeringkan pada dinding luar
piknometer yang berisi aquadest ditimbang kembali, hasil pengamatan dicatat dan
9
BAB IV
Pembacaan Skala
Bobot
No. Nama Contoh Anting I Anting Anting Anting
Jenis
IIa IIb IV
1. Aquadest
9 9 - 9
0,9909
2. Metanol
7 6 3 2
0,7902
3. Gliserol
9 9 9 9
1,0809
Tabel 2. Piknometer
BOBOT (gram)
SUHU
NO NAMA CONTOH piknometer piknometer +
sampel (⁰C)
kosong sampel
10
4.2 Perhitungan
a. Aquadest
Stg = 0,9909
= 0.9909 x 0,9982
= 0,9891 gr/cm3
b. Metanol
Stg = 0,7902
11
= 0,7902 x 0.9983
= 0,7889 gr/cm3
c. Gliserol
Stg = 1,0809
= 1,0809 x 0.998325
= 1,0791 gr/cm3
4.2.2 Piknometer
a. Aquadest
Stg = = =1
= 1 x 0,9944
= 0,9944 gr/cm
12
b. Metanol
Stg = = = 0,7969
= 0,7969 x 0.9962
= 0,7939 gr/cm3
c. Gliserol
Stg = = = 1,0579
= 1,0579 x 0.9960
= 1,0537 gr/cm3
4.3 Pembahasan
Pada percobaan kali ini yakni dalam penentuan kerapatan dan bobot jenis,
dan piknometer. Adapun bahan-bahan yang akan di ukur kerapatan dan bobot
13
Pada pengukuran kerapatan dan bobot jenis dengan neraca westphalt, hal
pertama yang harus dilakukan yakni neraca dikalibrasi untuk mendapatkan hasil
perhitungan normal, adapun bahan yang akan di ukur dimasukkan ke dalam gelas
ukur hingga tanda batas pada penyelam. Penyelam dari neraca westphalt disini
memiliki peranan yang sangat penting karena dari penyelam itulah kita dapat
menentukan bobot dari bahan. Oleh karenanya, pada saat melakukan pemasangan
penyelam harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Penyelam tersebut tak boleh
berkontak langsung dengan dinding gelas ukur karena akan mempengaruhi hasil
dari pengukuran. Bahan yang dimasukkan pada gelas ukur harus berada 2 cm dari
permukaan larutan atau tanda batas pada penyelam. Lalu untuk menentukan nilai
neraca memiliki berat yang berbeda-beda. Mulai dari 0,1 gram, 0,01 gram,
0,001 gram dan 0,0001 gram. Maka dari itu, makin banyak anting yang
dipergunakan maka makin banyak pula angka desimal yang diperoleh dan
westphalt, yakni tidak pernah terdapat 2 bandul dalam 1 gantungan, karena neraca
westphalt tidak dapat mengukur bobot jenis suatu larutan yang lebih dari sama
dengan 1 g/cm3 tetapi hanya dapat mengukur dibawah 1 g/cm3. Adapun hasil
adalah 0,9891 gr/cm3, 0,7889 gr/cm3, 1,0791 gr/cm3, sedangkan bobot jenis dari
14
aquadest, metanol, dan gliserol berturut-turut adalah 0,9909 gram, 0,7889 gram,
piknometer terlebih dahulu. Jika tak dilakukan hal tersebut, maka zat atau bahan
yang akan ditimbang sudah terkontaminasi zat-zat lain, hal ini akan berpengaruh
pada kemurnian zat tersebut dan mempengaruhi bobot piknometer yang kosong.
kemudian ditimbang. Adapun bobot dari bahan dapat ditentukan dari selisih
antara bobot bahan + piknometer dengan bobot piknometer kosong. Sama seperti
piknometer dari pengolahan data, yakni kerapatan aquadest, metanol, dan gliserol
berturut-turut adalah 0,9944 gr/cm, 0,7939 gr/cm3, dan 1,0537 gr/cm3 sedangkan
bobot jenis dari aquadest, metanol, dan gliserol berturut-turut adalah 1 gram,
piknometer tak boleh terdapat rongga kosong untuk memperoleh hasil yang
akurat, jika terdapat rongga kosong sedikit saja, maka volumenya akan berkurang.
sedangkan metanol sebesar 0,81 g/cm3. Hal ini mungkin disebabkan karena
15
pembacaan skala neraca yang kurang teliti dan juga terkontaminasinya alat
pengukuran dengan zat lain yang disebabkan oleh ketidakbersihan alat pengukur.
Selain itu, faktor eksternal juga berpengaruh besar, dalam hal ini yang menjadi
16
BAB V
5.1 Kesimpulan
bobot jenis dari aquadest, metanol, dan gliserol berturut-turut adalah 1,0809 gram,
adalah 0,994454 gr/cm, 0,7938 gr/cm3, dan 1,0537 gr/cm3 sedangkan bobot jenis
dari aquadest, metanol, dan gliserol berturut-turut adalah 1 gram, 0,7969 gram,
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan pada percobaan kali ini yakni
17
DAFTAR PUSTAKA
Taba, P., Zakir, M., Fauziah, St., 2009, Penuntun Praktikum Kimia Fisika,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Tipler P. A., 1991, Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
18
LEMBAR PENGESAHAN
ASISTEN PRAKTIKAN
19
BAGAN PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS
AQUADEST
cairan
- skala dibaca mulai dari anting yang terbesar sampai yang terkecil
DATA
AQUADEST
sudah ditimbang)
DATA
20