You are on page 1of 8

Prinsip-prinsip Rencana Perawatan dan Evaluasi pasien

(Tucker, 1998; Matthew et al,2001)

Riwayat Penyakit

Riwayat pasien akan mengindikasikan harapan dan perhatian pasien pada perawatan. Umur dan
kesehatan pasien akan mempengaruhi rencana perawatan, seperti pasien usia muda dengan
resorbsi tulang alveolar yang berat dapat sabar terhadap perawatan bedah yang kompleks
dibandingkan pasien usia tua dengan morfologi tulang yang sama.

Riwayat penyakit mencakup informasi penting seperti status resiko pasien terhadap tindakan
bedah, dengan perhatian khusus kepada penyakit sistemik pasien yang dapat mempengaruhi
penyembuhan luka jaringan lunak dan jaringan keras.

Pemeriksaan Klinis

Hal ini mencakup penilaian intra oral dan ekstra oral secara umum dari jaringan lunak dan
jaringan keras dan analisa khusus dari daerah yang akan ditempati gigi tiruan. Penilaian tinggi,
lebar dan bentuk tulang alveolar secara umum, dan memperhatikan apakah terdapat undercut
tulang dan posisi dari struktur anatomi jaringan sekitar seperti mental neuro-vascular bundle.
Juga dinilai kedalaman dari sulkus bukal,posisi dan ukuran frenulum, perlekatan otot dan kondisi
dari tulang alveolar.

Kebersihan rongga mulut pasien harus baik sehingga dapat dilakukan tindakan bedah dan untuk
menghindari komplikasi atau hasil pembedahan yang buruk.

Pemeriksaan khusus

Pemeriksaan radiografi berguna untuk menilai kondisi dari tulang rahang. Panoramik foto
berguna untuk mengetahui kualitas keseluruhan dari tulang alveolar dan untuk melihat adanya
sisa akar gigi atau kelainan patologi yang lain (seperti kista rahang). Lateral cephalostat atau
cephalogram photo dapat digunakan untuk melihat hubungan skeletal antero-posterior dan tinggi
tulang alveolar bagian anterior. Periapikal photo berguna bila akan dilakukan pengambilan sisa
akar sebelum pembuatan gigi tiruan.

Studi model cetakan berguna memudahkan rencana perawatan (terutama bila terdapat ketidak
sesuaian secara skeletal) dan membantu menjelaskan rencana prosedur bedah kepada pasien.

Model wax-up dari gigi tiruan membantu untuk memperlihatkan hasil akhir secara estetis.

Penatalaksanaan sebelum operasi(Stephens, 1997)


1. Evaluasi yang seksama terhadap pasien adalah yang terpenting dalam

menentukan apakah seseorang diindikasikan untuk pembedahan dan

prosedur perawatan apa yang paling tepat.

2. Kemampuan fisik dan psikologi pasien untuk bertoleransi terhadap protesa

konvensional harus ditentukan sejak awal dalam proses evaluasi. Beberapa pasien tidak
dapat beradaptasi dengan protesa konvensional bagaimanapun baiknya dan cekatnya
protesa tersebut.

3. Konsultasi dengan seorang prostodonsia sangat penting dalam menentukan prosedur yang
tepat menghadapi kebutuhan perawatan protetik bagi setiap pasien.
4. Pertimbangan lainnya adalah usia pasien, fisik, status kesehatan mental, keterbatasan
keuangan, kondisi jaringan keras dan lunak dari tulang alveolar.

Prosedur perawatan yang sederhana

1. Ketidak cekatan protesa merupakan penyebab yang penting terjadinya resorbsi tulang
alveolar dan problema jaringan lunak.
2. Kerusakan kecil pada tulang dan jaringan lunak dapat mencegah kecekatan protesa dan
menyebabkan suatu protesa membutuhkan mayor rekonstruksi bedah preprostetik.
Beberapa prosedur operasi tertentu dapat berlangsung dengan anestesi lokal untuk
memperbaiki kecekatan protesa.

Tahapan bedah preprostetik

Berbagai macam teknik dapat digunakan, baik sendiri atau dikombinasi, untuk mempertahankan
dan memperbaiki daerah yang akan ditempati gigi tiruan. Secara umum ada tiga golongan dari
bedah preprostetik :

1. Bedah jaringan lunak yang mengalami hiperlpasia

2. Vestibuloplasy.
3. Tahapan pembentukan tulang .

1. Bedah Jaringan Lunak :

Meliputi Papillary hyperplasia, fibrous hyperplasia, flabby ridge, . Papillary hyperplasia


merupakan suatu kondisi yang terjadi pada daerah palatal yang tertutup oleh protesa, dimana
kelihatan adanya papilla yang multipel dan mengalami peradangan. Fibrous hyperplasia dapat
terjadi karena adanya trauma dari gigi tiruan dan adanya resorpsi tulang secara patologis atau
fisiologis sehingga menyebabkan peradangan dan adanya jaringan fibrous diatas linggir tulang
alveolar. Flabby ridge yaitu adanya jaringan lunak yang berlebih dimana terlihat jaringan lunak
yang bergerak tanpa dukungan tulang yang memadai.

2. Vestibuloplasty

 Vestibuloplasty, suatu tindakan bedah yang bertujuan untuk meninggikan sulkus vestibular
dengan cara melakukan reposisi mukosa , ikatan otot dan otot yang melekat pada tulang yang
dapat dilakukan baik pada maksila maupun pada mandibula dan akan menghasilkan sulkus
vestibular yang dalam untuk menambah stabilisasi dan retensi protesa. Vestibulum dangkal dapat
disebabkan resorbsi tulang alveolar, perlekatan otot terlalu tinggi, adanya infeksi atau trauma.

Tidak semua keadaan sulkus vestibular dangkal dapat dilakukan vestibuloplasty tetapi harus ada
dukungan tulang alveolar yang cukup untuk mereposisi N. Mentalis, M. Buccinatorius dan M.
Mylohyiodeus. Banyak faktor yang harus diperhatikan pada tindakan ini antara lain : Letak
foramen mentalis, Spina nasalis dan tulang malar pada maksila.

Macam-macam tehnik vestibuloplasty : Vestibuloplaty submukosa

Vestibuloplasty dengan cangkok kulit pada bagian bukal


Vestibuloplasty dengan cangkok mukosa yang dapat diperoleh dari mukusa bukal atau palatal

3. Frenektomi.

Frenektomi, suatu tindakan bedah untuk merubah ikatan frenulum baik frenulum labialis atau
frenulum lingualis. Frenulum merupakan lipatan mukosa yang terletak pada vestibulum mukosa
bibir, pipi dan lidah.
6

a. Frenulum labialis
Pada frenulum labialis yang terlalu tinggi akan terlihat daerah yang pucat pada saat bibir
diangkat ke atas. Frenektomi pada frenulum labialis bertujuan untuk merubah posisi frenulum
kalau diperlukan maka jaringan interdental dibuang. Pada frenulum yang menyebabkan diastema
sebaiknya frenektomi dilakukan sebelum perawatan ortodonti .

Macam-macam frenektomi : - Vertical incision


- Crossdiamondincision
- Tehnik Z Plasty

Frenektomi pada frenulum labialis inferior

Frenektomi pada frenulum labialis superior

b. Frenulum lingualis yang terlalu pendek.


Pada pemeriksaan klinis akan terlihat : Gerakan lidah terbatas, Gangguan bicara , gangguan
penelanan dan pengunyahan. Frenektomi frenulum lingualis pada anak-anak dianjurkan sedini
mungkin karena akan membantu proses bicara, perkembangan rahang dan menghilangkan
gangguan fungsi yang mungkin terjadi. Sedangkan pada orang dewasa dilakukan karena adanya
oral hygiene yang buruk. Cara pembedahan dilakukan dengan insisi vertikal dan tindakannya
lebih dikenal sebagai ankilotomi

4. Alveolplasty

Alveoloplasty adalah prosedur bedah yang biasanya dilakukan untuk mempersiapkan linggir
alveolar karena adanya bentuk yang irreguler pada tulang alveolar berkisar dari satu gigi sampai
seluruh gigi dalam rahang, dapat dilakukan segera sesudah pencabutan atau dilakukan tersendiri
sebagai prosedur korektif yang dilakukan kemudian.

a. Simple alveolplasty/ Primary alveolplasty


Tindakan ini dilakukan bersamaan dengan pencabutan gigi , setelah

pencabutan gigi sebaiknya dilakukan penekanan pada tulang alveolar soket gigi yang dicabut .
Apabila setelah penekanan masih terdapat bentuk yang irreguler pada tulang alveolar maka
dipertimbangkan untuk melakukan alveolplasty. Petama dibuat flap mukoperiosteal kemudian
bentuk yang irreguler diratakan dengan bor , bone cutting forcep atau keduanya setelah itu
dihaluskan dengan bone file. Setelah bentuk tulang alveolar baik dilakukan penutupan luka
dengan penjahitan. Selain dengan cara recontouring tadi apabila diperlukan dapat disertai dengan
tindakan interseptal alveolplasty yaitu pembuangan tulang interseptal, hal ini dilakukan biasanya
pada multipel ekstraksi.

8
b. Secondary alveolplasty.
Linggir alveolar mungkin membutuhkan recountouring setelah beberapa lama

pecabutan gigi akibat adanya bentuk yang irreguler. Pembedahan dapat dilakukan dengan
membuat flap mukoperiosteal dan bentuk yang irregular dihaluskan dengan bor, bone cutting
forcep dan dihaluskan dengan bone file setelah bentuk irreguler halus luka bedah dihaluskan
dengan penjahitan.

Pada secundary alveolplasty satu rahang sebaiknya sebelum operasi dibuatkan dulu “ Surgical
Guidance “ Yang berguna sebagai pedoman pembedahan.

” Surgical Guidance “

5. Alveolar augmentasi.

Pada keadaan resorbsi tulang yang hebat , maka diperlukan tindakan bedah yang lebih sulit
dengan tujuan : Menambah besar dan lebar tulang rahang, menambah kekuatan rahang,
memperbaiki jaringan pendukung gigi tiruan.

Terdapat beberapa cara untuk menambah ketinggian linggir alveolar Yaitu : a. Dengan cangkok
tulang autogenous, tulang dapat diperoleh tulang iliak

atau costae

b. Dengan melakukan osteotomi. Visor Osteotomi

Sandwich osteotomi
10

c. Penambahan dengan menggunakan Hydroxilapatit.


Hidroxilapatit merupakan suatu bahan alloplastik yang bersifat

Biocompatible yang dapat digunakan untuk menambah ketinggian tulang alveolar.

6. Oral tori.

Oral tori merupakan tonjolan tulang yang dapat terjadi pada mandibula atau maksila. Oral tori
merupakan lesi jinak, tumbuhnya lambat, tidak menimbulkan rasa sakit, pada palpasi terasa
keras, terlokalisir dan berbatas jelas, etiologi belum diketahui dengan pasti tetapi beberapa ahli
menduga terjadi karena adanya proses inflamasi pada tulang.

Pembedahan terhadap oral tori jarang dilakukan , kecuali pada keadaan terdapatnya gangguan
pembuatan protesa yang tidak dapat diatasi sehingga harus dilakukan pembedahan.

Terdapat 2 macam oral tori yaitu : a. Torus mandibularis

Biasanya terdapat pada lingual rahang bawah didaerah kaninus atau premolar kiri dan kanan,
bisa single atau mulriple. Bila diperlukan dapat dilakukan eksisi .

11
b. Torus palatinus.
Torus palatinus terdapat pada palatum sepanjang sutura palatinus

media dan dapat meluas ke lateral kiri dan kanan. Ukurannya bervariasi

pada torus palatinus berukuran besar dapat mengganggu fungsi bicara dan pengunyahan.
Pembedahan dilakukan apabila terdapat

gangguan fungsi bicara dan pengunyahan.

You might also like